Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN GERONTIK DENGAN PARKINSON

DISUSUN OLEH :

Sinta Arlina Cahyani (211117104)

PRODI D3 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI

TAHUN AJARAN 2019/2020


TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Penyakit


1. Pengertian
Penyakit parkinson merupakan suatu gangguan neurologis progresif
yang mengenai pusat otak yang bertanggung jawab untuk mengontrol
dan mengatur gerakan karakteristik yang muncul berupa bradikinesia
(pelambatan gerakan), tremor dan kekakuan otot (Smeltzer dan Bare,
2002)

2. Gejala Klinik

a. Tremor
Biasanya merupakan gejala pertama pada paralisis agitans. Tremor
biasanya bermula disatu ekstermitas atas dan kemudian melibatkan
ekstermitas bawah pada sisi yang sama, beberapa waktu kemudian sisi
lainnya juga terlibat dengan urutan yang serupa. Kepala,bibir dan lidah
sering tidak terlibat, atau terlibat pada stadium penyakit yang lanjut.
Frekuensi tremor parkinson berkisar antara 4-7 gerakan pemenit.
Tremor terutama timbul bila penderita dalam keadaan istirahat dan
dapat ditekan untuk sementara bila ekstermitas digerakan. Sering dapat
dihentikan sebentar bila diusahakan. Tremor nebjadi bertambah hebat
dalam keadaan emosi dan menghilang bila tidur.
b. Rigiditas
Pada stadium dini, rigiditas otot terbatas pada satu ekstermitas atas,
dan hanya terdeteksi pada gerakan pasif. Biasanya lebih jelas bila
pergelangan di fleksi dan ekstensi secara pasif dan pronasi serta
supinasi lengan bawah secara pasif. Pada stadium lanjut, rigiditas
menjadi menyeluruh dan berat sehingga memberikan tahanan bila
persendian-persendian digerakan secara pasif.
Rigiditas merupakan peningkatan jawaban terhadap regangan otot
pada otot antagonis dan agonis.
Salah satu gejala dini dari rigiditas ialah hilangnya gerak asosiasi
lengan bila berjalan.
Meningkatnya tonus otot pada sindrom parkinson disebabkan oleh
meningkatnya aktivitas neuron motorik alfa.
c. Bradikinensia (gerakan menjadi lamban)
Pada bradikinensia, gerakan voluntar menjadi lamban dan memulai
suatu gerakan menjadi sulit. Didapatkan berkurangnya gerak asosiatif
bila berjalan. Sulit untuk bangun dari kursi, sulit memulai berjalan,
lamban mengenakan pakaian, lambat mengambil suatu obyek. Ekspresi
atau mimik muka berkurang (seolah muka topeng). Bila berbicara gerak
lidah dan bibir menjadi lambat. Gerak halus sewaktu menulis atau
mengerjakan benda-benda berukuran kecil menjadi sulit dan
menghilang.
Bradikinensia merupakan hasil dari gangguan integrasi pada
impuls optik, labirin, proprioseptik, dan impuls sensorik lainnya di
ganglia basal, ini mengakibatkan berubahnya aktivitas refleks yang
mempengaruhi neuron motorik, gamma dan alfa.
d. Migrografia
Bila tangan yang dominan yang terlibat, maka tulisan tangan secara
gradual menjadi kecil dan rapat.
e. Sikap parkinson
Bradikinensia mengakibatkan langkah menjadi kecil, yang khas
pada penyakit parkinson. Pada stadium yang lebih lanjut, sikap
penderita dalam fleksi, kepala difleksi ke dada, bahu membengkok ke
depan, punggung melengkung ke depan, dan lengan tidak melengkung
bila berjalan.
f. Bicara
Rigiditas dan bradikinensia otot pernapasan, pita suara, otot faring,
lidah dan bibir mengakibatkan berbicara atau pengucapan kata-kata
yang monoton dengan volume kecil, yang khas pada penyakit
parkinson.
g. Disfungsi autonom
Dapat terjadi disfungsi autonom karena berkurangnya secara
progresif sel-sel neuron di ganglia simpatis. Ini mengakibatkan keringat
berlebihan, gangguan spingter terutama inkontenesia dan hipotensi
ortostatik.
h. Demensia
Penderita penyakit parkinson idiopatik banyak yang menunjukkan
perubahan status mental selama perjalanan penyakitnya. Disfungsi
visuospasial merupakan defisit kognitif yang sering dilaporkan pada
penyakit parkinson. Gangguan mental ini dapat pula disertai halusinasi
visual atau auditoar dan waham.

3. Etiologi

Penyebab yang pasti dari penyakit Parkinson (parkinsonism) tidak


diketahui. Dalam banyak kasus, penyebabnya adalah idiopathie.
Bagaimanapun, gejala atau parkinsonism sekunder berhubungan dengan
berbagai gangguan pada sistem saraf seperti bahan beracun, tumor otak di
dalam basal ganglia, trauma cerebral, infeksi/peradangan, pengapuran
pembuluh darah cerebral, dan induksi obat.
Dua hipotesis yang disebut juga sebagai mekanisme degenerasi
neural pada penyakit parkinson ialah : hipotesis radikal bebas dan hipotesis
neurotoksin.
1. Hipotesis radikal bebas
Diduga bahwa oksidasi enzimatik dari dopamin dapat merusak
neuron nigrostriatal, karena proses ini menghasilkan hidrogen peroksid
dan radikal-oksi lainnya, walaupun ada mekanisme pelindung untuk
mencegah kerusakan dari stres oksidatif, namun pada usia lanjut
mungkin mekanisme ini gagal.
2. Hipotesis neurotoksin
Diduga bahwa satu atau lebih macam zat neurotoksin berperan
dalam proses neurodegenerasi pada parkinson,n sebagai contoh
dikemukakan kemampuan zat MPTP (1-methyl-4phenyl-1,2,3,6-
tetrahydropyridine) atau toksin sejenis MPTP yang secara selektif toksik
terhadap substansi nigra dan lokus seruleus dan mencetus sindrom yang
serupa dengan parkinson pada manusia.

4. Komplikasi
 Gangguan motor
 Kelemahan gaya berjalan, keseimbangan dan sikap
 Dysfungsi Autonomic
 Dysarthria
 Dysphagia
 Dementi
 Depression

5. Pemeriksaan Diagnostik dan Hasil


Tidak ada test khusus untuk mendiagnosa penyakit Parkinson, Hasil
diagnosa didasarkan pada riwayat dan pemeriksaan fisik.

 Rontgen dada : tampak scoliosis


 Rontgen tengkorak : normal
 Computed tomography (CT) scan : normal ( dengan riwayat demensia
kronik mungkin tampak atrophy cerebral)
 Elektroccephalography : normal tau menunjukkan minimum dan/atau
disorganisasi (ditandai dengan dementia dan bardikinensia, mungkin
menunjukkan moderat sampai menunjukkan tanda dan difusi
disorganisasi)
 Cineradiographic study of swallowing (menelan) : gambaran
abnormal, relaksasi yang tertahan dari otot cricopharingeal
6. Patofisiologi
PATHWAY

Ketidakseimbangan Berkurang dopamin Lesi di ganglio


aktivitas gamma dan di substansi nigra basal dan batang
alfa,  gamma,  dan korpus striatum otak
alfa karena proses
degenerasi

Kelaianan sistem

Motorik

7.

Piramidal Ekstra piramidal cerebral Neuromuskuler

Rigiditas Tremor Bradikinensia Instabilitas postur

Kerusakan  Kurang perawatan  Kerusakan Konstipasi


mobilitas fisik diri komunikasi
 Perubahan nutrisi verbal
kurang dari  Ketidakefektif
kebutuhan tuhuh an koping
8. Penatalaksanaan
Tujuan utama perawatan medis adalah mengatasi gejala yang timbul
dengan obat-obatan. Beberapa penatalaksanaan yang sedang dilakukan
adalah dengan neurotransplantantion dari jaringan medula ginjal, tetapi
langkah ini masih dalam tahap persiapan untuk pengembangannya.

1. Management Umum
Therapi fisik : untuk memelihara hubungan mobilitas dan gaya
berjalan yang normal.

Ocupational therapi (therapi kerja) : Untuk menolong pasien


berpartisipasi dalam kegiatan sehari hari (ADL).

Therapi suara : Untuk fasilitas komunikasi

Psychotherapi : Untuk fasilitas pasien menyesuaikan diri secara


alamiah dengan penyakit yang kronis.

2. Therapi obat-obatan
Peraturan tentang therapi pharmachologic kompleks dan
memerlukan pengetahuan tentang itu dan pengalaman dari seorang
dokter berkwalitas. Beberapa jenis obat dapat mengurangi gejala
penyakit parkinson; anticholenergics, obat anti alergi, obat
dopaminergic, dan dopamine agonists. Sebab efek samping dari
beberapa obat dapat membahayakan, Pemberian obat harus diatur
dengan teliti.

Anticholinergics : (menghalangi efek acetylcholine di dalam CNS;


berpengaruh atas terjadinya tremor dan kekakuan otot tetapi sering
efeknya sedikit di dalam mengendalikan bradykinensia dan masalah
keseimbangan); Trihexyphenidyl HCL (artane); cycrimine
(pagitine);procyklidine (kemadrin); hiperiden (Akineton); Benztopine
Mesyiate ( Cogentin).
Antihistamin : (mungkin digunakan untuk tambahan dengan
anticholinergik; mungkin digunakan kombinasi dengan obat yang lebih
kuat); Diphenhidramine ( Benadryl); Orphenadrine ( Disipal).

Antiviral : (Amantadine-accidentally ditemukan mempunyai efek


antiparkinsonism, tindakan atau mekanisme tepat adalah kontroversi
pokok, efek cenderung untuk berkurang dalam beberapa bulan,
mungkin digunakan kombinasi dengan obat lain; Amantadine HCL
(symmetrel).

Tricyclic Antidepressants : (efektif dalam mengatasi gejala


parkinsonian seperti halnya gejala berhubungan dengan depresi, obat ini
menghalangi pengambilan kembali dopamine dan mempunyai
kandungan anticholinergic, sering digunakan dikombinasi dengan obat
lain); imipramine (Tofranil); Amitriptyline (Elavil).

9. ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas
b. Keluhan utama
Klien mengeluh ektremitas tremor
c. Riwayat penyakit sekarang
Klien datang dengan keluhan tremor, jika sedang berjalan selau
berhenti mendadak
d. Riwayat kesehatan dahulu
Adanya penyakit yang berhubungan sistem saraf pusat

e. Riwayat penyakit keluarga


Apakah ada penyakit keturunan dari anggota keluarga yang menderita
DM, hipertensi,atau penyakit yang sama.
f. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan umum yang lengkap perlu dilakukan. Disamping menilai
adanya sinovasi pada setiap sendi, perhatikan juga hal- hal berikut ini:
1) Keadaan umum:
2) Tangan:
3) Lengan:
4) Wajah: simetris
5) Mulut: (Kering, karies dentis, ulkus)
6) Leher:
7) Toraks: Jantung (perikarditis, defek konduksi, inkompetensi katup
aorta dan mitral).Paru- paru (aadanya efusi pleura, fibrosis, nodul
infark, sindroma caplan)
8) Abdomen
9) Panggul dan lutut:
10) Kaki:
11) Urinalisis:
g. Pengkajian Psikososial dan Spiritual
1) Psikososial :
Jelaskan kemampuan sosialisasi klien pada saat sekarang ,sikap klien
pada orang lain,harapan-harapan klien dalam melakukan sosialisasi,
kepuasan klien dalam sosialisasi dll
2) Identifikasi Masalah Emosional :
PERTANYAAN TAHAP 1
 Apakah klien mengalami sukar tidur ?
 Apakah klien merasa gelisah ?
 Apakah klien sering murung atau menangis sendiri ?
 Apakah klien sering was-was atau kuatir ?
Lanjutkan ke pertanyaan tahap 2 jika lebih dari atau sama
dengan 1 jawaban “ya”

 Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam 1 bulan
 Ada masalah atau banyak pikiran ?
 Ada gangguan / masalah dengan keluarga lain ?
 Menggunakan obat tidur / penenang atau anjuran dokter ?
 Cenderung mengurung diri ?
Bila lebih dari atau sama dengan 1 jawaban “ya” MASALAH
EMOSIONAL (+)
3) Spiritual :
Kaji agama, kegiatan keagamaan, konsep/keyakinan klien tentang
kematian , harapan-harpan klien, dll

h. Pengkajian Fungsioal Klien


1) KATZ Indeks :
Termasuk/kategori yang manakah klien ?
A. Mandiri dalam makan,kontinensia (BAK,BAB), menggunakan
pakaian, pergi ke toilet,berpindah, dan mandi
B. Mandiri semuanya kecuali salah satu saja dari fungsi di atas
C. Mandiri, kecuali mandi dan satu fungsi yang lain
D. Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, dan satu fungsi yang lain
E. Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet dan satu fungsi
yang lain
F. Mandiri, kecuali mandiri berpakaian, ke toilet, berpindah dan
satu fungsi yang lain
G. Ketergantungan untuk semua fungsi di atas
H. Lain-lain
Keterangan :

Mandiri : berarti tanpa pengawasan , pengarahan atau bantaun aktif


dari orang lain. Seseorang yang menolak untuk melakukan suatu
fungsi dianggap tidak melakukan fungsi, meskipun di anggap mampu

2) Modifikasi dari Barthel Indeks


Termasuk yang manakah klien?
Dengan Keterangan
No. Kriteria Mandiri
Bantuan
1. Makan Frekuensi :
5 10 Jumlah :
Jenis :
2. Minum Frekuensi :
5 10 Jumlah :
Jenis :
3. Berpindah dari kursi roda
5-10 15
ke tempat tidur, sebaliknya
4. Personal toilet (cuci muka, Frekuensi :
menyisir rambut, gosok 0 5
gig)
5. Keluar masuk toilet
(mencuci pakaian,
5 10
menyeka tubuh,
menyiram)
6. Mandi 5 15 Frekuensi :
7. Jalan dipermukaan datar 0 5
8. Naik turun tangga 5 10
9. Mengenakan pakaian 5 10
10. Kontrol bowel (BAB) Frekuensi :
5 10
Konsistensi :
11. Kontrol bladder (BAK) Frekuensi :
5 10
Warna :
12. Olahraga/latihan Frekuensi :
5 10
Jenis :
13. Rekreasi/pemanfaatan Jenis :
5 10
waktu luang Frekuensi :
Keterangan:
a.130 : mandiri
b. 65-125 : ketergantungan sebagian
c. 60 : ketergantungan total

i. Pengkajian status mental gerontik


1) Short Portable Mental Status Questioner (SPSMQ)
Digunakan untuk mendeteksi adanya tingkat kerusakan
intelektual. Pengujian terdiri atas 10 pertanyaan yang berkenan
dengan orientasi, riwayat pribadi, memori dalam hubungannya
dengan kemampuan perawatan diri, memori jangka panjang dan
kemampuan matematis atau perhitungan (Pfeiffer, 2002).
2) Mini Mental Status Exam (MMSE)
Mini mental status exam (MMSE) menguji aspek kognitif
dari fungsi mental: orientasi, registrasi, perhatian dan kalkulasi,
mengingat kembali dan bahasa. Nilai kemungkinan ada 30, dengan
nilai 21 atau kurang biasanya indikasi adanya kerusakan kognitif
yang memerlukan penyelidikan lanjut. Pemeriksaan memerlukan
hanya beberapa menit untuk melengkapi dan dengan mudah dinilai,
tetapi tidak dapat digunakan sendiri untuk tujuan diagnostic. karena
pemeriksaan MMSE mengukur beratnya kerusakan kognitif dan
mendemonstrasikan perubahan kognitif pada waktu dan dengan
tindakan. Ini merupakan suatu alat yang berguna untuk mengkaji
kemajuan klien yang berhubungan dengan intervensi. Alat
pengukur status afektif bdigunakan untuk membedakan jenis
depresi serius yang mempengaruhi fungsi-fungsi dari suasana hati.
Depresi adalah umum pada lansia dan sering dihubungkan dengan
kacau mental dan disorientasi, sehingga seorang lansia depresi
sering disalah artikan dengan dimensia. Pemeriksaan status mental
tidak dengan jelas membedakan antara depresi dengan demensia,
sehingga pengkajian afektif adalah alat tambahan yang penting.
j. Pengkajian Keseimbangan Untuk Klien Lansia ( Tinneti, Me , Dan
Ginter,Sf,1998)
Pengkajian keseimbangan dinilai dari dua komponen utama dalam
bergerak, dari kedua komponen tersebut dibagi lagi dalam beberapa
gerakan yang perlu diobservasi oleh perawat. Kedua komponwn
tersebut adalah:
1) Perubahan posisi atau gerakan keseimbangan
Beri nilai 0 jika klien tidak menunjukan kondisi di bawah ini, atau
beri nilai 1 jika klien menujukan salah satu dai kondisi di bawah
ini:

Bangun dari kursi (dimasukan dalam analisis)*


Klien bangun dari tempat duduk dengan satu kali gerakan, tidak
mendorong tubuhnya terlebih dahulu ke atas dengan tangan atau
bergerak ke bagian depan kursi terlebih dahulu, stabil pada saat
berdiri pertama kali.

Duduk ke kursi (dimasukan dalam analisis)*


Menjatuhkan diri ke kursi, dan duduk langsung di tengah kursi

Keterangan : (*) kursi yang keras dan tanpa lengan


Menahan dorongan pada sternum (pemeriksa mendorong sternum
perlahan-lahan sebanyak 3 kali)
Klien menggerakan kaki, tidak memegang objek untuk dukungan
kaki menyentuh sisi sisinya

Mata tertutup
Sama seperti di atas (periksa kepercayaan pasien tentang input
penglihatan untuk keseimbangannya)

Perputaran leher
menggerakan kaki, menggegam objek objek untuk dukungan, kaki
menyentuh sisi sisinya, keluhan vertigo, pusing atau keadaan tidak
stabil.

Gerakan menggapai sesuatu


Tidak Mampu untuk menggapai sesuatu dengan bahu fleksi
sepenuhnya sementara berdiri pada ujung ujung jari kaki, stabil,
tidak memegang sesuatu untuk dukungan.

Membungkuk
Tidak mampu membungkuk untuk mengambil kertas kecil dari
lantai , tidak memegang objek untuk berdiri lagi, tidak memerlukan
usaha usaha multiperl untuk bangun.

2) Komponen gaya berjalan atau gerakan


Beri nilai 0 jika klien tidak menunjukan kondisi di bawah ini, atau
beri nilai 1 jika klien menujukan salah satu dai kondisi di bawah
ini:

Minta klien untuk berjalan ke tempat yang ditentukan


Ragu-ragu, tersandung, memegang objeek untuk dukungan .

Ketinggian langkah kaki (mengangkat kaki saat melangkah)


kaki tidak naik dari lantai secara konsisten , mulai mengangkat satu
kaki sementara kaki yang lain menyentuh lantai

Kontinuitas langkak kaki (lebih baik di observasi dari


samping)
Setelah langkah-langkah awal, langkah menjadi tidak konsisten,
memulai mengangkat satu kaki sementara kaki yang lain
menyentuh lantai

Kesimetrisan langkah (lebih baik di observasi dari samping)


Tidak berjlaan dalam garis lurus, bergelombang dari sisi ke sisi

Penyimpangan jalur pada saat berjalan (lebih baik diobservasi


dari belakang klien)
Tidak berjlaan dalam garis lurus, bergelombang dari sisi ke sisi

Berbalik
berhenti sebelum mulai berbalik, jalan sempoyongan , bergoyang ,
memegang objek untuk dukungan.

Intervensi hasil
0-5 : resiko jatuh : rendah
6-10 : resiko jatuh : sedang
11-15 : resiko jatuh : berat

2. analisa data
Data Etiologi Masalah

Ds: - Perubahan komponen Gangguan mobilitas


Do: sendi fisik
 tremor
 regiditas
 berjalan kecil dan Perubahan fungsi
cepat Penyakit parkinson

 tiba-tiba berhenti
saat berjalan Deformitas sendi

Sulit bergerak

Gangguan mobilitas
fisik
Ds : Menanyakan masalah Informasi tentang Risiko jatuh
yang dihadapi proses penyakit
Do :
- Menunjukkan Defisit pengetahuan
perilaku tidak
sesuai anjuran
Menunjukkan persepsi
yang keliru terhadap
masalah

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan parkinson (D.0054)
b. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
penyakit (D. 0111)

4. PERENCANAAN
Diagnosa
No. Tujuan Intervensi
Keperawatan
1. Gangguan mobilitas Mobilitas fisik (L. Dukungan
fisik 05042) Ambulasi (I.
Setelah dilakukan 06171)
tindakan keperawatan Observasi
selama 3 x 30 menit - Identifikasi
diharapkan gangguan adanya nyeri atau
mobilitas fisik teratasi keluhan fisik
dengan kriteria hasil : lainnya
- Pergerakan - Monitor kondisi
ekstermitas umum selama
meningkat dari 1 melakukan
menjadi 5 ambulasi
- Kekuatan otot Terapeutik
meningkat dari 1 - Fasilitasi aktivitas
menjadi 5 ambulasi dengan
- Rentang gerak alat bantu (mis,
(ROM) meningkat tongkat, kruk)
dari 1 menjadi 5 - Fasilitasi
- Kaku sendi melakukan
menurun dari 5 mobilisasi fisk
menjadi 1 Edukasi
- Kelemahan fisik - Jelaskan tujuan
menurun dari 5 dan prosedur
menjadi 1 ambulasi
- Anjurkan
melakukan
ambulasi dini
- Anjurkan
ambulasi
sederhana yang
harus dilakukan
(mis. Berjalan
dari tempat tidur
ke kamar mandi,
berjalan sesuai
toleransi)

2. Defisit pengetahuan Tingkat pengetahuan Edukasi Proses


berhubungan (L. 12111) Penyajut (I. 12444)
dengan kurangnya Setelah dilakukan Observasi
informasi penyakit tindakan keperawatan - Identifikasi
selama 2 x 30 menit di kesiapan dan
harapkan defisit kemampuan
pengetahuan teratasi menerima
dengan kriteria hasil : informasi
- Perilaku sesuai Terapeutik
anjuran - Sediakan materi
meningkat dari 1 dan media
ke 5 pendidikan
- Verbalisasi minat kesehatan
dalam belajar - Jadwalkan
meningkat dari 1 pendidikan
ke 5 kesehatan sesuai
- Kemampuan kesepakatan
menjelaskan - Berikan
pengetahuan kesempatan untuk
tentang suatu bertanya
topik meningkat Edukasi
dari 1 ke 5 - Jelaskan
- Perilaku sesuai pengertian dan
dengan penyebab
pengetahuan penyakit
meningkat dari 1 - Jelaskan proses
ke 5 patofisiologi
- Perilaku membaik munculnya
dari 1 menjadi 5 penyakit
- Jelaskan tanda
dan gejala
penyakit
- Jelaskan
kemungkinan
terjadinya
komplikasi
- Ajarkan cara
meredakan atau
mengatasi gejala
yang dirasakan
DAFTAR PUSTAKA

Kemp Charles. 2010: Klien Sakit Sterminal Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Jakarta.

Prince & Wilson Lorraine M. 2005: Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses


Penyakit Edisi 6. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta

Saputra Lindon. 2009: Kapita Salekta Kedokteran Klinik Edisi Terbaru. Binarupa
Aksara

Nanda Internasional. 2009-2011. Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi.


Penerbit Buku Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai