KELOMPOK IV
AQIL MUHAMMAD SHADIQ
MUH.AMRI FATURAHMAN
AENUN NAJIHA
ANDINI ANGREANI
DITYA AYU ANANDA
IHDA ANNISA
SYARIFAH RANIYAH
Daftar Isi
Judul……………………………………………………………………………….i
Daftar isi…………………………………………………………………………..ii
Daftar pustaka…………………………………………………………………….13
ii
A. PEMBACAAN TEKS PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA
Hari Jumat pada bulan Ramadhan, pukul 05.00 pagi, fajar 17 Agustus 1945 memancar
di ufuk timur. Embun pagi tetap menggelantung di tepian daun. Para pemimpin bangsa serta
para tokoh pemuda keluar dari rumah Laksamana Maeda, dengan diliputi kebanggaan seusai
merumuskan teks Proklamasi hingga dinihari.
Mereka, telah sepakat untuk memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia hari itu
di rumah Soekarno, jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, pada pukul 10.00 pagi. Bung
Hatta pernah beramanat terhadap para pemuda yang bekerja pada pers serta kantor-kantor
kabar, untuk mempertidak sedikit naskah proklamasi serta menyebarkannya ke seluruh dunia.
Bendera yang dijahit dengan tangan oleh Nyonya Fatmawati Soekarno telah
disiapkan. Bentuk serta ukuran bendera itu tak standar, sebab kainnya berkapasitas tak
sempurna. Terbukti, kain itu awalnya tak disiapkan untuk bendera.
Tetapi, Bung Karno tak mau membacakan teks Proklamasi tanpa keberadaan
Mohammad Hatta. Lima menit sebelum agenda dimulai, Mohammad Hatta datang
dengan pakaian putih-putih serta langsung menuju kamar Soekarno. Sambil menyambut
kedatangan Mohammad Hatta, Bung Karno bangkit dari tempat tidurnya, lalu berpakaian.
Ia juga mengenakan stelan putih-putih. Kemudian keduanya menuju tempat upacara.
Upacara pembacaan teks Proklamasi itu. Upacara itu berjalan sederhana saja.
Tanpa protokol. Latief Hendraningrat, salah seorang anak buah PETA, segera memberi
instruksi terhadap seluruh barisan pemuda yang telah menantikan sejak pagi untuk
berdiri. Serentak semua berdiri tegak dengan sikap sempurna. Latief kemudian
mempersilahkan Soekarno serta Mohammad Hatta maju berbagai langkah mendekati
mikrofon. Dengan suara mantap serta jelas, Soekarno mengucapkan pidato pendahuluan
pendek sebelum membacakan teks proklamasi.
4
Demikianlah saudara-saudara! Kami kini telah merdeka. Tak ada satu ikatan lagi
yang mengikat tanah air kami serta bangsa kita! Mulai saat ini kami menyusun
Negara kita! Negara Merdeka. Negara Republik Indonesia merdeka, kekal, serta
abadi. Insya Allah, Tuhan memberkati kemerdekaan kami itu".
Acara, dilanjutkan dengan pengibaran bendera Merah Putih. Soekarno serta Hatta
maju berbagai langkah menuruni anak tangga terbaru dari serambi muka, lebih tak lebih
dua meter di depan tiang. Ketika S. K. Trimurti diminta maju untuk mengibarkan
bendera, dirinya menolak: " lebih baik seorang prajurit ," katanya. Tanpa ada yang
menyuruh, Latief Hendraningrat yang berseragam PETA berwarna hijau dekil maju ke
dekat tiang bendera. S. Suhud mengambil bendera dari atas baki yang telah disediakan
serta mengikatnya pada tali dibantu oleh Latief Hendraningrat.
5
Berakhir upacara itu rakyat tetap belum mau beranjak, berbagai anak buah
Barisan Pelopor tetap duduk-duduk bergerombol di depan kamar Bung Karno.
Tidak lama seusai Bung Hatta pulang, datang tiga orang pembesar Jepang.
Mereka diperintahkan menantikan di ruang belakang, tanpa diberi kursi. Sudiro telah
bisa menerka, untuk apa mereka datang. Para anak buah Barisan Pelopor mulai
mengepungnya. Bung Karno telah menggunakan piyama ketika Sudiro masuk, jadi
terpaksa berpakaian lagi
. Kemudian terjadi obrolan antara utusan Jepang dengan Bung Karno: " Kami
diutus oleh Gunseikan Kakka, datang kemari untuk melarang Soekarno mengucapkan
Proklamasi ." " Proklamasi telah saya ucapkan," jawab Bung Karno dengan tenang. "
Telahkah ?" tanya utusan Jepang itu keheranan. " Ya, telah !" jawab Bung Karno. Di
sekeliling utusan Jepang itu, mata para pemuda melotot serta tangan mereka telah
diletakkan di atas golok masing-masing. Menonton kondisi semacam itu, orang-orang
Jepang itu pun segera pamit.
Makna Proklamasi Bagi Bangsa Indonesia ialah sebagai hasil jerih payah seluruh
rakyat dalam mengusir penjajah dan memperjuangkan haknya.
6
Sudah kita jika rakyat Indonesia terdahulu sudah berjuang mati matian mulai dari
penjajahan Belanda hingga penjajahan Jepang. Akan tetapi perjuangan semua itu
terlunasi sudah saat Indonesia berhasil memproklamasikan dirinya sebagai sebuah negara
yang merdeka.Walaupun penjajahan oleh bangsa Bangsa Belanda ataupun bangsa Jepang
sudah berakhiri, akan tetapi ini merupakan titik awal perjuangan bangsa Indonesia sebgai
bangsa yang merdeka untuk membangun Negeri.
2. Menjadi Pernyataan De Facto
Naiknya martabat Indonesia merupakan bagian dari Makna Proklamasi Bagi Bangsa
Indonesia. Sejak Indonesia Memproklamasikan Kemerdekaannya, sejak saat itulah harkat
martabat bangsa kita meningkat karena negara-negara yang pernah menjajah Indonesia
dulu telah mengakui kemerdekaan Indonesia. Sehingga tidak adalah yang namanya
penjajahan atau pun penindasan untuk Indonesia.
7
Makna Proklamasi Bagi Bangsa Indonesia selanjutnya ialah sebagai babak baru
dalam berkehidupan bernegara. Sejak proklamasi kemerdekaan dikumandangkan bangsa
Indonesia, sejak saat itu juga pemerintahan dimulai dengan tujuan untuk membangun
negara yang lebih baik lagi. Dan yang jelas bukan lagi menjadi bangsa yang terjajah yang
mana pemerintahannya masih dibawah penjajah.
Makna Proklamasi Bagi Bangsa Indonesia yang terkahir adalah sebagai tonggak
sejarah. Proklamasi merupakan titik awal kemerdekaan Indonesia. Makanya adanya
proklamasi menjadikan adanya sebuah bangsa baru bernama Indonesia yang menentukan
nasibnya sendiri serta tidak mau lagi dijajah oleh bangsa asing.
Jika Makna Proklamasi Bagi Bangsa Indonesia ditinjau dari berbagai aspek, setidaknya ada 6
aspek diantaranya yaitu:
1) Aspek Hukum
8
2) . Aspek Historis
3) Aspek Sosiologis
Secara tidak langsung Proklamasi kemerdekaan ini memberikan rasa bebas dan
merdeka dari belenggu penjajahan. Inilah yang menjadikan rakyat Indonesia menjadi
bangsa yang bebas dalam membangun kembali bangsa yang setelah sekian lama dijajah
serta diporakporanda bangsa lain dan terbelenggu akibat peperangan.
4) Aspek Kultural
6) Aspek Spiritual
10
Sesaat setelah teks proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus
1945 selesai dibacakan, penyebaran berita proklamasi kemerdekaan Indoenesia gencar
dilakukan agar berita kemerdekaan ini sampai ke seluruh pelosok di tanah air bahkan luar
negeri. Berbagai upaya ditempuh untuk kepentingan ini. Baik melalui media seperti
radio, koran, pamflet, coretan-coretan di dinding dan gerbong-gerbong kerata api (grafiti)
maupun melalui lisan dari mulut ke mulut. Hal ini tidak hanya dilakukan oleh tokoh-
tokoh BPUPKI atau PPKI tetapi oleh setiap lapisan masyarakat di negeri ini, terutama
dari kalangan pemuda.
11
Namun semangat para tokoh pemuda bangsa ini memang sangat luar biasa.
Setelah kantor berita tersebut disegel, mereka tanpa sepengetahuan militer Jepang,
mengambil beberapa peralatan penting yang dimiliki Kantor Berita Domei. Kemudian
mereka membuat pemancar baru di jalan Menteng 31 Jakarta, dengan bantuan beberapa
teknisi radio, yaitu Sukarman, Sutanto, Susilahardja, Suhandar, dan M. Yusuf
Ronodipuro. Bahkan kemudian M. Yusuf Ronodipuro bertindak sebagai pembaca berita
proklamasi. Dengan kode panggilan DJK 1 pemancar baru ini terus menerus menyiarkan
berita ke seluruh pelosok Jawa dan tanah air.
Siaran lewat Radio juga sempat dilakukan oleh Radio Hoso Kanri Kyoku
(sekarang : Radio Republik Indonesia/RRI). Tepat pukul 19.00, setengah jam setelah
Domei menyiarkan berita proklamasi, para penyiar dari radio ini seperti M. Yusuf
Ronodipuro, Bachtiar Lubis, dan Suprapto berperan besar dalam menyiarkan berita
proklamasi kemerdekaan tersebut.
Peranan surat kabar-surat kabar juga tidak kalah pentingnya dalam menyebarkan
berita proklamasi kemerdekaan Indonesia ini. Yang tercatat pertama kali menyebarkan
berita tersebut adalah surat kabar Thahaja yang terbit di Bandung dan Soera Asia yang
terbit di Surabaya. Para pemuda yang terkenal berjuang lewat pers adalah Adam Malik,
Sajoeti Melik, Sutan Syahrir, B.M Diah, Ki Hajar Dewantara, Otto Iskandardinata,
G.S.S.J Ratulangi, Iwa Kusuma Sumantri, Sukoharjo Wiryopranoto, Sumanang S.H.,
Manai Sophian, dan Ali Hasyim.
12
Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Proklamasi_Kemerdekaan_Indonesia
https://wayansumendra.wordpress.com/2013/07/23/penyusunan-teks-proklamasi-pelaksanaan-dan-
penyebaran-berita-proklamasi/
https://azanulahyan.blogspot.co.id/2015/01/penyebaran-berita-proklamasi.html
http://www.netralnews.com/news/singkapsejarah/read/18798/ini.cara.penyebaran.teks.proklamasi.ke
merdekaan.indonesia
http://bilqishima.blogspot.co.id/2013/11/penyebaran-berita-proklamasi_24.html
http://candycoffin.blogspot.co.id/2014/05/makna-proklamasi-bagi-bangsa-indonesia.html
https://www.sekolahpendidikan.com/2017/06/penjelasan-makna-proklamasi-bagi-bangsa.html
https://parararam.com/makna-proklamasi-bagi-bangsa-indonesia/
http://www.gurusejarah.com/2015/03/pembacaan-proklamasi-pukul-1000-pagi.html
13