Makalah
Makalah
Disusun Oleh :
Regita 10060315123
PENDAHULUAN
ISI
Ekperimental
2.1 Instrumentasi
Kalibrasi HPLC
Prosedur umum untuk PCR, PLS-1 dan HPLC merupakan metode yang
dijelaskan dibawah kalibrasi dan masing-masing senyawa dihitung.
2.4 Metode Validasi
Linearitas
Presisi
Rentang kalibrasi
Rentang kalibrasi dilakukan untuk memberikan akurasi/keakuratan,
ketepatan dan hasil yang linear. Rentang kalibrasi yang digunakan pada metode
HPLC terdapat pada Tabel 3.
Menurut ICH, pendekatan dapat dilihat dari S.D terhadap respon dan
kemiringan dalam menentukan batas deteksi dan kuantitas. Nilai secara teoritis
dapat dilihat pada tabel 3.
Selektivitas
Keakuratan
Ketahanan
Variasi pH fase gerak dari 0,05 M kalium dihidrogen fosfat dengan ± 0,2
dan kekuatan organik dari fase gerak dengan ± 2% tidak memiliki efek terhadap
resolusi kromatografi dalam metode HPLC. Variasi kekuatan natrium hidroksida
dan asam hidroklorat oleh ± 0,02 M tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap metode PLS-1 dan PCR.
Analisis stabilitas
Stabilitas larutan analitik dari senyawa yang diteliti dengan fase gerak, 0,1
M natrium hidroksida dan 0,1 M asam hidroklorat tidak menunjukkan perubahan
Rf kromatografi atau absorbansi untuk 1 jam ketika disimpan pada suhu kamar,
dan selama 5 jam saat disimpan didinginkan pada 5 ◦C.
PLS-1, PCR dan HPLC diterapkan untuk penentuan secara simultan pada
GU, SL, MP dan PP; AC, BX, MP dan PP dalam sediaan sirup. Belum ada
metode yang ditemukan untuk penentuan simultan dari komponen dalam
campuran tersebut.
Matriks kalibrasi dan pemilihan zona spektral untuk analisis PLS-I dan
PCR
Pilihan yang tepat untuk jumlah komponen utama atau faktor diperlukan
untuk kalibrasi PCR dan PLS-1. Jumlah faktor harus sebanyak mungkin untuk
data eksperimen. Berbagai kriteria telah dikembangkan untuk memilih jumlah
optimal. Metode validasi silang menggunakan satu sampel pada satu waktu.
Konsentrasi yang diprediksi dibandingkan dengan konsentrasi senyawa yang
sudah diketahui dalam setiap sampel kalibrasi.
Rumus :
𝑃𝑅𝐸𝑆𝑆
RMSECV = √ , dimana n adalah jumlah sampel dalam percobaan.
𝑛
Gambar 3. Kromatogram HPLC dari 20 µl injeksi Gambar 4. Kromatogram HPLC dari 20 µl injeksi
sampel sirup mengandung yang 50 µg ml −1 dari sampel sirup mengandung yang 40 µg ml −1 dari
guaiphensin (GU), 2 µgml − 1 salbutamol (SL), 3 acephylline piperazine (AC), 1,6 µgml − 1
µg ml − 1 methylparaben (MP) dan 1,5 µgml − 1 dari bromhexine hidroklorida (BX), 1,8 µg ml − 1
propylparaben (PP). methylparaben (MP) dan 0,2 µgml − 1 dari
propylparaben (PP).
KESIMPULAN
L.Q. Zhang, X.H. Wu, X. Tang, X.L. Zhu, W.T. Su, Fenxi Kexue Xuebao
18 (2002) 318–320.
L.Q. Zhang, X.H. Wu, X. Tang, X.L. Zhu, W.T. Su, Guangpuxue Yu
Guangpu Fenxi 22 (2002) 427–429.
428–432.
489–492.
H.P. Cao, D.R. Wang, X.J. Song, Yaowu Fenxi Zazhi 19 (1999) 397–399.
1555–1559.
V.G. Nayak, V.B. Malkar, C.D. Gaitonde, A.J. Vaidya, M.G. Gangrade,
Drug Dev. Ind. Pharm. 20 (1994) 1485–1491.
The European Agency for the Evaluation of Medical Products. ICH Topic
Q2B Note for Guidance on Validation of Analytical Procedures: Methodology
GPMP/ICH/281/95, 1996.
DAFTAR TABEL