Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PERBANKAN SYARIAH

Mata Kuliah:Perbankan Syariah, BPR,dan Lembaga Keuangan Non Bank

Disusun Oleh:
Nita Dewi Rahmawati (193141514111046)
SEMESTER/KELAS: II/B

FAKULTAS PENDIDIKAN VOKASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA


JURUSAN PERBANKAN

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam. Rahmat dan
keselamatan semoga senantiasa dilimpahkan Allah Kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga
dan para sahabatnya, serta para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Dan tak lupa
penulis bersyukur atas tersusunnya makalah ini.
Tujuan kami menyusun makalah ini adalah tiada lain untuk memperkaya ilmu pengetahuan
kita semua dan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Syariah.
Kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca dan pihak-pihak yang
membutuhkan untuk dijadikan literatur. Apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Wassalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh...

Malang 29 Januari 2020

Nita Dewi

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………….. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………………. 2
C. Tujuan Penulisan …………………………………………………………………………….. 3

BAB II PEMBAHASAN
A. Menjelaskan fungsi dan tujuan sistem perbankan.............................. 4
B. Apa saja usaha bank…......................................................................... 5

BAB III PENUTUP…………………………………………………….. 6


DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………... 7

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Dasar perbankan syariah mengacu kepada ajaran agama Islam yang bersumber pada al-
Qur’an, al-Hadits/ as-Sunnah, dan Ijtihad. Ajaran agama Islam yang bersumber pada wahyu
Ilahi dan sunaturosul mengajarkan kepada umatnya untuk berusaha mendapatkan kehidupan
yang baik di dunia yang sekaligus memperoleh kehidupan yang baik di akhirat. Hal ini berarti,
bahwa dalam mengerjakan kehidupan di dunia tidak dapat dilakukan dengan menghalalkan
segala cara, tapi harus dilakukan melalui gerakan amal saleh.
“Bank Syariah adalah bank yang kegiatan usahanya dilakukan berdasarkan prinsip syariah.
Sedangkan prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam” (UU No.
21/2008 ttg Perbankan Syariah).
Bank Islam atau selanjutnya disebut dengan Bank Syariah, adalah bank yang beroperasi
dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank syariah juga dapat diartikan sebagai lembaga
keuangan/perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan Al-Qur’an
dan Hadits Nabi SAW. Antonio dan Perwataatmadja membedakan menjadi dua pengertian,
yaitu Bank Islam dan Bank yang beroperasi dengan prinsip syariah Islam. Bank Islam adalah
bank yang beroperasi dengan prinsip syariah Islam dan bank yang tata cara beroperasinya
mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al-Qur’an dan Hadits. Bank yang beroperasi sesuai
dengan prinsip syariah Islam adalah bank yang dalam beroperasinya mengikuti ketentuan-
ketentuan syariah Islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalat secara Islam.
Dalam keuangan syariah menekankan pentingnya keselarasan aktivitas keuangan
dengan norma dan tuntunan syariah. Aturan terpenting dalam kegiatan keuangan syariah
adalah pelarangan riba (memperanakan uang dan mengharapkan hasil tanpa menanggung
risiko). Ahli fiqh menilai ini sangat kental eksistensinya dalam aktivitas keuangan
konvensional.[1]
Untuk itulah pada kesempatan kali ini kelompok kami akan coba mencari tahu tentang
Perbankan Syariah secara lebih rinci yaitu mulai dari pengertian perbankan syariah, konsep
dasar perbankan syariah, fungsi perbankan syariah, peran perbankan syariah, prinsip dasar
perbankan syariah dan perbandingan perbankan syariah dengan perbankan konvensional.
Kami mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan yang kami cantumkan dalam
rumusan masalah dari kutipan-kutipan laman website di google, sumber bacaan lain berupa
artikel, majalah islam dan buku referensi terkait ekonomi islam
Semoga apa yang kami tuangkan dalam makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan
menambah wawasan pembaca makalah.
B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan fungsi dan tujuan apa saja dalam sistem perbankan?
2. Apa saja usaha – usaha bank?
C. Tujuan
1. Mengetahui fungsi dan tujuan sistem perbankan
2. Mengetahui apa saja usaha bank

BAB II
PEMBAHASAN
A. Fungsi dan tujuan apa saja dalamsistem perbankan
Dalam pasal 2, 3 dan 4 UU No 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan UU no 10
tahun 1998 tentang perbankan, dinyatakan asas, fungsi dan tujuan. Perbankan Indonesia
dalam melakukan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip
kehati-hatian. Demokrasi ekonomi itu sendiri dilaksanakan berdasarkan Pancasila dan UUD
1945.
Berdasarkan asas yang digunakan dalam perbankan, maka tujuan perbankan Indonesia adalah
menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan
pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah
peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.
Berdasarkan UU No. 10 Tahun 1998, fungsi bank di Indonesia adalah:
Sebagai tempat menghimpun dana dari masyarakat Bank bertugas mengamankan uang
tabungan dan deposito berjangka serta simpanan dalam rekening koran atau giro.
Fungsi tersebut merupakan fungsi utama bank.
Sebagai penyalur dana atau pemberi kredit Bank memberikan kredit bagi masyarakat yang
membutuhkan terutama untuk usaha-usaha produktif.

B. Apa saja usaha – usaha bank

Berdasarkan Undang-undang No.10 Tahun 1998 Bab III Pasal 5 tentang Perbankan jenis bank
terdiri dari dua yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat.
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan
atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Sedangkan Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usahanya secara konvensional atau berdasarkan prinsif syariah yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Perbedaan utama bank umum dan BPR adalah dalam hal kegiatan operasionalnya. BPR
tidak dapat menciptakan uang giral, dan memiliki jangkauan dan kegiatan operasional yang
terbatas. Selanjutnya, dalam kegiatan usahanya dianut dual bank system, yaitu bank umum
dapat melaksanakan kegiatan usaha bank konvensional dan atau berdasarkan prinsip
syariah. Sementara prinsip kegiatan BPR dibatasi pada hanya dapat melakukan kegiatan
usaha bank konvensional atau berdasarkan prinsip syariah

Berdasarkan Undang-undang No.10 Tahun 1998 Bab III Pasal 6 usaha bank umum meliputi :

1) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito
berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan
dengan itu.

2) Memberikan Kredit.

3) Menerbitkan surat pengakuan utang.

4) Membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas
perintah nasabahnya :

Surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa berlakunya tidak lebih
lama daripada kebiasaan dalam perdagangan surat-surat yang dimaksud;
Surat pengakuan utang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih lama
dari kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud;
Kertas pembendaharaan negara dan surat penjaminan pemerintah;
Sertifikat Bank Indonesia (SBI);
Obligasi;
Surat dagangan berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun;
Instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun.
5. Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah.

6. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada
bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi, maupun dengan
wesel unjuk, cek atau sarana lain.
7. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan
dengan atau antar pihak ketiga.

8. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga (save deposit
box).

9. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu


kontrak (custodian-ship).

10. Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk
surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek.

11. Membeli melalui pelelangan agunan, baik semua maupun sebagian dalam hal
debitor tidak memenuhi kewajibannya kepada bank, dengan ketentuan agunan yang
dibeli tersebut wajib dicairkan secepatnya.

12. Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit, dan kegiatan wali amanat.

13. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan pemerintah.

14. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak
bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Kegiatan Usaha Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah, meliputi :

1. Melakukan penghimpunan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan


investasi, antara lain: Giro berdasarkan pinsip wadi’ah; Tabungan berdasarkan prinsip
wadi’ah dan atau mudharabah; Deposito berjangka berdasarkan prinsip mudharabah;

2. Menyalurkan dana melalui:

Prinsip jual beli berdasarkan akad meliputi: murabahah, istishna, salam;


Prinsip bagi hasil berdasarkan akad antara lain: mudharabah, musyarakah;
Prinsip sewa menyewa berdasarkan akad antara lain: ijarah, ijarah muntahiya
bittamlik;
Prinsip pinjam meminjam berdasarkan akad qardh
3. Melakukan pemberian jasa pelayanan perbankan berdasarkan akad antara lain:
wakalah, hawalah, kafalah, rahn;
4. Membeli, menjual dan/atau menjamin atas risiko sendiri surat-surat berharga pihak
ketiga yang diterbitkan atas dasar transaksi nyata (underlying transaction) berdasarkan
Prinsip Syariah;

5. Membeli surat berharga berdasarkan Prinsip Syariah yang diterbitkan oleh


Pemerintah dan/atau BI;

6. Menerbitkan surat berharga berdasarkan Prinsip Syariah;

7. Memindahkan uang untuk kepentingan sendiri dan/atau nasabah berdasarkan


Prinsip Syariah;

8. Menerima pembayaran tagihan atas surat berharga yang diterbitkan dan melakukan
perhitungan dengan atau antar pihak ketiga berdasarkan Prinsip Syariah;

9. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat-surat berharga


berdasarkan prinsip wadi’ah yad amanah;

10. Melakukan kegiatan penitipan termasuk piñata usahaannya untuk kepentingan


pihak lain berdasarkan suatu kontrak dengan prinsip wakalah;

11. Memberikan fasilitas letter of credit (L/C) berdasarkan Prinsip Syariah;

12. Memberikan fasilitas garansi bank berdasarkan Prinsip Syariah;

13. Melakukan kegiatan usaha kartu debet, charge card berdasarkan Prinsip Syariah;

14. Melakukan kegiatan wali amanat berdasarkan akad wakalah;

15. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan Bank sepanjang disetujui oleh Bank
Indonesia dan mendapatkan fatwa Dewan Syariah Nasional.

16. Melakukan kegiatan dalam valuta asing berdasarkan akad sharf;

17. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain dibidang
keuangan berdasarkan Prinsip Syariah seperti sewa guna usaha, modal ventura,
perusahaan efek, asuransi serta lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan;
18. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara berdasarkan Prinsip Syariah
untuk mengatasi akibat kegagalan pembiayaan dengan syarat harus menarik kembali
penyertaannya dengan
ketentuan sebagaimana ditetapkan oleh Bank Indonesia; dan Ketentuan Perbankan
Saat Ini

19. Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus danapensiun berdasarkan
Prinsip Syariah sesuai ketentuan dalam perundang-undangan dana pensiun yang
berlaku.

20. Bank Syariah dalam melaksanakan fungsi sosial dapat bertindak sebagai penerima
dana sosial antara lain dalam bentuk zakat, infaq, shadaqah, waqaf, hibah dan
menyalurkannya sesuai
Syariah atas nama Bank atau lembaga amil zakat yang ditunjuk oleh pemerintah.

C. Jenis – jenis bank mulai dari pendirian sampai kepemilikan


D. Berdasarkan Undang-undang No.10 Tahun 1998 Bab III Pasal 5 tentang Perbankan
jenis bank terdiri dari dua yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat.

E. Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran. Sedangkan Bank Perkreditan Rakyat adalah bank
yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional atau berdasarkan
prinsif syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
F. Perbedaan utama bank umum dan BPR adalah dalam hal kegiatan operasionalnya.
BPR tidak dapat menciptakan uang giral, dan memiliki jangkauan dan kegiatan
operasional yang terbatas. Selanjutnya, dalam kegiatan usahanya dianut dual bank
system, yaitu bank umum dapat melaksanakan kegiatan usaha bank konvensional
dan atau berdasarkan prinsip syariah. Sementara prinsip kegiatan BPR dibatasi
pada hanya dapat melakukan kegiatan usaha bank konvensional atau berdasarkan
prinsip syaria

BAB III
PENUTUP

Bank merupakan suatu lembaga perantara bagi pihak yang memiliki kelebihan
dana dengan pihak yang kekurangan dana. Bank menerima simpanan dana dari
pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (misalnya dalam bentuk tabungan dan
deposito) dan menyalurkannya kepada pihak yang memerlukan dana dalam
bentuk pinjaman. Perbankan di Indonesia dalam melakukan aktivitas bisnisnya
yaitu dalam memenuhi fungsi dasarnya masih mengalami berbagai permasalahan
yang mendasar yang masih terjadi hingga saat ini. Berdasarkan fungsi dasarnya
sebagai penghimpun dan penyalur dana, maka bank akan selalu berkepentingan
dengan pihak-pihak yang kelebihan dana dan juga pihak-pihak yang kekurangan
atau membutuhkan dana, atau sering disebut dengan kreditur.
Kinerja perbankan dipengaruhi oleh kepercayaan masyarakat dalam menyimpan
uang mereka pada bank. Perbankan di Indonesia telah mengalami perkembangan
mulai dari praderegulasi sampai pascaderegulasi. Pengklasifikasian perbankan
sesusai dengan jenis, kepemilikkan, kegiatan usaha, pembentukkan uang giral
serta sistem organisasi nya. Lembaga keuangan dibagi menjadi lembaga keuangan
bank dan lembaga keuangan bukan bank yang masing-masing memiliki tugas dan
fungsi nya sendiri-sendiri. Dan untuk menciptakan perbankan yang sehat, kuat dan
efisien maka diperlukan Arsitektur Perbankan Indonesia.
Demikian makalah “Sistem Perbankan di Indonesia” yang telah kami susun,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Ø Latumaerissa, Julius R.2011.BANK DAN LEMBAGA


KEUANGAN LAIN.Jakarta:Salemba Empat.
Ø Budisantoso, Totok & Sigit Triandaru.2006.BANK DAN
LEMBAGA KEUANGAN LAIN.Jakarta :Salemba empat
Ø http://sutomoadi.wordpress.com/2013/06/25/tugas-makalah-
perkembangan-perbankan-di-indonesia/
Ø http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/132686-T%2027855-
Penanganan%20bank-Tinjauan%20literatur.pdf
Ø
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/RR.%20Indah%
20Mustikawati,%20SE.Akt.,M.Si./OPERATIONS%20OF%20BAN
K.pdf
Ø http://rohmanichwani.blogspot.co.id/2014/09/bentuk-hukum-
badan-usaha-perbankan.html
Ø http://www.anneahira.com/sistem-perbankan-indonesia.htm

Ø http://www.bi.go.id/id/perbankan/ikhtisar/pengaturan/sistem-
informasi/Contents/Default.aspxKA

Anda mungkin juga menyukai