Anda di halaman 1dari 11

1

PERHITUNGAN LABA / RUGI TOKO KELONTONG


DI KOTA DEPOK

Mishelei Loen*

ABSTRACT

This study examined about the calculation of income for a grocery company in
the city depok. Grocery companies in the city depok majority still use the
traditional system in the sales process, so that the owner of a grocery company
does not do its accounting records. Grocery companies to make profits through
the sales process can be said to be maximal, because of differences between the
major parties as well as sales of smaller parties and the difference in rates (eg,
Batak and grasslands). Researchers use a (single) sample grocery companies
from 12 (twelve) prusahaan sample grocery in town depok PERINDAGKOP
registered in the Office of the City of Depok.

The research concluded that 1) There is compatibility of the profits from a


grocery company with accounting standards, but is still simple because of the
bargain in the purchase so that the profits from the grocery company is
different, even though the goods it sells are the same. 2) The different tribes are
very influential in determining the selling price of a grocery company.

Keywords: profit / loss, sales, grocery companies.

*Mishelei Loen adalah Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Krisnadwipayana


2

PENDAHULUAN Indonesia cukup dominan dan


Perusahaan kelontong signifikan. Sedikitnya terdapat tiga
merupakan bentuk usaha kecil yang indikator yang menunjukan bahwa
Independen, tidak terafiliasi dengan UKM di Indonesia dominan dan
usaha menengah-besar, dapat berbadan penting. Pertama, jumlah industri yang
hukum maupun tidak berbadan hukum, besar dan terdapat dalam setiap sektor
yang assetnya Rp 200 juta diluar ekonomi. Jumlah populasi UKM tahun
tanah dan bangunan, dimana Omzet 2007 mencapai 49,8 juta unit usaha atau
tahunannya Rp 1 Milyar, dengan 99,99% terhadap total usaha di
jumlah pekerja antar 5 sampai dengan Indonesia, dengan jumlah tenaga kerja
19 orang.Menurut hasil survei BPS mencapai 91,8 juta orang atau 97,3 %
dengan Kementrian Negara Koperasi terhadap jumlah tenaga kerja Indonesia.
dan UKM terdapat beberapa kriteria Kedua potensinya yang besar dalam
badan usaha.Kriteria badan usaha penyerapan tenaga kerja. Sektor UKM
tersebut adalah badan usaha kecildan menyerap 79,4 juta jiwa atau sekitar 99,
badan usaha menengah. Ciri secara 4% dari total angkatan kerja yang
umum perusahaan kecil dan menengah bekerja. Ketiga kontribusi UKM dalam
di Indonesia adalah manajemen berdiri pembentukan PDB cukup signifikan
sendiri, memiliki modal, daerah yakni jumlah PDB mencapai Rp.
operasinya umumnya lokal (walaupun 3.957,4 triliun, diman UKM
terdapat juga UKM yang memiliki memberikan kontribusi besar Rp.
orientasi luar negeri), dan ukuran 2.121,3 triliun atau 53,6% dari total
perusahaan baik dari segi total aset, PDB indonesia. Hal ini berarti jumlah
jumlah karyawan, dan sarana UKM di Indonesia lebih besar dari pada
prasarananya kecil. Peranan UKM perusahaan perusahaan lain yang ada di
dalam perekonomian Indonesia dapat Indonesia, karena UKM memiliki
dilihat dari kedudukannya pada saat ini kelebihan yang tidak dimiliki
dalam dunia usaha. Urata (2010) dalam perusahaan yaitu produk yang dimiliki
ediraras (2008) membagi kedudukan adalah produk lokal, dan daya serap
UKM sebagai (1)kedudukan UKM tenaga kerja yang tinggi.
sebagai pemain utama dalam kegiatan Usaha skala kecil di Indonesia
ekonomi di berbagai sector, (2) menjadi perhatian pemerintah karena
penyedia lapangan kerja terbesar, (3) perusahaan kecil tersebut menyebar di
pemain penting dalam pengembangan mana-mana, dan dapat memberi
kegiatan ekonomi daerah dan kesempatan kerja yang potensial. Para
pemberdayaan masyarakat, (4) pencipta ahli ekonomi sudah lama menyadari
pasar baru dan inovasi.Untuk UKM bahwa sektor usaha kecil sebagai salah
yang sudah go internasional UKM satu karakteristik keberhasilan dan
memberikan sumbangan dalam menjaga pertumbuhan ekonomi. Usaha skala
neraca pembayaran melalui kecil telah banyak berperan dalam
sumbangannya dalam menghasilkan penciptaaan kesempatan kerja, untuk
ekspor. perluasan angkatan kerja bagi
Menurut Asnur (2008), urbanisasi, dan menyediakan
keberadaan UKM dalam perekonomian fleksibilitas kebutuhan serta inovasi
dalam perekonomian secara

*Mishelei Loen adalah Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Krisnadwipayana


3

keseluruhan. Akan tetapi usaha kecil berbasiskan lahan pertanian yang


tersebut mengalami masalah dalam aktivitas produksinya juga mendukung
pencapaian usahanya. Masalah-masalah kelangsungan kegiatan
utama yang dihadapi dalam usaha kecil perkotaan.terutama bagi DKI Jakarta
(a)Sebelum investasi masalah: (Suryana, 2003). Meningkatnya
permodalan, kemudahan usaha, perdagangan dan jasa yang semakin
(b)Pengenalan usaha: pemasaran, pesat di Kota Depok diperlihatkanoleh
permodalan, hubungan usaha, (c) Dinas PERINDAGKOP Kota Depok.
Peningkatan usaha: pengadaan Berdasar data terakhir yang
bahan/barang, (d) 60 % menggunakan dimiliki oleh Dinas PERINDAGKOP
teknologi tradisional, (e) 70 % Kota Depok, pada tahun 2009 yang lalu
melakukan pemasaran langsung ke UKM yang termasuk kategori usaha
konsumen, (f) Untuk memperoleh kecil berjumlah 58 unit usaha,
bantuan perbankan, dokumen-dokumen sementara kategori usaha menengah dan
yang harus disiapkan dipandang terlalu besar masing-masing berjumlah 18 dan
rumit. Salah satu masalah yang sering 13 unit usaha. Angka - angka data yang
kali terabaikan oleh pelaku bisnis UKM tersaji tersebut pada prinsipnya
yaitu mengenai pengelolaan keuangan. menunjukkan bahwa ketiga kategori
Dampak dari diabaikannya pengelolaan UKM tersebut adalah unit usaha
keuangan mungkin tidak terlihat jelas, yangtelah berbadan hukum resmi.
namun tanpa metode akuntansi yang Adapun alasan penulis
efektif, usaha yang memiliki prospek melakukan penelitian ini adalah untuk
untuk berhasil dapat menjadi bangkrut. mengetahui laba rugi usaha kecil
Akuntansi merupakan indikator khususnya toko kelontong dilihat dari
kunci kinerja usaha, informasi akuntansi kelemahan, keunggulan dan kendala
berguna bagi pengambilan keputusan yang dihadapi. Berikut dengan
sehingga dapat meningkatkan pembuktian pelaporan penjualannya.
pengelolaan perusahaan. Hal ini Hal ini di dasarkan oleh tingginya
memungkinkan para pelaku UKM dapat tingkat usaha kecil yang tersebar dikota
mengidentifikasi dan memprediksi area- depok, dan masalah yang dihadapi oleh
area permasalahan yang mungkin usaha kecil.
timbul, kemudian mengambil tindakan
koreksi tepat waktu. Paling tidak, bukan TINJAUAN TEORITIS
hanya dapat menghitung untung Menurut Rudianto (2009: 4)
ruginya, tetapi yang terpenting untuk Akuntansi sebagai sebuah sistem yang
dapat memahami makna untung atau menghasilkan informasi keuangan
rugi bagi usahanya (Dharma Tintri, dkk, kepada pihak-pihak yang
2007). berkepentingan mengenai aktivitas
Kota Depok masih ekonomi dan kondisi perusahaan.
mencerminkan perpaduan dua sifat Menurut firdaus A. Dunia (2013:4)
berupa sifat perkotaan (urban) dan sifat Akuntansi adalah sistem informasi
pedesaan (rural).Sifat perkotaan (urban) memberikan laporan kepada berbagai
yang ada Kota Depok berbasiskan pemakai atau pembuat keputusan
kegiatan industri, perdagangan dan mengenai aktivitas bisnis dari suatu
jasa.Sementara sifat pedesaan (rural) kesatuan ekonomi.

*Mishelei Loen adalah Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Krisnadwipayana


4

Menurut Pernyataan Standar orang perorangan atau badan usaha


Akuntansi Keuangan No. 1 (Revisi yang bukan merupakan anak perusahaan
2013) Laporan Keuanganadalah atau bukan cabang perusahaan yang
penyajianterstruktur dari posisi dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian
keuangan dan kinerja keuangan suatu baik langsung maupun tidak langsung
entitas. Laporan keuangan inilah yang dari Usaha Menengah atau Usaha Besar
menjadi bahan informasi bagi para yang memenuhi kriteria Usaha Kecil
pemakainya sabagai salah satu bahan sebagaimana dimaksud dalam Undang-
dalam proses pengambilan keputusan. Undang Nomor 20 Tahun 2008.
Disamping sebagai informasi, laporan SedangkanUsaha Menengah adalah
keuangan juga sebagai pertanggung Usaha ekonomi produktif yang berdiri
jawaban atau accountability.Sekaligus sendiri, yang dilakukan oleh orang
mengambarkanindicator kesuksesan perorangan atau badan usaha yang
suatu perusahaan dalam mencapai bukan merupakan anak perusahaan atau
tujuannya.Standar Akuntansi Keuangan cabang perusahaan yang dimiliki,
menjelaskan bahwa tujuan laporan dikuasai, atau menjadi bagian baik
keuangan antara lain: (1) Menyediakan langsung maupun tidak langsung
informasi yang menyangkut posisi dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar
keuangan, kinerja serta perubahan posisi dengan jumlah kekayaan bersih atau
keuangan suatu perusahaan yang hasil penjualan tahunan sebagaimana
bermanfaat bagi sejumlah besar diatur dalam Undang-Undang Nomor 20
pemakai dalam pengambilan keputusan Tahun 2008.Kriteria usaha kecil dan
ekonomi. (2) Laporan keuangan menengah menurut Undang Undang RI
disusun memenuhi kebutuhan bersama Nomor 20 Tahun 2008 adalah sebagai
oleh sebagian besar pemakainya yang berikut:
secara umum menggambarkan pengaruh Tabel 2.2
keuangan dari kejadian masa lalu. (3) Kriteria Usaha Kecil Dan
Laporan keuangan yang menunjukkan Menengah
apa yang dilakukan manajemen atau
pertanggung jawaban manajemen atas, Kriteria UKM Kecil Menengah
sumberdaya yang di percayakan Kekayaan Bersih Lebih dari Lebih dari Rp.
kepadanya. (tidak termasuk tanah Rp. 50 juta 500 juta
Niswonger, Warren, Reeve dan & bangunan) sampai sampai
dengan dengan paling
E.Fees yang diterjemahkan oleh Sirait paling banyak Rp. 10
dan Gunawan (1999:2) laba adalah banyak Rp. Milyar
selisih diantara jumlah yang diterima 500 juta
dari pelanggan atas barang atau jasa Hasil Penjualan Lebih dari Lebih dari
yang dihasilkan dengan jumlah yang Tahunan Rp.300 Rp.2,5 Milyar
dikeluarkan untuk memberikan sumber (Omset/tahun) juta sampai sampai
daya dalam menghasilkan barang atau dengan dengan paling
jada tersebut. paling banyak Rp. 50
banyak Rp. Milyar
Menurut Undang Undang RI 2,5 Milyar
Nomor 20 Tahun 2008 Usaha Kecil
adalah Usaha ekonomi produktif yang
berdiri sendiri, yang dilakukan oleh

*Mishelei Loen adalah Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Krisnadwipayana


5

Toko kelontong adalah suatu 1. Menghitung Penjualan Bersih.


toko kecil yang umumnya mudah Penjualan bersih= Penjualan kotor
diakses umum atau bersifat lokal.Toko – Retur penjualan – Potongan
semacam ini umumnya berlokasi yang penjualan.
strategis di jalan yang ramai.Perusahaan 2. Menghitung Pembelian Bersih.
kelontong juga sering ditemukan di Pembelian bersih=Pembelian +
lokasi perumahan padat di Biaya angkut pembelian – Retur
perkotaan.Usaha Toko kelontong pembelian – Potongan pembelian.
biasanya memanfaatkan ruangan seperti 3. Rumus Menghitung Harga Pokok
tempat tinggal.Hal yang Dipersiapkan Penjualan.
dalam Membuka Perusahaan kelontong HPP = Persediaan awal
adalah (1) Modal, (2) Tempat, (3) barang dagangan + Pembelian
Etalase dan rak, (4) Alat hitung. bersih – Persediaan akhir
Perusahaan dagang HPP = Barang yang tersedia
(merchandising concern), biasanya untuk dijual – Persediaan akhir
membeli barang dalam bentuk siap
untuk dijual.Perusahaan dagang
melaporkan biaya yang terkait dengan METODOLOGI PENELITIAN
unit – unit yang belum terjual dan masih Penelitian ini menggunakan
ada ditangan sebagai persediaan barang pendekatan secara analisis kualitatif.
dagangan (merhandising Pemilihan pendekatan ini dimaksudkan
inventory).Ciri-ciri perusahaan dagang, untuk memperoleh informasi yang
antara lain sebagai berikut, (1) Kegiatan mendalam tentang perhitungan laba
usahanya melakukan pembelian barang perusahaan sembako dengan
untuk dijual kembali tanpa melakukan memperhatikan faktor-faktor yang
proses produksi(mengolah/mengubah mempengaruhi kelangsungan kegiatan
bentuk). (2) Pendapatan pokoknya usaha tersebut, yang terdiri dari
diperoleh dari penjualan barang dagang. sumberdaya manusianya, modal,
(3) Harga pokok barang yang dijual teknologi yang digunakan, manajemen
adalah :Nilai persedian awal + usaha dan pemasaran produk. Data dan
Pembelian Bersih – Persediaan Akhir. informasi yang digunakan alam
(4) Laba kotor diperoleh dari :Penjualan penelitian ini didapat dari observasi,
bersih – Harga pokok barang yang wawancara, dan dokumentasi.Dimana
dijual. data yang diperoleh peneliti dari
Laporan laba rugi (Income lapangan disajikan secara
Statement atauProfit and Loss deskriptif.Prosedur pengambilan data
Statement) dalam perusahaan dagang penelitian menggunakan dua jenis
disebut sebagai pendapatan bersih data,yang digolongkan sebagai berikut
adalah bagian dari laporan keuangan (1) Data primer, data primer diperoleh
suatu perusahaan yang dihasilkan pada dari informan yang diteliti melalui
suatu periode akuntansi yang wawancara mendalam (indept
menjabarkan unsur-unsur pendapatan interview). (2) Data sekunder, data
dan beban perusahaan sehingga sekunder dalam laporan penelitian ini,
menghasilkan suatu laba (atau rugi) diperoleh melalui studi kepustakaan
bersih.Laba rugi dagang disamping itu juga data informasi

*Mishelei Loen adalah Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Krisnadwipayana


6

mengenai penjualan pada perusahaan (2) Berusaha dalam bidang perniagaan,


kelontong (dagang) tersebut.Kota (3) Menjadi agen dari usaha kecil
Depok memiliki 1.196 usaha dagang kelontongan di lingkungan sekitarnya.
yang terdaftar dalam Surat Ijin Usaha Area pemasaran toko “SL”
Perdagangan (SIUP) yang tersebar adalah daerah Kota Depok. Cara
merata di 6 kecamatan.Peneliti pemasaran yang dilakukan toko “SL”
melakukan wawancara terhadap 2 (dua) dengan cara konsumen mendatangi toko
toko kelontong di setiap masing – atau dengan pemesanan via
masing kecamatan, sebagaimana tersaji telepon.Toko kelontong “SL”
dalam tabel berikut. merupakan bentuk usaha kecil, yang
Tabel 3.1 masih menggunakan sistem tradisional
Nama Perusahaan Kelontong di dalam perhitungan keuntungannya.
Kota Depok Dalam hal ini Peneliti melakukan
No Kecamatan Nama Toko perhitungan laba tokokelontong
1 Limo - Tk. AH
- Tk. HB
menggunakan metode harga pokok
penjualan. Sesuai dengan konsep
2 Sawangan - Tk. SA pembanding (matching principle) laba
- Tk. CB
bersih (Rugi) suatu perusahan dagang
3 Pancoran Mas - Tk. ST dihitung dengan cara mengurangkan
- Tk. AS biaya untuk memperoleh pendapatan
4 Beji - Tk. AC
dari hasil penjualan pada periode yang
- Tk. BK bersangkutan. Biaya-biaya tersebut
meliputi harga pokok (cost) barangyang
5 Sukmajaya - Tk. BA
- Tk. SL
terjual dan biaya-biaya operasi yang
terjadi selama periode yang
6 Cimanggis - Tk. JY bersangkutan.
- Tk. AG

Peneliti melakukan wawancara ANALISA DAN PEMBAHASAN


kepada beberapa pemilik toko kelontong
yang ada di kota Depok, mengenai Laporan laba rugi pada
keunggulan, kendala dan kelemahan hakekatnya meliputi dua arus, yaitu
perusahaan kelontong. Berdasar hasil pendapatan dan biaya. Jika pendapatan
wawancara tersebut peneliti mengambil lebih besar dari biaya, maka perusahaan
salah satu toko kelontong untuk di akan memperoleh laba atau keuntungan
analisis. Toko yang dianalisis oleh tetapi sebaliknya jika biaya lebih besar
peneliti adalah toko“SL”. dari pendapatan yang diperoleh maka
Toko “SL”adalah bentuk usaha perusahaan akan menderita kerugian.
kecil menengah yang bergerak pada Sesuai dengan konsep penanding
pejualan sembako partai kecil maupun (matching principle) laba bersih (Rugi)
besar. Toko“SL” mulai membuka suatu perusahaan dagang dapat dihitung
usahanya pada tahun 1983 di Kota dengan cara mengurangkan biaya untuk
Depok dengan maksud dan tujuan awal memperoleh pendapatan dari hasil
adalah (1) Berdagang pada umumnya, penjualan pada periode yang
bersangkutan.

*Mishelei Loen adalah Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Krisnadwipayana


7

Penjualan toko “SL” tersebut meliputi semua biaya yang


keseluruhan terlihat dari persediaan berhubungan dengan kegiatan penjualan
barang digudang yang dimiliki toko dan administrasi toko seperti biaya
“SL”.Penjualan persediaan barang toko sewa, gaji pegawai, biaya listrik dan
“SL” menggunakan harga jual. Acuan biaya telepon.
harga jual toko “SL” adalah harga beli Toko “SL” dalam proses
dari distributor (HPP). Selisih harga jual usahanya memperoleh pendapatan
dan harga beli merupakan laba kotor dengan cara menjual barang dagangan
yang diperoleh toko “SL”. kepada konsumen yang disebut
Untuk memperoleh laba bersih pendapatan penjualan atau penjualan
toko “SL” mengurangkan biaya untuk bersih (net sales). Dalam proses
memperoleh pendapatan dari hasil penjualan barang dagangan toko
penjualan.Biaya-biaya tersebut adalah “SL”melakukan penjualan secara tunai,
biaya oprasional toko “SL”.Biaya tidak melakukan penjualan secara
Operasi suatu perusahaan kelontong kredit.

Tabel I

Akumulasi penjualan periode 1 Januari 31 Desember 2009

No.
Urut BULAN JUMLAH
1 JANUARI Rp 46.438.719,00
2 FEBRUARI Rp 43.383.200,00
3 MARET Rp 43.267.350,00
4 APRIL Rp 42.649.600,00
5 MEI Rp 42.797.419,00
6 JUNI Rp 41.692.600,00
7 JULI Rp 44.257.500,00
8 AGUSTUS Rp 54.694.100,00
9 SEPTEMBER Rp 56.974.900,00
10 OKTOBER Rp 47.931.829,00
11 NOVEMBER Rp 47.675.220,00
12 DESEMBER Rp 55.658.300,00
Jumlah Rp 567.420.737,00

*Mishelei Loen adalah Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Krisnadwipayana


8

Tk. “SL”
Laporan Laba Rugi
Per 31 Des 2009

Penjualan Rp. 567.420.737,00


Total Penjualan Rp. 567.420.737,00

Harga Pokok Penjualan


Persediaan barang 1 januari Rp. 53.256.000,00
Pembelian Rp. 245.983.000,00 +
Harga pokok barang tersedia untuk dijual Rp. 299.239.000,00
Dikurangi: Persediaan barang, 31 Desember Rp. 48.592.000,00 -
Harga Pokok Penjualan Rp. 250.647.000,00 -
Laba kotor Rp. 316.773.737,00
Biaya operasi
Biaya gaji karyawan dan THR Rp. 56.000.000,00
Biaya alat tulis toko Rp. 2.200.000,00
Biaya keamanan dan kebersihan Rp. 24.000.000,00
Biaya telepon Rp. 8.300.000,00
Biaya penyusutan bangunan Rp. 25.000.000,00
Biaya penyusutan inv, toko Rp. 1.200.000,00
Biaya penyusutan kendaraan Rp. 26.000.000,00
Biaya bensin dan parkir Rp. 66.920.000,00
Biaya service kendaraan Rp. 7.785.500,00 +
Total Biaya Operasi Rp. 217.405.500,00-
Total laba dari oprasional/laba bersih Rp. 99.368.237,00
Pendapatan lainnya
Pendapatan Jasa Giro Rp. 183.009,00
Biaya administrasi Rp. 994.203,00 -

Total pendapatan lainnya Rp. 811.194,00-


Total laba / rugi sebelum pajak Rp. 98.557.043,00
PPh Pajak Terhutang Rp. 13.823.607,28 -
Total Laba / rugi setelah pajak Rp. 84.733.435,72

*Mishelei Loen adalah Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Krisnadwipayana


9

Nilai Penjualan toko “SL” per 31 diakumulasikan periode 1 Januari –


Desember 2009 sebesar 31 Desember 2009. Nilai Pajak
Rp.567.420.737,00 diperoleh dari Terutang toko “SL” per 31
akumulasi transaksi penjualan toko Desember 2009 adalah Rp.
“SL” periode 1 Januari-31 13.823.607,28 diperoleh dari Laba
Desember 2009. Bersih Sebelum Pajak toko “SL”
Harga pokok penjualan toko sebesar Rp.99.368.237,00 dikalikan
“SL” per 31 Desember 2009 dengan 50% (sebagai fasilitas pajak
sebesar Rp.250.647.000,00 bagi UMKM) kemudian dikalikan
diperoleh dari Persediaan awal lagi dengan tarif pajak 28 % yang
barang toko “SL” per 31Desember mengacu pada UU PPh No. 36
2009 sebesar Rp. 53.256.000,00 tahun 2008.
yang diperoleh dari persediaan Nilai Laba Bersih Setelah
akhir toko “SL” per 31 Desember Pajak toko “SL” sebesar Rp.
2008. Kemudian ditambah dengan 84.733.435,72 diperoleh dari
pembelian Toko “SL” diperoleh perhitungan Laba Bersih Sebelum
dari akumulasi pembelian periode 1 Pajak toko “SL” sebesar Rp.
Januar – 31 Desember 2009 sebesar 99.368.237,00 dikurangi dengan
Rp.245.983.000,00. Kemudian Pajak terutang sebesar Rp.
dikurangi dengan persediaan akhir 13.823.607,28.
barang Toko “SL” sebesar Rp.
48.592.000,00 yang diperoleh dari CARA PEMBUKTIAN
perhitungan fisik barang dagangan PELAPORAN PENJUALAN
per 31 Desember 2009 dinamakan Menurut akuntansi
Harga Pokok Penjualan. penjualan di kelompokkan menjadi
Nilai laba kotor toko “SL” dua, yaitu penjualan regular
per 31 Desember 2009 adalah Rp. (penjualan tunai dan kredit) dan
316.773.737,00 diperoleh dari penjualan angsuran.Toko “SL”
perhitungan penjualan per dalam penjualannya secara
31Desember 2009 dikurangi dengan tradisional dan tidak mengeluarkan
Harga Pokok Penjualan per 31 faktur penjualan.Penjualan yang
Desember 2009. Nilai biaya dilakukan toko “SL” adalah
operasi toko “SL” per 31 Desember penjualan secara tunai. Dimana
2009 senilai Rp. 217.405.500,00. dalam transaksi penjualannya,
diperoleh dari biaya yang penerimaan pembayaran dari
dikeluarkan oleh toko “SL” selama pembeli dan penyerahan barang
kegiatan usahanya, yang kepada pembeli dilakukan dalam
diakumulasikan periode 1 Januari – waktu yang sama.
31Desember 2009. Dalam membuktikan
Nilai laba bersih toko “SL” Pelaporan Penjualan, toko “SL”
per 31 Desember 2009 adalah Rp. mengacu pada data : (1) Pencatatan
99.368.237,00 di peroleh dari Omset Penjualan per hari. (2)
perhitungan laba kotor toko “SL” Setoran Giro perhari, (3) Rekening
per 31 Desember 2009 dengan nilai Koran perbulan. (4) Stock Barang
total biaya operasi yang sudah di toko perhari.Dengan mengacu

*Mishelei Loen adalah Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Krisnadwipayana


10

pada 4 jenis data tersebut, hasil memiliki laporan laba rugi


penjualan toko “SL” dicocokkan mayoritas toko kelontong
dengan masing-masing data. menggunakan jasa konsultan.
Apabila dari hasil pencocokan 2. Perolehan laba toko kelontong
terdapat perbedaan nilai, maka hanya bertumpu pada pengurangan
perusahaan melakukan total penjualan dengan biaya yang
penghitungan ulang, sebab beda telah dikeluarkan untuk menambah
nilai penjualan mengindikasikan stock barang. Dimana laba yang
terjadinya kesalahan pelaporan diambil perusahaan kelontong atas
penjualan yang dapat berujung pada penjualan barang dagangannya
tidak diketahuinya apakah toko tersebut rata-rata berkisar antara 1 –
“SL” mengalami untung atau rugi. 10%, hal ini karena adanya
Hasil pembuktian pelaporan perbedaan penjualan dari partai
penjualan toko “SL” digunakan besar maupun partai kecil dan
oleh peneliti untuk menyusun perbedaan suku, karena untuk suku
laporan laba rugi. tertentu (misal, batakdanpadang)
Dilihat dari siklus akuntansi, dalam penentuan harga pembelian
toko “SL” belum menerapkan barang lebih teliti. Keuntungan
siklus akuntansi sebagaimana yang diperoleh dari penjualan
seharusnnya.Dimana toko “SL” kepada partai besar dan pada suku
hanya melakukan transaksi, tertentu, dapat ditanggulangi oleh
transaksi tersebut adalah transaksi toko kelontong melalui penjualan
penjualan secara tunai dan belum kepada pengecer, dan keuntungan
dilengkapi dengan bukti penjualan. dari distributor yang didapat
melalui pemesanan barang yang
KESIMPULAN DAN SARAN tetap atau meningkat.
Kesimpulan 3. Dalam akuntansi, pendapatan yang
Berdasarkan hasil penelitian, maka diterima sudah dapat ditentukan
dapat diberikan dari harga yang sudah ditetapkan
beberapakesimpulan sebagai berikut dan barang yang dijual. Sedangkan
: dalam perusahaan dagang (toko
1. Toko kelontong yang ada di kelontong) tersebut pendapatan
kota Depok merupakan toko untuk yang diterima dapat berbeda,
kalangan usaha kecil dan masih walaupun barang yang terjualnya
besifat tradisional. Dimana dalam sama. Sehingga kesesuaian dengan
sistem penjualan dan sistem standar akuntansi masih bersifat
pembuktian sederhana karena adanya tawar-
penjualannyamenggunakan menawar dalam pembelian
pencatatan omset penjualan perhari, sehingga perolehan labanya dapat
setoran giro perhari, rekening koran berbeda walaupun barang yang
perbulan dan stock barang di dijualnya adalah sama.
gudang. Dalam hal ini mayoritas
toko klontong di kota depok belum Saran
memiliki laporan laba rugi dalam 1. Peneliti selanjutnya hendaknya
pencatatan akuntansinya, kalaupun melakukan penelitian pada

*Mishelei Loen adalah Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Krisnadwipayana


11

bentuk usaha kecil maupun Jurnal Ekonomi Bisnis No. 2,


menengah selain toko Volume 15, Agustus.
kelontong. Dimana perusahaan
tesebut dalam sistem Firdaus A. Dunia, 2013, Pengantar
penjualannya masih besifat Akuntansi, Edisi keempat, Penerbit:
tradisional. Dan peneliti Fakultas Ekonomi Universitas
selanjutnya hendaknya Indonesia, Jakarta.
melakukan penelitian pada
wilayah yang lebih luas, dan Ikatan Akuntan Indonesia, 2013,
menambahkan beberapa Pernyataan Standar Akuntansi
variable lain selain perbedaan Keuangan No. 1, Revisi 2013,
suku seperti letak perusahaan Jakarta: Salemba Empat
dalam perhitungan laba/rugi
toko kelontong. Niswonger, C. Rollin; Philip E.
2. Sebaiknya toko kelontong yang Fess, [and] Carl S. Warren,1992.
ada di kota Depokdalam sistem Prinsip-prinsip akuntansi,
penjualan dan pembeliannya Terjemahan Marianus Sinaga, Edisi
melakukan pencatatan 14, Jilid 1.Jakarta : Erlangga. el F.
akuntansi, dan mengeluarkan Van Breeda. Teori Akunting. Edisi
bon dalam setiap penjualannya. Ke-5. Buku Satu. Batam:
Hal ini dilakukan dengan tujuan Interaksara, 2000.
agar pemilik toko kelontong
dapat mengetahui laba yang Rudiyanto (2009). Pengantar
diperoleh selama proses Akuntansi, Erlangga, Jakarta.
penjualannya, dan agar pemilik
perusahaan kelontong dapat Undang–Undang No 20 Tahun
menyusun laporan laba ruginya 2008, Undang – Undang UMKM
sendiri tanpa menggunakan jasa (Usaha Mikro Kecil dan Menengah)
konsultan.

DAFTAR PUSTAKA
Asnur D, 2008 Penyusunan
Decision Support System (DSS)
Studi Kelayakan Ekonomi dan
Finansial Bagi UKM, Kajian Asdep
Urusan Pengembangan Perkaderan
UKM

Daljoeni (2003). Geografi Kota dan


Desa. Edisi ke-2. Bandung PT :
ALUMNI

Ediraras, Dharma T, 2010,


Akuntansi dan Kinerja UKM,

*Mishelei Loen adalah Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Krisnadwipayana

Anda mungkin juga menyukai