Tugas Kelompok Angiogenesis
Tugas Kelompok Angiogenesis
PENDAHULUAN
Pada anak dan bayi digunakan rumus lain karena luas relatif permukaan kepala anak
jauh lebih besar dan luas relatif permukaan kaki lebih kecil. Karena perbandingan luas
permukaan bagian tubuh anak kecil berbeda, dikenal rumus 10 untuk bayi, dan rumus
10-15-20 untuk anak.9,13,14
Metode Lund dan Browder
Metode yang diperkenalkan untuk kompensasi besarnya porsi massa tubuh di kepala
pada anak. Metode ini digunakan untuk estimasi besarnya luas permukaan pada anak.
Apabila tidak tersedia tabel tersebut, perkiraan luas permukaan tubuh pada anak dapat
menggunakan ‘Rumus 9’ dan disesuaikan dengan usia14,17:
a) Pada anak di bawah usia 1 tahun: kepala 18% dan tiap tungkai 14%. Torso dan
lengan persentasenya sama dengan dewasa.
b) Untuk tiap pertambahan usia 1 tahun, tambahkan 0.5% untuk tiap tungkai dan
turunkan persentasi kepala sebesar 1% hingga tercapai nilai dewasa.
3. Derajat Kedua Luka bakar ini meliputi destruksi epidermis dan dermis
(Dalam) yang menimbulkan lepuh dan edema yang ringan hingga
sedang serta rasa nyeri. Organ-organ kulit seperti folikel
rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea sebagian
masih utuh. Penyembuhan terjadi lebih lama, tergantung
epitel yang tersisa, biasanya satu bulan, bila perlu
dengan operasi penambahan kulit
Derajat III
Mengenai seluruh lapisan kulit, dari subkutis hingga mungkin organ atau
jaringan yang lebih dalam. Pada keadaan ini tidak tersisa jaringan epitel yang
dapat menjadi dasar regenerasi sel spontan, sehingga untuk menumbuhkan kem-
bali jaringan kulit harus dilakukan cangkok kulit. Gejala yang menyertai justru
tanpa nyeri maupun bula, karena pada dasarnya seluruh jaringan kulit yang mem-
iliki persarafan sudah tidak intak.9,11
1. Luka bakar ringan ✓ Luka bakar dengan luas < 15 % pada dewasa
2.3 ANGIOGENESIS
Dalam tahap penyembuhan luka, peningkatan kebutuhan akan suplai darah akan
meningkat. hal ini dikarenakan kebutuhan yang tinggi untuk debridement, proliferasi fi-
broblas, sintesa matrix extracellular, dan epitelisasi. Kebutuhan suplai darah yang terbatas
akan menyebabkan hambatan dalam penyembuhan luka. Berdasarkan perkembangan
terbaru, angiogenesis merupakan fokus utama dalam penyembuhan luka. Berbagai upaya
telah dilakukan untuk menstimulasi perkembangan pembuluh darah baru untuk men-
grangi efek jaringan yang tidak menguntungkan yang disebabkan karena iskemia lokal
atau untuk meningkatkan perbaikan jaringan.26
Penyembuhan luka terjadi dalam empat tahap utama yang tumpang tindih: (1) hemo-
statik, (2) tahap inflamasi, (3) tahap proliferatif, dan (4) tahap remodeling. Meskipun
granulasi ditugaskan ke tahap proliferatif, angiogenesis dimulai segera setelah cedera
jaringan dan dimediasi sepanjang proses penyembuhan luka.27
Angiogenesis terjadi dengan cara yang mirip pada semua organisme muda saat
berkembang dan pada orang dewasa selama perbaikan dan remodeling jaringan.28 Angio-
genesis ialah proses pembentukan pembuluh darah baru dari pembuluh darah yang telah
ada, terutama vena. Merupakan proses yang sangat penting pada pemulihan luka di tem-
pat jejas, untuk pembentukan kolateral di daerah iskemia, dan menyebabkan tumor dapat
bertambah besar walaupun suplai darah terbatas. Banyak upaya dilakukan untuk dapat
memahami mekanisme yang mendasari angiogenesis, dan terapi untuk meningkatkan
proses (misal meningkatkan aliran darah ke jantung yang terkena aterosklerosis koroner)
maupun upaya untuk mencegah proses (misal mengacaukan pertumbuhan tumor atau
menghentikan pertumbuhan pembuluh darah patologis seperti pada retinopati diabetik)
sedang dikembangkan.29,30
Hal ini merupakan proses normal dan kompleks yang dikendalikan oleh biomolekul
tertentu yang diproduksi dalam tubuh. Sinyal kimia lokal atau sistemik endogen men-
goordinasikan fungsi sel endotel dan sel otot polos untuk memperbaiki pembuluh darah
yang rusak. Pembentukan pembuluh darah baru berasal dari sel darah yang sudah ada
sebelumnya melalui “sprouting” sel endotel, sehingga memperluas cabang vascular.31
• Faktor pertumbuhan kelompok VEGF termasuk VEGF-A, -B, -C, -D, dan -E dan
faktor pertumbuhan plasenta (P1GF). VEGF-A biasanya dikenal sebagai VEGF
merupakan penginduksi utama angiogenesis setelah terjadinya jejas dan pada tumor;
VEGF-B dan P1GF terlibat dalam pembentukan pembuluh pada embrio; dan VEGF-
C dan -D menstimulasi lymphangiogenesis dan angiogenesis. VEGFs diekspresi di
berbagai jaringan dewasa, dengan ekspresi tertinggi di sel epitel yang berdekatan
dengan epitel yang bersifat sebagai penyaring (misal podosit di ginjal, epitel pigmen
di retina). Terjadi ikatan dengan reseptor kelompok tirosin kinase (VEGFR-1, -2, dan
-3). Reseptor terpenting untuk angiogenesis ialah VEGFR-2, yang terekspresi oleh sel
target VEGF, khususnya sel endotel. Di antara berbagai penyebab induksi VEGF,
yang terpenting ialah hipoksia, yang lainnya ialah faktor pertumbuhan asal trombosit
(PDGF), TGF-a, dan TGF-13. 29,31
VEGF menstimulasi migrasi dan proliferasi sel endotel, sehingga menginisiasi proses
pertumbuhan kapiler pada angiogenesis. Akan terjadi vasodilatasi yang akan mes-
timulasi produksi NO, dan berperan pada pembentukan lumen vaskular.29
• Kelompok faktor pertumbuhan fibroblas (FGF) terdiri atas lebih dari 20 macam, pal-
ing dikenal ialah FGF-1 (FGF asam) dan FGF-2 (FGF basa). Faktor pertumbuhan ini
diproduksi oleh berbagai sel dan akan berikatan dengan reseptor kelompok membran
plasma yang mempunyai aktivitas tirosin kinase. FGF yang dilepas akan berikatan
dengan sulfat heparan disimpan di ECM. FGF-2 berpartisipasi pada angiogenesis
terutama dengan menstimulasi proliferasi sel endotel. Juga akan mengakibatkan
migrasi makrofag dan fibroblas menuju daerah cedera, dan menstimulasi migrasi sel
epitel untuk menutup luka pada epidermis.29
• Angiopoietin Angl dan Ang2 merupakan faktor pertumbuhan yang berperan pada an-
giogenesis dan maturasi struktur pembuluh darah baru. Pembuluh darah yang baru
terbentuk harus distabilkan dengan pengerahan perisit dan sel otot polos dan pengen-
dapan jaringan ikat. Ang1 berinteraksi dengan reseptor tirosin kinase pada sel endotel
yang disebut Tie2. Faktor pertumbuhan PDGF dan TGF-P juga berpartisipasi pada
proses stabilisasi PDGF mengumpulkan sel otot polos dan TGF-P menekan proliferasi
endotel dan migrasi endotel, dan meningkatkan produksi protein ECM.29,30,31
Pertumbuhan pembuluh darah pada masa embrio disebut vaskulogenesis. Pada vasku-
logenesis, pembuluh darah dibentuk de novo melalui penyatuan prekursor endotel yang
disebut angioblas. Angioblas berasal dari hemangioblas, yang juga menyediakan prekur-
sor untuk sistem hematopoietik. Di samping itu, ada progenitor endotel pada orang de-
wasa yang berasal dari sel punca sumsum tulang dan bersirkulasi di darah. Kontribusi sel
tersebut pada angiogenesis pada orang dewasa belum jelas.29,30
Protein ECM berpartisipasi pada pertumbuhan pembuluh pada proses angiogenesis,
terutama melalui interaksi dengan reseptor integrin di sel endotel dan menyediakan pe-
nopang untuk pertumbuhan pembuluh. Enzim di ECM, yaitu metalloproteinase matriks
(MMPs), mendegradasi ECM sehingga memungkinkan penyesuaian bentuk dan ekstensi
pipa vaskular. Pembuluh darah baru yang terbentuk masih bocor, karena perlekatan antar
endotel tidak lengkap dan karena VEGF meningkatkan permeabilitas vaskular. Ke-
bocoran ini menjelaskan mengapa sering dijumpai edema pada jaringan granulasi dan
masih dijumpai pada penyembuhan luka walaupun respons radang akut sudah lama
selesai. Juga, akan menyebabkan peningkatan tekanan intratumor dan juga menjadi dasar
edema yang amat menyulitkan pada proses patologis angiogenesis okuler misalnya de-
generasi makula yang basah.29,30,31
Gambar 2.8 Zona Kerusakan Jaringan berdasarkan Jackson, (a) zona koagulasi,
(b) zona stasis, (c) zona hiperemi
✓ Respons vascular : Segera setelah terbakar ada vasodilatasi lokal dengan ekstravasasi
cairan di ruang ketiga. Pada cedera luka bakar yang luas peningkatan permeabilitas
kapiler dapat digeneralisasi yang menyebabkan ekstravasasi masif plasma yang mem-
butuhkan penggantian cairan.
✓ Respon seluler: Neutrofil dan monosit adalah sel pertama yang bermigrasi di tempat
peradangan. Kemudian neutrofil mulai menurun dan digantikan oleh makrofag.
Migrasi sel-sel ini diinisiasi oleh faktor-faktor kemotaksis seperti kallkirein dan pep-
tida fibrin yang dilepaskan dari proses koagulasi dan zat-zat yang dilepaskan dari sel
mast seperti faktor nekrosis tumor, histamin, protease, leukotrein dan sitokin. Respon
seluler membantu dalam fagositosis dan pembersihan jaringan mati dan racun yang
dilepaskan oleh jaringan yang terbakar. 21
B. Fase proliferasi
Pada luka bakar ketebalan parsial, epitelisasi dimulai dalam bentuk migrasi
keratinosit dari jaringan penyokong kulit yang layak (di dermis) beberapa jam setelah
cedera, proses ini biasanya selesai dalam 5-7 hari. Setelah epitelisasi, zona membrana
basalis terbentuk antara dermis dan epidermis. Angiogenesis dan fibrogenesis mem-
bantu dalam pemulihan kulit. 21,22
Pada luka bakar dalam, setelah eksisi primer dan penyembuhan cangkok dil-
akukan dengan tujuan primer tertunda. Mengambil cangkok kulit setelah eksisi primer
adalah bagian dari fase proliferatif penyembuhan luka. 21
C. Fase remodelling
Fase remodeling adalah fase ketiga penyembuhan dimana pematangan
cangkok (graft) atau bekas luka terjadi. Pada fase terakhir penyembuhan luka ini
awalnya ada peletakan protein struktural berserat yaitu, kolagen dan elastin di sekitar
epitel, endotel dan otot halus sebagai matriks ekstraseluler. Kemudian pada fase
resolusi, matriks ekstraseluler ini berubah menjadi jaringan parut dan fibroblast men-
jadi fenotip myofibroblast yang bertanggung jawab atas kontraksi parut. 21
Gambar 2.9 Fase Penyembuhan Luka22
Pada luka bakar derajat II (dalam) dan ketebalan penuh yang dibiarkan sem-
buh sendiri, fase resolusi ini akan memanjang dan mungkin memakan waktu ber-
tahun-tahun dan bertanggung jawab untuk jaringan parut dan kontraktur hipertrofik.
Hiperpigmentasi yang terlihat pada luka bakar superfisial disebabkan oleh re-
spons melanosit yang terlalu aktif dan hipopigmentasi yang terlihat pada luka bakar
yang dalam disebabkan oleh kerusakan melanosit dari jaringan penyokong kulit. Di
daerah cangkok kulit setelah inervasi dimulai, saraf yang tumbuh mengubah kontrol
melanosit yang biasanya menyebabkan hiperpigmentasi cangkok pada kulit gelap dan
hipopigmentasi cangkok pada individu berkulit putih.2
DAFTAR PUSTAKA