Anda di halaman 1dari 15

Gangguan menstruasi (Amenorea, Dismenorea) Endometris, Kanker serviks, Kanker

Payudara

OLEH

KELOMPOK 1

1. Abdul karim bau


2. Firda Wunani
3. Rosita Gobel
4. Qurrota ainini Suheryanto
5. Nina rizkiana k. hasan
6. Nirmala Andriani Husain

WATSON C

JURUSAN KEPERAWATAN

FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Gangguan menstruasi (amenorea, dismenorea,)
endomentriosis, kanker serviks, kanker payudara”.

Tak lupa selawat serta salam kita junjungkan kepada Nabi Muhammad SAW semoga
tercurahkan pada keluarga, sahabat, dan kita semua yang hidup pada akhir zaman ini. Dalam
pembuatan makalah ini alhamdulillah kami tidak mengalami banyak kesulitan dan hambatan.
Kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat dan ilmu bagi pembacanya.
Jika pada makalah ini terdapat kekeliruan di dalamnya mohon dimaafkan karena manusia
tidak luput dari kesalahan dan kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT.

Gorontalo, Januari 2020

Penyusun,

Kelompok 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

1.1.1 gangguan menstruasi

Kelainan menstruasi adalah masalah fisik atau mental yang mempengaruhi siklus menstruasi,
menyebabkan nyeri, perdarahan yang tidak biasa yang lebih banyak atau sedikit, terlambatnya
menarche atau hilangnya siklus menstruasi tertentu. Kelainan haid sering menimbulkan kecemasan
pada wanita karena kehawatiran akan pengaruh kelainan haid terhadap kesuburan dan kesehatan
wanita pada umumnya.

Kelainan haid biasanya terjadi karena ketidak seimbangan hormonhormon yang mengatur
haid, namun dapat juga disebabkan oleh kondisi medis lainnya. Banyaknya terbuka, dan tekanan
intravaskular. Lamanya pedarahan ditentukan oleh daya penyembuhan luka atau daya
regenerasi.Daya regenerasi berkurang pada infeksi, mioma, polip dan pada karsinoma. Gangguan
menstruasi ini terbagi atas beberapa antara lain dismonera dan anompnera

Faktor resiko yang di timbulkan

Gangguan hormon estrogen yang akan menyebabkan pertumbuhan endonietirum. Akibatnya


terjadi peluruhan jaringan endometrium abnormal dan sekali-kali akan menyebabkan perdarahan
yang memanjang dan peluruhan yang tidak teratur.

Anovulasi, yaitu kegagalan pelepasan ovarium atau produksi telur yang matang menyebabkan
90% dari perdarahan uterus yang tidak normal ini terjadi pada wanita saat dan akhir masa produktif.
Anovulasi ini menyebabkan pola menstruasi yang bervariasi, perdarahan yang lebih berat, atau yang
lebih ringan dari biasanya

1.1.2 endometriosis

Endometriosis merupakan penyakit yang hanya diderita kaum perempuan. Prevalensi


endometriosis cenderung meningkat setiap tahun, walaupun data pastinya belum dapat diketahui.
Menurut Jacoeb (2007), angka kejadian di Indonesia belum dapat diperkirakan karena belum ada
studi epidemiologik, tapi dari data temuan di rumah sakit, angkanya berkisar 13,6-69,5% pada
kelompok infertilitas. Bila persentase tersebut dikaitkan dengan jumlah penduduk sekarang, maka di
negeri ini akan ditemukan sekitar 13 juta penderita endometriosis pada wanita usia produktif. Kaum
perempuan tampaknya perlu mewaspadai penyakit yang seringkali ditandai dengan nyeri hebat pada
saat haid ini (Widhi, 2007).

Penyebab endometriosis dapat disebabkan oleh kelainan genetik, gangguan sistem kekebalan
yang memungkinkan sel endometrium melekat dan berkembang, serta pengaruh-pengaruh dari
lingkungan. Sumber lain menyebutkan bahwa pestisida dalam makanan dapat menyebabkan
ketidakseimbangan hormon. Faktor-faktor lingkungan seperti pemakaian wadah plastik, microwave,
dan alat memasak dengan jenis tertentu dapat menjadi penyebab endometriosis (Wood, 2008b).

Penyakit endometriosis umumnya muncul pada usia reproduktif. Angka kejadian


endometriosis mencapai 5-10% pada wanita umumnya dan lebih dari 50% terjadi pada wanita
perimenopause. Gejala endometriosis sangat tergantung pada letak sel endometrium ini berpindah.
Yang paling menonjol adalah adanya nyeri pada panggul, sehingga hampir 71-87% kasus didiagnosa
akibat keluhan nyeri kronis hebat pada saat haid, dan hanya 38% yang muncul akibat keluhan infertil
(mandul). Tetapi ada juga yang melaporkan pernah terjadi pada masa menopause dan bahkan ada
yang melaporkan terjadi pada 40% pasien histerektomi (pengangkatan rahim). Selain itu juga 10%
endometriosis ini dapat muncul pada mereka yang mempunyai riwayat endometriosis dalam
keluarganya

1.1.3 kanker serviks

Kanker serviks merupakan penyebab kematian utama kanker pada wanita di negaranegara sedang
berkembang. Se-iap tahun diperkirakan terdapat 500.000 kasus kanker serviks baru di seluruh dunia,
77 % di antaranya ada di negara-negara sedang berkembang. Di Indonesia diperkirakan sekitar 90-
100 kanker baru di antara 100.000 penduduk pertahunnya, atau sekitar 180.000 kasus baru pertahun,
dengan kanker serviks menempati urutan pertama di antara kanker pada wanita.

Studi epidemiologik menunjukkan bahwa faktor-faktor risiko terjadi-nya kanker serviks


meliputi hubungan seksual pada usia dini <20 tahun), berganti-ganti pasangan seksual, merokok,
trauma kronis pada serviks uteri dan higiene genitalia. Lebih dari separuh penderita kanker serviks
berada dalam stadium lanjut yang memerlukan fasilitas khusus untuk peng-obatan seperti peralatan
radioterapi yang hanya tersedia di beberapa kota besar saja.

Di samping mahal, pengobatan terhadap kanker stadium lanjut memberikan hasil yang tidak
memuaskan dengan harapan hidup 5 tahun yang rendah. Mengingat beratnya akibat yang ditimbulkan
oleh kanker serviks dipandang dari segi harapan hidup, lamanya penderita-an, serta tingginya biaya
pengobatan, sudah sepatutnya apabila kita memberikan perhatian yang lebih besar mengenai latar
belakang dari penyakit yang sudah terlalu banyak meminta korban itu, dan segala aspek yang
berkaitan dengan penyakit tersebut serta upaya-upaya preventif yang dapat dilakukan.

Pada kanker serviks gejala yang sering ditemukan adalah keputihan, pendarahan sentuh, dan
pengeluaran cairan encer. Pada awal penyakit sering tidak terdapat gejala apapun. Jika ditemukan
keputihan kemungkinan kanker serviks perlu diwaspadai walaupun gejala tersebut bukanlah gejala
yang khas dari kanker serviks dan pada keadaan yang lanjut dapat ditemukan perdarahan dari
kemaluan setelah melakukan senggama (perdarahan pasca senggama), jika lebih berat lagi dapat
terjadi perdarahan yang tidak teratur (metrorhagia).Pada keadaan yang lebih lanjut dapat terjadi
pengeluaran cairan kekuningan kadangkadang bercampur darah dan berbau sangat busuk dari liang
senggama. Muka penderita tampak pucat karena terjadi perdarahan dalam waktu yang lama. Anemia
sering ditemukan sebagai akibat perdarahan-perdarahan pervagina dan akibat penyakit, berat badan
biasanya baru menurun pada stadium klinik III. Rasa nyeri di daerah pinggul atau di ulu hati dapat
disebabkan oleh tumor yang terinfeksi atau radang panggul. Rasa nyeri di daerah pinggang dan
punggung dapat terjadi karena terbendungnya saluran kemih sehingga ginjal menjadi membengkak
(hidronefrosis) atau karena penyebaran tumor kelenjer getah bening di sepanjang tulang

1.1 4 kanker payudara

pembelahan sel yang tak terkendali. Tanpa memperhatikan jenisnya, kanker pada mulanya
berkembang pada sel normal dan sehat dan memiliki karakteristik dasar sel normal ini, setidaknya
dalam tahapan perkembangan awalnya. Namun demikian, sel-sel ini cenderung kehilangan sebagian
kemampuannya. Salah satu kemampuan yang penting adalah kemampuan untuk bereaksi terhadap
pesan-pesan yang dikirimkan oleh lingkungannya atau oleh organismenya sendiri, yang mengatur
replikasi sel. Ketika ketakteraturan seperti ini terjadi, sel tak lagi dapat mengendalikan replikasinya
dan pertumbuhan jaringan. Proses ini, yang dikenal dengan "pembelahan berkesinambungan" secara
genetis ditransfer kepada sel-sel baru, mengakibatkan penyebaran tumor, yang pada gilirannya
menyerang jaringan tetangganya. Sel yang rusak ini memakan nutrisi sel lain, menghabiskan suplai
asam amino yang sangat penting. Sel kanker akhirnya menutup saluran dalam tubuh manusia dengan
volumenya yang terus membesar. Mereka berakumulasi dalam berbagai organ seperti otak, paru-paru,
hati dan ginjal, mengelilingi sel sehat dan normal dalam organ ini dan menghalangi fungsi normalnya,
akhirnya menimbulkan ancaman yang serius terhadap kehidupan manusia.

Sel normal hanya membelah diri kalau mereka menerima perintah dari sel tetangganya. Ini
termasuk cara pengamanan di dalam organisme itu. Akan tetapi, sel kanker tidak merespon
mekanisme ini dan menolak setiap pengendalian pada sistem replikasinya. Jenis kanker yang
dijelaskan sejauh ini tak menyebabkan masalah pada sistem pertahanan. Tubuh yang kuat dengan
sistem pertahanan yang efektif mampu berjuang melawan sel kanker yang berkembang dan
bertambah jumlahnya, dan bahkan mengalahkan penyakit itu. Masalah utama muncul ketika membran
sel kanker robek sendiri karena bantuan enzim (enzim pac-man), dan bercampur dalam peredaran
darah dengan menembus cairan limpatik, dan akhirnya mencapai sel dan jaringan yang jauh. Skenario
saat ini cukup negatif. Sel yang biasanya bekerja secara kolektif memberi manusia karunia melihat,
mendengar, bernapas, dan hidup, tiba-tiba tumbuh membandel, tidak mematuhi perintah "berhenti"
yang diterima dari sel tetangganya. Saat mereka terus membelah diri, mereka mengusung proses
pengrusakan berkecepatan penuh yang membawa pada kematian tubuh total.

A. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan ganguan menstruasi?


2. apa saja kelainan dan ganguan menstruasi?

B. Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui definisi dari gangguan menstruasi
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui kelainan dan gangguan pada menstruasi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Menstruasi

Menstruasi atau haid adalah perdarahan secara periodic dan siklik dari uterus, disertai
pelepasan (deskuamasi) endometrium. Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium)
yang disertai dengan pendarahan dan terjadi secara berulang setiap bulan kecuali pada saat kehamilan.
Menstruasi merupakan pertanda masa reproduktif pada kehidupan seorang wanita yang dimulai dari
menarche sampai terjadinya menopouse. Menstruasi adalah wanita dewasa yang sehat dan tidak hamil
yang setiap bulan secara teratur mengeluarkan dan alat kandungannya. ( Bagian Obsgn FK UNPAD,
1983)

Menstruasi adalah perdarahan periodik pada uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah
ovulasi. Menstruasi adalah perdarahan vagina secara berkala akibat terlepasnya lapisan endometrium
uterus. Fungsi menstruasi normal merupakan hasil interaksi antara hipotalamus, hipofisis, dan
ovarium dengan perubahan-perubahan terkait pada jaringan sasaran pada saluran reproduksi normal,
ovarium memainkan peranan penting dalam proses ini, karena tampaknya bertanggung jawab dalam
pengaturan perubahan-perubahan siklik maupun lama siklus menstruasi (Greenspan, 1998).

2. 1.1 Gangguan Menstruasi

Kelainan menstruasi adalah masalah fisik atau mental yang mempengaruhi siklus menstruasi,
menyebabkan nyeri, perdarahan yang tidak biasa yang lebih banyak atau sedikit, terlambatnya
menarche atau hilangnya siklus menstruasi tertentu. Kelainan haid sering menimbulkan kecemasan
pada wanita karena kehawatiran akan pengaruh kelainan haid terhadap kesuburan dan kesehatan
wanita pada umumnya.

Kelainan haid biasanya terjadi karena ketidak seimbangan hormonhormon yang mengatur
haid, namun dapat juga disebabkan oleh kondisi medis lainnya. Banyaknya terbuka, dan tekanan
intravaskular. Lamanya pedarahan ditentukan oleh daya penyembuhan luka atau daya regenerasi.
Daya regenerasi berkurang pada infeksi, mioma, polip dan pada karsinoma.

1) Dismenore
a. Pengertian
Dismenore adalah menstruasi yang nyeri disebabkan oleh kejang otot uterus.
b. Klasifikasi dismenore:
a) Dismenore primer
Dismenore primer biasanya terjadi akibat adanya kelainan
pada gangguan fisik yang mendasarinya, sebagian besar dialami oleh wanita yang telah
mendapatkan haid. Lokasi nyeri dapat terjadi di daerah suprapubik, terasa tajam,
menusuk, terasa diremas, atau sangat sakit. Biasanya terjadi terbatas pada daerah perut
bagian bawah, tapi dapat menjalar sampai daerah paha dan pinggang. Selain rasa nyeri,
dapat disertai dengan gejala sistematik, yaitu berupa mual, diare, sakit kepala, dan
gangguan emosional.

b) Dismenore sekunder
Biasanya terjadi selama 2-3 hari selama siklus dan wanita yang mengalami dismenore
sekunder ini biasanya mempunyai siklus haid yang tidak teratur atau tidak normal.
Pemeriksaan dengan laparaskopi sangat diperlukan untuk menemukan penyebab jeias
dismenore sekunder ini. Diperlukan untuk menemukan penyebab jeias dismenore
sekunder ini.
c. Etiologi

1) Dismenore primer

Banyak teori yang telah ditemukan untuk menerangkan penyebab terjadi dismenore
primer, tapi meskipun demikian patofisiologisnya belum jelas. Etiologi dismenore primer
di antaranya:

1) Faktor psikologis

Biasanya terjadinya pada gadis-gadis yang secara emosional tidak stabil,


mempunyai ambang nyeri yang rendah, sehingga dengan sedikit rangsangan nyeri,
maka ia akan sangat merasa kesakitan.

2) Faktor endokrin

Pada umumya nyeri haid ini dihubungkan dengan kontraksi uterus yang tidak
bagus. Hal ini sangat erat kaitannya dengan pengaruh hormonal. Pengkatan produksi
prostaglandin akan menyebabkan terjadinya kontraksi uterus yang tidak terkoordinasi
sehingga menimbulkan nyeri.

3) Alergi

Teori ini dikemukakan setelah memerhatikan hubungan antara asosiasi antara


dismenore dengan urtikaria, migren, asma bronkial, namun bagaimana pun belum
dapat dibuktikan mekanismenya.

2) Dismenore sekunder
1) Faktor konstitusi seperti: anemia.
2) Faktor seperti obstruksi kanalis servikalis.
3) Anomali uterus kongenital.
4) Leiomioma submukosa.
5) Endometriosis dan adenomiosis.

Amenorea adalah keadaan tidak ada haid untuk sediktnya 3 bulan


berturut-turut. Amenorea dibagi menjadi dua yaitu amenorea primer dan sekunder. Disebut amenorea
primer jika seorang wanita berumur 18 tahun keatas tidak pernah haid, sedangkan amenorea sekunder
terjadi pada wanita yang telah mendapatkan haid, tetapi kemudian tidak dapat lagi.
Amenorea primer umumnya memiliki sebab-sebab yang lebih berat dan lebih sulit untuk di
ketahui, seperti kelainan-kelainan congenital dan genetik. Adanya amenorea sekunder lebih menunjuk
pada sebab-sebab yang muncul kemudian dalam kehidupan wanita seperti gangguan gizi, gagguan
metabolism, tumor, penyakit infeksi dan lain-lain.
Istilah kriptomera menunjuk pada keadaan dimana tidak tampak adanya haid karena darah tidak
keluar karena ada yang menghalangi, misalnya pada ginatresia himenalis, penutupan kanalis servikalis
dan lainlain.
Ada pula yang dinamakan amenorea fisiologik, yakni yang terdapat dalam masa sebelum
pubertas, masa kehamilan, masa laktasi dan sesudah momopous.
Penyebab amenorea

a. Gangguan organic pusat Sebab organic: tumor, radang, destruksi

b. Gangguan kejiwaan

1) Syok emosional
2) Psikosis
3) Anoreksia nervosa
4) Pseudosiesis

c. Gangguan poros hipotalamus-hipofisis

1) Sindrom amenorea-galaktorea
2) Sindrom stein-leventhal
3) Amenorea hipotalamik

d. Gangguan hipofisis

1) Sindrom Sheehan dan penyakit simmonds


2) Tumor
a) Adenoma basofil (penyakit cushing)
b) Adenoma asidopil (akromegali, gigantisme)
c) Adenoma kromofob (sindrom forbes-albright)

e. Gangguan gonad

1) Kelainan congenital
a) Disgenesis ovarii (sindrom turner)
b) Sindrom testicular feminization
2) Menopause premature
3) The insensitive ovary
4) Penghentian fungsi ovarium karena oprasi, radiasi, radang dsb
5) Tumor sel granulose, sel teka, sel hilus, adrenal, arenoblastom

f. Gangguan glandula suprarenalis

1) Sindrom aderenogenital
2) Sindrom cushing
3) Sindrom Adinson

g. Gangguan glandula tiroidea

Hipotiroidi, hipertiroidi, kretinisme

h. Gangguan pancreas

Diabetes mellitus

i. Gangguan uterus, vagina

1) Aplasia dan hipoplasia uteri


2) Sindrom Asherman
3) Endometritis tuberkulosa
4) Histerektomi
5) Aplasia vaginae

j. Penyakit-penyakit umum

1) Gangguan gizi
2) Obesitas
2.2 Endemetriosis

Definisi lendometriosis yaitu terdapatnya kelenjar-kelenjar dan stroma endometrium pada


tempat-tempat diluar rongga rahim. Implantasi endometriosis bisa terdapat pada ovarium, ligamen
latum, Cavum Douglasi, tuba Falopii, vagina, serviks, pada pusat, paru-paru, dan kelenjar-kelenjar
limfa

Penyakit endometriosis dapat disebabkan oleh kelainan genetik, gangguan sistem kekebalan yang
memungkinkan sel endometrium melekat dan berkembang, serta pengaruh-pengaruh dari lingkungan.
Sumber lain menyebutkan bahwa pestisida dalam makanan dapat menyebabkan ketidakseimbangan
hormon. Faktor-faktor lingkungan seperti pemakaian wadah plastik, microwave, dan alat memasak
dengan jenis tertentu dapat menjadi penyebab endometriosis (Wood, 2008b).

Penyakit endometriosis umumnya muncul pada usia reproduktif. Angka kejadian endometriosis
mencapai 5-10% pada wanita umumnya dan lebih dari 50% terjadi pada wanita perimenopause.
Gejala endometriosis sangat tergantung pada letak sel endometrium ini berpindah. Yang paling
menonjol adalah adanya nyeri pada panggul, sehingga hampir 71-87% kasus didiagnosa akibat
keluhan nyeri kronis hebat pada saat haid, dan hanya 38% yang muncul akibat keluhan infertil
(mandul). Tetapi ada juga yang melaporkan pernah terjadi pada masa menopause dan bahkan ada
yang melaporkan terjadi pada 40% pasien histerektomi (pengangkatan rahim). Selain itu juga 10%
endometriosis ini dapat pada mereka yang mempunyai riwayat endometriosis dalam keluarganya

2.2.2 faktor resiko

1) Wanita yang beresiko terkena penyakit endometriosis, yaitu (Wood, 2008b):


2) Wanita yang ibu atau saudara perempuannya pernah menderita Endometriosis
3) Memiliki siklus menstruasi kurang atau lebih dari 27 hari
4) Menarke (menstruasi yang pertama) terjadi pada usia relatif muda (< 11 thn)
5) Masa menstruasi berlangsung selama 7 hari atau lebih
6) Orgasme saat menstruasi

2.2.3 Gejala endometriosis

Rasa sakit sering berkorelasi dengan siklus menstruasi, namun seorang wanita dengan
endometriosis juga dapat mengalami rasa sakit pada waktu lain selama siklus bulanan. Bagi banyak
wanita, tapi tidak semua, rasa sakit endometriosis dapat menjadi begitu parah dan berdampak
signifikan dengan hidupnya. Nyeri yang dirasakan saat endometriosis terjadi sebelum, selama, dan
setelah menstruasi, selama ovulasi, dalam usus selama menstruasi, ketika buang air kecil, selama atau
setelah hubungan seksual, dan didaerah punggung bawah serta gejala lain mungkin dapat terjadi
adalah diare atau sembelit (khususnya dalam kaitannya dengan menstruasi), perut kembung
(sehubungan dengan menstruasi), perdarahan berat atau tidak teratur, dan kelelahan (Wood, 2008c).

Namun perlu ditekankan disini bahwa rasa sakit pada saat menstruasi atau dysmenorrhea tidak selalu
berhubungan dengan gejala endometriosis. Kadar hormone prostaglandin yang tinggi akan cenderung
menyebabkan terjadinya dysmenorrhea (Wood, 2008c).

2.2.4 Penyebab endometriosis

Ada beberapa teori yang diutarakan oleh beberapa ahli mengenai penyebab endometriosis yaitu
(Eisenberg, 2009):
Endometriosis mungkin disebabkan oleh faktor keturunan, atau beberapa anggota keluarga
mempunyai sifat yang membuat mereka terlihat seperti endometriosis.Tumbuhnya jaringan
endometrium dibagian tubuh yang lain selain uterus melalui sistem peredaran darah atau sistem limfa.

Endometriosis dapat disebabkan adanya ganguan pada sistem imunitas, endometriosis juga
dapat menjadi kanker ovarium. Hormon estrogen dapat menjadi pemicu pertumbuhan endometriosis.
Beberapa penelitian memandang hal ini sebagai penyakit sistem endokrin, sistem kelenjar, hormon,
dan sekresi lain dari tubuh. Jaringan endometrium juga dapat ditemukan pada bekas luka abdominal
dan mungkin ditemukan di tempat tersebut akibat kesalahan sewaktu pembedahan.Sejumlah kecil
jaringan saat pembentukan embrio yang kemudian berubah menjadi endometriosis. Penelitian terbaru
menunjukan adanya hubungan antara paparan dioksin dan endometriosis. Dioksin adalah senyawa
yang bersifat toksik yang berasal dari pembuatan pestisida dan pembakaran sampah plastik. Jaringan
endometriosis dapat berada di abdomen melewati tuba Falopii saat menstruasi. Transplantasi jaringan
ini tumbuh diluar uterus.

Menurut Sumilat (2009, kom. pribadi), penyebab dari penyakit ini belum diketahui secara pasti,
para ahli mengatakan bahwa ”banyak faktor yang menyebabkan penyakit endometriosis, dapat berasal
dari aliran menstruasi mundur dan implantasi, metaplasia, predisposisi genetik, dan pengaruh
lingkungan”. Orgasme saat menstruasi dapat menimbulkan aliran menstruasi mundur dan
endometriosis dapat menurun ke wanita yang ibu atau saudara perempuan menderita endometriosis
karena terjadi penurunan imunitas pada penderita endometriosis.

2.3 kanker serviks

Umumnya sel-sel mukosa baru matang setelah wanita berusia 20 tahun ke atas. Jadi, seorang wanita
yang menjalin hubungan seks pada usia remaja, paling rawan bila dilakukan di bawah usia 16 tahun.
Hal ini berkaitan dengan kematangan sel-sel mukosa pada serviks. Pada usia muda, sel-sel mukosa
pada serviks belum matang. Artinya, masih rentan terhadap rangsangan sehingga tidak siap menerima
rangsangan dari luar termasuk zat-zat kimia yang dibawa sperma. Karena masih rentan, sel-sel
mukosa bisa berubah sifat menjadi kanker. Sifat sel kanker selalu berubah setiap saat yaitu mati dan
tumbuh lagi. Dengan adanya rangsangan, sel bisa tumbuh lebih banyak dari sel yang mati, sehingga
perubahannya tidak seimbang lagi. Kelebihan sel ini akhirnya bisa berubah sifat menjadi sel kanker

2.3.1Faktor Resiko Kanker Serviks

Menurut Diananda (2007), faktor yang mempengaruhi kanker serviks yaitu :

1.Usia > 35 tahun mempunyai risiko tinggi terhadap kanker leher rahim. Semakin tua usia seseorang,
maka semakin meningkat risiko terjadinya kanker laher rahim. Meningkatnya risiko kanker leher
rahim pada usia lanjut merupakan gabungan dari meningkatnya dan bertambah lamanya waktu
pemaparan terhadap karsinogen serta makin melemahnya sistem kekebalan tubuh akibat usia.

2.Usia pertama kali menikah. Menikah pada usia kurang 20 tahun dianggap terlalu muda untuk
melakukan hubungan seksual dan berisiko terkena kanker leher rahim 10-12 kali lebih besar daripada
mereka yang menikah pada usia > 20 tahun.

2.3.2 penyebab kanker serviks

1) Wanita dengan aktivitas seksual yang tinggi, dan sering berganti-ganti pasangan. Berganti-
ganti pasangan akan memungkinkan tertularnya penyakit kelamin, salah satunya Human
Papilloma Virus (HPV). Virus ini akan mengubah sel-sel di
2) permukaan mukosa hingga membelah menjadi lebih banyak sehingga tidak terkendali
sehingga menjadi kanker.
3) Penggunaan antiseptik. Kebiasaan pencucian vagina dengan menggunakan obatobatan
antiseptik maupun deodoran akan mengakibatkan iritasi di serviks yang merangsang
terjadinya kanker.
4) Wanita yang merokok. Wanita perokok memiliki risiko 2 kali lebih besar terkena kanker
serviks dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok. Penelitian menunjukkan, lendir
serviks pada wanita perokok mengandung nikotin dan zat-zat lainnya yang ada di dalam
rokok. Zat-zat tersebut akan menurunkan daya tahan serviks di samping meropakan ko-
karsinogen infeksi virus. Nikotin, mempermudah semua selaput lendir sel-sel tubuh bereaksi
atau menjadi terangsang, baik pada mukosa tenggorokan, paru-paru maupun serviks. Namun
tidak diketahui dengan
5) pasti berapa banyak jumlah nikotin yang dikonsumsi yang bisa menyebabkan kanker
6) leher rahim.
7) Riwayat penyakit kelamin seperti kutil genitalia. Wanita yang terkena
8) penyakit akibat hubungan seksual berisiko terkena virus HPV, karena virus HPV diduga
sebagai penyebab utama terjadinya kanker leher rahim sehingga wanita yang mempunyai
riwayat penyakit kelamin berisiko terkena kanker leher rahim.
9) Paritas (jumlah kelahiran). Semakin tinggi risiko pada wanita dengan banyak anak, apalagi
dengan jarak persalinan yang terlalu pendek. Dari berbagai literatur yang ada, seorang
perempuan yang sering melahirkan (banyak anak) termasuk golongan risiko tinggi untuk
terkena penyakit kanker leher rahim. Dengan seringnya seorang ibu melahirkan, maka akan
berdampak pada seringnya terjadi perlukaan di organ reproduksinya yang akhirnya dampak
dari luka tersebut akan memudahkan timbulnya Human Papilloma Virus (HPV) sebagai
penyebab terjadinya penyakit kanker leher rahim.
10) Penggunaan kontrasepsi oral dalam jangka waktu lama. Penggunaan kontrasepsi oral yang
dipakai dalam jangka lama yaitu lebih dari 4 tahun dapat meningkatkan risiko kanker leher
rahim 1,5-2,5 kali. Kontrasepsi oral mungkin dapat meningkatkan risiko kanker leher rahim
karena jaringan leher rahim merupakan salah satu sasaran yang disukai oleh hormon steroid
perempuan. Hingga tahun 2004, telah dilakukan studi epidemiologis tentang hubungan antara
kanker leher rahim dan
11) penggunaan kontrasepsi oral. Meskipun demikian, efek penggunaan kontrasepsi oral terhadap
risiko kanker leher rahim masih kontroversional. Sebagai contoh, penelitian yang dilakukan
oleh Khasbiyah (2004) dengan menggunakan studi kasus kontrol. Hasil studi tidak
menemukan adanya peningkatan risiko pada perempuan pengguna atau mantan pengguna
kontrasepsi oral karena hasil penelitian tidak memperlihatkan hubungan dengan nilai p>0,05.

2.3.3 Gejala-gejala Kanker Serviks

Pada kanker serviks gejala yang sering ditemukan adalah keputihan, pendarahan sentuh, dan
pengeluaran cairan encer.
Pada awal penyakit sering tidak terdapat gejala apapun. Jika ditemukan keputihan
kemungkinan kanker serviks perlu diwaspadai walaupun gejala tersebut bukanlah gejala yang
khas dari kanker serviks dan pada keadaan yang lanjut dapat ditemukan perdarahan dari
kemaluan setelah melakukan senggama (perdarahan pasca senggama), jika lebih berat lagi
dapat terjadi perdarahan yang tidak teratur (metrorhagia).
Pada keadaan yang lebih lanjut dapat terjadi pengeluaran cairan kekuningan
kadangkadang bercampur darah dan berbau sangat busuk dari liang senggama. Muka
penderita tampak pucat karena terjadi perdarahan dalam waktu yang lama. Anemia sering
ditemukan sebagai akibat perdarahan-perdarahan pervagina dan akibat penyakit, berat badan
biasanya baru menurun pada stadium klinik III.
Rasa nyeri di daerah pinggul atau di ulu hati dapat disebabkan oleh tumor yang terinfeksi atau
radang panggul. Rasa nyeri di daerah pinggang dan punggung dapat terjadi karena
terbendungnya saluran kemih sehingga ginjal menjadi membengkak (hidronefrosis) atau
karena penyebaran tumor kelenjer getah bening di sepanjang tulang belakang (para aorta).
Juga pada stadium lanjut dapat timbul rasa nyeri di daerah panggul, disebabkan penyebaran
tumor ke kelenjer getah bening dinding panggul. Timbulnya perdarahan dari saluran kemih
dan perdarahan dari dubur dapat disebabkan oleh penyebaran tumor ke kandung kemih dan ke
rektum.
Semakin lanjut dan bertambah parahnya penyakit, penderita kanker serviks akan menjadi
kurus, anemia, malaise, nafsu makan hilang (anoreksia), gejala uremia, syok dan dapat sampai
meninggal dunia.. Tiga puluh persen dari kanker serviks ditemukan pada waktu Tes Pap tanpa
keluhan.

2.3.4 Pencegahan Kanker Serviks

Upaya pencegahan yang dapat dilakukan akan sesuai dengan perkembangan


patologis penyakit itu dari waktu ke waktu, sehingga upaya pencegahan itu dibagi
atas berbagai tingkat sesuai dengan perjalanan penyakit.

1. Mempertinggi nilai kesehatan (Health Promotion).

Promosi kesehatan (Health Promotion) merupakan upaya pencegahan


penyakit tingkat pertama. Sasaran dari tahapan ini yaitu pada orang sehat dengan usaha
peningkatan derajat kesehatan. Hal ini juga disebut sebagai
pencegahan umum yakni meningkatkan peranan kesehatan perorangan dan masyarakat secara
optimal, mengurangi peranan penyebab serta derajat risiko serta meningkatkan secara optimal
lingkungan yang sehat. (Noor, 2000).
Menurut Noor (2000), promosi kesehatan (health promotion) dalam upaya mencegah terjadinya
penyakit hipertensi dapat dilakukan dengan berbagai upaya seperti:
o Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya melakukan
atau menerapkan PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat) sejak dini, guna
mencegah terjadinya atau masuknya agen-agen penyakit.
o Melakukan seminar-seminar kesehatan bagi masyarakat tentang upaya-upaya
yang dapat dilakukan dalam rangka peningkatan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal, seperti pola makan yang seimbang, pengurangan
atau eliminasi asupan alkohol, berhenti merokok, olahraga teratur,
pengurangan berat badan dan mengatasi stres yang baik.

2. Memberikan perlindungan khusus terhadap sesuatu penyakit (spesificprotection).

Upaya spesifik untuk mencegah terjadinya penularan penyakit tertentu, misalnya melakukan
imunisasi, peningkatan ketrampilan remaja untuk mencegah ajakan menggunakan narkotik dan
untuk menanggulangi stress dan lain-lain (Rivai, 2005)
1. Mengenal dan mengetahui penyakit pada tingkat awal serta
mengadakan pengobatan yang tepat dan segera (Early diagnosis & Promt Treatment).
Menurut Noor (2000), diagnosis dini dan pengobatan dini (Early Diagnosis and Prompt
Treatment) merupakan upaya pencegahan penyakit tingkat kedua. Sasaran dari tahap ini yaitu
bagi mereka yang menderita penyakit atau terancam akan menderita suatu penyakit. Adapun
tujuan dari pencegahan tingkat ke dua ini yaitu sebagai berikut:
a. Meluasnya penyakit atau terjadinya tidak menular.
b. Menghentikan proses penyakit lebih lanjut dan mencegah komplikasi.
c. Melakukan screening (pencarian penderita kanker serviks) melalui penerapan
suatu tes atau uji tertentu pada orang yang belum mempunyai atau menunjukkan
gejala dari suatu penyakit dengan tujuan untuk mendeteksi secara dini adanya
suatu penyakit kanker serviks.
d. Melakukan pengobatan dan perawatan penderita penyakit kanker serviks
sehingga penderita tersebut cepat mengalami pemulihan atau sembuh dari
penyakitnya.
3 . Pembatasan kecacatan dan berusaha untuk menghilangkan gangguan kemampuan bekerja yang
diakibatkan sesuatu penyakit (Disability Limitation).

Menurut Noor (2000), pembatasan kecacatan (disability limitation) merupakan tahap


pencegahan tingkat ketiga. Adapun tujuan dari tahap ini yaitu untuk mencegah terjadinya
kecacatan dan kematian karena suatu penyebab penyakit.

4. Rehabilitasi (Rehabilitation).

Rehabilitasi biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita kanker serviks.
Penderita yang menjadi cacat karena komplikasi penyakitnya atau karena pengobatan perlu
direhabilitasi untuk mengembalikan bentuk dan/atau fungsi organ yang cacat itu supaya
penderita dapat hidup dengan layak dan wajar di masyarakat. Rehabilitasi yang dapat dilakukan
untuk penderita kanker serviks yang baru menjalani operasi contohnya seperti melakukan
gerakan-gerakan untuk membantu mengembalikan fungsi gerak dan untuk mengurangi
pembengkakan, bagi penderita yang mengalami alopesia (rambut gugur) akibat khemoterapi dan
radioterapi bisa diatasi dengan memakai wig untuk sementara karena umumnya rambut akan
tumbuh kembali.

2.4 kanker payudara

Kanker payudara muncul sebagai akibat sel-sel yang abnormal terbentuk pada payudara
dengan kecepatan tidak terkontrol dan tidak beraturan. Sel-sel tersebut merupakan hasil mutasi gen
dengan perubahan- perubahan bentuk, ukuran maupun fungsinya, sebagaimana sel-sel tubuh kita yang
asli.

Mutasi gen ini dipicu oleh keberadaan suatu bahan asing yang masuk ke dalam tubuh kita,
diantaranya pengawet makanan, vetsin, radioaktif, oksidan, atau karsinogenik yang dihasilkan oleh
tubuh sendiri secara alamiah. Tetapi yang terakhir ini sangat jarang terjadi karena secara alamiah
tubuh kita mampu menetralkan zat karsinogenik yang dihasilkan oleh tubuh. Bersama aliran darah
dan aliran getah bening, sel-sel kanker dan racun-racun yang dihasilkannya dapat menyebar ke
seluruh tubuh kita seperti tulang, paru paru, dan liver tanpa disadari oleh penderita. Karenanya tidak
mengherankan jika pada penderita kanker payudara ditemukan benjolan di ketiak atau benjolan
kelenjar getah bening lainnya. Bahkan muncul pula kanker pada liver dan paru-paru sebagai kanker
metastasisnya. Penderita sering batuk yang tak kunjung sembuh atau sesak napas yang
berkepanjangan.

2.4.1 Faktor resiko kanker payudara Riwayat keluarga kanker payudara

a. •Mutasi genetik (BRCA1, BRCA2 dan lainya)


b. •Riwayat hiperplasia epitelial atau riwayat lobular carcinoma in situ (LCIS)
c. •Riwayat papilomatosis
d. •Hamil pertama > 30 tahun
e. •Riwayat memakai estrogen lama
f. •Menstruasi pertama kali dibawah usia 12 tahun
g. •Menopause > 50 tahun

Yang paling beresiko terserang penyakit kanker payudara, yaitu:

1.Jika dalam keluarga ada penderita kanker payudara

2 Mendapat haid pertama pada usia sangat muda, atau terlambat mengalami manepause

3.Tidak pernah menyusi anak

4.Kegemukan
5.Tidak pernah melahirkan anak

6.Pernah mendapat terapi hormon

7.Pernah mendapat radiasi pada payudara

Kanker payudara yang diketahui baru pada stadium satu kemungkinan sembuhnya lebih
tinggi dan tidak perlu dilakukan operasi pengangkatan payudara. Itu sebabnya, deteksi sedini mungkin
sangat penting. Cara paling mudah dan murah untuk mendeteksi kanker ini adalah melakukan
pemeriksaan payudara sendiri (Sadari).Sadari dilakukan pada 7-10 hari seusai menstruasi karena pada
saat itu payudara terasa lunak. Dalam posisi berbaring atau berdiri, kita bisa meraba dengan tiga jari
(telunjuk, tengah, dan jari manis) secara lembut k payudara. Jika menemukan benjolan atau kerutan,
bentuk payudara tidak simetris, kulit berubah seperti kulit jeruk, dan pembesaran kelenjar getah
bening di ketiak, segera periksakan ke dokter.

Ada sejumlah kecil kanker payudara muncul tanpa adanya benjolan sama sekali. Jenis kanker
payudara yang dikenal dengan Inflammatory Breast Cancer (IBC) ini cukup jarang dan jenis yang
sangat agresif. Jika tidak segera terdiagnosa maka bisa menyebabkan kematian. Kenali gejala-
gejalanya seperti:

1. Pertumbuhan ukuran payudara yang cepat dan tidak normal.


2. Timbul kemerahan, ruam atau bisul pada payudara.
3. Rasa gatal berkepanjangan pada payudara atau putting
4. Adanya penebalan pada jaringan payudara.
5. Timbul rasa sakit yang menusuk-nusuk atau nyeri pada payudara
6. Timbul rasa panas (seperti demam) pada payudara
7. Adanya pembengkakan nodus limfe di ketiak atau di bawah tulang selangka
8. Adanya lesung pada payudara
9. Putting payudara menjadi rata atau melesak ke dalam.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kelainan menstruasi adalah masalah fisik atau mental yang mempengaruhi siklus menstruasi,
menyebabkan nyeri, perdarahan yang tidak biasa yang lebih banyak atau sedikit, terlambatnya
menarche atau hilangnya siklus menstruasi tertentu.

Kanker servik Jadi, seorang wanita yang menjalin hubungan seks pada usia remaja, paling
rawan bila dilakukan di bawah usia 16 tahun. Hal ini berkaitan dengan kematangan sel-sel mukosa
pada serviks. Pada usia muda, sel-sel mukosa pada serviks belum matang. Artinya, masih rentan
terhadap rangsangan sehingga tidak siap menerima rangsangan dari luar termasuk zat-zat kimia yang
dibawa sperma. Karena masih rentan, sel-sel mukosa bisa berubah sifat menjadi kanker. Sifat sel
kanker selalu berubah setiap saat yaitu mati dan tumbuh lagi. Dengan adanya rangsangan, sel bisa
tumbuh lebih banyak dari sel yang mati, sehingga perubahannya tidak seimbang lagi. Kelebihan sel
ini akhirnya bisa berubah sifat menjadi sel kanker

Kanker payudara muncul sebagai akibat sel-sel yang abnormal terbentuk pada payudara
dengan kecepatan tidak terkontrol dan tidak beraturan. Sel-sel tersebut merupakan hasil mutasi gen
dengan perubahan- perubahan bentuk, ukuran maupun fungsinya, sebagaimana sel-sel tubuh kita yang
asli.

Dari urian dia atas agar terhidar dari penyakit yang berbahaya tersebut maka kita harus
menjaga kebersihan sistem reproduksi kita khusunya kepada wanita

B. Saran
Mahasiswa keperawatan diharapkan dapat mengetahui mengenai menstruasi terutama
gangguan menstruasi dan asuhan keperawatan yang terkait dengannya. Dengan itu diharapkan
mahasiswa keperawatan ketika praktik keperawatan nantinya dapat menerapkan asuhan
keperawatan sesuai dengan masalah yang dihadapi oleh pasien.

Anda mungkin juga menyukai