Anda di halaman 1dari 9

Pemeriksaan Kas dan Setara Kas

Ditujukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengauditan

Asti Widita Palupi 175020301111009 085236338053

Ananda Pratama Putra 175020301111025 083848744073

Anggi Nuthfatin Fara D. 175020301111034 082233998537

Ade Rizky Aulia 175020301111039 082134609391

Nuri Maulidia 175020301111040 081379823515

Renata Dea Puspita 175020301111042 081217236824

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2019
A. Sifat dan Contoh Kas dan Setara Kas
B. Tujuan Pemeriksaan (Audit Objectives) Kas dan Setara Kas
1. Untuk memeriksa apakah terdapat pengendalian internal yang cukup baik atas kas dan
setara kas serta transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank.
Maksud dan ciri a-f
g. Blanko check dan giro harus disimpan ditempat yang aman supaya tidak
disalahgunakan, selain itu harus dihindari penandatanganan check dalam bentuk
blanko. Pada saat penandatanganan check harus dilampirkan bukti-bukti pendukung
yang lengkap.
h. Sebaiknya check dan giro ditulis atas nama dan check/giro ditandatangani oleh 2
orang untuk menghindari penyalahgunaan.
i. Sebaiknya kasir diasuransikan atau diminta menyerahkan uang jaminan, untuk back
up seandainya terjadi kehilangan uang atau kecurangan yang dilakukan oleh kasir.
j. Digunakan kuitansi yang bernomor urut tercetak (prenumbered).
k. Bukti-bukti pendukung dari pengeluaran kas yang sudah dibayar harus distempel
lunas, untuk menghindari kemungkinan untuk diproses pembayarannya dua kali.
2. Untuk memeriksa apakah saldo kas dan setara kas yang ada di laporan posisi keuangan
per tanggal neraca betul-betul ada dan dimiliki perusahaan (existence).
 Maksudnya auditor harus meyakinkan dirinya bahwa kas dan setara kas yang
dimiliki perusahaan betul-betul ada dan dimilki perusahaan dan bukan milik
pribadi direksi atau pemegang saham. Oleh karena itu, auditor harus melakukan
kas opname dan mengirim konfirmasi bank.
3. Untuk memeriksa apakah semua transaksi yang menyangkut penerimaan dan
pengeluaran kas betul-betul terjadi dan tidak ada transaksi fiktif (occurance).
4. Untuk memeriksa apakah semua transaksi yang menyangkut penerimaan dan
pengeluaran kas semuanya sudah dicatat dalam buku penerimaan kas dan pengeluaran
kas, tidak ada yang dihilangkan (completeness).
5. Untuk memeriksa apakah semua transaksi yang menyangkut penerimaan dan
pengeluaran kas sudah dicatat akurat, tidak ada kesalahan perhitungan matematis,
tidak ada salah posting dan klasifikasi (accuracy, posting, summarization, and
classification).
6. Untuk memeriksa apakah semua transaksi yang menyangkut penerimaan dan
pengeluaran kas sudah dicatat pada waktu yang tepat, tidak terjadi pergeseran waktu
pencatatan (timing).
7. Untuk memeriksa apakah ada pembatasan untuk penggunaan saldo kas dan setara kas.
 Jika perusahaan menyisihkan sebagian dana yang dimiliki untuk keperluan
pelunasan obligasi berikut bunganya maka dana tersebut tidak dapat dilaporkan
sebagai bagian dari kas di aset lancar. Begitu juga jika ada saldo rekening giro
yang dibekukan karena perusahaan tersangkut masalah hukum, maka saldo
tersebut tidak boleh dilaporkan sebagai bagian dari kas di aset lancar. Hal tersebut
harus di jelaskan di catatan atas laporan keuangan.
8. Untuk memeriksa, seandainya ada saldo kas dan setara kas dalam valuta asing, apakah
saldo tersebut dikonversikan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah BI
pada tanggal neraca dan apakah selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan atau
dikreditkan ke laba rugi komprehensif tahun berjalan.
 Contoh : 31 Desember 2017 perusahaan mempunyai saldo bank US$10.000 yang
di buku besar dicatat dalam rupiah sebesar Rp 130.000.000.
Misal, kurs BI per 31 Desember 2017 :
- Kurs jual US$ 1 = Rp 13.500
- Kurs beli US$ 1 = Rp 13.300

Maka saldo US$10.000 tersebut harus di konversikan ke dalam rupiah dengan


menggunakan kurs US$ 1 = Rp 13.400. Oleh karena itu harus dibuat
penyesuaian:

Bank Rp 4.000.000

Laba selisih kurs Rp 4.000.000

9. Untuk memeriksa apakah penyajian di laporan posisi keuangan sesuai dengan standar
akuntansi keuangan di Indonesia (presentation and disclosure).
 Menurut SAK :
- Kas dan setara kas disajikan di laporan posisi keuangan sebagai aset lancar .
- Kas dan setara kas yang penggunaannya dibatasi dapat dimasukkan dalam aset
lancar hanya jika pembatasan tersebut dilakukan untuk menyisihkan dana
untuk melunasi kewajiban jangka pendek atau jika pembatasan tersebut hanya
berlaku selama satu tahun.
- Saldo kredit pada perkiraan bank disajikan pada kelompok kewajiban sebagai
kewajiban jangka pendek.

Saldo kredit dan debit rekening giro pada bank yang sama dapat digabung dan
disajikan pada laporan posisi keuangan sebagai satu kesatuan.

C. Prosedur Pemeriksaan Kas dan Setara Kas


1. Pahami dan evaluasi IC atas kas dan setara kas serta transaksi penerimaan dan
pengeluaran kas dan bank
2. Buat Top Schedule kas dan setara kas per tanggal neraca
3. Lakukan Cash Count per tanggal neraca
4. Kirim konfirmasi atau dapatkan pernyataan saldo dari kasir dlm hal tdk dilakukan
kas opname
5. Kirim konfirmasi untuk seluruh rekening bank yang dimiliki perusahaan
6. Minta rekonsiliasi bank per tanggal neraca
7. Lakukan pemeriksaan atas rekonsiliasi tersebut
8. Review jawaban konfirmasi dari bank, notulen rapat dan perjanjian kredit
9. Periksa inter bank transfer ± 1 minggu sebelum dan sesudah tanggal neraca
10. Periksa transaksi kas sesudah tanggal neraca sampai mendekati tanggal selesainya
pemeriksaan lapangan
11. Seandainya ada saldo kas dan setara kas dalam mata uang asing per tanggal neraca,
periksa apakah saldo tsb sdh dikonfirmasi ke dalam rupiah dgn menggunakan kurs
tengah BI dan apakah selisihnya sdh dibebankan pada laba rugi tahun berjalan
12. Periksa apakah penyajian kas dan setara kas di neraca dan catatan atas laporan
keuangan , sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia
13. Buat kesimpulan Top Schedule kas dan setara kas atau di memo tersendiri
mengenai kewajaran dari cash on hand dan in bank, setelah menjalankan audit di
atas.

Penjelasan prosedur pemeriksaan kas dan setara kas

1. Pahami dan evaluasi internal control kas dan setara kas serta transaksi
penerimaan dan pengeluaran kas dan bank.
Proses memaham dan mengevalusi inetrnal control atas kas dan setara kas serta
transaksi penerimaan dan pengeluran kas dan Bank merupakan bagian yang sangat
penting dalam suatu proses pemeriksaan akuntan. Kas dan setara kas dalam
perusahaan sering dikatakan sebagai darah dalam tubuh manusia. Jika perusahaan
mengalami kesulitan uang, sama seperti manusia yang “lesu darah“ atau
“kekurangan darah“.
Selain itu hampir semua transaksi perusahaan menyangkut kas dan setara kas.
Hasil evaluasi internal control atas kas dan bank serta transaksi penerimaan dan
pengeluaran kas dan bank berupa kesimpulan apakah internal control tersebut
berjalan efektif atau tidak jika auditor menyimpulkan bahwa internal control
efektif, berarti luasnya pengujian atas kewajaran saldo kas dan setara kas per
tanggal laporan posisi keuangan (neraca) bias dipersempit, karena kemungkinan
terjadinya kesalahan adalah kecil dan jika kesalahan terjadi akan bias segera
ditemukan oleh pihak perusahaan. Untuk memahami internal control yang terdapat
di perusahaan auditor bias melakukan tanya jawab dengan klien dengan
menggunakan internal control questionnaires. Kemudian hasil tanya jawab
digambarkan lebih lanjut dalam flowchart, dan (jika dianggap perlu) dalam bentuk
cerita (narrative).
Garis besar sistem dan prosedur penerimaan dan pengeluaran kas/bank pada PT
RENIKU adalah sebagai berikut:
No Uraian Dilakukan Oleh

1. Memeriksa faktur-faktur yang jatuh tempo Bagian Keuangan


untuk ditagih.
2. Membuat daftar penagihan dalam rangkap dua. Bagian Keuangan
3. Memeriksa daftar penagihan dan faktur yang Bagian Keuangan
disiapkan untuk ditagih kemudian
menyerahkan kepada kasir.
4. Membuat kuitansi dalam tiga rangkap yang Kasir
disetujui dan ditandatangani oleh manajer
keuangan dimana lembar pertama dan kedua
diserahkan kepenagih sedangkan lembar ketiga
untuk arsip.
5. Menyerahkan faktur dan daftar penagihan Kasir
kuitansi kepenagih.
6. Melakukan penagihan kepelanggan dan Penagih
meminta pelanggan yang sudah membayar
untuk menandatangani kuitansi.
7. Menerima uang/cek/giro dan kuitansi lembar Penagih
kedua yang sudah ditandatangani.
8. Mengisi daftar penagihan dalam rangkap dua Penagih
tentang jumlah yang dapat ditagih dan tidak
dapat ditagih.
9. Menyerahkan kuitansi lembar kedua, Penagih
uang/cek/giro beserta daftar penagihan yang
sudah diisi kasir dimana daftar penagihan
lembar pertama untuk bagian akuntansi dan
lembar kedua untuk arsip kasir.
10. Membuat voucher penerimaan dalam rangkap Kasir
dua dan menyerahkan cek/giro yang diterima
bersama voucher penerimaan kepada manajer
keuangan.
11. Menandatangani voucher penerimaan dan Manajer Keuangan
menyimpan cek/giro yang diterima untuk
disetor kebank saat jatuh tempo.
12. Menyerahkan voucher penerimaan yang sudah Manajer Keuangan
ditandatangani kepada kasir dimana lembar
pertama untuk bagian akuntansi dan lembar
kedua untuk arsip kasir
13. Membuat bukti penerimaan kas dalam dua Kasir
rangkap. Lembar pertama untuk bagian
akuntansi dan lembar kedua untuk arsip kasir.
14. Membuat laporan kas harian dalam dua Kasir
rangkap yang akan diperiksa dan
ditandatangani manajer keuangan. Lembar
pertama untuk bagian akuntansi dan lembar
kedua untuk arsip kasir.
15. Menyerahkan kuitansi lembar kedua, daftar Kasir
penagihan lembar pertama, voucher
penerimaan, bukti penerimaan kas, dan laporan
kas harian lembar pertama kepada bagian
akuntansi.
16. Mencocokan kuitansi, daftar penagihan, Bagian Akuntansi
voucher penerimaan, bukti penerimaan kas,
laporan kas dan laporan kas harian dan faktur
kemudian mencatatnya dalam buku jurnal
penerimaan kas yang secara periodic diposting
kemasing-masing buku besar dan dicatat
kekartu piutang.

Langkah berikutnya, auditor harus melakukan compliance test (pengujian


ketaatan), namun sebelumnya perlu disusun audit program untuk pengujianketaatan
atas transaksi penerimaan dan pengeluaran kas/bank sebagai berikut :
Penerimaan Kas/Bank
a) Ambil sample bukti penerimaan kas/bank secara random : misal semua
penerimaan kas yang berjumlah > Rp 10 juta ditambah 10 penerimaankas/Bank
yang berjumlah < Rp 10 juta.
b) Periksa apakah bukti penerimaan kas tersebut :
- Sudah diotorisasi pejabat perusahaan yang berwenang.
- Lengkap bukti pendukungnya (misal kuitansi bernomor urut tercetak,
deposit slip).
- Mencantumkan nomor perkiraan yang dikredit dengan benar dan
perhitungan matematikanya sudah benar.
c) Periksa apakah posting ke buku besar kas (untuk penjualan tunai) dan piutang
(untuk pelunasan piutang) serta buku besar penjualan sudah dilakukan dengan
benar. Begitu juga posting ke sub buku besar piutang.
d) Tarik kesimpulan mengenai hasil compliance test.
Pengeluaran Kas/Bank
a) Ambil sample bukti pengeluaran kas/bank secara random : semua pengeluaran
kas yang berjumlah > RP 10 juta ditambah 10 pengeuaran kas/bank berjumlah
< Rp 10 juta.
b) Periksa apakah bukti pengeluaran kas tersebut :
- Sudah diotorisasi pejabat perusahaan yang berwenang.
- Lengkap bukti pendukungnya ( misal PR,PO, supplier invoice, RR, kuitansi
dari supplier dan lain-lain).
- Mencantumkan nomor perkiraan yang di debit dengan benar.
- Perhitungan mathematisnya sudah benar.
c) Periksa apakah posting ke buku besar dan sub buku besar (misalnya hutang)
sudah dilkakukan dengan benar.
d) Tarik kesimpulan mengenai hasil compliance test.
2. Buat Top Schedule kas dan setara kas per tanggal laporan posisi keuangan
(neraca).
3. Lakukan cash count.
Jika klien menggunakan imprest fund system untuk kas kecilnya,cash count bisa
dilakukan kapan saja karena saldo kas selalu tetap. Tetapi jika digunakan
fluctuating fund system maka cash count sebaiknya dilakukan tidak jauh dari
tanggal laporan posisi keuangan agar tidak mengalami kesulitan sewaktu
melakukan perhitungan maju atau mundur ketanggal laporan posisi keuangan.
4. Kirim konfirmasi atau dapatkan pernyataan saldo dari kasir dalam hal tidak
dilakukan kas opname.
Untuk kas yang berada di cabang yang jauh dan saldonya tidak besar tidak perlu
auditor secara khusus mengunjungi cabang tersebut untuk melakukan kas opname
karena tidak berimbang cost dan benefitnya. Sehingga cukup dikirim surat
konfirmasi atau diminta pernyataan saldo dari kasir.
5. Kirim konfirmasi untuk seluruh rekening bank yang dimiliki perusahaan.
Surat konfirmasi tersebut harus ditandatangani oleh pejabat perusahaan yang nama
dan contoh tandatangannya tercantum dalam “signature card” bank perusahaan.
Konfirmasi tersebut dapat mencantumkan nomor rekening bank perusahaan tapi
akan lebih baik jika tidak dicantumkan.
Surat konfirmasi harus tetap dikirim walaupun perusahaan sudah menerima
rekening koran dari bank karena :
- Hal tersebut merupakan standard audit procedure untuk mendapatkan bahan
bukti audit.
- Yang ditanyakan dalam surat konfirmasi bukan hanya saldo bank tetapi
banyak hal lainnya seperti jumlah kredit, pendiskontoan wesel tagih,
contingent liability dan lainnya.
- Jawaban konfirmasi diminta untuk dikirim langsung keauditor sedangkan
rekening koran selalu dikirim keklien.

Anda mungkin juga menyukai