Anda di halaman 1dari 6

PROGRAM MANAJEMEN RISIKO

FASILITAS DAN LINGKUNGAN


TAHUN 2019

I. PENDAHULUAN
Manajemen risiko merupakan disiplin ilmu yang luas. Seluruh bidang pekerjaan di
dunia ini pasti menerapkannya sebagai sesuatu yang sangat penting. Sebut misalnya:
perminyakan, perbankan, penerbangan, IT, ekspedisi luar angkasa, rumah sakit dan lain-
lain. Makin besar risiko suatu pekerjaan, maka makin besar perhatiannya pada aspek
manajemen risiko ini.
Pengertian dari risiko adalah peluang terjadinya sesuatu yang akan mempunyai
dampak pada pencapaian tujuan (AS/NZS 4360:2004). Sedangkan manajemen risiko
adalah budaya, proses dan struktur yang diarahkan untuk mewujudkan peluang peluang
sambil mengelola efek yang tidak diharapkan (AS/NZS 4360:2004) atau kegiatan
terkoordinasi untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi berkaitan dengan risiko
berdasarkan ISO 31000:2009.
Referensi utama manajemen risiko adalah standar Australia dan New Zealand
AS/NZS 4360:2004 yang kemudian diadopsi oleh lembaga ISO dengan standar ISO
31000:2009. ISO pun menerbitkan standar pendukungnya, yaitu ISO Guide 73:2009 dan
ISO/IEC 31010:2009. Dan sudah barang tentu, seluruh aktifitas manajemen risiko di dunia
ini merujuk pada standar-standar tersebut.
Manajemen risiko bertujuan untuk minimisasi kerugian dan meningkatkan
kesempatan ataupun peluang. Bila dilihat terjadinya kerugian dengan teori accident model
dari ILCI, maka manajemen risiko dapat memotong mata rantai kejadian kerugian tersebut,
sehingga efek dominonya tidak akan terjadi. Pada dasarnya manajemen risiko bersifat
pencegahan terhadap terjadinya kerugian maupun ‘accident’.

II. LATAR BELAKANG


Sarana pelayanan Rumah Sakit (RS) termasuk ke dalam kriteria tempat kerja
dengan berbagai ancaman bahaya yang dapat menimbulkan dampak kesehatan, tidak
hanya terhadap para pelaku langsung yang bekerja di RS, tapi juga terhadap pasien
maupun pengunjung puskesmas ataupun RS. Sehingga sudah seharusnya pihak pengelola
menerapkan upaya-upaya Manajemen Resiko. Sistem manajemen resiko dalam hal
keselamatan dan kesehatan kerja dapat diberikan batasan sebagai berikut: manajemen
resiko merupakan bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan meliputi struktur
organisasi, perencanaan, tanggung jawab pelaksanaan prosedur, proses dan sumberdaya
yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian, dan
pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian
resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya kerja yang aman, efisien dan
produktif.
Potensi bahaya di rumah sakit, selain penyakit-penyakit infeksi juga ada potensi
bahaya-bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi di tempat pelayanan tersebut,
yaitu kecelakaan (peledakan, kebakaran, kecelakaan yang berhubungan dengan fasilitas,
dan sumber-sumber cedera lainnya), radiasi, bahan-bahan kimia yang berbahaya, gas-gas
anestesi, gangguan psikososial, dan ergonomi. Semua potensi-potensi bahaya tersebut
jelas mengancam jiwa bagi kehidupan bagi para karyawan di rumah sakit, para pasien
maupun para pengunjung yang ada di lingkungan puskesmas dan rumah sakit.
Sarana pelayanan kesehatan ini mempunyai karakteristik khusus yang dapat
meningkatkan peluang kecelakaan. Misalkan pemakaian tegel licin untuk lantai yang berada
di ruang terbuka sehingga bila terkena air atau hujan akan licin sehingga menimbulkan
kecelakaan pada penggunanya, pemeriksaan kabel listrik yang kurang sehingga terjadi
kegagalan fungsi yang menyebabkan terganggunya pelayanan yang diberikan ke pasien,
dan masih banyak kejadian yang berhubungan dengan fasilitas / lingkungan rumah sakit.
Dari berbagai potensi bahaya tersebut, maka perlu upaya untuk mengendalikan,
meminimalisasi dan bila mungkin meniadakannya, oleh karena itu manajemen resiko di
tempat pelayanan kesehatan perlu dikelola dengan baik. Agar penyelenggaraan K3 rumah
sakit lebih efektif, efesien dan terpadu diperlukan sebuah manajemen resiko di rumah sakit
baik bagi pengelola maupun karyawan rumah sakit.

III. TUJUAN
a. Tujuan Umum,
Meminimalisasi dan meniadakan risiko bisa timbul dari berbagai potensi bahaya yang
berasal dari fasilitas dan lingkungan RS…………….
b. Tujuan Khusus,
1. Meminimalisasi risiko yang ditimbulkan karena adanya kejadian alam.
2. Mengurangi dan meminimalisasi risiko kegagalan fasilitas yang ada di rumah
sakit.
3. Mengurangi dan meminimalisasi risiko akibat adanya tumpahan bahan berbahaya
di rumah sakit.
4. Mengurangi dan meminimalisasi risiko yang bisa timbul karena adanya kejadian
masal dari manusia.
IV. KEGIATAN POKOK & RINCIAN KEGIATAN
1. Kegiatan Pokok:
a. Keselamatan dan keamanan.
b. Bahan berbahaya dan beracun
c. Disaster plan.
d. Kebakaran.
e. Sistem utilitas.
f. Peralatan medis.
2. Rincian kegiatan pada masing-masing kegiatan pokok adalah:
a. Identifikasi risiko
b. Analisa risiko.
c. Evaluasi risiko.
d. Tata kelola risiko.
e. Pelaporan insiden.
f. Monitoring insiden dan kegiatan.
g. Edukasi staf tentang risk register.
3. Penunjukan staf yang bertugas mengawasi pelaksanaan program manajemen risiko
fasilitas dan lingkungan.
4. Penyusunan program pengawasan manajemen risiko fasilitas dan lingkungan,
a. Perencanaan program
b. Pelaksanaaan program
c. Mendidik staf
d. Memonitor dan uji coba program
e. Evaluasi dan revisi program

V. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN


1. Identifikasi risiko yang bisa timbul dari fasilitas dan lingkungan rumah sakit.
No. Nama Kegiatan Cara melaksanakan kegiatan
Keselamatan dan keamanan. a. Identifikasi risiko
1.
Bahan berbahaya dan beracun
b. Analisa risiko.
Disaster plan.
Kebakaran. c. Evaluasi risiko.
Sistem utilitas. d. Tata kelola risiko.
Peralatan medis. e. Pelaporan insiden.
f. Monitoring insiden dan kegiatan.
g. Edukasi staf tentang risk register.
Penunjukan staf yang bertugas Kompetensi petugas pengawas.
2.
mengawasi pelaksanaan program Sertifikasi petugas pengawas.
mamajemen risiko fasilitas dan
lingkungan.
Perencanaan program Penyusunan program manajemen
3.
risiko fasilitas dan lingkungan yang
berkoordinasi dengan Sub Komite
Manajemen Risiko RS.
Pelaksanaaan program Monitoring risiko yang timbul dari
fasilitas dan lingkungan.
Mendidik staf Memberikan pelatihan tentang
penanggulangan kebakaran, bahan
berbahaya dan bencana alam.
Memonitor dan uji coba program Monitoring program dengan
Evaluasi dan revisi program Rapat koordinasi rutin antara petugas
pengawas dan unit tekait untuk
langkah evaluasi dan tindak lanjut
terhadap ririko yang timbul.

VI. SASARAN
1. Tercapainya 100% identifikasi risiko yang bisa timbul dari fasilitas dan lingkungan
rumah sakit.
2. Tercapainya 100% penunjukan staf yang bertugas mengawasi pelaksanaan program
mamajemen risiko fasilitas dan lingkungan.
3. Tercapainya 100% penyusunan program pengawasan manajemen risiko fasilitas dan
lingkungan.

VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Bulan
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. a. Identifikasi risiko √
b. Analisa risiko.
c. Evaluasi risiko. √
d. Tata kelola risiko. √
e. Pelaporan insiden. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
f. Monitoring insiden dan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
kegiatan.
g. Edukasi staf tentang risk √
register.
2. Penunjukan staf pengawas √
program manajemen risiko
3. Perencanaan program √

Pelaksanaaan program √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Mendidik staf √ √

Memonitor dan uji coba √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

program
Evaluasi dan revisi program √

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN & PELAPORAN


Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap 6 bulan sekali dan dilaporkan setiap
bulan ke Tim K3 RS dan Direktur.

IX. PENCATATAN & PELAPORAN KEGIATAN


1. Pencatatan kegiatan akan dilakukan pada checksheet yang dibuat oleh petugas
pengawas.
2. Laporan pelaksanaan kegiatan akan dibuat setiap bulan oleh petugas pengawas dan
dilaporkan kepada Tim K3 RS dan Direktur.

Jakarta, April 2019.

Mengetahui, Penyusun,
Ketua Sekretaris
Tim K3 ………… Tim K3 ………………..

Anda mungkin juga menyukai