DISUSUN OLEH :
PRODI D3 KEPERAWATAN
2. Gejala Klinik
a. Tremor
Biasanya merupakan gejala pertama pada paralisis agitans. Tremor
biasanya bermula disatu ekstermitas atas dan kemudian melibatkan
ekstermitas bawah pada sisi yang sama, beberapa waktu kemudian sisi
lainnya juga terlibat dengan urutan yang serupa. Kepala,bibir dan lidah
sering tidak terlibat, atau terlibat pada stadium penyakit yang lanjut.
Frekuensi tremor parkinson berkisar antara 4-7 gerakan pemenit.
Tremor terutama timbul bila penderita dalam keadaan istirahat dan
dapat ditekan untuk sementara bila ekstermitas digerakan. Sering dapat
dihentikan sebentar bila diusahakan. Tremor nebjadi bertambah hebat
dalam keadaan emosi dan menghilang bila tidur.
b. Rigiditas
Pada stadium dini, rigiditas otot terbatas pada satu ekstermitas atas,
dan hanya terdeteksi pada gerakan pasif. Biasanya lebih jelas bila
pergelangan di fleksi dan ekstensi secara pasif dan pronasi serta
supinasi lengan bawah secara pasif. Pada stadium lanjut, rigiditas
menjadi menyeluruh dan berat sehingga memberikan tahanan bila
persendian-persendian digerakan secara pasif.
Rigiditas merupakan peningkatan jawaban terhadap regangan otot
pada otot antagonis dan agonis.
Salah satu gejala dini dari rigiditas ialah hilangnya gerak asosiasi
lengan bila berjalan.
Meningkatnya tonus otot pada sindrom parkinson disebabkan oleh
meningkatnya aktivitas neuron motorik alfa.
c. Bradikinensia (gerakan menjadi lamban)
Pada bradikinensia, gerakan voluntar menjadi lamban dan memulai
suatu gerakan menjadi sulit. Didapatkan berkurangnya gerak asosiatif
bila berjalan. Sulit untuk bangun dari kursi, sulit memulai berjalan,
lamban mengenakan pakaian, lambat mengambil suatu obyek. Ekspresi
atau mimik muka berkurang (seolah muka topeng). Bila berbicara gerak
lidah dan bibir menjadi lambat. Gerak halus sewaktu menulis atau
mengerjakan benda-benda berukuran kecil menjadi sulit dan
menghilang.
Bradikinensia merupakan hasil dari gangguan integrasi pada
impuls optik, labirin, proprioseptik, dan impuls sensorik lainnya di
ganglia basal, ini mengakibatkan berubahnya aktivitas refleks yang
mempengaruhi neuron motorik, gamma dan alfa.
d. Migrografia
Bila tangan yang dominan yang terlibat, maka tulisan tangan secara
gradual menjadi kecil dan rapat.
e. Sikap parkinson
Bradikinensia mengakibatkan langkah menjadi kecil, yang khas
pada penyakit parkinson. Pada stadium yang lebih lanjut, sikap
penderita dalam fleksi, kepala difleksi ke dada, bahu membengkok ke
depan, punggung melengkung ke depan, dan lengan tidak melengkung
bila berjalan.
f. Bicara
Rigiditas dan bradikinensia otot pernapasan, pita suara, otot faring,
lidah dan bibir mengakibatkan berbicara atau pengucapan kata-kata
yang monoton dengan volume kecil, yang khas pada penyakit
parkinson.
g. Disfungsi autonom
Dapat terjadi disfungsi autonom karena berkurangnya secara
progresif sel-sel neuron di ganglia simpatis. Ini mengakibatkan keringat
berlebihan, gangguan spingter terutama inkontenesia dan hipotensi
ortostatik.
h. Demensia
Penderita penyakit parkinson idiopatik banyak yang menunjukkan
perubahan status mental selama perjalanan penyakitnya. Disfungsi
visuospasial merupakan defisit kognitif yang sering dilaporkan pada
penyakit parkinson. Gangguan mental ini dapat pula disertai halusinasi
visual atau auditoar dan waham.
3. Etiologi
4. Komplikasi
Gangguan motor
Kelemahan gaya berjalan, keseimbangan dan sikap
Dysfungsi Autonomic
Dysarthria
Dysphagia
Dementi
Depression
Kelaianan sistem
Motorik
7.
1. Management Umum
Therapi fisik : untuk memelihara hubungan mobilitas dan gaya
berjalan yang normal.
2. Therapi obat-obatan
Peraturan tentang therapi pharmachologic kompleks dan
memerlukan pengetahuan tentang itu dan pengalaman dari seorang
dokter berkwalitas. Beberapa jenis obat dapat mengurangi gejala
penyakit parkinson; anticholenergics, obat anti alergi, obat
dopaminergic, dan dopamine agonists. Sebab efek samping dari
beberapa obat dapat membahayakan, Pemberian obat harus diatur
dengan teliti.
9. ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas
b. Keluhan utama
Klien mengeluh ektremitas tremor
c. Riwayat penyakit sekarang
Klien datang dengan keluhan tremor, jika sedang berjalan selau
berhenti mendadak
d. Riwayat kesehatan dahulu
Adanya penyakit yang berhubungan sistem saraf pusat
Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam 1 bulan
Ada masalah atau banyak pikiran ?
Ada gangguan / masalah dengan keluarga lain ?
Menggunakan obat tidur / penenang atau anjuran dokter ?
Cenderung mengurung diri ?
Bila lebih dari atau sama dengan 1 jawaban “ya” MASALAH
EMOSIONAL (+)
3) Spiritual :
Kaji agama, kegiatan keagamaan, konsep/keyakinan klien tentang
kematian , harapan-harpan klien, dll
Mata tertutup
Sama seperti di atas (periksa kepercayaan pasien tentang input
penglihatan untuk keseimbangannya)
Perputaran leher
menggerakan kaki, menggegam objek objek untuk dukungan, kaki
menyentuh sisi sisinya, keluhan vertigo, pusing atau keadaan tidak
stabil.
Membungkuk
Tidak mampu membungkuk untuk mengambil kertas kecil dari
lantai , tidak memegang objek untuk berdiri lagi, tidak memerlukan
usaha usaha multiperl untuk bangun.
Berbalik
berhenti sebelum mulai berbalik, jalan sempoyongan , bergoyang ,
memegang objek untuk dukungan.
Intervensi hasil
0-5 : resiko jatuh : rendah
6-10 : resiko jatuh : sedang
11-15 : resiko jatuh : berat
2. analisa data
Data Etiologi Masalah
tiba-tiba berhenti
saat berjalan Deformitas sendi
Sulit bergerak
Gangguan mobilitas
fisik
Ds : Menanyakan masalah Informasi tentang Risiko jatuh
yang dihadapi proses penyakit
Do :
- Menunjukkan Defisit pengetahuan
perilaku tidak
sesuai anjuran
Menunjukkan persepsi
yang keliru terhadap
masalah
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan parkinson (D.0054)
b. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
penyakit (D. 0111)
4. PERENCANAAN
Diagnosa
No. Tujuan Intervensi
Keperawatan
1. Gangguan mobilitas Mobilitas fisik (L. Dukungan
fisik 05042) Ambulasi (I.
Setelah dilakukan 06171)
tindakan keperawatan Observasi
selama 3 x 30 menit - Identifikasi
diharapkan gangguan adanya nyeri atau
mobilitas fisik teratasi keluhan fisik
dengan kriteria hasil : lainnya
- Pergerakan - Monitor kondisi
ekstermitas umum selama
meningkat dari 1 melakukan
menjadi 5 ambulasi
- Kekuatan otot Terapeutik
meningkat dari 1 - Fasilitasi aktivitas
menjadi 5 ambulasi dengan
- Rentang gerak alat bantu (mis,
(ROM) meningkat tongkat, kruk)
dari 1 menjadi 5 - Fasilitasi
- Kaku sendi melakukan
menurun dari 5 mobilisasi fisk
menjadi 1 Edukasi
- Kelemahan fisik - Jelaskan tujuan
menurun dari 5 dan prosedur
menjadi 1 ambulasi
- Anjurkan
melakukan
ambulasi dini
- Anjurkan
ambulasi
sederhana yang
harus dilakukan
(mis. Berjalan
dari tempat tidur
ke kamar mandi,
berjalan sesuai
toleransi)
Kemp Charles. 2010: Klien Sakit Sterminal Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Jakarta.
Saputra Lindon. 2009: Kapita Salekta Kedokteran Klinik Edisi Terbaru. Binarupa
Aksara