Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekolah sehat adalah sekolah yang bersih, hijau, indah dan rindang, peserta
didiknya sehat dan bugar serta senantiasa berperilaku hidup bersih dan sehat. Dalam
mewujudkan sekolah sehat pentingnya perilaku cuci tangan pakai sabun merupakan
bagian dari program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Pentingnya kesadaran
dan perilaku siswa siswi tentang cuci tangan dengan sabun harus di tingkatkan.

Jika diamati secara langsung, para siswa-siswa sekolah dasar kurang


memperhatikan kebersihan cuci tangan. Aktivitas disekolah seperti mengambil
sampah disekolah, setelah memegang uang, dan berjabat tangan dengan teman
membuat siswa siswi rentan terkena penyakit dari kurangnya kesadaran siswa siswi
SD untuk mencuci tangan dengan sabun. Menurut Depkes RI (2009), penyakit-
penyakit yang dapat dicegah dengan cuci tangan pakai sabun yaitu; (1). Infeksi
saluran pernapasan karena mencuci tangan dengan sabun dapat melepaskan kuman-
kuman pernapasan yang terdapat pada tangan dan permukaan telapak tangan, dan
dapat menghilangkan kuman penyakit lainnya, (2). Diare karena kuman infeksius
penyebab diare ditularkan melalui jalur fecal-oral, sehingga mencuci tangan pakai
sabun dapat mencegah penularan kuman penyakit tersebut, (3). Infeksi cacing, mata
dan penyakit kulit, dimana penelitian telah membuktikan bahwa selain diare dan
infeksi saluran pernapasan, penggunaan sabun dalam mencuci tangan mengurangi
kejadian penyakit kulit, infeksi mata seperti trakoma, dan cacingan khususnya untuk
ascariasis dan trichuriasis.

Untuk meminimalkan terjadinya penyakit seperti sakit perut dan diare yang dapat
mengganggu proses belajar para siswa dan siswi maka tim peneliti memilih mini
project yang terfokus pada Cuci Tangan Pakai Sabun, untuk mendapatkan deskripsi

1
pengetahuan para siswa dan memberi demonstrasi langsung cara cuci tangan yang
benar untuk menambah pengetahuan siswa.

B. Tujuan
Jangka pendek
 Meningkatkan pengetahuan siswa/siswi tentang pentingnya 6 langkah cuci
tangan memakai sabun di SDN 01 Jeneponto.
 Meningkatkan perilaku siswa/siswi terhadap perilaku cuci tangan memakai
sabun di SDN 01 Jeneponto.

Jangka menengah

 Warga sekolah dapat mengetahui dan mengaplikasikan 6 langkah cuci


tangan memakai sabun dengan benar.

Jangka panjang

 Warga sekolah dapat menerapkan perilaku 6 langkah cuci tangan memakai


sabun sehingga terhindar dari penyebaran berbai kuman yang dapat
mengakibatkan penyakit dan menganggu proses belajar mengajar.
C. Manfaat

Bagi Sekolah

 Meningkatnya pengetahuan tentang pentingnya 6 langkah cuci tangan


memakai sabun
 Terbentuknya rasa kepedulian warga sekolah terhadap pencegahan penyakit
melalui cuci tangan memakai sabun
 Menciptakan kerjasama warga sekolah dalam meningkatkan perilaku hidup
bersih dan sehat di lingkungan sekolah
Bagi Puskesmas

2
 Hasil mini project dapat dimanfaatkan oleh pihak Puskesmas sebagai bahan
masukan dalam program kesehatan lingkungan.
 Terciptanya hidup sehat dan perilaku bersih untuk wilayah Puskesmas
Binamu Kota Kabupaten Jeneponto.
 Mengurangi angka kesakitan anak terutama penyakit saluran pencernaan
melalui cuci tangan.
D. Bentuk Kegiatan

Program ini diselenggarakan dalam bentuk penyuluhan dan pelatihan yang


dimulai pada bulan Juli 2019 yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan,
sikap dan perilaku siswa/siswi mengenai dampak apabila tidak melakukan cuci
tangan memakai sabun dengan benar. Pelaksanaan program ini terdiri dari
penyampaian materi (ceramah, video, gambar, simulasi) dan observasi untuk
melihat perilaku cuci tangan memakai sabun terhadap siswa selama 5 hari.

E. Kriteria siswa
 Siswa yang berperan aktif dalam mengikuti kegiatan sekolah
 Berprestasi di sekolah
 Berbadan sehat
 Berwatak pemimpin dan bertanggung jawab.
 Berpenampilan bersih dan berperilaku sopan.
 Berbudi pekerti baik dan suka menolong.
 Mendapatkan izin dari orang tua untuk ikut serta dalam kegiatan sosialisasi.
F. Pelaksanaan Kegiatan
 Panitia Pelaksana
- Kepala Puskesmas Binamu Kota
- Pegawai Puskesmas Binamu Kota
- Dokter Internsip Puskesmas Binamu Kota periode Mei – September
2019

3
 Sasaran Kegiatan
Kegiatan ini diperuntukkan bagi
- 20 (dua puluh) orang siswa yang terdiri dari perwakilan kelas 4 dan 5 di
SDN 01 Jeneponto.
 Waktu Pelaksanaan
 Waktu Pelaksanaan
Hari, tanggal : 03 – 10 Agustus 2019
Lama kegiatan : 8 hari
Tempat : SD Negeri 01 Jeneponto
Adapun rencana susunan acara sebagai berikut :

No. Kegiatan Hari, Tanggal Waktu Lokasi

1. A. Pembukaan Sabtu, 03 A. 15 Menit SD Negeri 01


B. Pre test Agustus 2019 B. 15 Menit Jeneponto
C. Penyampaian materi: C. 20 Menit
- UKS
- Dokter Cilik
2. Penyampaian Materi Inti dan Senin – Selasa, 60 Menit SD Negeri 01
keterampilan subdivisi yaitu : 05 – 06 Agustus Jeneponto
2019
- Cuci Tangan 6 Langkah
Memakai Sabun

3. A. Post test Sabtu, 10 A. 15 Menit SD Negeri 01


B. Pemilihan dokter cilik terbaik Agustus 2019 B. 10 Menit Jeneponto
C. Penutupan
C. 10 Menit

G. Ruang Lingkup Penelitian


Ruang lingkup terhadap penelitian ini dibatasi mengenai hubungan antara
perilaku cuci tangan siswa/siswi SDN 01 Jeneponto.

4
SUSUNAN PANITIA

Pembina :

1. Kepala Puskesmas Binamu Kota


2. Kepala Sekolah SDN 01 Jeneponto beserta guru dan
staf Unit Kesehatan Sekolah Kesehatan kab. Jeneponto
Penanggung Jawab : Kepala Puskesmas Binamu Kota

Panitia Pelaksana

Ketua : dr. Fardimayanti Abidin

Anggota :

dr. A.N. Ras Fajrul Ikhsan

dr. Nurul Wuqufiana Rahmah

dr. Magfirah Nasaruddin

dr. Fristya Langkole

SEKRETARIAT

Puskesmas Binamu Kota

Jl. HV Worang No. 1 Pabiringa, Kecamatan Binamu

Cp :dr. Fardimayanti Abidin (085342480663)

5
BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN

A. MILESTONE/PENTAHAPAN
Setelah pembuatan rancangan proyek kegiatan mini project, kegiatan selanjutnya
adalah pelaksanaan kegiatan. Pada pelaksanaan tentunya memerlukan pentahapan
pelaksanaan, berikut tahapan pelaksanaan kegiatan mini projek :

1. MILESTONE I: Tahapan Pembentukan Tim Kerja

Pada tahapan pembentukan tim kerja ini, dokter internsip mengadakan rapat
pembentukan tim di unit kerja yaitu di puskesmas binamu kota jeneponto
dengan dihadiri oleh seluruh dokter interensip dan kepala Puskesmas Binamu
Kota. Rapat dilaksanakan pada tanggal 19 Juli 2019, pada rapat ini salah satu
dokter internsip sebagai pemimpin rapat memaparkan maksud dan tujuan dari
proyek mini project yaitu pengetahuan dan perilaku cuci tangan dengan sabun
di SDN 01 Jeneponto yang akan dilaksanakan, serta permintaan persediaan
peserta rapat untuk menjadi tim kerja.

Rapat pembentukan tim kerja

2. MILESTONE II: Tahapan Mencari Dukungan Stakeholder


Pada tahapan ini, dokter internsip mencari dukungan stakeholder guna
mensukseskan pelaksanaan kegiatan mini project terutama pada stakeholder
kunci serta sosialisasi ke stakeholder lainnya untuk meningkatkan dukungan
terhadap proyek perubahan ini pada tanggal 29 Juli 2019.

6
Audiensi dan dukungan ke Kepala Sekolah SD Negeri 01 Jeneponto

3. MILESTONE III: Tahapan Rapat Tim Kerja


Setelah terbentuknya tim kerja dan adanya dukungan dari stakeholder tahapan
selanjutnya rapat tim kerja guna membahas persiapan pelaksanaan kegiatan
mini project yaitu pengetahuan dan perilaku cuci tangan dengan sabun di
SDN 01 Jeneponto menetapkan tempat dan waktu pelaksanaan kegiatan
pelatihan. Dilaksanakan pada tanggal 30 Juli 2019

Rapat tim kerja

7
4. MILESTONE IV: Tahapan Pelaksanaan Kegiatan:Pengenalan Mengenai
Dokter Kecil
Pada tahapan ini, pelaksana kegiatan adalah sumber daya internal, yaitu
dokter internsip PKM Binamu Kota dan sumber daya eksternal UKS, yang
dilakukan dengan metode tanya jawab. Dilaksanakan pada tanggal 03 Agustus
2019.

5. MILESTONE V: Tahapan Pelaksanaan Kegiatan: Peningkatan Mutu


Kapasitas Dokter Kecil
Pada tahapan ini, guna mendukung peningkatan mutu kapasitas dokter kecil
SD Negeri 01 Jeneponto, tim kerja internal dalam hal ini dokter internsip
memberikan materi mengenai pengetahuan dan perilaku cuci tangan dengan
metode tanya jawab dan diskusi yang dilaksanakan selama 2 (dua) hari pada
tanggal 5-6 Agustus 2019.

8
6. MILESTONE VI: Tahapan Monitoring dan Evaluasi
Pada tahap ini dilakukan monitoring guna melihat tahapan kegiatan dan
mengevaluasi hasil kegiatan dan kendala-kendala yang ada, tingkat
keberhasilan, serta tindak lanjut kegiatan tentang pengetahuan dan perilaku
cuci tangan pada tanggal 10 Agustus 2019.

7. MILESTONE VII: Tahapan Tindak Lanjut Kegiatan


Pada tahapan ini, setelah didapatkan manfaat yang dirasakan oleh objek dan
subjek dari kegiatan tentang pengetahuan dan perilaku cuci sabun dengan
sabun, adapun kerjasama yang terjadi antara SD Negeri 01 Jeneponto dan
Puskesmas Binamu Kota ini menghasilkan kader kesehatan yang bermutu dan
berkompeten dalam masalah kesehatan disekolah.

9
8. MILESTONE VIII: Tahapan Pembuatan Laporan Hasil Kegiatan
Setelah seluruh tahap kegiatan mini project yang dilaksanakan, agar pelatihan
ini terdokumentasi dengan baik maka perlu dibuat pencatatan dan pelaporan
yang senantiasa dilaporkan dan dikonsultasikan ke coach dalam bentuk
laporan hasil implementasi kegiatan pelatihan.

Garis besar tahapan kegiatan mini project:

No. MILESTONE KEGIATAN YANG WAKTU


DILAKSANAKAN
1. Terbentuknya tim kerja Rapat pembentukan tim kerja

2. Terwujudnya dukungan Audiensi ke Kepala Sekolah SD Senin, 29 Juli


stakeholder. Negeri 01 Jeneponto 2019

3. Terciptanya Rapat tim kerja dalam Selasa, 30


kesepahaman di antara menetapkan tempat dan waktu Juli 2019
tim kerja tentang tugas pelaksanaan
masing-masing.
4. Terwujudnya Memberikan penjelasan Sabtu, 03
pemahaman mengenai mengenai dokter kecil, UKS, dan Agustus
dokter kecil Sekolah Sehat 2019

5. Peningkatan kapasitas Pemberian materi tentang Senin-


dokter kecil subdivisi masing-masing tim Selasa, 05-06
kerja Agustus
2019

10
6. Terindentifikasi potensial a. Melakukan monitoring Sabtu, 10
masalah pada setiap b. Melakukan evaluasi Agustus
tahapan dan strategi 2019
penyelesaian
7. Terbentuknya dokter Tercapainya tujuan terbentuknya Sabtu, 8
kecil SD Negeri 01 kader dokter kecil Januari 2019
Jeneponto
8. Tersedianya laporan Membuat laporan implementasi Selasa, 13
proyek perubahan proyek perbahan Agustus
2019

B. ANALISIS STAKEHOLDER

Analisis stakeholder pada saat membuat rancangan kegiatan

Analisis influence interest grid

Interest ( kepentingan / minat)


Tinggi Rendah
Promotors Laten
 Kepala sekolah SD  Guru pembina UKS SD
Negeri 01 Jeneponto Negeri 01 Jeneponto
 Murid kelas 4 dan 5 SD
Negeri 01 Jeneponto
Tinggi

Defender Aphatetic
 Orang tua murid SD  Masyarakat sekitar SD
Influence Negeri 01 Jeneponto Negeri 01 Jeneponto
(pengaruh)

Rendah

11
Analisis stakeholder pada saat implementasi kegiatan

Interest ( kepentingan / minat)


Tinggi Rendah
Promotors Laten
 Kepala sekolah SD
Negeri 01 Jeneponto
 Murid kelas 4 dan 5 SD
Negeri 01 Jeneponto
Tinggi  Guru pembina UKS SD
Negeri 01 Jeneponto

Defender Aphatetic
 Masyarakat sekitar SD
Influence Negeri 01 Jeneponto
(pengaruh)

Rendah

C. Strategi Komunikasi

Stakeholder promotor

Strategi: manage closely

 Sebagai stakeholder kunci, yang berperan esensial terhadap kemajuan proyek


perubahan.
 Senantiasa melakukan konsultasi, meminta arahan.
 Perlu dilibatkan dalam setiap tahapan kegiatan dan dilibatkan dalam
pengambilan keputusan serta senantiasa diberikan informasi perkembangan
kegiatan.

12
 Perlu dialog secara intensif.
 Memperlakukan mereka secara respect
Stakeholder laten

Strategi : keep satisfied

 Stakeholder yang umumnya bersifat pasif, tetapi dapat menjadi berevolusi


stakeholder berpromotor/kunci sehingga harus selalu diperhatikan. Perlu
pendekatan lebih intensif.
 Perlu didekati dan diberi informasi setiap kali kontak dengan mereka.
 Perkuat perhatian untuk meningkatkan interest mereka
 Memperlakukan mereka secara respect
 Memberi informasi apapun, training, mentoring dan/atau dukungan yang
diperlukan agar mereka tetap terlibat.
Stakeholder defender

Strategi: keep informed

 Harus selalu disediakan informasi sebab dapat mempengaruhi stakeholder


yang lain dan bisa sangat membantu jika senantiasa diberi informasi.
Senantiasi dipertahankan agar tidak berpindah ke kuadran aphatethic
Stakeholder aphatethic

Stratagi : monitor/ minimal effort

 Stakeholder dengan minimal effort adalah stakeholder yang perlu strategi


khusus karena kurang atau bahkan tidak mempunyai kemauan untuk
membantu proyek perubahan, tetap diberikan informasi/ notifikasi/ newslatter.

13
BAB III
ANALISIS CAPAIAN KEGIATAN

A. Capaian kegiatan pelatihan

Indikator Sebelum Sesudah

Pengetahuan peserta 20 peserta yang 20 peserta yang telah


tentang dokter kecil mengikuti pelatihan ini mengikuti kegiatan
kurang memiliki pelatihan telah
pengetahuan mengenai mendapatkan
dokter kecil. pengetahuan mengenai
dokter kecil.

Kemampuan 4 peserta belum 4 peserta telah mampu


komunikasi mempunyai memberikan
kemampuan penjelasan mengenai
memberikan cuci tangan 6 langkah
penjelasan mengenai memakai sabun.
cuci tangan 6 langkah
memakai sabun.

Pengetahuan peserta 20 peserta yang 20 peserta yang telah


tentang cuci tangan 6 mengikuti kegiatan ini mengikuti pelatihan
langkah memakai kurang memiliki kegiatan ini telah
sabun pengetahuan tentang mendapatkan
cuci tangan 6 langkah pengetahuan cuci
memakai sabun. tangan memakai sabun.

Berdasarkan hasil kegiatan dari pembinaan dokter kecil, tentunya akan


sangat memberikan peranan aktif dalam pelayanan kesehatan khususnya
dalam aspek peningkatan kesehatan (promotif) dan pencegahan penyakit
(preventif), disamping itu ia akan menjadi penggerak hidup sehat di sekolah
maupun di rumah dan lingkungan sekitarnya.

14
B. Kendala Internal dan Eksternal

1. Kendala Internal
Kendala internal, yaitu kendala internal yang muncul dalam pelaksanaan
kegiatan pelatihan dokter kecil ini, yaitu:
a. Kurangnya kerjasama antar tim kerja.
b. Terbatasnya sarana dan prasarana pendukung bagi dokter internsip
dalam mewujudkan implementasi kegiatan tentang pengetahuan
dan perilaku cuci tangan dengan sabun di SDN 01 Jeneponto.

2. Kendala Eksternal
Terbatasnya ruang dan waktu dalam pelaksanaan kegiatan tentang
pengetahuan dan perilaku cuci tangan dengan sabun di SDN 01
Jeneponto.

C. Strategi mengatasi kendala


 Stratregi mengatasi kendala internal yang muncul dalam proyek
kegiatan pelatihan ini, yaitu:
a. Memaksimalkan sarana dan prasarana yang tersedia.
b. Memberikan motivasi dan sosialisasi kepada tim kerja agar lebih
banyak mengutamakan kerja sama dalam pelaksanaan dimasing-
masing tugasnya.

 Strategi mengatasi kendala eksternal, yaitu :


a. Melakukan sinkronisasi waktu pelatihan kegiatan dokter kecil.
b. Melakukan bimbingan dan pendampingan terhadap siswa/i SD
Negeri 01 Jeneponto yang mengalami kesulitan dalam
pelaksanaan kegiatan dokter kecil.
c. Memberikan penjelasan kepada guru mengenai kegiatan
pengetahuan dan perilaku cuci tangan dengan sabun di SDN 01
Jeneponto.

15
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil implementasi dari kegiatan pelatihan dokter kecil
ini, maka dapat disimpulkan tujuan dalam pendidikan kegiatan pengetahuan
dan perilaku cuci tangan dengan sabun tercapai. Peserta dokter kecil mampu
melakukan cuci tangan 6 langkah memakai sabun untuk menciptakan perilaku
hidup bersih dan sehat di lingkungan sekolah, rumah, dan masyarakat.

B. REKOMENDASI
Diharapkan sektor terkait yang menyelenggarakan kegiatan tentang
pengetahuan dan perilaku cuci tangan dengan sabun, lebih termotivasi dalam
meningkatkan kemampuan siswa-siswi di SD Negeri 01 Jeneponto.

16

Anda mungkin juga menyukai