Anda di halaman 1dari 9

Pengertian dan konsep etika secara umum

Memahami definisi etika tidak semudah menggucapkannya. Orang-orang sering menyebut


etika dengan istilah “etis”, “moral” dan “akhlak”. Hal ini sama dengan istilah-istilah ilmiah
lainnya, namun sebetulnya tidak sama.

Etika berasal dari bahasa Yunani, ethos yang merupakan asal usul kata etika, juga bermakna
semangat khas yang dimiliki oleh kelompok-kelompok tertentu. Hal ini tercemin dalam
konsep etos kerja atau etos profesi. Semangat, ciri-ciri dan pandangan khas yang dirumuskan
untuk profesi tertentu disebut kode etik, misalnya : kode etik dosen, kode etik kedokteran,
kode etik jurnalistik dan sebagainnya.

Istalah yang dekat dan hampir sama dengan pengertian etika, ialah moral, karena kata ini
selalu bersinggung dan terkadang juga dipakai sebagai sinonim. Sekaranf biasanya orang
cenderung memakai “morality” untuk menunjukkan tingkah laku. Moral dan etika
mempunyai arti yang sama, moral berasal dari bahasa latin mos (jamak:mores) yang juga
berarti adat, kebiasaan. Jadi ,secara etimologi kata “etika” dan “moral” memang mempunyai
arti yang sama, tapi berbeda dari asal katanya, yang pertama dari bahasa yunani dan yang
kedua berasal dari bahasa latin.

Selanjutnya mengenai moral dan etika, bahwa ada pendapat lain yang menjelaskan hal itu
merupakan dua hal yang berbeda, dikatakan bahwa etika berkaitan dengan kelakuan manusia
atau dapat dikatakan bahwa etika ialah ilmu kritis yang mempertanyakan dasar rasionalitas
sistem-sistem moralitas yang ada. Dengan kata lain etika akan bertanya mengapa ajaran
moral ini boleh dan tidak boleh, apa dasar yang harus diikuti ? sedangkan morallitas yaitu
sistem nilai mengenai bagaimana manusia harus hidup secara baik sebagai manusia.

Ada keterangan menarik dari Frans Magnis Suseno, beliau menerangkan etika bukan suatu
sumber tambahan bagi ajaran moral, melainkan merupakan filsafat atau pemikiran kritis dan
mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan moral. Etika adalah sebuah ilmu,
bukan ajaran. Jadi dapat dipastikan bahwa etika dan ajaran-ajaran moral tidak berbeda pada
tingkat yang sama.

Konsep etika secara umum

1. Etika teologis
Terdapat dua hal yang berkait dengan etika teologi, yaitu:
1) Etika teologis bukan hanya milik Agama tertentu, melainkan setiap agama dapat
memiliki etika teologisnya masing-masing.
2) Etika teologis merupakan bagian dari etika secara umum, karena banyak unsur-
unsur di dalamnya yang terdapat dalam etika secara umum, dan dapat dimengerti
setelah memahami etika secara umum. Secara umum, etika teologis dapat
didefinisikan sebagai etika yang bertitik tolak dari presupodidi teologis.
2. Etika filosofis
Etika filosofis secara harfiah dapat dikatakan sebagai etika yang berasal dari kegiatan
bersilsafat atau berpikir, yang dilakukan oleh manusia, katena etika sebenarnya aladah
bagian dari filsafat, etika lahir filsafat.
Ada dua sifat etika, yaitu :
1) Non empiris
Filsafat digolongkan sebagai ilmu non empiris. Ilmu empiris adalah ilmu yang
didasarkan pada fakta atau yang kongkrit. Namun filsafat tidaklah demikian,
filsafat berusaha melampaui yang konkrit dengan seolah-olah menanyakan apa di
balik gejala-gejala kongkrit. Demikian pula dengan etika, etika tidak hanya
berhenti pada apa yang kongkrit yang secara faktual dilakukan, tetapi bertanya
tentang apa yang seharusnya dilakukan atau tidak boleh dilakukan.
2) Praktis
Cabang-cabang filsafat berbicara mengenai sesuatu yang ada, misalnya filsafat
hukum mempelajari apa itu hukum. Akan tetapi etika tidak terbatas pada itu,
melainkan bertanya tentang apa yang harus dilakukan. Dengan semikian etika
sebagai cabang filsafat bersifat praktis karena langsung berhubungan dengan apa
yang boleh dan tidak boleh dilakukan manusia.

Fungsi etika

Pentingnya etika tampak dari dua segi, yaitu :

1. Dari segi keadilan sosial


Supaya kepada semua peserta dalam kompetisi dipasar diberikan kesempatan yang
sama. Peranan etika ini sudah cukup dibicarakan ketika memperlajari aspek-aspek
negatif dari liberalisme dan kapitalisme.
2. Dalam kontes pasar bebas
Etika sangat dibutuhkan sebagai jaminan agar kompetisi berjalan dengan baik dari
sudut moral. Sebagaimana lazimnya dalam etika, tuntutan moral dapat dirumuskan
dengan cara negatif kebebasan positif.

Semua peserta dalam pasar bebas harus berlaku dengan fair, berarti bahwa kejujuran 5
merupakan tuntutan etis yang sangat penting. Dirumuskan seacara negatif, dapat dikatakan
bahwa kompetisi tidak boleh merugikan orang lain. Kepentingan diri merupakan motivasi
utama dalam kegiatan bisnis. Tetapi sudah ditekankan oleh Adam Smith, kepentingan diri
tidak sama dengan egoisme dan tidak boleh menjadi egoisme, walaupun nahaya selalu ada.

Hubungan etika, karakter, dan moral

Istilah etika oleh Aristoteles )381-322 SM) dipakai untuk menunjukan filsafat moral. Etika
berarti ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan. Etika
mempunyai sifat yang sangat mendasar, yaitu sifat kritis, karena etika bertugas memberi
jawaban atas pernyataan : atas dasar apa orang menuntut kita tunduk terhadap norma-norma.

Perlunya etika dalam konteks kekinian ada beberapa alasan, antara lain :
1. Karena hidup dalam masyarakat yang semakin plural yang rawan konflik, semakin
banyak perbedaan, maka potensi konflik semakin besar.
2. Terjadinya transformasi dalam masyarakat, maka diperlukan etika untuk menjaga
keutuhan.
3. Adanya proses perubahan sosial budaya sering dimanfaatkan oleh pihak yang tidak
bertanggung jawab.
4. Etika dapat dimanfaatkan kaum Agamawan untuk memantapkan iman para
pengikutnya.

Jika bila dibandingkan dengan karakter, maka pembahasan mengenai karakter manusia
tidak dapat dilepaskan dari permasalahan tingkah laku manusia, dan pembahasan tingkah
laku manusia selalu berkaitan dengan etika dan moral. Manusia sebagai mahluk individu
sekaligus makhluk sosial, menganut sebuah tantangan atau sistem yang menjadi landasan
kehidupan masyarakat. Sebagai, individu manusia memilki karakter, sedangkan sebagai
mahluk sosial dituntut bertindak sesuai etika dan moral yang berlaku, maka pembahasan
mengenai karakter, etika dan moral menjadi sangat penting.

Karakter pada diri seseorang dapat terbentuk karena adanya interaksi dengan dunia luar.
Cara seseorang menanggapi setiap keadaan biasanya dipengaruhi oleh kebiasaan yang ada
dalam masyarakat. Karakter menjadi seesuatu abstrak tetapi begitu nyata dalam tingkah
laku sehingga bisa dibentuk dan diarahkan.

Karakter adalah sebuah sistem keyakinan dan kebiasaan yang mengarahkan tindak
seseorang individu. Karena jika pengetahuan menegnai karakter seseorang dapat
diketahui, maka dapat diketahui pula bagaimana individu tersebut akan bersikap untuk
kondisi-kondisi tertentu.

1. Kamus ilmiah populer


Karalter adalah watak, tabiat, pembawaan atau kebiasaan.
2. Yahya Khan
Karakter adalah sikap pribadi yang stabil hasil proses konsolidasi secara progresif dan
dinamis, intergrasi pernyataan dan tindakan.
3. Abdullah Munir
Karakter adalah pola pikir, sikap tindakan yang melekat pada diri seseorang dengan
kuat dan sulit dihilangkan.

Sering di nyatakan bahwa karakter dianggap sma dengan kepribadian, yaitu ciri atau
karakteristik atau sifat khas dari diri seeorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang
diterima dari lingkungan, misalnya keluarga atau bawaan sejak lahir. Karakter bukan sekedar
penampilan lahiriah, melainkan secara implisit mengungkapkan hal-hal tersembunyi. Maka
orang seringkali mendefinisikan karakter sebgai siapa diri seseorang yang sebenarnya.

Sedangkan moral berasal dari bahasa latin yakni mores kata jamak dari mos yang berarti adat
kebiasaan. Moral sesuai dengan ide-ide yang umum diterima tentang tindakan manusia, yang
baik dan yang tidak baik bagi kehidupan. Filsafat moral merupakan upaya untuk
mensistemtiskan pengetahuan tentang hakikat moralitas dan dituntut tentang bagaimana
seharusnya hidup.

Istilah moral senantiasa mengacu kepada baik buruknya perbuatan manusia sebagai manusia.
Inti pembicaraan tentang moral adalah menyangkut bidang kehidupan manusia dinilai dari
baik buruknya perbuatan selaku manusia. Norma moral dijadikan sebagai tolak ukur untuk
menetapkan betul salahnya sikap dan tindakan manusia.

Beberapa pengertian moral menurut para ahli :

1. Chaplin (2006)
Moral mengacu pada akhlak yang sesuai dengan peraturan sosial, atau menyangkut
hukum atau adat kebiasaan yang mengatur tingkah laku.
2. Wantah (2005)
Moral adalah sesuatu yang berkaitan atau ada hubungannya dengan kemampuan
menentukan benar salah dan baik buruknya tingkah laku.
3. Hurlock (1990)
Moral adalah tata cara, kebiasaan, dan adat peraturan perilaku yang telah menjadi
kebiasaan bagi anggota suatu budaya.

Dari tiga pengertian moral diatas, dapat disimpulkan bahwa moral adalah suatu keyakinan
tentang benar salah, baik dan buruk, yang sesuai dengan kesepakatan sosial, yang mendasar
tindakan atau pemikiran. Jadi, moral sangat berhubungan dengan benar salah, baik buruk,
keyakinan, diri sendiri dan lingkungan sosial.

Anatara etika dan moral memang memiliki kesamaan, namun ada pula perbedaan, yakni etika
lebih banyak bersifat teori, sedangkan moral lebih banyak bersifat praktis. Kalau dalam
pembicaraan etika, untuk menentukan nilai perbuatan manusia baik atau buruk menggunakan
tolak ukur akal pikiran atau rasio. Sedangkan dalam pembicaraan moral tolak ukur yang
digunakan adalah norma-norma yang tumbuh dan berkembang serta berlangsung
dimasyarakat.

B. Pengertian Etika Bisnis

Pengertian bisnis

Bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis
lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggris business dari
kata dasar busy yang berarti sibuk dalam konteks individu, komunutas, ataupun masyarakat.
Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.
Dalam ekonomi kapitalis, kebanyakan bisnis dimilii oleh pihak swasta, bisnis dibentuk untuk
mendapatkan keuntungan dan meningkatkan kemakmukran para pemiliknya. Tentu saja
pemilik dan operator dari sebuah bisnis mendapatkan imbalan sesuai dengan waktu, usaha
atau kapital yang mereka berikan. Tetapi tidak semua bisnis mengejar keuntungan itu,
misalnya bisnis kooperatif yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan semua anggotanya
atau institusi pemerintah yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Secara etimologi, bisnis berarti keadaan seseorang atau sekelompok orang sibuk melakukan
perkerjaan yang menghasilkan keuntungan. Kata bisnis memiliki tiga penggunaan tergantung
skupnnya penggunaan sigular kata bisnis dapat merujuk pada badan usaha, yaitu kesatuan
yudiris (hukum), teknis dan ekonomis yang bertujuan mencari laba atau keuntungan. Bisnis
dalam arti luas adalah istilah umum yang menggambarkan semua aktifitas dan institusi yang
memproduksi barang dan jasa dalam kehidupan sehari-hari.

Aspek-aspek bisnis, yaitu :

1. Kegiatan individu dan kelompok


2. Penciptaan nilai
3. Penciptaan barang dan jasa
4. Keuntungan melalui transaksi

Fungsi bisnis

1. Acquiring raw materials (memperoleh bahan baku )


Dalam membuat roti diperlukan terigu untuk membuatnya, membuat lemari
diperlukan kayu untuk membuatnya.
2. Manufacturing raw materials
Setelah bahan baku yang diperoleh nanti akan diolah menjadi sebuah produk.
Misalnya dalam membuat roti, tepung terigu diubah menjadi roti dengan berbagai
rasa.
3. Distributing products to consumers
Produk yang dihasilkan kemudian di distribusikan kepada konsumen.

Fungsi bisnis dilihat dari kepentigan mikro ekonomi dan makro ekonomi

1. Fungsi mikro bisnis


Kontribusi terhadap pihak yang berperan langsung
1) Pekerja/karyawan
Pekerja mengharapkan gaji yang layak dari hasil kerjanya, sementara manajer
meninginkan kinerja yang tinggi yang ditunjukan besar omzet penjualan dan laba.
2) Pemegang saham
Pemegang saham memiliki kepentingan dan tanggung jawab tertentu terhadap
perusahaan.
3) Dewan komisaris
Memantau kegiatan dan mengawasi manajemen, memastikan kegiatan akan
berjalan mencapai tujuan.
2. Fungsi makro bisnis
Kontribusi terhadap pihak yang terlibat secara tidak langsung
1) Masyarakat sekitar perusahaan
Memberikan kontribusi kepada masyarakat sekitar sebagai bentuk tanggung jawab
perusahaan
2) Bangsa dan Negara
Tanggung jawab kepada bangsa dan negara yang diwujudkan dalam bentuk
kewajiban membayar pajak.

Tujuan bisnis

Tujuan bisnis adalah untung, bisnis merupakan kegiatan ekonomis yang didalamnnya
kegiatan tukar-menukar, jual-beli, memproduksi dan memasarkan, belanja, mempekerjakan
dan interaksi manusia lainnya. Semua dengan maksud memperoleh untung. Keraf
menguraikan pandangan ideal motif bisnis, bisnis adalah kegiatan untuk memproduksi,
menjual dan membeli barang serta jasa untuk ememnuhi kebutuhan masyarakat. Jadi, tujuan
utama berbisnis bukanlah mencari keuntungan, melainkan melayani kepentigan masyarakat.
Keuntungan adalah simbol kepercayaan masyarakat atas kegiatan bisnis yang dilakukan.

Sebagai aktifitas sosial bisnis tidak lepas dari tiga sudut pandang yang berbeda, yaitu : sudut
pandang ekonomi, hukum dan etika. Dari tiga sudut pandang tersebut bisa mengukur bisnis
yang baik dengan tolak ukur masing-masing. Secara ekonomis, bisnis adalah baik, jika
menghasilkan laba. Secara hukum, bisnis adalah baik, jika diperbolehkan oleh sistem hukum.

Pengertian sistem bisnis

Sistem dalam pengertian umum adalah sekelompok bagian-bagian yangsaling berinteraksi


sesamanya secara teratur untuk mencapai tujuan tertentu. Masing-masing bagian yang disebut
subsistem sudah dapat berkerja secara mandiri tanpa terkait pada sistem keseluruhan. Namun
bila saling berinteraksi akan diperoleh manfaat yang lebih besar dalam rangka mencapai
tujuan bersama.

1. Sistem bisnis adalah suatu sistem yang memproduksi barang dan jasa untuk
memuaskan kebutuhan masyarakat.
2. Sistem bisnis adalah suatu organisasi yang menyediakan barang atau jasa yang
bertujuan untuk mendapatkan keuntungan.

Dalam sistem bisnis tentu ada sub-sub sistem yang menjadi pendukung berfungsinya sistem
untuk mencapai tujuannya. Tanpa dukungan dari masing-masing subsistem, maka sistem
bisnis akan menjadi lumpuh dan tidak berfungsi .

Sub sistem dalam sistem bisnis anatara lain adalah :

1. Man (sumber daya manusia)


2. Money (uang atau modal)
3. Material (bahan baku)
4. Machine (mesin, termasuk juga tenaga listrik)
5. Methods (yang disamakan dengan manajemen atau skill, keterampilan yang
digunakan untuk mengkoordinir dan mengkombinasikan sub-sub sistem yang lain)

Pengertian etika bisnis


Seacara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan
kegiatan bisnis, mencangkup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaab,
individu dan masyarakat.

Kesemuanya mencangkup bagaimana menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan hukum
yang berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di
masyralat. Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan
standart yang lebih tinggi dibandingkan standart minimal ketentuan hukum, karena dalam
kegiatan bisnis seringkali ditemukan wilayah abu-abu yang tidak diatur oleh ketentuan
hukum.

Tujuan etika bisnis

1. Untuk menjaga dan mengurangi perbuatan praktek-praktek bisnis yang kotor, seperti
sering dilakukan oleh orang-orang kapitalis atau pebisnis lainnya yang hanya mencari
keungan semata dengan berbagai tipu daya.
2. Untuk menjaga agar pebisnis mentaati norma-norma kemanusiaan dalam arti
menghargai harkat dan martabat manusia, jangan diekspoloitir.
3. Untuk saling menguntungkan, baik pebisnis, konsumenmaupun dampak terhadap
masyarakat.
4. Agar lingkungan tetap terpelihara, dalam arti lingkungan tidak tercemar atas
dilakukannya aktivitas bisnis.

Konsep etika bisnis

Pandangan tentang etika dan bisnis mendapatkan kritik tajam dari tokoh etika Amerika
Serikat, Richard T. De George. Ia mengatakan alasan-alasan tentang keniscayaan etika bisnis
sebagai berikut.

1. Bisnis tidak dapat disamakan dengan permainan judi. Dalam bisnis memang dituntut
keberanian mengambil resiko dan spekulasi, namun yang dipertaruhkan bukan hanya
uang, melainkan juga dimensi kemanusiaan, seperti nama baik pengusaha dan
keluarga.
2. Bisnis adalah bagian yang sangat penting dari masyarakat dan menyangkut
kepentingan semua orang. Oleh karena itu praktek bisnis masyarakat etika di samping
hukum positif sebagai standart acuan dalam pengambilan keputusan dan kegiatan
bisnis, dengan demikian kegiatan bisnis dapat dinilai dari sudut moral seperti halnya
kegiatan manusia lainnya.
3. Dilihat dari sudut pandang bisnis, praktek bisnis yang berhasil adalah yang
memerhatikan norma-norma moral masyarakat.
4. Asas legalitas harus dibedakan dari asas moralitas
5. Etika bukanlah ilmu pengatahuan empiris, tindakan yang dilakukan oleh banyak
orang tidak otomatis berarti yang lebih baik.

Etika bisnis, sebagai bagian dari etika terapan dijalankan pada tiga taraf, yaitu :

1. Makro
Etika bisnis mempelajari aspek-aspek moral sri sistem ekonomi sebagai keseluruhan,
disini masalah etika disoroti pada skala besar, misalnya masalah keadilan : bagaimana
sebaiknya kekayaan di bumi ini sibagi dengan adil.
2. Meso
Etika bisnis menyelidiki masalah-masalah etis di bidang organisasi. Organisasi disini
terutama berarti perusahaan, tapi bisa juga serikat buruh, lembaga konsumen,
penghimpunan profesi dan lain-lain.
3. Mikro
Yang difokuskan adalah individu dalam hubungan dengan ekonomi atau bisnis. Disini
dipelajari tentang tanggung jawab etis dari karyawan dan majikan, bawahan dan
manajer, produsen dan konsumen, pemasok dan investor.

D. Relevansi Antara Bisnis dan Etika


Dikaji dari pemahaman yang sederhana bisnis adalah kegiatan atau aktifitas mencari uang
dan bisa menguntungkan, ini sesuai dengan kata bisnis diserap dari bahasa Inggris “business”
berarti kesibukan, kesibukan yang berorientasi pada profil atau keuntungan. Produsen dan
orang-orang yang bergerak dalam kegiatan bisnis berhasil membuat keuntungan dan
memperbesar nilai bisnisnya yang makin lama makin meningkat.
Tujuan bisnis adalah untung, bisnis merupakan kegiatan ekonomi yang di dalamnya kegiatan
tukar menukar, jual-beli, memproduksi dan memasarkan, belanja-mempekerjakan dan
interaksi manusia lainnya. Semua aktifitas tersebut berorientasi untuk memperoleh untung,
keuntungan adalah simbol kepercayaan masyarakat atas kegiatan bisnis yang dilakukan.
Pada umumnya tujuan didirikan bisnis atau perusahaan tidak semata-mata hanya untuk
mencari keuntungan (berupa uang), namun secara menyeluruh bahwa, tujuan di dirikannya
perusahaan meliputi :
1. Keuntungan
2. Pengadaan barang atau jasa
3. Kesejahteraan pemilik faktor produksi dan masyarakat
4. Pemenuhan kerja
5. Kemajuan atau pertumbuhan
6. Eksistensi perusahaan dalam jangka panjang
7. Prestasi

Alokasi sumber daya ekonomi

Proses pencapaian tujuan perusahaan melalui pengelolaan sumber daya ekonomi secara
optimal bagi para pemilik SDE atau faktor-faktor produksi dan masyarakat pada umumnya.
Para pemilik faktor-faktor produksi tersebut memperoleh manfaat dan nilai ekonomi secara
layak. Dalam mencapai tujuan-tujuan tersebut, maka tentunya proses pencapaian tujuan-
tujuan tersebut, maka tentunya proses pencapaian tujuan perusahaan melalui pengelolaan
sumber daya ekonomi secara optimal harus dilakukan dengan memperhatikan kepentingan
dan kemanfaatan bagi para pemilik sumber daya ekonomi atau pemilik faktor-faktor produksi
dan masyarakat.
Prinsip etika bisnis dalam stake holders ini dapat diterjemahkan stake holders sebagai berikut
:

1. Alokasi terhadap onwers


2. Alokasi terhadap supplier
3. Alokasi terhadap customer
4. Alokasi terhadap karyawan
5. Alokasi terhadap pemerintah
6. Alokasi terhadap masyarakat umum
7. Alokasi terhadap pesaing

Sasaran dan lingkup etika bisnis

Ada tiga sasaran dan ruang lingkup di dalam etika bisnis yaitu :

1. Etika bisnis untuk menyadarkan masyarakat, khususnya konsumen, karyawan dan


masyarakat luas.
2. Etika bisnis sebagai etika profesi adalah tentanf pronsip, kondisi, dan masalah yang
terkait di dalam praktek bisnis yang baik dan etis
3. Etika bisnis juga membahas sistem ekonomi yang menentukan etis tidaknya praktek
bisnis

Ada 3 jenis masalah yang dihadapi dalam etika yaitu :

1. Sistematik, pertanyaan etis yang muncul mengenai sistem ekonomi, politik, hukum,
dan sistem lainnya pada saat bisnis beroperasi
2. Korporasi, permasalahan korporasi dalam perusahaan bisnis adalah pertanyaan-
pertanyaan yang dalam perusahaan-perusahaan tertentu. Permasalahan ini
mencangkup pertanyaan tentang moralitas aktivitas, kebijakan praktik dan struktur
organisasi perusahaan individual sebagai keseluruhan.
3. Individu, permasalahan individual dalam etika bisnis adalah pertanyaan yang muncul
seputar individu tertentu dalam perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai