Anda di halaman 1dari 2

Nama : Annisa Istiqamah Ahmad

Stambuk : N 101 16 038

Judul Jurnal : Wawasan Terkini Tentang Determinan Seluler dan Molekuler Penuaan

Satu hal yang paling pasti diantara semua ketidakpastian dalam hidup adalah proses
penuaan. Proses penuaan adalah proses yang menghubungkan antara kelahiran dan kematian
seseorang. Upaya mengantisipasi proses penuaan sudah diteliti sejak dahulu dan dimulai dari
dinasti awal Qin (260-210 SM) dalam sejarah Cina kuno.

Secara teoritis, terdapat dua faktor yang menguntungkan dalam perkembangan seluler
dan penuaan organisme, yakni ; (1) faktor-faktor yang membantu mempertahankan fungsi seluler
normal namun menurun secara bertahap selama penuaan berkontribusi pada hilangnya
kebugaran, dan (2) faktor-faktor yang tidak sangat penting untuk kebugaran sel muda namun
sangat penting dalam sel yang sudah tua untuk memperbaiki dan meningkatkan fungsi yang
rusak. Berdasarkan studi tingkat molekuler, didapatkan bahwa apabila molekul tertentu
tercukupi, dapat meremajakan hewan yang sudah tua. Percobaan ini melibatkan tikus dan tali
pusat manusia, yang dimana terdapat gonadotropin-releasing hormone (GnRH) yang dilepaskan
pada tikus tua dan mencegah penuaan dengan kemampuan neurogenesis dan mencegah
penurunan kognitif.

Beberapa molekul intraseluler yang bermanfaat pun ditemukan. Semisal elemen REST
pada proses transkripsi yang berfungsi menekan gen yang mempromosikan kematian sel saraf
dan penyakit Alzheimer (AD). Tingkat ekspresi REST berkorelasi dengan pelestarian kognitif
dan umur panjang dari proses penuaan. Selain pengaturan transkripsional, modifikasi translasi
juga terkait dengan umur panjang. Protein deacetylase yang bergantung pada NAD sirtuin-3
(SIRT3) mengontrol aktivitas beberapa protein mitokondria dengan mendeasilasi kunci mereka
melalui residu lisin. Peningkatan aktivitas SIRT3 meningkatkan kelangsungan hidup dan
memperpanjang umur sel neuron.

Sementara studi diatas menunjukkan adanya manfaat faktor penuaan, studi pada model
hewan tidak selalu menyamai penuaan manusia dan penyakit terkait usia. Beberapa penyakit
manusia memberikan peluang untuk mengidentikasi gen yang mengatur proses penuaan.
Misalnya, hilangnya fungsi beberapa gen justru akan menyebabkan sindrom penuaan dini
manusia. Sebagai contoh, mutasi pada LMNA akan menyebabkan sindrom Progeria Hutchinson-
Gilford (HGPS), yang ditandai dengan pertumbuhan yang sangat cepat, disfungsi kardiovaskular
dan mortalitas dini. Mutasi dalam BANF1, juga akan menyebabkan Nestor-Guillermo Progeria
Syndrome yang memberikan gejala serupa. Namun, sebuah terobosan terbaru, yakni
pemograman ulang fibroblast dari pasien HGPS ke sel induk yang diinduksi iPSC berpotensi
membalikkan morfologi abnormal dan cacat terkait usia, bahkan walaupun mutasi LMNA masih
ada. Fenotip penuaan dini dapat dipulihkan dengan iPSC untuk berdiferensiasi menjadi vascular
sel otot polos. Hal ini menunjukkan bahwa kelainan dari penuaan dini dapat dirancang ulang atau
dibalik dengan mempogram ulang menuju keadaan embrionik.

Dengan adanya penelitian-penelitian ini, akan muncul berbagai metode yang dapat
digunakan dalam memperpanjang jangka waktu hidup manusia. Namun, metode-metode ini
belum diujicobakan pada manusia dan masih terbatas penelitian pada hewan.

Anda mungkin juga menyukai