Anda di halaman 1dari 3

Diferensiasi

Inovasi berhubungan dengan pengerjaan sesuatu, perwujudan sesuatu, penerapan sesuatu, tentang
usahausaha yang tanpa henti dan tentang pencapaian hasil. Inovasi lebih mengarah pada banyak orang
dan apa yang dikerjakan dan mengisyaratkan kegunaan serta keuntungan yang ingin dimiliki dan
sebagian besar organisasi.

Menurut JB Say dalam Drucker (1994) mendefinisikan inovasi sebagai upaya mengubah hasil sumber
daya. Sedangkan para ahli ekonomi moderen mendefinisikan inovasi atas dasar permintaan daripada
penawaran, yaitu mengubah nilai dan kepuasan yang diperoleh konsumen dari sumber daya. Inovasi
yang dilakukan perusahaan biasanya menyangkut dua hal yaitu inovasi teknologi dan inovasi simbolis.
Inovasi teknologi merupakan perubahan yang dilakukan atas perubahan kecanggihan teknologi.

Robertson dalam Assael (Sutisna, 2001) membagi inovasi teknologi ke dalam tiga tipe yaitu :

1. Countinous Innovation;
2. Dynamically Countinous Innovation;
3. Discontinous Innovation.

Inovasi simbolis tidak hanya bersifat teknologi saja. Perubahan-perubahan yang dilakukan untuk
membawa nilai-nilai sosial baru juga dapat dikategorikan sebagai inovasi.

Hirsman dalam Sutisna (2001) mendefinisikan inovasi simbolis sebagai sesuatu yang membawa
pengertian sosial baru. Berapapun banyaknya perhatian yang dicurahkan pada desain sebuah kemasan,
akan tiba juga saatnya kemasan tersebut perlu diubah. Tak satupun desain kemasan bertahan terus-
menerus, dan kemasan yang paling menjual memperoleh keuntungan dari perubahan gradual yang akan
membuatnya tetap mutakhir. Sebuah kemasan yang suatu ketika kelihatan segar dan menarik bisa
menjadi pudar, dan sedikit terlihat ketinggalan mungkin bukan sesuatu yang jelek, tetapi citra usang bisa
mematikan penjualan.

Stanton (1993) mendefinisikan kemasan sebagai seluruh kegiatan merancang dan memproduksi
bungkus atau kemasan sutu produk. Sementara itu Berkowitz et al., dalam Fandi Tjiptono (1992)
menyebutkan bahwa pemberian kemasan pada suatu produk dapat memberikan tiga manfaat yaitu :
manfaat komunikasi; manfaat fungsional; dan manfaat perseptual.

Pada dasarnya setiap kemasan mengandung informasi. Dalam penyampaian informasi maupun pesan-
pesan yang diinginkan produsen, kemasan harus dapat menyelaraskan elemen-elemen yang terdapat
dalam kemasan, yakni ukuran, warna, bahan, label, dan bentuk. Seluruh elemen tersebut harus menjadi
satu kesatuan yang harmonis sehingga dapat menjadi suatu bentuk diferensiasi produk. Hal ini dapat
digambarkan sebagai berikut :
Berikut penjelasanya :

 Ukuran kemasan yang ditetapkan pada dasarnya merupakan keputusan pemasaran setelah
melalui beberapa penelitian. Salah satunya adalah kebiasan konsumen dalam mengkonsumsi
suatu produk. Dalam penelitian mengenai kebiasaan konsumen dalam mengkonsumsi, perlu
diperhatikan juga masalah geografis dan demografis. Jika sebuah produk telah menjadi produk
global, diperlukan strategi yang lebih kompleks mengenai segmentasi secara geografis dan
demografis. Hal ini dikarenakan kebiasaan mengkonsumsi tidak sama diseluruh wilayah.
Pertimbangan lain dalam menentukan ukuran kemasan adalah pertimbangan emosional
konsumen, dimana konsumen biasanya mengasosiasikan kemasan besar dengan sesuatu yang
lebih murah, dan sebaliknya.
 Warna : Warna yang merupakan salah satu alat yang paling potensial dalam proses penjualan,
warna memiliki daya tarik emosional bagi manusia. Orang menyenangi warna dan bereaksi
terhadap warna di bawah sadarnya. Suatu pembawaan menyenangi warna merupakan bagian
dari kejiwaan manusia. Warna bisa membantu untuk mengurangi hambatan penjualan dan
desain grafis dapat membuat daya tarik maksimum melalui (Danger, 1992) : respon fisiologis;
respon psikologis; daya tarik pada indera; daya tarik emosi.
 Bahan Kemasan : Dalam memilih bahan kemasan yang sesuai, desainer harus memahami
karakter fisik dan kimia dari produk yang akan dikemas, dan mempertimbangkan pemahaman
mendalam tentang produk dan segi perlindungannya akan membuat kemasan memiliki jenis
bahan yang paling cocok untuk digunakan. Pertimbangan lainnya adalah strategi pemasaran,
yaitu yang berhubungan dengan sasaran konsumen, karakteristik dan kebutuhan mereka. Hal ini
berkaitan dengan masalah pesan dan image yang akan dikomunikasikan melalui kemasan.
 Label : Label merupakan pesan informatif tertulis yang harus berdasarkan fakta tentang suatu
produk. Pemasangan label yang tepat adalah vital bukan hanya memenuhi tertib hukum, tetapi
juga menyediakan informasi tentang produk dan bagaimana menggunakannya. Fungsi umum
dari label minuman untuk mengidentifikasikan mereknya dengan segera; agar menyampaikan
asosiasi yang tepat produk atau cita rasanya; agar menarik perhatian; dan menciptakan citra
mutakhir tanpa menghilangkan identitas merek. Label sangat berguna bagi konsumen, karena
sebelum memutuskan membeli, konsumen dapat mempertimbangkan banyak hal yang
berkaitan dengan produk tersebut.
 Bentuk kemasan : Bentuk kemasan merupakan salah satu elemen visual yang penting selain
warna dan gambar (Danger, 1992). Dalam menentukan bentuk desain ini perancang kemasan
harus mengerti jenis dan karakteristik produknya terlebih dahulu. Bentuk juga harus sesuai
dengan bahan kemasan yang akan digunakan. Setelah itu barulah diberi tekstur, apakah
permukaannya akan bertekstur halus, bergelombang, bergerigi, atau kasar. Kedua adalah
masalah fungsi dari bentuk tersebut. Misalnya kemudahan dipegang, dibuka, dipindahkan,
disimpan, sampai dengan pertimbangan bagaimana jika kemasan tersebut disusun dalam rak-
rak untuk dipajang. Setelah selesai didesain perlu dibuat contoh asli dari kemasan tersebut.
Setelah melalui berbagai uji coba, kekuatan, kemudahan pengisian, uji visual dan sebagainya,
barulah contoh asli tersebut memasuki tahap produksi masal.Bentuk kemasan yang unik akan
memudahkan identifikasi konsumen terhadap suatu produk, yang nantinya akan memperkuat
identitas merek tersebut.

Anda mungkin juga menyukai