Anda di halaman 1dari 8

Pra pengkajian

No Tanggal Kegiatan Keterangan


1 21-22 Proses pembuatan kisi- Membuat kisi-kisi yang meliputi Core, Sub
Agustus kisi dan instrumen sistem, dan persepi yang berkaitan
2019 pengkajian komunitas dengan penyakit Diabetes Mellitus.
Diabetes Mellitus di Kemudian mmebuat instrumen sesuai
kampus FKUB dengan kisi-kisi yang telah dibuat.
2 23 Pembagian kloter untuk Melakukan pembagian kloter untuk
Agustus survey ke puskesmas memudahkan dalam melakukan survey ke
2019 Bareng, Klojen, Malang rumah warga sesuai dengan instrumen
dan penentuan sampel pengkajian
dari populasi
3 24-28 Survey ke rumah warga di Pembagian tugas untuk pengkajian data
Agustus Kelurahan Bareng, Klojen, di RT 13,14
2019 Malang dan wawancara Tim 1 mengelola: RT 13
kepada Kader Tim 2 mengelola: RT 13
Tim 3 mengelola: RT 14
Tim 4 mengelola: RT 14
Pembagian Tim untuk: Survey,
Wawancara Kader, Key Informan dan
data literature review
4 28 Pembuatan Pra- Mengumpulkan data yang diperoleh dan
Agustus pengkajian dan membuat Pra-pengkajian komunitas dan
2019 Pengkajian melakukan pengumpulan data mulai dari
Core, Sub Sistem dan Persepsi
Pengkajian Inti (CORE)

1. Sejarah
Nama kelurahan Bareng diambil dari kondisi geografis wilayah daerah
tersebut yang bentuknya berlereng-lereng.
2. Demografi
Kelurahan Bareng, Klojen, Malang terdiri dari 8 RW dan 74 RT.
Penduduknya berjumlah 44.286 jiwa, yaitu laki-laki 21.241 jiwa dan perempuan
23.045 jiwa.

Jumlah penduduk Kel. Bareng, Klojen-Malang

Laki-laki
Perempuan 48%
52%

Jumlah KK di RT 14 ada 167 yang terdiri dari 194 penduduk perempuan


dan 208 penduduk laki-laki. Untuk kisaran usia yang mengidap penyakit diabetes
mellitus berada diantara 15-59 tahun.
Untuk jumlah penduduk yang menderita diabetes mellitus dihitung
perbulannya, yaitu:
- Pada bulan Januari terdata sebanyak 39 laki-laki dan 146 perempuan
dari total keseluruhan penduduk di Kelurahan Bareng dengan estimasi
jumlah perhitungan kunjungan ke puskesmas. Jika berdasarkan
estimasi Riskesdas 2018, jumlah penduduk yang mengidap diabetes
mellitus sebanyak 16,89%.
- Pada bulan Februari terdata sebanyak 195 perempuan dan tidak ada
pengidap laki-laki. Berdasarkan Riskesdas, jumlah penduduk
mengidap diabetes mellitus sebanyak 22,65%.
- Pada bulam Maret terdata sebanyak 51 perempuan dan 23 laki-laki.
Berdasarkan Riskesdas, jumlah penduduk mengidap diabetes mellitus
6,76%.
- Pada bulan April terdata sebanyak 88 perempuan dan 41 laki-laki.
Berdasarkan Riskesdas, jumlah penduduk mengidap diabetes mellitus
sebanyak 11,78%.
- Pada bulan Mei terdata sebanyak 68 perempuan dan 27 laki-laki.
Berdasarkan Riskesdas, jumlah penduduk mengidap diabetes mellitus
sebanyak 8,68%.
- Pada bulan Juni terdata sebanyak 87 perempuan dan 17 laki-laki.
Berdasarkan Riskesdas, jumlah penduduk mengidap diabetes mellitus
sebanyak 9,5%.
- Pada bulan Juli terdata sebanyak 156 perempuan dan 127 laki-laki.
Berdasarkan Riskesdas, jumlah penduduk mengidap diabetes mellitus
sebanyak 25,84%.
250

200

150

laki-laki
perempuan
100

50

0
Januari februari maret april mei juni juli

3. Suku dan budaya


Suku yang terdapat di Kelurahan Bareng, Klojen, Malang adalah suku
Jawa dan suku Madura.
4. Nilai dan keyakinan
Mayoritas keyakinan yang terdapat di Kelurahan Bareng, Klojen, Malang
adalah Islam, tetapi juga ada yang non Islam. Beberapa penduduk yang tinggal
di Kelurahan Bareng terutama pada RT 14 sering mengikuti pengajian

Pengkajian Sub Sistem

1. Lingkungan fisik
Pada RT 13 dan 14 pada Kelurahan Bareng, jarak antar rumah warga
sangat berdekatan sehingga ventilasi udaranya kurang bagus. Bangunan rumah
di RT 14 berukuran rata-rata <8m/perorang dengan tingkat pencahyaan yang
kurang di tiap-tiap rumahnya. Bangunan rumahnya seluruhnya permanen
dengan 90% rumah tidak mempunyai pekarangan. Untuk kondisi rumah warga
tidak terlalu kotor dan tidak terlalu bersih. Namun, rawan untuk ditemukan jentik-
jentik nyamuk karena lingkungan yang padat dan lembab.
Di setiap lahan kosong yang terdapat di RT 13 dan 14 selalu dipenuhi
oleh barang-barang rongsokan yang menumpuk, sehingga mengganggu
kebersihan lingkungan sekitar. Jalanan di RT 13 dan 14 sangat sempit yang
hanya dapat dilalui oleh 1 motor, sehingga menghambat akses warga dalam
beraktivitas untuk mengunjungi pelayanan kesehatan.
RT 14 terletak dibantaran sungai sehingga sungai menjadi akhir dari
pembuangan limbah cair rumah tangga serta toilet warga. Banyak rumah warga
yang tidak memiliki septic tank untuk pembuangan kotoran sehingga kotoran
tersebut langsung dialirkan ke sungai. Di sungai juga banyak terdapat sampah
anorganik seperti pampers dan pembalut, sehingga membuat sungai tersebut
tercemar. Untuk pembuangan sampah, di setiap rumah warga memiliki tempat
sampah sendiri-sendiri dan terdapat petugas yang mengangkut sampah setiap 2
hari sekali. Terdapat beberapa warga yang sudah memahami dan melakukan
pemilahan sampah baik sampah organic maupun anorganik.
Dari hasil wawancara dengan warga di RT 14 mereka menyatakan bahwa
RT 14 lokasinya lebih rendah dengan RT lainnya yaitu (RT 11, 12, 13, 15) dan
memiliki banyak sumber air tanah sehingga tidak mungkin untuk membangun
septic tank hanya pada kedalaman 1 meter sumber air tanah muncul dengan
deras dan cenderung naik saat musim hujan. Sehingga, pada RT 14 sering kali
terjadi banjir setinggi 1 meter yang disebabkan oleh hujan yang deras dan air
sungai yang meluap, dan membuat warga mengeluhkan hal tersebut. Warga
mengatakan bahwa masih banyak warga yang memiliki tingkat kesadaran
rendah untuk membuang sampah pada tempatnya sehingga membuat aliran air
tersumbat.
Sumber air yang digunakan warga pada RT 13 dan 14 dulunya berasal
dari air sumur. Namun, karena lokasi sumur dekat dengan sungai yang tercemar
menyebabkan beberapa warga berhenti menggunakan air sumur untuk
digunakan dan beralih ke PDAM. Di RT 14 juga bebas dari polusi udara karena
jauh dari jalan raya atau pabrik. Fasilitas umum yang terdapat di RT 14 adalah
masjid besar.
2. Ekonomi
Beberapa warga RT 13 dan 14 yang perempuan merupakan ibu rumah
tangga, sedangkan yang laki-laki kebanyakan bekerja di pabrik, wiraswasta, PNS
dan terdapat juga yang sudah pension. Untuk kisaran pendapatan warga yang
bekerja adalah 500.000-1.500.000 perbulannya, sedangkan untuk warga yang
pensiun berkisar dibawah 1.000.000.
Untuk warga yang mengidap diabetes mellitus, mereka memiliki biaya
pengeluaran khusus perbulannya sekitar 200.000-300.000. mereka
mendapatkan biaya tersebut dari pemberian anak-anaknya dan juga tabungan
mereka sendiri yang berupa layanan BPJS.
3. Pelayanan kesehatan dan sosial
Di Kelurahan Bareng, Klojen, Malang terdapat pelayanan Posyandu Balita,
Posyandu Lansia (gabung menjadi satu yaitu RT 11, 12, 13, 14 dan 15) di Pos
RT 13. Terdapat dua kader yang aktif untuk membina warga di RT 14 salah
satunya yang bernama Ibu Suci dan berusia 48 tahun. Kader tersebut aktif dalam
Kader Posyandu (lansia dan balita). Namun, para kader belum pernah mendapat
pelatihan tentang kader.
Di Kelurahan Bareng terdapat puskesmas yang bernama Puskesmas
Bareng untuk para warga melakukan pengobatan dan konsultasi kesehatan.
Setiap sabtu di Kelurahan Bareng terdapat kegiatan Posbindu Penyakit Tidak
Menular (Hipertensi dan Diabetes Mellitus) dengan rincian kegiatan: pengecekan
tekanan darah dan pengecekan kadar gula darah.
Di Kelurahan Bareng tidak terdapat komunitas yang membahas tentang
Penyakit Tidak Menular tersebut. Warga juga tidak pernah mendapatkan
penyuluhan tentang Hipertensi dan Diabetes Mellitus. Namun, warga dapat
mendapatkan penyuluhan HIV dan bahaya merokok. Warga yang menderita
diabetes mellitus biasanya langsung mengunjungi dokter praktik mandiri untuk
melakukan pengobatan dan kontrol kesehatan. Warga juga sudah mengerti
terkait sistem rujukan BPJS dan warga juga sudah sering mengunjungi
puskesmas dengan akses yang mudah untuk dijangkau apabila mereka terkena
penyakit serta melakukan imunisasi untuk anak-anak mereka.
Kegiatan sosial lainnya yang biasa dilakukan warga adalah paguyuban
bapak-bapak setiap tanggal 10 perbulannya, PKK ibu-ibu pada minggu ketiga
setiap bulan, tahlilan bapak-bapak setiap hari kamis malam dan tahlilan ibu-ibu
setiap selasa malam.
4. Transportasi dan keamanan
Warga di Kelurahan Bareng kebanyakan memiliki kendaraan pribadi
berupa sepeda motor. Namun, beberapa warga juga memiliki mobil. Biasanya
warga mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan menggunakan kendaraan
pribadi berupa sepeda motor. Jarak antara rumah warga menuju puskesmas
Bareng berkisar 1-2km saja dengan kondisi jalanan yang relatif baik.
Keamanan di Kelurahan Bareng RT 13 dan 14 termasuk aman walaupun
tidak terdapat siskamling ataupun pos ronda.
Akses menuju ke sarana pendidikan relative mudah karena warga bisa
berjalan kaki atau juga menggunakan motor.
5. Politik dan pemerintahan
Dari hasil survey di RT 13 dan 14 sudah terdapat pelayanan kesehatan,
seperti; terdapat program PKK dan tersedianya kader-kader kesehatan pada tiap
RT.
6. Komunikasi
Warga di RT 13 dan 14 berkomunikasi menggunakan bahasa jawa dan
bahasa Indonesia. Warga juga sering bersosialisasi dengan penduduk sekitar
rumah mereka karena sering diadakan berbagai perkumpulan.
Warga menerima informasi kesehatan melalui forum posyandu warga
yang diadakan oleh kader. Warga juga mendapat informasi secara pribadi
melalui radio, handphone, dan televisi.
7. Pendidikan
Mayoritas warga berpendidikan terakhir Sekolah Menengah Atas (SMA).
Tidak sedikit warga yang tidak tamat Sekolah Dasar (SD), namun pengetahuan
warga terkait informasi kesehatan sudah dapat dikatakan bagus, karena menurut
warga kesehatan adalah hal yang sangat penting.
8. Rekreasi
Warga RT 13 dan 14 menganggap bahwa rekreasi bukan termasuk hal
yang perlu dilakukan karena sebagian masyarakat beranggapan bahwa rekreasi
kurang penting, juga tidak ada tempat rekreasi terdekat di sekitar pemukiman
warga, dan apabila melakukan rekreasi ke tempat yang agak jauh tidak ada
biaya.
Namun ada beberapa warga yang menganggap bahwa rekreasi adalah
hal yang penting untuk menghilangkan kejenuhan dan stress. Mereka
melakukannya sekitar dua bulan sekali. Beberapa warga biasanya memiliki
kegiatan hiburan seperti nonton TV dan berlibur ke taman dekat desa atau ke
sekitaran wilayah Malang.

Pengkajian persepsi

1. Persepsi masyarakat
Dari segi masyarakat beranggapan bahwa kesehatan sangat penting
untuk dijaga, akan tetapi pola hidup masyarakat masih perlu ditingkatkan lagi.
Karena, masih banyak warga yang tidak menerapkan pola hidup sehat, seperti :
merokok, mengkonsumsi makanan yang manis ataupun asin, minum kopi, buang
sampah sembarangan, dll. Mereka juga masih sangat minim dalam menerima
informasi kesehatan.
2. Persepsi perawat
Dari segi perawat sendiri memang belum banyak dilakukan penyuluhan
kesehatan di kelurahan Bareng. Karena ada beberapa hambatan seperti : akses
menuju layanan kesehatan, kemauan warga untuk mendapat layanan dan
informasi kesehatan, sulit mengumpulkan warga jika ingin dilakukan penyuluhan
dikarenakan kesibukan dan aktivitas yang berbeda-beda. Namun, selama ini
ketika akan diadakan penyuluhan biasanya diumumkan di PKK atau tahlilan rutin
yang ada di RT 14.

Anda mungkin juga menyukai