Anda di halaman 1dari 28

SPESIFIKASI TEKNIS

SPESIFIKASI TEKNIS

I. PENJELASAN UMUM

1.1. Uraian Umum Pekerjaan


a. Pekerjaan ini adalah meliputi Pembangunan Senderan, Jembatan Dan Penataan Parkir Pada Pura
Petitenget.
b. Istilah “Pekerjaan” mencakup penyediaan semua tenaga kerja (tenaga ahli, tukang, buruh dan
lainnya), bahan bangunan dan peralatan/perlengkapan yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan termaksud.
c. Pekerjaan harus dilaksanakan dan diselesaikan seperti yang dimaksud dalam RKS, Gambar-
gambar Rencana, Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan serta Addenda yang disampaikan
selama pelaksanaan.

1.2. Dasar-Dasar
a. Kecuali ditentukan lain, semua material dan mutu pekerjaan harus sesuai dengan syarat-syarat
didalam Standar Nasional Indonesia (SNI). Apabila tidak tersedia, dapat dipakai JIS (Japanese
Industrial Standard}, ASTM (American Standard for Testing and Material}, atau BSCP (British
Standards Code of Practice). Standar-standar yang dipergunakan tersebut. Atas persetujuan
Direksi, Standar Nasional lainnya dapat juga dipergunakan.
b. Kontraktor harus mempunyai dan menyediakan di lapangan sekurangnya satu salinan SNI, JIS, &
ASTM yang disetujui, yang ditentukan dalam Spesifikasi, terutama harus menyediakan di lapangan
satu salinan SNI, JIS &ASTM atau Standar Nasional lainnya mengenai bahan atau mutu pekerjaan
yang akan dilaksanakan. Standar tersebut harus tersedia setiap saat untuk keperluan pemeriksaan
dan penggunaan oleh Direksi. Semua bahan dan mutu pekerjaan yang tidak sepenuhnya diperinci
di sini atau tidak dicakup oleh Standar Nasional SNI, JIS, ASTM, haruslah bahan dan mutu
pekerjaan kelas utama. Direksi akan menetapkan apakah semua atau sebagian bahan yang
dipesan atau diantarkan untuk kegunaan dalam pekerjaan, cocok untuk maksud tersebut dan
keputusan Direksi dalam hal ini pasti dan menentukan.
c. Spesifikasi yang diuraikan dalam bab ini merupakan dasar bagi cara pelaksanaan pekerjaan,
bahan yang dipakai, serta cara pengukuran dan pembayaran semua item pekerjaan yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga (RAB) atau Bill of Quantities.

1.3. Dokumen Kontrak


a. Dokumen Kontrak yang harus dipatuhi oleh Kontraktor terdiri atas :
 Surat Perjanjian Pekerjaan
 Surat Penawaran Harga dan Perincian Penawaran
 Gambar-gambar Kerja/Pelaksanaan
 Rencana Kerja dan Syarat-syarat
 Addenda yang disampaikan oleh Konsultan Pengawas selama masa pelaksanaan
b. Kontraktor wajib untuk meneliti gambar-gambar, RKS dan dokumen kontrak lainnya yang
berhubungan. Apabila terdapat perbedaan/ketidak-sesuaian antara RKS dan gambar-gambar
pelaksanaan, atau antara gambar satu dengan lainnya, Kontraktor wajib untuk
memberitahukan/melaporkannya kepada Konsultan Pengawas .
Persyaratan teknik pada gambar dan RKS yang harus diikuti adalah :
1. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail, maka gambar detail
yang diikuti.

I-1
SPESIFIKASI TEKNIS

2. Bila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan angka yang diikuti,
kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut yang jelas akan menyebabkan
ketidaksempurnaan/ketidaksesuaian konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan
Pengawas lebih dahulu.
3. Bila tedapat perbedaan antara RKS dan gambar, maka RKS yang diikuti kecuali bila hal
tersebut terjadi karena kesalahan penulisan, yang jelas mengakibatkan kerusakan/kelemahan
konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan Pengawas.
4. RKS, gambar dan BOQ saling melengkapi bila di dalam gambar menyebutkan lengkap sedang
RKS tidak, maka gambar yang harus diikuti demikian juga sebaliknya.
5. Yang dimaksud dengan RKS dan gambar di atas adalah RKS dan gambar setelah
mendapatkan perubahan/penyempurnaan di dalam berita acara penjelasan pekerjaan.
c. Bila akibat kekurangtelitian Kontraktor Pelaksana dalam melakukan pelaksanan pekerjaan, terjadi
ketidaksempurnaan konstruksi atau kegagalan struktur bangunan, maka Kontraktor Pelaksana
harus melaksanakan pembongkaran terhadap konstruksi yang sudah dilaksanakan tersebut dan
memperbaiki/melaksanakannya kembali setelah memperoleh keputusan Konsultan Pengawas
tanpa ganti rugi apapun dari pihak-pihak lain.

II. LINGKUP PEKERJAAN

2.1 Keterangan Umum


Pembangunan Senderan, Jembatan Dan Penataan Parkir Pada Pura Petitenget tersebut secara umum
meliputi pekerjaan standar maupun non standar yang terdiri dari:
a. Pekerjaan Persiapan, meliputi :
 Penyediaan air dan daya kerja
 Pembersihan lokasi kerja
 Dll.
b. Pekerjaan Pokok, meliputi :
 Pekerjaan Tanah
 Pekerjaan Pasangan Batu
 Pekerjaan Pondasi
 Pekerjaan Struktur Baja
 Pekerjaan Railing Jembatan
 dll
c. Pekerjaan lain-lain
Pekerjaan yang jelas terkait langsung maupun tidak langsung yang tidak bisa dipisahkan dengan
pekerjaan utama sesuai dengan gambar dan RKS

2.2 Sarana Dan Cara Kerja


a. Kontraktor wajib memeriksa kebenaran dari kondisi pekerjaan meninjau tempat pekerjaan,
melakukan pengukuran-pengukuran dan mempertimbangkan seluruh lingkup pekerjaan yang
dibutuhkan untuk penyelesaian dan kelengkapan dari proyek.
b. Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja serta tenaga ahli yang cakap dan memadai dengan
jenis pekerjaan yang dilaksanakan, serta tidak akan mempekerjakan orang-orang yang tidak tepat
atau tidak terampil untuk jenis-jenis pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Kontraktor harus selalu
menjaga disiplin dan aturan yang baik diantara pekerja/karyawannya.
c. Kontraktor harus menyediakan alat-alat kerja dan perlengkapan seperti beton molen, pompa air,
timbris, waterpas, alat-alat pengangkut dan peralatan lain yang diperlukan untuk pekerjaan ini.
Peralatan dan perlengkapan itu harus dalam kondisi baik.

I-2
SPESIFIKASI TEKNIS

d. Kontraktor wajib mengawasi dan mengatur pekerjaan dengan perhatian penuh dan menggunakan
kemampuan terbaiknya. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas seluruh cara pelaksanaan,
metode, teknik, urut-urutan dan prosedur, serta pengaturan semua bagian pekerjaan yang
tercantum dalam Kontrak.
e. Shop Drawing (gambar kerja) harus dibuat oleh Kontraktor sebelum suatu komponen konstruksi
dilaksanakan.
f. Shop Drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas dan Konsultan
Perencana sebelum elemen konstruksi yang bersangkutan dilaksanakan.
g. Sebelum penyerahan pekerjaan kesatu, Kontraktor Pelaksana sudah harus menyelesaikan
gambar sesuai pelaksanaan yang terdiri atas :
 Gambar rancangan pelaksanaan yang tidak mengalami perubahan dalam pelaksanaannya.
 Shop drawing sebagai penjelasan detail maupun yang berupa gambar-gambar perubahan.
h. Penyelesaian yang dimaksud pada ayat g harus diartikan telah memperoleh persetujuan Konsultan
Pengawas setelah dilakukan pemeriksaan secara teliti.
i. Gambar sesuai pelaksanaan dan buku penggunaan dan pemeliharaan bangunan merupakan
bagian pekerjaan yang harus diserahkan pada saat penyerahan kesatu, kekurangan dalam hal ini
berakibat penyerahan pekerjaan kesatu tidak dapat dilakukan.
j. Pembenahan/perbaikan kembali yang harus dilaksanakan Kontraktor, bila :
 Komponen-komponen pekerjaan pokok/konstruksi yang pada masa pemeliharaan mengalami
kerusakan atau dijumpai kekurangsempurnaan pelaksanaan.
 Komponen-komponen konstruksi lainnya atau keadaan lingkungan diluar pekerjaan pokoknya
yang mengalami kerusakan akibat pelaksanaan konstruksi (misalnya jalan, halaman, dan lain
sebagaunya).
k. Pembenahan lapangan yang berupa pembersihan lokasi dari bahan-bahan sisa-sisa pelaksanaan
termasuk bowkeet dan direksikeet harus dilaksanakan sebelum masa kontrak berakhir, kecuali
akan dipergunakan kembali pada tahap selanjutnya.

2.3 Pembuatan Rencana Jadwal Pelaksanaan


a. Kontraktor Pelaksana berkewajiban menyusun dan membuat jadual pelaksanaan dalam bentuk
barchart yang dilengkapi dengan grafik prestasi yang direncanakan berdasarkan butir-butir
komponen pekerjaan sesuai dengan penawaran.
b. Pembuatan rencana jadual pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh Kontraktor Pelaksana
selambat-lambatnya 10 hari setelah dimulainya pelaksanaan di lapangan pekerjaan. Penyelesaian
yang dimaksud ini sudah harus dalam arti telah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.
c. Bila selama 10 hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor Pelaksana belum
menyelesaikan pembuatan jadual pelaksanaan, maka Kontraktor Pelaksana harus dapat
menyajikan jadual pelaksanaan sementara minimal untuk 2 minggu pertama dan 2 minggu kedua
dari pelaksanaan pekerjaan.
d. Selama waktu sebelum rencana jadual pelaksanaan disusun, Kontraktor Pelaksana harus
melaksanakan pekerjaannya dengan berpedoman pada rencana pelaksanaan mingguan yang
harus dibuat pada saat dimulai pelaksanaan. Jadual pelaksanaan 2 mingguan ini harus disetujui
oleh Konsultan Pengawas.

2.4 Ketentuan Dan Syarat-Syarat Bahan


a. Kontraktor harus menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah dan kualitas yang sesuai
dengan lingkup pekerjaan yang dilaksanakan. Sepanjang tidak ada ketentuan lain dalam RKS ini
dan Berita Acara Rapat Penjelasan, maka bahan-bahan yang dipergunakan maupun syarat-syarat
pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam AV-41 dan PUBI-1982 serta
ketentuan lainnya yang berlaku di Indonesia.

I-3
SPESIFIKASI TEKNIS

b. Sebelum memulai pekerjaan atau bagian pekerjaan, Pemborong harus mengajukan contoh bahan
yang akan digunakan kepada Konsultan Pengawas yang akan diajukan User dan Konsultan
Perencana untuk mendapatkan persetujuan. Bahan-bahan yang tidak memenuhi ketentuan seperti
disyaratkan atau yang dinyatakan ditolak oleh Konsultan Pengawas tidak boleh digunakan dan
harus segera dikeluarkan dari halaman pekerjaan selambat-lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam.
c. Apabila bahan-bahan yang ditolak oleh Konsultan Pengawas ternyata masih dipergunakan oleh
Kontraktor, maka Konsultan Pengawas memerintahkan untuk membongkar kembali bagian
pekerjaan yang menggunakan bahan tersebut. Semua kerugian akibat pembongkaran tersebut
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
d. Jika terdapat perselisihan mengenai kualitas bahan yang dipakai, Konsultan Pengawas berhak
meminta kepada Kontraktor untuk memeriksakan bahan itu ke Laboratorium Balai Penelitian
Bahan yang resmi dengan biaya Kontraktor. Sebelum ada kepastian hasil pemeriksaan dari
Laboratorium, Kontraktor tidak diizinkan untuk melanjutkan bagian-bagian pekerjaan yang
menggunakan bahan tersebut.
e. Penyimpanan bahan-bahan harus diatur dan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan dan terhindarnya bahan-bahan dari kerusakan.
f. Persyaratan mutu bahan bangunan secara umum adalah seperti di bawah ini, sedangkan bahan-
bahan bangunan yang belum disebutkan disini akan diisyaratkan langsung di dalam pasal-pasal
mengenai persyaratan pelaksanaan komponen konstruksi di belakang.

 Air
Air yang digunakan sebagai media untuk adukan pasangan plesteran, beton dan penyiraman
guna pemeliharaan harus air tawar, tidak mengandung minyak, garam, asam dan zat organik
lainnya yang telah dikatakan memenuhi syarat, sebagai air untuk keperluan pelaksanaan
konstruksi oleh laboratorium tidak lagi diperlukan rekomendasi laboratorium.
 Semen Portland (PC)
Semen Portland yang digunakan adalah jenis satu harus satu merek untuk penggunaan dalam
pelaksanaan satu satuan komponen bengunan, belum mengeras sebagai atau
keseluruhannya. Penyimpanannya harus dilakukan dengan cara dan didalam tempat yang
memenuhi syarat sebagai air untuk menjamin kebutuhan kondisi sesuai persyaratan di atas.
 Pasir (Ps)
Pasir yang digunakan adalah pasir sungai, berbutir keras, bersih dari kotoran, lumpur, asam,
garam, dan bahan organik lainnya, yang terdiri atas.
1. Pasir untuk urugan adalah pasir dengan butiran halus, yang lazim disebut pasir urug.
2. Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran sebagian terbesar adalah
terletak antara 0,075 sampai 1,25 mm yang lazim dipasarkan disebut pasi pasang
3. Pasir untuk pekerjaan beton adalah pasir cor yang gradasinya mendapat rekomendasi
dari laboratorium.
 Batu Pecah (Split)
Split untuk beton harus menggunakan split dari batu kali hitam pecah, bersih dan bermutu
baik, serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum
dalam PBI 1971.

III. SITUASI DAN PERSIAPAN PEKERJAAN

3.1. Situasi/Lokasi

I-4
SPESIFIKASI TEKNIS

a. Halaman proyek akan diserahkan kepada Kontraktor sebagaimana keadaannya waktu Rapat
Penjelasan. Kontraktor hendaknya mengadakan penelitian dengan seksama mengenai keadaan
tanah halaman proyek tersebut.
b. Kekurang-telitian atau kelalaian dalam mengevaluasi keadaan lapangan, sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat dijadikan alasan untuk mengajukan klaim/tuntutan.

3.2. Air Dan Daya


a. Kontraktor harus menyediakan air atas tanggungan/biaya sendiri yang dibutuhkan untuk
melaksanakan pekerjaan ini, yaitu :
 Air kerja untuk pencampur atau keperluan lainnya yang memenuhi persyaratan sesuai jenis
pekerjaan, cukup bersih, bebas dari segala macam kotoran dan zat-zat seperti minyak, asam,
garam, dan sebagainya yang dapat merusak atau mengurangi kekuatan konstruksi.
 Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/buang air dan kebutuhan lain para
pekerja. Kualitas air yang disediakan untuk keperluan tersebut harus cukup terjamin.

b. Kontraktor harus menyediakan daya listrik atas tanggungan/biaya sendiri sementara yang
dibutuhkan untuk peralatan dan penerangan serta keperluan lainnya dalam melaksanakan
pekerjaan ini. Pemasangan sistem listrik sementara ini harus memenuhi persyaratan yang berlaku.
Kontraktor harus mengatur dan menjaga agar jaringan dan peralatan listrik tidak membahayakan
para pekerja di lapangan. Kontraktor harus pula menyediakan penangkal petir sementara untuk
keselamatan.

3.3. Jalan Masuk Ke Lokasi Pekerjaan


Dalam kasus tidak ada jalan masuk ke lokasi pekerjaan atau jalan pintas yang bisa digunakan untuk
pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus membuat jalan masuk atau jalan pintas ke dalam lokasi.
Kontraktor harus melengkapi perlengkapan yang diperlukan untuk melintasi sungai, saluran air atau
lainnya yang berfungsi sebagai landasan atau jalan masuk alat berat dalam proses konstruksi dan
mobilisasi material. Kontraktor harus melengkapi perlengkapan yang diperlukan untuk membuat jalan
masuk tersebut sesuai dengan gambar kerja atau arahan Direksi teknis pekerjaandan bila perlu harus
ditingkatkan atau diperkuat fasilitas yang ada yang dipergunakan untuk masuk ke lokasi pekerjaan. Bila
Kontraktor menggunakan jalan masyarakat yang telah ada, maka pada saat pekerjaan selesai
Kontraktor wajib memperbaiki jalan tersebut paling tidak seperti kondisi semula, namun akan terpuji jika
akan lebih baik dari kondisi semula.

3.4. Kantor Kontraktor, Los Dan Halaman Kerja, Gudang Dan Fasilitas Lain
Kontraktor harus membangun kantor dan perlengkapannya, los kerja, gudang dan halaman kerja (work
yard) di dalam halaman pekerjaan, yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai Kontrak.
Kontraktor harus juga menyediakan untuk pekerja/buruhnya fasilitas sementara (tempat mandi dan
peturasan) yang memadai untuk mandi dan buang air.
Kontraktor harus membuat tata letak/denah halaman proyek dan rencana konstruksi fasilitas-fasilitas
tersebut. Kontraktor harus menjamin agar seluruh fasilitas itu tetap bersih dan terhindar dari kerusakan.
Dengan seijin Kuasa Pengguna Anggaran, Kontraktor dapat menggunakan kembali kantor, los kerja,
gudang dan halaman kerja yang sudah ada.

3.5. Pembersihan Halaman


a. Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi jalannya pekerjaan seperti adanya
pepohonan, batu-batuan atau puing-puing bekas bangunan harus dibongkar dan dibersihkan serta

I-5
SPESIFIKASI TEKNIS

dipindahkan dari tanah bangunan kecuali barang-barang yang ditentukan harus dilindungi agar
tetap utuh.
b. Pelaksanaan pembongkaran harus dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk menghindarkan
bangunan yang berdekatan dari kerusakan. Bahan-bahan bekas bongkaran tidak diperkenankan
untuk dipergunakan kembali dan harus diangkut keluar dari halaman proyek.

3.6. Papan Bangunan (Bouwplank)


a. Bouwplank dibuat dari kayu terentang (kayu hutan kelas IV) ukuran minimum 3/20 cm yang utuh
dan kering. Bouwplank dipasang dengan tiang-tiang dari kayu sejenis ukuran 5/7 cm dan dipasang
pada setiap jarak satu meter. Papan harus lurus dan diketam halus pada bagian atasnya.
b. Bouwplank harus benar-benar datar (waterpass) dan tegak lurus. Pengukuran harus memakai alat
ukur yang disetujui Konsultan Pengawas .
c. Bouwplank harus menunjukkan ketinggian  0.00 dan as kolom/dinding. Letak dan ketinggian
permukaan bouwplank harus dijaga dan dipelihara agar tidak berubah selama pekerjaan
berlangsung.

3.7. Pengukuran Geodetic


a. Sebelum memulai pekerjaan pembuatan saluran atau bangunan - bangunan, Kontraktor terlebih
dahulu harus mengadakan pengukuran pada bidang kerja untuk situasi, potongan memanjang dan
melintang, yaitu dengan pengawasan Pengawas Proyek. Alat yang dipakai dalam pengukuran ini
minimal adalah alat Waterpas dan Teodolite T2.
b. Pengikatan dalam pengukuran ini dilakukan terhadap patok-patok tertentu yang berfungsi sebagai
titik tetap yang dilokasinya akan ditunjukkan oleh Direksi. Data ketinggian dan detail penjelasan
tentang titik tetap ini dapat diperoleh dengan mengajukan permintaan secara tertulis kepada Direksi.
Sebelum memulai pengukuran, Kontraktor diharuskan untuk memeriksa semua titik-titik tetap ini
dan membuat titik tetap ini dan membuat titik tetap tambahan lainnya sedemikian sehingga jarak 2
titik tetap tidak lebih dari 1 kilometer. Ketelilitian pengukuran harus selalu dalam batas-batas
keseksamaan sebagai berikut :
a. Titik-titik untuk tampang lintang, boleh terletak kurang dari 2 cm dari posisi yang
ditentukan, baik dalam arah vertikal maupun horizontal.
b. Pengukuran titik tinggi harus diselesaikan pada sebuah titik tetap atau dibawa kembali
ketitik pertama. Kesalahan penutupan harus kurang dari 10 VL dimana L adalah
panjang atau jarak sirkuit pengukuran dalam Km.
c. Patok-patok yang menunjukkan tinggi akhir dari pekerjaan tanah harus dipasang
dengan tidak melewati 0,25 cm dari titik tinggi yang benar.
d. Garis singgung dan lengkung, perbedaannya dengan yang benar harus kurang dari 2
cm terhadap posisi yang benar. Titik untuk bangunan harus terletak tidak lebih dari 0,25
cm dari kedudukan yang sebenarnya kecualil pada pemasangan pekerjaan baja dan
peralatannya memerlukan yang lebih tinggi.
c. Hasil pengukuran berupa data dan gambar hasil pengukuran, harus diserahkan kepada Direksi.
Oleh Direksi hasil ini akan diperiksa, dan apabila terdapat kesalahan, baik itu pada pengukuran,
perhitungan, maupun penggambaran, maka kontaktor harus memperbaikinya sampai betul dan
mendapat persetujuan Direksi.

3.8. Pekerjaan Yang Tidak Lancar


1. Bagi pekerjaan yang tidak lancar yang tidak sesuai dengan rencana kerja terlalu lambat atau
berhenti sama sekali, maka Direksi Pekerjaan akan memberikan peringatan-peringatan/ teguran-
teguran secara tertulis kepada Kontraktor

I-6
SPESIFIKASI TEKNIS

2. Apabila Kontraktor ternyata dengan sengaja tidak mengindahkan peringatan-peringatan tersebut


diatas dan telah cukup diberi peringatan dan teguran-teguran tertulis 3 kali berturut-turut, maka
Pejabat Pembuat Komitmen ( PPK ) berhak melakukan pemutusan kontrak secara sepihak.
3.9. Pekerjaan Tambah Kurang
1. Pekerjaan tambah dan kurang hanya boleh dilakukan oleh Kontraktor atas perintah tertulis Pejabat
Pembuat Komitmen ( PPK ).
2. Pekerjaan tambah yang dilakukan oleh Kontraktor diluar ketentuan ayat 24.1. ini sepenuhnya
menjadi tanggungan Kontraktor.
3. Apabila ada pekerjaan tambah ataupun kurang maka perhitungan harga tetap mengacu kepada
harga satuan upah dan bahan yang ada dalam dokumen penawaran Kontraktor.
3.10. Alat Dan Peralatan Kerja Kontraktor
1. Kontraktor harus dan wajib menyediakan sendiri semua jenis alat peralatan maupun perlengkapan
kerja yang diperlukan untuk kegiatan pelaksanaan pekerjaan.
2. Alat peralatan dimaksud harus dalam keadaan siap dipakai, kerusakan yang terjadi selama
pelaksanaan agar segera diperbaiki atau dicarikan penggantinya.
3. Untuk pekerjaan ini Kontraktor wajib menyediakan peralatan utama seperti yang tercantum dalam
Dokumen Kualifikasi.
4. Biaya angkut, pengadaaan maupun biaya operasional semua peralatan menjadi tanggungan
Kontraktor.
5. Kontraktor wajib menyediakan tambahan peralatan jika peralatan yang ada dinilai tidak mencukupi.
6. Keamanan alat selama pelaksanaan menjadi tanggung jawab Kontraktor sendiri.
3.11. Keselamatan Kerja dan Bahaya Kebakaran
1. Keselamatan Kerja
Kontraktor harus memperhatikan secara penuh terhadap resiko terjadinya kecelakaan yang
mungkin terjadi selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung dan selalu memperhatikan
keamanan sebagai faktor utama dalam melaksakan Pekerjaan. Kontraktor harus mengikuti
peraturan-peraturan mengenai pencegahan kecelakaan dan keamanan yang berlaku. Dalam hal ini
harus mengikuti Astek (Asuransi Tenaga Kerja).
Kontraktor harus menyediakan kotak P3K dengan obat-obatan seperlunya sesuai dengan prinsip
Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K).
Kontraktor wajib menyediakan tempat yang layak bagi pekerjaannya untuk keperluan istirahat,
buang air, menjemur pakaian, dan juga penerangan pada malam hari.
2. Bahaya Kebakaran.
Kontraktor harus memperhatikan secara penuh terhadap masalah pencegahan bahaya kebakaran.
Kontraktor harus mengikuti peraturan pencegahan kebakaran atau petunjuk perintah Direksi.
Kontraktor harus memadamkan api bila timbul kebakaran dengan mengerahkan semua tenaga dan
peralatan yang ada di lokasi.

3.12. Pedoman Pelaksanaan Kerja


Disamping berdasarkan Rencana Kerja dan gambar-gambar yang disebut dengan dokumen pelelangan
maka Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan juga berpedoman kepada :
1. Ketentuan-ketentuan yang terkait dengan pelelangan pekerjaan.
2. Standard Nasional Indonesia

I-7
SPESIFIKASI TEKNIS

3. Undang-Undang Konstruksi
4. Undang-Undang Tenaga Kerja
5. Undang-Undang perpajakan yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan ini
6. Undang-Undang yang terkait dengan lingkungan
7. Peraturan perundangan dan pedoman lain yang dikeluarkan pemerintah dan yang akan
dikeluarkan pemerintah.
8. Keppres 80 Tahun 2003 beserta perubahanya dan Kepmen Menteri Kimpraswil
No.339/KPTS/M/2003.
9. Petunjuk lisan maupun tertulis dari Direksi/Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
10. Dan apabila ketentuan-ketentuan yang terkait di atas berbeda dengan isi dokumen lelang ini
secara teknis maka yang berlaku adalah yang ditetapkan dalam dokumen lelang ini.

3.13. Pengendalian/Monitoring/Pengawasan/Pemeriksaan dan Pelaksanaan Pekerjaan


1. Untuk mengendalikan dan monitoring serta mengawasi pekerjaan Pejabat Pembuat Komitmen
( PPK ) menunjuk Direksi Pekerjaan.
2. Direksi Pekerjaan adalah suatu pokja (kelompok kerja) dari Direksi yang mengawasi pekerjaan
yang penunjukkannya akan disampaikan secara tertulis kepada Kontraktor.
3. Sedangkan Kontraktor harus menunjuk seorang atau lebih pelaksana yang bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan pekerjaan dan selalu harus berada di lokasi pekerjaan.
4. Penunjukkan pelaksana pekerjaan oleh Kontraktor harus disampaikan secara tertulis kepada
Pejabat Pembuat Komitmen ( PPK ) yang kemudian akan merekomendasikan setuju atau tidak
setuju atas pengajuan pelaksana tersebut.
5. Apabila petugas pelaksana dipandang oleh Pejabat Pembuat Komitmen ( PPK ) atau Direksi
tidak mampu untuk melaksanakan tugasnya dengan baik maka atas permintaan Direksi kepada
Kontraktor maka pelaksana tersebut harus diganti dengan persetujuan PPTK.
6. Kontraktor wajib melaporkan bagian-bagian pekerjaan yang telah selesai dikerjakan kepada
Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
7. Setelah pemeriksaan pekerjaan sebagaimana tersebut pada ayat 6 (enam) diterima oleh
Direksi, Kontraktor baru bisa meneruskan kelanjutan dari pekerjaan tersebut.
8. Bila dalam pemeriksaan ada indikasi/ditengarai Kontraktor melanggar ketentuan-ketentuan
yang telah ditetapkan sebelumnya, maka atas perintah Direksi kepada Kontraktor harus
membongkar sebagian atau seluruhnya pekerjaan yang telah atau sedang dikerjakan dan biaya
pembongkaran menjadi tanggungan Kontraktor serta tidak bisa dihubungkan dengan
kemungkinannya perpanjangan waktu.

3.14. Hal - Hal Lain


1. Hubungan Sosial
Sebelum pelaksanaan pekerjaan Kontraktor harus menjaga hubungan baik dengan pejabat, tokoh
dan masyarakat disekitarnya. Peraturan, adat istiadat dan kewajiban yang berlaku di masyarakat
harus dipatuhi oleh semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan.
2. Pekerjaan Perapihan / Penyelesaian (Finishing)
Setiap penyelesaian akhir pekerjaan bangunan (finishing), Kontraktor harus memperhatikan
kerapian dan keindahan yang mengacu pada budaya masyarakat setempat. Biaya pekerjaan
perapihan sudah termasuk didalam harga satuan pekerjaannya.
3. Pembayaran Pekerjaan
Pengajuan penarikan pembayaran pekerjaan boleh dilakukan bila secara teknis pekerjaan tersebut
sudah selesai dan memenuhi syarat sesuai dengan spesifikasi. Pengajuan penarikan pembayaran
harus dilengkapi dengan data pendukung berupa data gambar dan perhitungan volume (back up)
yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan, Pengawas Lapangan, dan Direksi. Jika menurut pendapat

I-8
SPESIFIKASI TEKNIS

Direksi, bahwa mutu dari suatu pekerjaan tidak memenuhi syarat maka tidak akan diperhitungkan
sebagai prestasi pekerjaan sehingga tidak mendapatkan pembayaran.

IV. PEKERJAAN POKOK

4.1. Pekerjaan Galian


(1) Lingkup Pekerjaan
Yang diartikan pekerjaan "galian" dalam spesifikasi ini adalah semua pekerjaan yang meliputi
kegiatan sbb:
Clearing, grubbing dan stripping
Galian terbuka (open cut)
Pekerjaan galian yang lainya yang mungkin diberikan oleh Engineer
(2) Rencana dan Persetujuan Kerja
Paling sedikit 30 hari sebelum dimulainya pekerjaan galian Kontraktor harus menyerahkan rencana
kerja untuk disetujui oleh Engineer, berupa rencana detail kegiatan untuk item pekerjaan utama
antara lain : lokasi kekerjaan yang diusulkan, type pekerjaan galian yang dilaksanakan, metode
konstruksi yang diusulkan, urutan, tahap pekerjaan dan jadwal pelaksanaannya.
Persetujuan dari Engineer tidak akan membebaskan Kontraktor terhadap tanggung jawabnya
sejauh keamanan pekerjaan dan kerusakan pekerjaan atau hal-hal lain yang mungkin terjadi dalam
pelaksanaannya.
(3) Pembuangan dan Penggunaan Material Galian
Penggunaan material hasil galian untuk pekerjaan konstruksi yang permanen harus disetujui oleh
Engineer dan sesuai dengan persyaratan yang dibutuhkan pada spesifikasi teknik. Hasil galian
Kontraktor yang dilaksanakan harus dapat meyakinkan Engineer kemungkinan material yang
terbuang.
Dengan pengarahan Engineer, Kontraktor diijinkan untuk menggunakan material hasil galian yang
tidak digunakan untuk keperluan konstruksi permanen seperti pada temporary road, jalan kerja dsb,
dan tidak boleh menggunakan material tersebut untuk timbunan.
Material yang disetujui untuk digunakan sebagai pekerjaan konstruksi bila mungkin diangkut
langsung ke tempat lokasi pekerjaan atau bila tidak mungkin ditampung dulu di stockpile pada lokasi
yang telah ditentukan Engineer atau pemberi kerja dan selanjutnya akan diangkut ke lokasi
konstruksi yang akan dikerjakan tanpa tambahan biaya.
Galian tanah yang tidak dapat digunakan untuk pekerjaan konstruksi harus dibuang ke tempat
pembuangan (spoilbank) pada lokasi yang telah ditetapkan Engineer. Kontraktor tidak boleh
mengajukan pembayaran tambahan berkenaan dengan pemisahan material galian tersebut.
Tempat pembuangan (disposal area) yang berada di sekitar lokasi pekerjaan atau diluar tempat
pembuangan yang telah ditetapkan sangat tidak diperbolehkan dan Kontraktor harus bertanggung
jawab atas semua kerusakan yang ditimbulkan serta pohon-pohon atau yang lain akibat dari
penempatan disposal area yang tidak mendapat izin Engineer.
(4) Garis Batas, Ketinggian, Kemiringan dan Dimensi Galian
Semua galian harus dilaksanakan sesudah mendapat persetujuan dari Engineer dan pemberi kerja
seperti garis batas galian, ketinggian, kemiringan dan dimensi yang diberikan seperti yang
tercantum dalam spesifikasi, penunjukan pada gambar atau yang ditetapkan oleh Engineer.
Kontraktor harus selalu mengadakan pencegahan agar memperkecil pengaruh galian terhadap

I-9
SPESIFIKASI TEKNIS

material dan segala kegiatan konstruksi disekitarnya yang berdekatan dengan batas-batas garis
pekerjaan galian.
Batas garis, ketinggian, kerniringan dan dimensi tersebut mungkin dapat berubah selama
pelaksanaan pekerjaan berlangsung sebagaimana ditetapkan dan disetujui oleh Engineer dan harus
ditetapkan di dalam gambar konstruksi. Kontraktor tidak boleh merubah volume dan harga satuan
seperti yang tertera dalam bill of quantity kecuali ditetapkan lain dalam spesifikasinya atau diarahkan
oleh Engineer, dan mendapat persetujuan pemberi kerja.
(5) Klasifikasi Material dan Galian
a. Klasifikasi in-situ materials
Untuk membantu identifikasi material yang digali dan klasifikasi galian untuk keperluan
konstruksi, diperlukan sistim klasifikasi untuk massa batuan in-situ didasarkan pada tingkat
pelapukannya dan diberikan pada Gambar Rencana seperti yang diuraikan pada bab ini.
Klasiflkasi pelapukan ini dihubungkan dengan kondisi susunan batuan dan massa batuan.
Susunan batuan didefinisikan sebagai bagian dari batuan yang efektif yang terjadi diantara
joint-joint, bidang-bidang dasar, tidak menerus dan kerusakan-kerusakan lain di dalam massa
batuan.
Massa batuan didefinisikan sebagai material batuan secara keseluruhan termasuk rock joint,
bidang-bidang dasar, ketidak menerusan dan kerusakan-kerusakan lain termasuk yang dapat
digunakan, satu atau lebih bahan batuan atau tipe-tipenya.
Klasifikasi dari tingkat pelapukan massa batuan tergantung tidak hanya pada alam dan
komposisi bahan batuan tetapi juga pada kehadirannya, alam dan jaraknya joint dan kerusakan
yang lain.
b. Klasifikasi Galian
Untuk keperluan pengukuran dan pembayaran galian akan dibagi dalam 2 kelas yang
didasarkan pada metode penggalian sebagai berikut:
 Galian batuan lupak/Tanah Berbatu
Pekerjaan galian pada tanah berbatu adalah pekerjaan galian yang prosentasenya batunya
lebih besar dari 60 %. Pekerjaannya meliputi penggalian dan pemindahan batuan besar dengan
volume kurang dari 1 m3 (Boulder) dengan ukuran yang bervariasi serta semi consolidated
sandy matrix. Dengan persetujuan Engineer, kontraktor dapat menggunakan metode
peledakan, rock breaker atau metode lain untuk menghancurkan material keras atau batuan
lunak di lokasi, sehingga penghancuran selanjutnya dapat dilakukan dengan ripping atau single
shank ripper, sehingga galiannya diklasifikasikan sebagai galian batuan lunak/Tanah berbatu
untuk keperluan pengukuran dan pembayaran.
 Galian Tanah Biasa (common)
Pekerjaan galian tanah biasa adalah berupa penggalian dengan Jenis material yang termasuk
didalam kategori tanah (common soil) meliputi semua residual soil yang umumnya disebut
"tanah", tanah liat (clay), lanau (silt), pasir, kerikil, cobble, deposit alami sirtu sampai kedalaman
3.0 m dan boulder lepas yang volume butirannya kurang dari 1 m3. (prosentase batu kurang
dari 60 %). Terdiri dari pekerjaan galian, pemindahan sisa material dan pengangkutan. Menurut
ketentuan dari Engineer tidak diklasifikasikan sebagai batuan keras atau batuan lunak.
Pekerjaan galian dapat dilakukan dengan alat berat biasa tanpa memerlukan peledakan dan
pemboran, rock breaker atau ripper Galian tanah biasa meliputi penggalian dan pengangkutan
tanah lapisan atas (topsoil), tanah organik, kayu, semak dan lapisan tanah lain yang
diklasifikasikan sebagai tanah biasa dengan persetujuan Engineer. Galian tanah biasa tidak
termasuk Pekerjaan clearing, grubbing, atau stripping. Untuk pekerjaan galian yang merupakan

I-
10
SPESIFIKASI TEKNIS

bentuk transisi antara tanah dan batu sering disebut sebagai galian tanah cadas.
Untuk keperluan pembayaran, Kontraktor tidak diperkenankan mengajukan biaya tambahan
akibat adanya penambahan peralatan galian yang digunakan. Pengklasifikasian galian
material ditentukan oleh Engineer dengan dihadiri oleh Kontraktor di lokasi pekerjaan.
(6) Pekerjaan Galian Tanah
a. Seluruh pekerjaan galian tanah harus dilaksanakan menurut ukuran dan ketinggian yang
ditunjukkan dalam gambar atau menurut ukuran dan ketinggian lain sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi. Ukuran yang berdasarkan atau menurut ketinggian tanah, atau jarak
terusan harus ditunjukkan kepada Direksi lebih dahulu, sebelum memulai pekerjaan tanah pada
setiap tempat. Yang dimaksud dengan "ketinggian tanah" dalam perencanaan adalah
"permukaan tanah" sesudah pembersihan lapangan dan sebelum pekerjaan tanah dimulai.
b. Kontraktor harus bertanggung jawab akibat penggalian lebih (over excavation) dan Kontraktor
wajib menimbun dan memadatkan kembali sesuai dengan garis rencana atau pengarahan
Direksi.
c. Untuk galian yang ditetapkan dalam desain sering harus dimodifikasi dilapangan akibat
perubahan jenis lapisan tanah agar pekerjaan menjadi hemat, untuk itu Kontraktor diminta
untuk selalu melaporkan perkembangan agar gambar kerja dapat dimodifikasi, pelaksanaan
pekerjaan biasanya jenis tanah selalu diawali dengan galian tanah biasa dengan slope 1 - 1,5
dan bila pada lapisan berikutnya bila ditemukan weathered maka slope harus berubah menjadi
0.5 - 1 dengan menambah bahu, kemudian bila pada lapisan berikutnya ditemukan batu maka
slope dapat berubah kembali menjadi 0.3 - 0.5, hal ini akan berakibat adanya tambahan bahu
agar tepi dapat tetap. Biaya atas penggalian lebih dan penimbunan kembali akibat kesalahan
penggalian merupakan tanggung jawab Kontraktor.
d. Klasifikasi jenis tanah yang digali adalah galian tanah biasa (common soil), galian tanah cadas
dan galian tanah berbatu. Hasil galian yang layak untuk bahan timbunan harus diangkut ke
tempat penimbunan sementara (stock pile) di sepanjang bangunan yang akan ditimbun atau
tempat lain sesuai dengan pengarahan Direksi. Hasil galian yang tidak layak untuk bahan
timbunan harus dibuang ke tempat pembuangan (spoil bank) yang telah disepakati.
e. Penentuan jenis tanah galian akan ditentukan sesuai dengan kenyataan di lapangan dan dibuat
berita acara yang ditandatangani oleh Direksi dan Kontraktor, pembayaran pekerjaan galian
tanah dihitung dalam satuan meter kubik tanah tergali sesuai garis rencana atau revisi.
f. Pelaksanaan pekerjaan galian (excavation) yaitu untuk pekerjaan galian kemudian ditimbunkan
pada bidang kerja tersebut, bila pekerjaan galian menghasilkan volume galian berlebih untuk
kebutuhan bidang kerja tersebut maka volume tanah kemudian di stock didepan atau
dibelakang bidang kerja tersebut atau bila tidak dibutuhkan dapat dibuang keluar bidang kerja
tersebut.
g. Pengaturan pekerjaan galian selalu akan berpengaruh pada tiga bidang kerja, dimana bila
galian pada bidang tersebut lebih dari kebutuhan dan diperkirakan dibutuhkan pada bidang
depan atau belakang maka tanah tersebut harus dikirim untuk menjadi stock pile disana kecuali
tidak dibutuhkan, sehingga pelaksanaan pekerjaan menjadi :
1. Untuk melaksanakan pekerjaan galian, tanah biasa atau mengangkat sedimen dibangunan
dengan lebar bangunan (b) < 1,5 m atau bila ada kesulitan teknis, diangkat dan
ditimbunkan dalam bidang kerja tersebut atau di stock pile ke bidang lain yang terdekat
bila dibutuhkan atau bila tidak dibutuhkan dibuang dengan jarak sembarang, dilaksanakan
oleh tenaga kerja yaitu Pekerja dan Mandor.

I-
11
SPESIFIKASI TEKNIS

2. Untuk melaksanakan pekerjaan galian, tanah biasa atau mengangkat sedimen dibangunan
dengan lebar bangunan (b) > 1,5 m kemudian ditimbunkan dalam bidang kerja atau di stock
pile ke bidang lain yang terdekat bila dibutuhkan atau bila tidak dibutuhkan dibuang dengan
jarak sembarang, dilaksanakan oleh tenaga kerja yaitu Pekerja dan Mandor atau alat yang
digunakan adalah Excavator dan Dump Truck
3. Untuk melaksanakan pekerjaan galian, tanah cadas kemudian ditimbunkan dalam bidang
kerja atau di stock pile ke bidang lain yang terdekat bila tidak dibutuhkan atau bila tidak
dibutuhkan dibuang dengan jarak sembarang, minimal dilaksanakan oleh tenaga kerja
yaitu Pekerja dan Mandor atau alat yang digunakan Excavator dan Dump Truck.
4. Untuk melaksanakan pekerjaan galian, tanah berbatu kemudian ditimbunkan dalam bidang
kerja atau di stock pile ke bidang lain yang terdekat atau dibuang dengan jarak sembarang,
dilaksanakan oleh tenaga kerja yaitu Pekerja dan Mandor atau alat yang digunakan Dump
Truck. Untuk galian bangunan dalam pelaksanaannya dimungkinkan ada bagian yang
harus dikerjakan dengan manual (pekerja).
(7) Tempat Pembuangan Hasil Galian
a. Tempat pembuangan hasil galian (spoilbank) dapat dilaksanakan minimum disisi luar kaki
tanggul bangunan, tidak merusak/merugikan lingkungan dalam jangka pendek maupun
panjang. Penentuan dan pengadaan tempat pembuangan hasil galian merupakan tanggung
jawab Kontraktor dengan persetujuan Direksi.
b. Tidak ada biaya khusus dalam penentuan dan pengadaan tempat pembuangan hasil galian.
Semua biaya yang menyangkut tempat pembuangan sudah termasuk dalam biaya tidak
langsung dalam daftar kuantitas dan harga.
(8) Penggalian Tanah Jelek
a. Jika ditemukan material yang jelek didasar galian atau pondasi atau tanggul, Kontraktor harus
memindahkan dan membuangnya ke tempat yang disetujui oleh Direksi. Kontraktor harus
mengisi galian tersebut dengan bahan-bahan yang disetujui oleh Direksi.
b. Jika Kontraktor menjumpai sesuatu bahan yang menurut pendapatnya mungkin tidak baik,
Kontraktor harus segera memberitahukan secara tertulis kepada Direksi untuk segera
diputuskan apakah bahan tersebut perlu dibuang atau tidak.
c. Bila material jelek yang ditemukan oleh Kontraktor merupakan kondisi tanah asli maka biaya
penggalian dan penggantian material akan dihitung berdasarkan macam kerja yang dilakukan
oleh Kontraktor yang disetujui oleh Direksi, namun apabila kondisi material jelek ini akibat
kesalahan metode kerja yang dilakukan oleh Kontraktor, maka semua biaya penggalian dan
penggantian material merupakan tanggung jawab Kontraktor.
(9) Pembentukan, Perapihan Galian
a. Apabila pekerjaan galian sudah selesai maka harus diikuti dengan pembentukan dan perapihan
galian sesuai dengan garis rencana. Pekerjaan galian dianggap sudah selesai dan layak
dibayar jika sudah dibentuk dan dirapikan.
b. Biaya pekerjaan pembentukan dan perapihan galian di luar bidang yang akan digali sudah
termasuk didalam harga satuan pekerjaan galian itu sendiri.
(10) Pembersihan, Pembongkaran dan Pengupasan
a. Pembersihan (Clearing)

I-
12
SPESIFIKASI TEKNIS

Untuk daerah pekerjaan baru Kontraktor harus membersihkan lokasi / lapangan kerja bangunan
dan bangunan yang akan dikerjakan dari kotoran-kotoran, rerumputan, semak belukar,
pepohonan, tonggak-tonggak (sampai dengan kedalaman 1 m dari permukaan tanah), dan
semua rintangan permukaan kecuali bangunan-bangunan sampai permukaan tanahnya
kelihatan.
Hasil-hasil dari pembersihan (rerumputan, semak belukar, pepohonan, tonggak-tonggak dan
sampah lainnya) harus dibakar sampai habis pada lokasi yang aman, dijaga dan tidak
membahayakan/merugikan lingkungan sekitarnya. Sisa pembakaran yang dipastikan tidak ada
lagi api yang menyala/membara harus ditanam dan diurug kembali secara rapi. Kontraktor wajib
menanggung segala resiko yang diakibatkan oleh kesalahan pelaksanaan pembakaran.
Pembersihan harus sudah termasuk pencabutan, pemotongan, pengangkutan dan
pembuangan seluruh tunggul-tunggul pohon, akar-akar, semak-semak dan material lain yang
tidak dikehendaki pada daerah yang ditentukan oleh Engineer terutama di lokasi pekerjaan
bangunan utama. Selain itu Pembersihan juga harus dilakukan pada lokasi-lokasi seperti:
1. Daerah tempat pengambilan bahan timbunan (borrow area)
2. Tempat timbunan bahan urugan (stockpile)
3. Lokasi pembuangan (disposal areas)
4. Lokasi yang akan ditimbun kembali (backfilled)
5. Lokasi di atas muka galian yang dibutuhkan
Kontraktor tidak perlu membersihkan akar-akar dan tunggul-tunggul kayu dengan tinggi < 50
cm dari muka tanah sisa penebangan. Di dalam daerah (lokasi) pembuangan dan di luar batas
dari daerah galian yang dibutuhkan, akar-akar dan tunggul-tunggul kayu yang lebih rendah dari
50 cm akan tetap dibiarkan kecuali ditentukan lain oleh Engineer.
Pohon-pohon yang kemungkinan akan ditebang harus dipotongi dahan-dahannya. Batang-
batang dan dahan-dahan kayu ditimbun terpisah di daerah yang disetujui oleh Engineer.
Bahan/material lain yang tidak dikehendaki selain pohon-pohon, harus dibuang pada lokasi
yang telah ditentukan oleh Engineer.
Pembayaran bagi pekerjaan penebangan pohon-pohon di daerah kerja, akan dilakukan dengan
harga "lump sum". Tidak akan dilakukan pembayaran terpisah bagi penebangan pohon-pohon
di daerah lain, biaya untuk penebangan tersebut dianggap sudah termasuk di dalam harga
satuan penawaran dan Harga Penawaran pekerjaan galian yang bersangkutan.
Biaya untuk pekerjaan Pembersihan harus sudah termasuk di dalam harga satuan penawaran
di dalam Harga Penawaran untuk macam pekerjaan galian yang bersangkutan.
b. Pembongkaran (Grubbing)
Pekerjaan pembongkaran meliputi galian, pembongkaran, pengangkutan dan pembuangan
terhadap akar-akar pohon, tonggak-tonggak kayu-kayu dan material lain hasil pekerjaan
clearing. Pembongkaran dilakukan untuk pohon sampai setinggi <50 cm di atas muka tanah
dan pemotongan seluruh dahan/cabangnya dari batang pokoknya. Pembongkaran pohon
dilaksanakan oleh Kontraktor di daerah lokasi bangunan utama dan sekitarnya sesuai dengan
petunjuk Engineer.
Di luar batas daerah yang ditentukan, Kontraktor tidak diperkenankan untuk menebang pohon-
pohon maupun semak-semak tanpa ijin/persetujuan Engineer. Pohon-pohon serta semak yang
tertinggal di luar area grubbing harus ditetapkan tidak boleh diganggu dan dilindungi dari
kerusakan.
c. Pengupasan (Stripping)

I-
13
SPESIFIKASI TEKNIS

Untuk daerah pekerjaan baru Kontraktor, yaitu bagian yang akan ditimbun pembersihan harus
dilakukan dengan cara stripping kurang lebih setebal 15 cm. Pohon-pohon harus dibongkar
sampai keakar-akarnya, kemudian lobang-lobang bekas akar harus diisi dengan tanah dan
kemudian dipadatkan.
Jika diinstruksikan secara tertulis, kontraktor juga harus membersihkan lapangan pekerjaan
dari pohon-pohon berdiameter lebih dari 0,75 m.
Harus dilakukan pada elevasi dan kedalaman yang telah ditentukan dalam gambar rencana
atau dengan persetujuan Engineer. Stripping terdiri dari pekerjaan galian, pemindahan dan
pengangkutan ke stockpile atau ke lokasi pembuangan yang telah ditentukan. Pekerjaan
stripping meliputi pemindahan tanaman semak, akar tanaman, material organik, humus dan
seluruh lapisan tanah atas.
Dengan persetujuan Engineer, stripping dilakukan dengan cara semua tanah lapisan atas
dipindahkan ke stock pile untuk digunakan kembali dan dipisahkan dengan material kupasan
lain yang tidak dapat digunakan kembali.
d. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran untuk keperluan pembayaran untuk pekerjaan Clearing, Grubbing dan Stripping
harus dibuat secara item terpisah sebagai berikut:
a. Clearing and Grubbing
Pengukuran dan pembayaran untuk konstruksi permanen yakni jalan akses, dan bangunan
serta bangunan permanen yang lain harus dihitung dalam total luasan m2 dengan
ketentuan luasan clearing dan gmbbing mengacu pada gambar rencana atau dengan
persetujuan Engineer.
b. Stripping
Pengukuran untuk pembayaran untuk konstruksi permanen yakni jalan akses, bangunan
dan bangunan permanen yang lain harus dihitung dalam total luasan m2 tanah yang
dikupas (stripped) atau penggalian dari muka tanah ke elevasi yang ditentukan dengan
kedalaman sekitar 0.30 m yang mengacu pada gambar rencana atau dengan persetujuan
engineer.
(11) Penggalian Terbuka
a. Umum
Semua penggalian terbuka yang diperlukan untuk pekerjaan konstruksi harus dibuat pada lines,
level, grade dan dimensi atau kualitas material hasil galian seperti diperlihatkan dalam gambar,
secara detail dalam persyaratan, atau sesuai instruksi oleh Engineer. Selama pelaksanaan
pekerjaan, Engineer mungkin melihat hal penting atau diperlukan sekali untuk merubah slope,
grade atau dimensi penggalian dari yang tercantum dalam persyaratan dan Kontraktor tidak
dapat meminta penambahan biaya akibat adanya perubahan tersebut.
Semua penggalian terbuka yang lain, kontraktor dapat membuat suatu alternatif yang baik
misalnya pada jalan untuk melancarkan pekerjaan yang diperlukan untuk tempat pembuangan
hasil material galian, atau semua keperluan yang lain, harus dikerjakan tanpa melewati batas
persetujuan oleh Engineer dan Kontraktor harus menanggung biayanya dengan tidak meminta
biaya tambahan pada Pemberi Kerja. Kontraktor agar setiap saat mengambil semua tidakan
pencegahan yang diperlukan untuk menjaga galian dan material hasil galian yang ada
disekitarnya dan yang berada diluar garis yang ditentukan pada semua penggalian dan harus
selalu menjaga kekuatannya.

I-
14
SPESIFIKASI TEKNIS

Kecuali sebaliknya ditentukan oleh Engineer suatu dan semua galian yang melebihi batas yang
dilakukan Kontraktor untuk maksud dan alasan tertentu, kecuali diperintahkan secara tertulis
oleh Engineer harus dianggap sebagai galian yang tidak diperlukan (dikuasakan) dan akan
dibiayai oleh Kontraktor sendiri dengan tidak ada biaya untuk galian yang melebihi dari
ketentuan.
Kecuali ada persetujuan lain oleh Engineer, semua penggalian yang tidak sah termasuk
kelebihan penggalian harus diurug kembali oleh kontraktor dengan galian tanah semula,
material timbunan dipadatkan, beton class "F" atau setiap material urugan yang lain sesuai
instruksi oleh Engineer dan atas biaya dari kontraktor. Pembayaran akan dilakukan pada
kontraktor untuk urugan kembali, penggalian yang lebih dan atau keruntuban akibat kondisi
geologi yang jelek dari tanah atau batuan yang bukan dikarenakan dari kecerobohan atau
kesalahan yang dilakukan oleh kontraktor dan sesuai dengan ketentuan dari Engineer.
Pembayaran backfill tersebut akan dibuat dengan harga satuan untuk material backfill
yang digunakan seperti yang ditentukan Engineer yang berdasarkan pada harga satuan dalam
bill of quantity. Bagaimana pula tidak ada pembayaran yang akan dibuat untuk galian
tambahan, lain dari pada yang ditentukan Engineer.
Semua penggalian untuk struktur pondasi atau timbunan harus dikerjakan dalam kondisi kering.
Pada tampilan dalam gambar atau dimana instruksi oleh Engineer, kontraktor harus
membangun drainase permukaan untuk mengalihkan air keluar dari lokasi penggalian terbuka
yang dibuat.
Semua pekerjaan akan dianggap telah memperhatikan kontrol terhadap air seperti yang
ditetapkan pada spesifikasi ini dan sudah termasuk didalam harga yang layak pada bill of
quantity.
Kontraktor harus mempertimbangkan penanggulangan untuk perlindungan slope pada
penggalian terbuka dari erosi atau keruntuhan selama konstruksi. Biaya pekerjaan harus
ditanggung oleh kontraktor dan harus mempertimbangkan untuk memasukkan dalam item yang
relevan untuk penggalian sesuai bill of quantity.
Dalam semua pekerjaan permanen yang berhubungan dengan penggalian terbuka, kontraktor
agar melaksanakan semua perlindungan slope dengan cara konservasi tanah untuk dapat
diterima oleh engineer. Biaya untuk semua pekerjaan harus sudah termasuk dalam harga
satuan untuk penggalian sesuai bill of quantity, kecuali jika pembuatan proteksi slope khusus
ditampilkan dalam gambar atau keperluan dari persyaratan dan tercantum dalam item tersendiri
dalam bill of quantity.
b. Slope Galian Pada Penggalian Terbuka
Kecuali ditampilkan lain dalam gambar, ditentukan dalam persyaratan, atau instruksi oleh
Engineer, slope galian untuk penggalian terbuka harus ditetapkan dalam tabel berikut.
Penambahan lebar berm satu (1.0) meter harus diberikan pada tinggi interval setiap lima (5.0)
meter untuk pembuatan slope pada material tanah biasa (common soil).
c. Penggalian, Batas, Level dan Kemiringan
Semua Penggalian terbuka harus dilaksanakan sesuai rencana gambar, level, grade dan
dimensi seperti ditampilkan dalam gambar atau sesuai instruksi Engineer dan harus dipangkas
dengan rapi dan dilengkapi dengan finishing pada batas yang sudah ditentukan, dengan
perkecualian pada titik kenaikan individual dari batu yang tidak terganggu, dizinkan
diperpanjang dalam batasnya yang sudah direncanakan tidak lebih dari lima belas (15)
centimeter dimana permukaan tidak ditutup beton. Jika permukaan penggalian ditutup oleh

I-
15
SPESIFIKASI TEKNIS

beton, supaya dipotong atau permukaannya didatarkan sesuai persetujuan oleh Engineer
dengan menggunakan peralatan tangan atau peralatan mekanis yang disetujui.

Material Slope (V: H) Uraian


Rock 1:0.5 Untuk slope permanen

1:0.3 Untuk slope sementara

1: 0.2 Untuk slope Drugan


Mateial Umum (common)
Residual (grade V, VI)
Untuk slope permanen
1 : 1.0 Untuk slope sementara
Untuk slope urugan
1: 0.7

d. Lapisan Tipis dan Pelapukan Lainnya


Penyelidikan pondasi sebelum dilaksanakannya galian lereng atau pondasi tidak mungkin
dapat mengungkap semua lapisan - lapisan tanah yang tipis dan pelapukan - pelapukan yang
mungkin ada, harus diantisipasi munculnya patahan setempat lapisan tipis dan zona atau
balutan tanah termasuk batuan beku dan clay secara bersamaan selain dari pengertian
Engineer tentang kualitas batuan yang dapat diterima, apabila pelapukan - pelapukan tersebut
terjadi harus diperbaiki dengan penggalian setempat dan ditimbun kembali sesuai dengan
ketentuan dalam pasal timbunan atau pekerjaan beton.
e. Pengukuran Penggalian Terbuka
a) Penggalian
Pengukuran untuk pembayaran setiap kelas material penggalian terbuka akan dibuat
dalam volume penggalian pada batas yang ditentukan, level, grade dan dimensi yang
ditampilkan dalam gambar, sudah direncanakan dalam persyaratan, atau sesuai instruksi
oleh Engineer. Jika ditentukan lain dalam persyaratan setiap pengukuran harus
berdasarkan kondisi sesudah pengupasan permukaan tanah atau sesuai persetujuan
Engineer. Bila pengupasan tidak dilakukan maka pengukuran dimulai dari permukaan
tanah aslinya. Untuk maksud pengukuran untuk pembayaran pada galian secara umum
harus diambil mulai dari tanah asli sesudah dilakukan clearing dan groubing.
Kelas material galian agar setiap saat ditentukan berdasarkan pada analisa dan penilaian
Engineer sesuai dengan klasifikasi secara detail dalam bab ini.
Sebelum dan sesudah dilaksanakannya pekerjaan galian yang dibayar, dibuat volume
yang diukur dengan cara survey, kontraktor agar membuat survey pengukuran, dengan
menentukan batas, level dan dimensi sebelum penggalian permukaan tanah dan
permukaan galian yang sudah selesai dikerjakan. Pengukuran ini akan dicek oleh Engineer
dan disetujui oleh Pemberi kerja.
Tidak kurang tujuh (7) hari kerja sebelum permulaan setiap survey pengukuran, kontraktor
agar mengajukan pada Engineer untuk mendapat persetujuan, yang terlihat dalam rencana
layout yang diajukan semua benchmark (BM), referensi batas, potongan melintang sedetail
mungkin dari metode survei yang akan digunakan, dan metode perhitungan volume.
Batas dan titik harus di set-up pada permukaan tanah dan yang berhubungan dengan
stasion survey yang tetap tidak kurang dari 24 jam sebelum semua pekerjaan survey

I-
16
SPESIFIKASI TEKNIS

dimulai, dan harus memberitahukan pada Engineer. Semua batas acuan dan titik acuan
harus dipelihara dengan kondisi yang baik oleh kontraktor sesuai dengan instruksi dari
Engineer agar supaya pengecekan secara independen dapat dilaksanakan oleh Engineer.
Dan catatan asli hasil survey di lapangan agar diserahkan pada Engineer dan dengan
semua catatan yang dibuat dalam survey pengukuran aktual dan perhitungan volumenya.
Pengukuran survey merupakan dasar dari perhitungan volume, untuk menyelesaikan klaim
dan pembayaran yang harus dilakukan oleh Engineer dan Pemberi kerja. Kontraktor harus
memberitahu kepada Engineer akan maksudnya untuk mengadakan chek pengukuran
dalam waktu yang cuknp untuk dan melakukan pengukuran bersama (joint) yang diadakan
tanpa mengganggu pelaksanaan pekerjaan.
b) Stockpiling dan Pembuangan
Pengukuran tempat penimbunan (stockpiling) untuk material galian yang akan digunakan
dalam pekerjaan (bila diperlukan) dan untuk pembuangan material galian yang tidak
dipakai dalam area pembuangan, akan dihitung dalam volume masing-masing galian
setiap material dalam meter kubik.
Semua pengukuran untuk material yang ditimbun dan material buangan untuk maksud
pengajuan pembayaran agar mendapatkan persetujuan Engineer dan harus dihitung
sesuai dengan perhitungan volume dan metode perhitungan harus dichek bersama-sama
kontraktor dan Engineer.
c) Pekerjaan Pendukung Penggalian
Pekerjaan pendukung penggalian dimana disetujui oleh Engineer akan diperhitungkan
untuk pembayaran sesuai dengan ketentuan yang relevan spesifikasi ini.
f. Pembayaran Untuk Penggalian Terbuka
a) Penggalian
Pembayaran untuk penggalian terhadap variasi kelas untuk galian terbuka dibuat dalam
harga satuan dalam meter kubik seperti pada penawaran untuk tiap class penggalian
dalam item pekerjaan yang berhubungan dalam daftar kuantitas (bill of quantity).
Setiap harga satuan harus termasuk biaya untuk semua tenaga, peralatan, dan material
yang digunakan untuk penggalian. Material tersebut termasuk penggarukan, pemecah dan
peledakan yang diperlukan, pemuatan untuk material yang digali dan pengangkutannya
dalam jarak sampai dengan satu (1) kilometer sampai ke tempat penempatan akhir. Seperti
halnya semua drainase, kontrol erosi, perlindungan slope, kestabilan dan penahan
sementara pada galian dan semua pekerjaan lainnya yang diperlukan untuk menjamin
galian selalu dalam kondisi yang baik selama konstruksi.
b) Tempat penimbunan dan buangan (disposal area)
Pembayaran untuk stockpile dari material yang digali dari penggalian yang diperlukan
untuk digunakan dalam pekerjaan konstruksi dan pembayaran untuk material galian yang
dibuang dalam tempat pembuangan akan dihitung dalam harga satuan yang mewakili
dalam meter kubik seperti yang ditenderkan daiam bill of quantity.
Semua harga satuan harus termasuk kompensasi keseluruhan terhadap semua biaya
tenaga, peralatan dan material yang diperlukan untuk meratakan, memadatkan dan
melindungi material dalam stockpile dan biaya yang timbul akibat pemanfaatan areal
stockpile dan spoil bank, serta harus dilengkapi sarana drainase, perlindungan erosi dan
pekerjaan lain yang diperlukan seperti yang ditunjukkan dalam gambar dan keperluan yang

I-
17
SPESIFIKASI TEKNIS

lain yang dipersyaratkan atau yang diarahkan Engineer.


(12) Galian Untuk Struktur
Kecuali bila diarahkan lain atau disetujui Engineer, semua lokasi penggalian dengan kelengkapan
penggalian open - cut atau penggalian parit.
Kegiatan kontraktor dalam semua jenis penggalian untuk struktur harus dilaksanakan sesuai
dengan persyaratan dari bab ini.
a. Penggalian Di Atas Beton Yang Akan Diletakkan
Galian bawah dan kemiringan samping dimana struktur beton akan ditempatkan, harus digali
untuk keperluan grade, line, dan dimensi seperti dalam gambar atau sesuai instruksi Engineer.
Tidak ada ijin material untuk perluasan dari garis yang terencana dari beton struktur. Jika
permintaan secara tertulis, material galian yang melewati batas untuk struktur beton pada
semua tempat dalam penggalian m*a kelebihan galian harus diisi dengan beton class "F".
Pembayaran untuk setiap penambahan galian akan dibuat harga satuan per meter kubik
dalam daftar kuantitas untuk penggalian struktur dan pembayaran untuk beton klas 'F' yang
ditempatkan dalam setiap penambahan akan dibuat harga satuan yang pantas seperti dalam
daftar kuantitas.
Kelebihan penggalian yang dibuat oleh kontraktor untuk semua kegunaan atau sebab tanpa
permintaan tertulis dari Engineer harus diisi ulang dengan beton class "F", biaya perlengkapan
dan penempatan, sepenuhnya ditanggung oleh kontraktor, kecuali untuk cement yang
digunakan pada beton yang akan digunakan untuk pengisian semua kelebihan penggalian
atau patahan yang berlebihan akibat kondisi geologi yang jelek dari tanah atau batuan.
b. Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dan pembayaran untuk Pembersihan, penebangan, dan pengupasan untuk
galian pada struktur akan dibuat sesuai dengan terpisah dari pengukuran dan pembayaran
untuk penggalian.
Pengukuran dan pembayaran untuk penggalian struktur akan dibuat sesuai dengan ketentuan
yang relevant untuk pengukuran dan pembayaran untuk penggalian terbuka pada galian parit
seperti ketentuan dalam bab 2.4 dan 2.5 bab ini pada kisaran satuan penawaran dalam daftar
kuantitas untuk pekerjaan item yang bervariasi.

4.2. Pekerjaan Timbunan


1. Lingkup Pekerjaan
Yang dimaksud dengan Timbunan dalam spesifikasi ini adalah Timbunan termasuk keseluruhan
dari pekerjaan yang permanen untuk urugan.
2. Rencana dan Persetujuan Pelaksanaan
Sebelum memulai konstruksi timbunan, Kontraktor harus menyiapkan dan mengirimkan rencana
tentang besarnya pekerjaan yang diusulkan yang meliputi tipe pekerjaan konstruksi timbunan
yang akan dilaksanakan, jenis material konstruksi yang akan digunakan, sumber lokasi bahan
yang akan diambil, metode konstruksi yang diusulkan, peralatan yang akan digunakan, urut-urutan
dari pekerjaan yang diusulkan tahap-tahap pelaksanaan dan jadwal pelaksanaan pekerjaannya
untuk disetujui oleh Engineer. Persetujuan dari Engineer tidak membebaskan Kontraktor terhadap
tanggung jawabnya sehubungan dengan keamanan pekerjaan atau kerusakan-kerusakan
terhadap pekerjaan atau hal-hal yang lain yang dapat terjadi selama pelaksanaan.

I-
18
SPESIFIKASI TEKNIS

Bila dianggap perlu Engineer dapat memberikan perintah skorsing terhadap pekerjaan konstruksi
timbunan sewaktu-waktu, hal tersebut dilakukan bila ternyata kwalitas pekerjaannya rendah,
peralatan, material, pekerja dan efisiensinya tidak memadai atau dikarenakan kondisi iklim.
Kontraktor tidak diperbolehkan mengajukan kompensasi tambahan harga untuk harga satuan
seperti yang tertera dalam Bill of Quantities dengan alasan penghentian pekerjaan yang ditentukan
oleh Engineer.
Kontraktor harus memelihara secara keseluruhan timbunan dengan cara yang disetujui sampai
penyelesaian akhir dan penerimaan pekerjaan diakhir kontrak.
3. Pembuatan batas, kemiringan dan ketinggian
Timbunan harus dibangun pada batas, kemiringan dan ketinggian seperti yang ditunjukkan dalam
Gambar Rencana. Garis timbunan yang dibentuk bagian dari timbunan selalu bervariasi dari waktu
ke waktu terutama selama pembangunan dan harus diarahkan Engineer dan Kontraktor tidak
boleh mengajukan tambahan biaya Harga Satuan dengan adanya hal tersebut.
Kecuali bila ditunjukan dalam gambar atau kebutuhan spesifikasi atau atas pengarahan Engineer
maka timbunan harus dilaksanakan secara seragam dan berakhir sesuai dengan panjang dan
lebar timbunannya. Dan tidak ada bagian dari timbunan yang akan lebih tinggi antara satu dengan
lainnya.
4. Material Timbunan
Timbunan harus mengikuti sebaik-baiknya persyaratan yang ada hubungannya. Begitu pula untuk
persyaratan penggalian pondasinya pada Spesifikasi Teknik ini.
a. Material Timbunan
Material timbunan disyaratkan sebagai berikut : timbunan harus terdiri material yang terpilih
yang terdiri dari campuran yang homogen dari clay, silt (lumpur), gravel dari hasil galian
timbunan.
b. Persiapan Pondasi
Material yang ditempatkan pada timbunan, permukaan pondasinya harus bersih, kering, dan
persiapannya harus sesuai dengan persetujuan Engineer. Sesudah penyelesaian galian,
Permukaan pondasi harus dibersihkan dengan kompresor angin.
Segera sebelum penempatan lapisan pertama material timbunan, permukaan pondasi harus
dibersihkan dari semua material yang lepas, material yang tidak berguna dan genangan air
harus dikeringkan. Permukaan pondasi harus mempunyai kelembaban yang cukup untuk
mendapatkan perlengkatan yang kuat dengan layer pertama dari timbunan. Semua detail
penggunaan yang berkenaan dengan penggalian dan persiapan pondasi diuraikan pada
spesifikasi ini.
c. Penempatan
Pemilihan, penempatan, perataan dan pemadatan material random harus sedemikian hingga
distribusi dan gradasi materialnya harus bebas dari lensa-lensa, kantong-kantong atau lapisan
yang tak kokoh dalam susunannya terutama yang berbeda dalam texture, gradasi, moisture
content atau density dari material disekitarnya.
Pada pengisian yang terus menerus material ditempatkan pada urugan sedemikian sehingga
menghasilkan distribusi yang paling baik dengan persetujuan Engineer.
5. Pekerjaan Timbunan Tanah
a. Didalam pekerjaan timbunan tanah acak (random fill) dikenal tiga item pekerjaan timbunan,
yaitu pekerjaan timbunan dari hasil galian, timbunan dari hasil galian di lain bidang kerja yang
disimpan di stockpile selanjutnya disebut timbunan dari stockpile. Bila tidak ada instruksi lain

I-
19
SPESIFIKASI TEKNIS

dari Direksi, maka dalam hal pekerjaan timbunan didalam satu masa pekerjaan yang telah
ditentukan oleh Direksi, Kontraktor wajib menggunakan terlebih dahulu material timbunan yang
berasal dari hasil galian, apabila material timbunan dari hasil galian sudah habis maka
digunakan material timbunan yang di simpan di stockpile di lain bidang kerja.
b. Semua material timbunan, baik dari hasil galian atau dari stockpile harus memenuhi syarat
kualitas dan bebas dari bahan-bahan organik seperti tonggak-tonggak kayu, semak belukar,
rerumputan, akar-akaran dan sejenisnya, disamping itu juga harus bebas dari bongkahan batu
cadas dengan diameter lebih dari 15 cm atau bahan-bahan lain yang oleh direksi dianggap
akan membahayakan konstruksi.
c. Material untuk timbunan yang diijinkan adalah material yang mempunyai sifat dan gradasi
sesuai dengan contoh uji laboratorium. Bila kadar air material ditempat pengambilan lebih
rendah dari kadar air optimum, maka harus dilakukan pembasahan material timbunan dilokasi
pengambilan atau tempat dimana material timbunan dihampar sebelum dipadatkan.
d. Sebelum mulai menimbun permukaan tanah harus digaruk sampai kedalaman yang lebih besar
dari retak-retak tanah yang ada dan paling tidak sampai kedalaman 0,15 m, dan kadar air dari
tanah yang digaruk harus selalu dijaga secara baik. Bila oleh karena sesuatu sebab
pelaksanaan penghamparan dan pemadatan terhenti, permukaan dari timbunan harus digaruk
kembali dan kadar airnya diperiksa kembali sebelum pelaksanaan pemadatan dilanjutkan,
pemadatan harus menggunakan alat pemadat bergetar.
e. Penimbunan harus dilakukan lapis perlapis dengan ketebalan maksimum hamparan material
sebelum dipadatkan 30 cm. Penghamparan dan pemadatan material pada sisi kemiringan luar
atau dalam supaya dilebihkan minimal 30 cm dari garis rencana agar pada saat setelah
perapian didapat kepadatan yang sama diseluruh bidang rencana. Bila dianggap perlu, Direksi
bisa meminta pada Kontraktor untuk melaksanakan pemadatan khusus di tempat-tempat
tertentu tanpa mengubah harga satuan.
f. Hasil akhir pekerjaan timbunan untuk bangunan diatas tanah asli harus rapat air, dan tidak
boleh ada rembesan sesudah diisi dengan debit maksimum. Bila terjadi kebocoran atau
rembesan pada tanah timbunan yang dianggap membahayakan oleh Direksi, maka Kontraktor
wajib memperbaikinya tanpa ada biaya penggantian.
g. Pembayaran pekerjaan timbunan sudah termasuk penggalian di tempat asal material,
pengangkutan, penghamparan, penyiraman (bila perlu), pemadatan dan dihitung dalam meter
kubik timbunan terlaksana sesuai garis rencana atau sesuai perintah Direksi, sehingga
pelaksanaan pekerjaan menjadi :
a. Untuk melaksanakan pekerjaan timbunan dengan pemadatan pada bangunan, tanah biasa
dari galian, minimal dilaksanakan oleh tenaga kerja yaitu Pekerja dan Mandor
b. Untuk melaksanakan pekerjaan timbunan dengan pemadatan pada bangunan, tanah biasa
dari stock pile, diangkut dengan jarak sembarang dari stock pile area ke tempat timbunan
dalam bidang kerja tersebut, minimal dilaksanakan oleh tenaga kerja yaitu Pekerja dan
Mandor.
c. Untuk melaksanakan pekerjaan timbunan dengan pemadatan pada bangunan ke tempat
timbunan dalam bidang kerja tersebut, minimal dilaksanakan oleh tenaga kerja yaitu
Pekerja dan Mandor.
6. Tambahan Bahan Timbunan untuk Penurunan Tanah
a. Kontraktor harus memperhitungkan tambahan timbunan untuk mengatasi penurunan
akibat beban sendiri (settlement) atau penurunan akibat proses berlangsungnya pekerjaan

I-
20
SPESIFIKASI TEKNIS

sedemikian rupa sehingga lebar dan ukuran permukaan yang telah selesai pada akhir
masa pemeliharaan harus sesuai dengan tinggi, dan ukuran yang terdapat dalam gambar
atau sesuai dengan perintah Direksi.
b. Semua biaya yang menyangkut pekerjaan untuk tambahan timbunan ini sudah termasuk
dalam biaya tidak langsung yang ada didalam daftar kuantitas dan harga.
7. Pembentukan dan Perapihan Timbunan
a. Apabila pekerjaan pemadatan timbunan sudah selesai maka harus diikuti dengan
pembentukan dan perapihan timbunan sesuai garis rencana atau sesuai dengan perintah
Direksi. Pekerjaan timbunan dianggap sudah selesai dan layak dibayar jika sudah dibentuk
dan dirapihkan.
b. Biaya pekerjaan pembentukan dan perapihan timbunan harus sudah diperhitungkan dalam
harga satuan pekerjaan timbunan

4.3. Pekerjaan Pasangan Batu


1. Pelaksanaan Pasangan Batu
a. Bahan untuk spesi harus ditakar dengan menggunakan ukuran takaran yang sama dan
dicampur dalam keadaan kering dengan molen sebelum ditambah air.
b. Pasangan batu kali dengan campuran sedemikian rupa sehingga menghasilkan mortar jenis
PC-PP tipe N (5,2 Mpa).
c. Pencampuran bahan sesuai dengan hasil job Mix Design yang ditetapkan dan harus diaduk
sampai homogen
d. Adukan / spesi selambat-lambatnya satu jam setelah dicampur dengan air harus diaduk
sampai homogen.
e. Spesi yang telah pernah mengering tidak boleh digunakan kembali.
f. Pasangan diusahakan terlindung dari hujan atau air, demikian pula pasangan yang masih
baru/ belum mengeras diusahakan dilindungi dari hujan atau air.
g. Pekerjaan pasangan batu kali yang langsung terletak pada tanah asli, terlebih dahulu diberi
spesi/adukan setebal 2 (dua) sampai 3 (tiga) cm.
h. Batu kali yang digunakan harus batu belah dan pemasangannya tidak boleh ada rongga-
rongga didalam pasangan celah antara batu yang satu dengan batu yang lainnya sekurang-
kurangnya 2 cm.
i. Pelaksanaan pasangan harus padat, diantara batu yang satu dengan batu lainnya harus
berisi spesi sekurang-kurangnya 2 cm.
j. Permukaan bidang/ bidang muka pandangan harus rata mengikuti garis profil.
k. Pekerjaan pasangan harus memberikan bentuk akhir sebagaimana gambar konstruksi yang
ditetapkan.
l. Dalam pemasangan batu kali supaya dibuatkan profil tiap jarak 10 m kecuali pada tempat-
tempat tertentu sesuai petunjuk Direksi.
m. Pada pekerjaan pasangan batu harus dipasang lubang-lubang pembuang (drain/ Weep Hole)
untuk mengurangi tekanan air setiap luas 2 M2 yang terbuat dari pipa PVC Ø 2" (dua inchi)
dan pada ujung pipa PVC yang tertanam di tanah dibungkus dengan ijuk dan di luar sisi ijuk

I-
21
SPESIFIKASI TEKNIS

dipasang kerikil yang berfungsi sebagai saringan air sehingga tidak terjadi penggerusan tanah
pada bagian dalam tanggul atau pasangan batu.
2. Bahan-Bahan
a. Semen
Semen yang dipakai dalam pekerjaan ini harus semen Portland Cement dari perusahaan
yang disetujui Direksi dan secara umum memenuhi Standar Nasional Indonesia NI-8 dan
pasal 3.2. NI-2 FBI 71 atau standar lain yang diakui oleh pemerintah Indonesia.Sertifikat tes
oleh pabrik harus disertakan pada saat pengiriman pesanan. Tipe semen yang lain dapat
digunakan untuk keperluan khusus jika diperintahkan oleh Direksi.
Kontraktor harus menyediakan contoh semen yang berada di gudang lapangan atau dari
pabrik yang dapat diusulkan Direksi untuk dites. Semen lain yang menurut pendapat Direksi
tidak baik, sebagian atau seluruhnya harus ditolak dan Kontraktor harus memindahkan ke
luar daerah pekerjaan.
b. Batu
Semua batu yang dipakai pada pekerjaan batu yang ditunjukkan dalam gambar rencana
seperti pasangan batu, pasangan batu kosong, bronjong dan lainnya, haruslah batu yang
bersih dan keras (berat jenis > 2,4), tahan lama dan homogen, ukuran batu berkisar antara
20 cm hingga 30 cm atau menurut persetujuani Direksi. Batu harus bersih dari campuran
zat besi, noda-noda lobang pasir, cacat atau ketidaksempurnaan lainnya, paling lama satu
jam sebelum dipasang batu harus dibasahi air. Batu tersebut harus diambil dari sumber
yang disetujui oleh Direksi.
c. Pasir
Kwalitas pasir yang digunakan untuk disyaratkan untuk pekerjaan beton yaitu :
a. berat jenis antara 2,50 ~ 2,65
b. modulus kehalusan 2,30 ~ 3,10
c. kadar lumpur lebih kecil dari 5 %
Dengan batasan diatas, pasir haruslah mempunyai gradasi yang baik dan kekerasan yang
memungkinkan untuk menghasilkan mortar yang baik.
d. Air
Air yang dipakai untuk membuat, merawat dan membuat mortar harus dari sumber yang
disetujui oleh Direksi dan memenuhi pasal 9 standar Nasional Indonesia (NI-3 PUBI serta
pada waktu pemakaian, air harus terhindar dari bahan-bahan yang bisa mengotori air
dalam jumlah berapa saja yang dapat :
a. Mempengaruhi waktu permulaan pengerasan dari semen yang melebihi dari 30 menit,
atau mengurangi kekuatan dari percobaan kubus lebih dari 20% apabila dites sesuai
standar ASHTO T26.
b. Menghasilkan perubahan warna atau pemekaran permukaan mortar yang sedang
mengeras.
c. Menunjukkan reaksi agregat alkali.
Air harus bebas dari hidrokarbon dan larutan bahan organik, larutan bahan organik
tidak boleh lebih dari 500 bagian untuk tiap satu juta bagian dalam berat.
3. Mortar
a. Mortar untuk pasangan batu terdiri dari PC dan pasir dengan perbandingan sedemikian rupa
dengan mortar jenis PC-PP tipe N (5,2 Mpa) seperti yang disebutkan dalam gambar rencana
untuk masing-masing pekerjaan. Perbandingan yang dimaksud adalah perbandingan berat
semen dan berat pasir dalam kondisi jenuh kering permukaan (saturated surface dry).

I-
22
SPESIFIKASI TEKNIS

b. Untuk menghasilkan campuran yang betul-betul merata, maka campuran bahan mortar harus
menggunakan mesin pencampur (concrete mixer). Kapasitas minimum mesin pencampur
(molen) adalah bahwa dalam satu kali pencampuran bisa menampung 1 (satu) zak semen 50
kg ditambah bahan lain sesuai perbandingan.
c. Dalam satu kali pencampuran mortar, Kontraktor tidak diijinkan menggunakan bahan semen
kurang dari 1 (satu) zak semen 50 kg. Pengadukan mortar dalam mesin pencampur paling
tidak dilakukan selama 15 menit. Tempat penampungan mortar hasil pengadukan harus
terbuat dari kotak kayu atau seng atau bahan lain yang tidak mempengaruhi kualitas mortar
selama dalam penampungan.
4. Contoh Pekerjaan
a. Pada permulaan pekerjaan pasangan batu, Kontraktor harus membuat contoh pasangan batu
sehingga mutu dan wujudnya disetujui oleh Direksi. Semua pekerjaan harus mengacu pada
contoh dengan kualitas sama atau lebih baik dari contoh yang disetujui.
b. Kontraktor harus membuat contoh pada setiap lokasi bangunan dan pembuatannya dihadiri
oleh Direksi dimana contoh ini merupakan salah satu bagian konstruksi, sehingga pekerjaan
berikutnya harus berorientasi pada contoh tersebut.
5. Pelaksanaan dalam Cuaca Buruk dan Perawatan
a. Dalam melaksanakan pekerjaan pasangan batu dalam cuaca yang tidak menguntungkan dan
dalam melindungi dan merawat pekerjaan yang telah selesai, Kontraktor harus memenuhi
persyaratan yang sama seperti yang ditentukan untuk beton.
b. Pekerjaan pasangan batu tidak boleh dilaksanakan pada waktu hujan deras atau hujan yang
cukup lama sehingga mengakibatkan mortar larut, kecuali jika menggunakan atap pelindung
tahan air. Mortar yang telah dipasang dan larut karena hujan deras dibuang dan diganti
sebelum pekerjaan pasangan selanjutnya diteruskan. Pelaksanaan pada cuaca terik juga
harus menggunakan atap pelindung sinar matahari agar mortar tidak mengering terlalu cepat
yang berakibat retaknya pasangan batu, siaran atau plesteran. Pasangan batu yang
dikerjakan pada cuaca yang terik harus diikuti dengan perawatan (curing) dengan cara
menyiram secara rutin, atau menutup dengan karung basah atau bahan lain, paling tidak 3
hari terus menerus.
c. Tidak ada pembayaran khusus untuk pembuatan atap pelindung dan perawatan pasangan
batu, karena hal ini sudah termasuk biaya tidak langsung yang ada didalam daftar kuantitas
dan harga.
6. Urugan di belakang Pasangan Batu
Sebelum mengurug bagian belakangnya, pasangan batu harus sudah diyakini tidak bocor dan
mortar sudah rata permukaan batu sesuai gambar rencana. pengurugan tidak boleh dilakukan
sebelum mendapat persetujuan Direksi. Untuk urugan dari bahan material lolos air (pasir kasar
dan gravel) pemadatan dilakukan dengan cara menggenangi urugan sampai jenuh dan
memadatkan dengan pemadatan tangan (hand tamping) jika air sudak kering, bila bahan urugan
berupa tanah acak (random fill), maka pemadatan harus dilakukan dengan pemadatan tangan
(hand tamping) sampai pemadatan 90% standar proctor. Pembayaran urugan dibalik pasangan
batu dibayar dalam satuan meter kubik urugan yang dikerjakan sesuai dengan gambar rencana.

4.4. Pekerjaan Plesteran


1. Plesteran dikerjakan dengan campuran Pc dan Pasir yang dicampur sedemikian rupa sehingga
mengahsilkan mortar jenis PC-PP tipe M ( 17,2 Mpa ) dengan ketebalan rata-rata 1,5 cm.
2. Sebelum plesteran dimulai, permukaan pasangan dibersihkan dan dibasahi dulu dengan air.

I-
23
SPESIFIKASI TEKNIS

3. Pencampuran bahan dikerjakan sebagaimana halnya pada pekerjaan pasangan.


4. Plesteran harus memberikan permukaan yang rata, padat, dan pada sudut-sudut lurus, memberikan
hasil yang rapi.
5. Pasangan-pasangan yang kemudian ditimbuni tanah, terlebih dahulu harus diplester kasar (brapen)
6. Plesteran yang belum mengeras harus dilindungi dari hujan.

4.5. Pekerjaan Siaran


1. Mortar untuk siaran berupa campuran PC dan Pasir lolos saringan No. 8 yang dicampur dengan
perbandingan tertentu untuk menghasilkan mortar jenis PC-PP tipe S (12,5 Mpa) dengan
permukaan siaran diaci, pekerjaan siaran dapat dibagi atas :
a. Siar tenggelam (masuk ke dalam 1 cm)
b. Siar rata (rata dengan muka batu)
c. Siar timbul (timbul dengan tebal 1 cm, lebar 2 cm)
2. Siaran dilakukan pada setiap celah batu satu dengan lainnya pada bidang muka pasangan.
3. Sebelum disiar bidang muka pasangan harus dibasahi dulu dan dibersihkan dari kotoran yang
melekat pada pasangan.
4. Pencampuran spesi dikerjakan sebagaimana halnya pada pencampuran spesi pada pekerjaan
pasangan.
5. Siaran yang belum mengeras harus dilindungi dari hujan.

4.6. Baja
4.6.1. Bahan Struktur/Konstruksi
Kecuali kalau diatur secara tersendiri, bentuk profil, pelat dan kisi-kisi untuk tujuan semua
konstruksi dinuat atau di las harus baja karbon yang memenuhi persyaratan A.S.T.M. A36 atau
yang setara dan harus mendapat persetujuan MK.
Kecuali kalau diatur secara tersendiri pipa-pipa untuk konstruksi dengan las harus dari baja
karbon yang memenuhi A.S.T.M. A53 type E atau S.
Kecuali kalau diatur secara tersendiri bahan-bahan harus memenuhi spesifikasi
"American Institute of Steel Construction (AISC)" dan PPBBI Mei 1984.

4.6.2. Pengikat-Pengikat
Baut-baut, mur-mur/sekerup-sekerup dan ring-ring harus sebagai berikut :
Untuk sambungan bukan baja ke baja :
Pengikat-pengikat harus dari baja karbon yang memenuhi persyaratan ASTM A370 dan harus
digalvani.
Untuk sambungan baja ke baja :
Pengikat-pengikat harus baja karbon yang memenuhi persyaratan ASTM A325 dan atau : ASTM
A490 dan harus terlapis Cadmium.
Untuk sambungan logam yang berlainan (tidak sama) pengikat-pengikat harus
baja tahan korosi memenuhi persyaratan ASTM A276 type 321 atau type lainnya dari baja tahan
korosi.
Ring-ring bulat untuk baut biasa harus memenuhi A.N.S.I. B27, type A.

I-
24
SPESIFIKASI TEKNIS

4.6.3. Bahan-Bahan Las


Bahan-bahan las harus memenuhi persyaratan dari "American Welding Society" (AWS D1.0-69 :
Code for Welding in Building Construction).
Baut angkur dan sekrup-sekrup/mur-mur harus memenuhi persyaratan ASTM A36 atau A325.
Lapisan seng : baja terlapis seng harus memenuhi ASTM A123. Lapisan seng untuk produksi uliran
sekrup harus memenuhi ASTM A153.
Baut dan mur yang tidak terlapis (unfinished) harus memenuhi ASTM A307 dan harus biasanya
type segi enam (hexagon-bolt type).
Semua bahan baja yang dipergunakan harus merupakan bahan baru, yaitu bahan
yang belum pernah dipergunakan untuk konstruksi lain sebelumnya dan harus disertai sertifikat
dari pabrik.

4.6.4. Peraturan-Peraturan Dan Standar Atau Publikasi


Peraturan-peraturan dan standar dibawah ini atau publikasi yang dapat dipakai harus
dipertimbangkan serta merupakan bagian dari spesifikasi ini.
Dalam hal ini ada pertentangan, spesifikasi ini menentukan.
Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI) Mei 1983.
American Institute of Steel Construction (AISC) "Manual of Steel Construction-7th Edition".
American National Standards Institute (ANSI) : B27.265 Plain Washers".
American Society for Testing and Materials (ASTM) specifications :
"A 36 - 70a Structural Steel"
"A 53 - 72a Welded and Seamless Steel Pipe"
"A153 - 71 Zink Coating (hot dip) on Iron and Steel Hardware".
"A307 - 68 Carbon Steel Externally Threaded Standard Fasteners.
"A325 - 71a High Strength Bolts for/structural Steel Joint, Including Sutiable Nuts and Palin
Hardener Washers".
A490 - 71 Quenched and Tempered Alloy Steel Bolts for Structural Steel Joints.

4.6.5. Pengiriman dan Penyimpanan


Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak bercacat. Beberapa
bahan tertentu harus masih didalam kotak/kemasan aslinya yang masih bersegel dan berlebel
pabriknya.
Bahan harus disimpan ditempat yang terlindung dan tertutup, kering, tidak lembab dan bersih,
sesuai dengan persyaratan pabrik.
Tempat penyimpanan bahan harus cukup dan bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai jenisnya.
Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan penyimpanan.
Bila ada kerusakan Kontraktor wajib mengganti atas beban Kontraktor.

I-
25
SPESIFIKASI TEKNIS

4.6.6. Contoh Bahan


Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh-contoh material, baja profil,
kawat las, cat dasar/akhir dan lain-lain untuk mendapat persetujuan MK.
Contoh-contoh yang telah disetujui oleh MK akan dipakai sebagai standar /
pedoman untuk pemeriksaan / penerimaan material yang dikirim oleh Kontraktor ke site.
Kontraktor diwajibkan membuat tempat penyimpanan contoh-contoh material yang telah
disetujui di bengkel MK.

4.7. Pekerjaan Railing Jembatan


1. Lingkup Pekerjaan
a. Pemasangan papan kayu dan bambu sebagai railing jembatan sesuai yang ditunjuk pada gambar
dan Bill Of Quantity
b. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan alat-alat bantu
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna.
c. Pekerjaan railing jembatan meliputi seluruh detail yang dinyatakan / ditunjukkan dalam gambar.

2. Persyaratan Bahan
- Bentuk profil sesuai yang ditunjukkan dalam gambar, dengan terlebih dahulu dibuatkan gambar
detail rinci dalam shop drawing yang disetujui Direksi Teknis (Pengawas/Konsultan Pengawas).
- Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses pabrikasi warna profil-profil harus
diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu pabrikasi unit-unit jendela, pintu dan lain-
lain, profil harus diseleksi lagi warnanya sehingga dalam tiap unit didapatkan warna yang sama.
- Bahan yang akan melalui proses pabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu dengan seksama
sesuai dengan bentuk toleransi, ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan, pewarnaan yang
disyaratkan Direksi Teknis (Pengawas/Konsultan Pengawas).
- Pekerjaan pemotongan harus rapi sehingga diperoleh hasil rakitan yang baik.
- Seluruh bahan kayu diawetkan dengan cara-cara yang diusulkan oleh penyedia jasa dan harus
mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari pemberi tugas.
- Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dan permukaan rata, bebas dari cacat seperti
retak-retak, mata kayu dan cacat lainnya.

4.7.1. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Sebelum memulai pelaksanaan Penyedia Jasa diwajibkan meneliti gambar-gambar dan kondisi
di lapangan, terutama ukuran dan peil lubang bukaan dinding. Penyedia Jasa diwajibkan
membuat contoh jadi (mock-up) untuk semua detail sambungan dan profil baja yang berhubungan
dengan sistem konstruksi bahan lain dan dimintakan persetujuan dari Direksi Teknis
(Pengawas/Konsultan Pengawas).
b. Sebelum pemasangan, penimbunan kayu di tempat pekerjaan harus ditempatkan pada ruang /
tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari
kerusakan dan kelembaban.

I-
26
SPESIFIKASI TEKNIS

c. Proses pabrikasi harus sudah berjalan dan siap lebih dulu sebelum pekerjaan lapangan dimulai.
Proses ini harus didahului dengan pembuatan shop drawing, meliputi gambar denah, lokasi,
produk, kualitas, bentuk, dan ukuran.
d. Penyedia Jasa juga diwajibkan untuk membuat perhitungan yang mendasari sistem dan dimensi
profil baja terpasang, sehingga memenuhi persyaratan yang diminta/ berlaku. Penyedia Jasa
bertanggung jawab penuh atas kehandalan pekerjaan ini.
e. Semua dikerjakan secara pabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar
hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
f. Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan baut, angker-angker dan penguat lain
yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan / menjaga kerapihan
terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas
penyetelan.
g. Semua kayu tampak harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku satu sama lain sisisisinya dan
dilapangan sudah dalam keadaan siap untuk penyetelan / pemasangan, kecuali bila ditentukan
lain.
h. Papan yang terpasang harus sesuai petunjuk gambar dan diperhatikan ukuran, bentuk profil, type
kusen dan arah pembukaan pintu / jendela.
i. Detail papan dan sambungan dengan material lain harus disesuaikan dengan type gambar
rencana.
j. Setelah terpasang perlu diberi pelindung terhadap benturan dan pengotoran dari pelaksanaan
pekerjaan lain.

4.8. Pekerjaan Kurang Sempurna


Pekerjaan yang kurang sempurna berdasarkan pemeriksaan Direksi/Tim Pemeriksa dari
Pengguna Anggaran Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Badung, Kontraktor harus
memperbaiki ataupun mengulangi pekerjaan tersebut hingga memenuhi syarat. Biaya
perbaikan/pengulangan pekerjaan ini menjadi tanggungan Kontraktor.

4.9. Pekerjaan Penyelesaian


1. Yang dimaksud dengan pekerjaan penyelesaian adalah:
a. Perbaikan-perbaikan kecil terhadap bagian dari bangunan yang kurang sempurna
dengan nilai pekerjaan setinggi-tingginya 1% harga jual pekerjaannya dan bukan
pekerjaan pokok.
b. Pembersihan/merapikan kembali lapangan kerja dari sisa-sisa bahan/peralatan kerja.
c. Mengganti/memperbaiki bagian-bagian yang menurut Direksi perlu diganti/diperbaiki
2. Selamamasa pemeliharaan, Kontraktor diwajibkan untuk:
a. Membongkar barak kerja / gudang bahan dan membersihkannya.
b. Memperbaiki bangunan-bangunan setempat yang rusak sehubungan dengan
pelaksanaan/kegiatan pekerjaan. Termasuk jalan, jembatan, duiker/gorong-gorong
yang rusak akibat kendaraan-kendaraan Kontraktor selama pelaksanaan pekerjaan.
3. Pekerjaan finishing harus sudah selesai dengan baik dan diterima Direksi/ Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan Rehab/Pemeliharaan Jaringan Irigasi menjelang serah terima
pertama pekerjaan.

I-
27
SPESIFIKASI TEKNIS

4.10. Hal-hal yang belum jelas


Hal-hal lain yang belum jelas dan belum ditetapkan akan diatur dan dijelaskan pada pemberian
penjelasan.

I-
28

Anda mungkin juga menyukai