Laporan Praktikum
Disusun oleh :
B. Latar Belakang
Saat belajar tentang ilmu listrik tidak bisa terlepas dari penggunaan alat ukur listrik dan
besarannya. Besaran-besaran yang terkait dengan materi listrik adalah kuat arus, tegangan, dan
hambatan. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kuat arus adalah amperemeter. Sedangkan,
alat ukur yang digunakan untuk mengukur tegangan adalah voltmeter. Lalu, alat ukur yang
digunakan untuk mengukur hambatan adalah ohmmeter.
Amperemeter sering dicirikan dengan huruf A pada setiap rangkaian listrik. Dalam satuan
SI, satuan arus listrik disebut dengan ampere dan sering dilambangkan dengan huruf A.
Amperemeter dalam rangkaian listrik harus dipasang seri, sehingga arus listrik yang melewati
hambatan sama dengan arus listrik yang melwati amperemeter tersebut.
(Manurung&Sinambela,2018).
Voltmeter sering dicirikan dengan huruf V pada setiap rangkaian listrik. Dalam rangkaian
listrik voltmeter harus dipasang paralel dengan ujung-ujung hambatan yang akan diukur
tegangannya. (Manurung&Sinambela,2018). Voltmeter ini sendiri mempunyai hambatan,
sehingga jika disisipkan dengan rangkaian akan menyebabkan arus listrik yang melewati
hambatan akan berkurang. (Manurung&Sinambela,2018). Hambatan yang dimiliki voltmeter
harus sangat besar agar arus listrik yang melewati hambatan R dapat berkurang.
Oleh karena itu, hasil pengukuran tersebut harus dikoreksi dan untuk mengkoreksinya
perlu diketahui hambatan dalam dari alat ukur listrik yaitu voltmeter dan amperemeter.
Gambar 4. -2a. Pengukuran langsung dengan voltmeter
C. Alat - Alat
1. Amperemeter DC/miliamperemeter DC
2. Voltmeter DC/milivoltmeter DC
3. Sumber tegangan DC
4. Bangku hambat
5. Hambat geser
6. Penutup arus
7. Kabel-kabel
D. Prosedur
Mengikuti semua petunjuk/arahan yang diberikan asisten
Meminjam alat-alat yang diperlukan
Menyusun rangkaian sepertii yang terlihat dalam gambar 4 bagian 2b, tetapi
belum dihubungkan dengan 𝑅𝐵 (dari bangku hambat), menutup switch, mengatur
hambat geser. Mencatat kedudukan amperemeter 𝐼1 ) sesudah itu menghubungkan
𝑅𝐵 (tanpa mengubah yang lain), mencatat lagi kedudukan amperemeter( 𝐼2 ) .
Mengukur dan mencatat harga hambatan bangku yang digunakan (𝑅𝐵 ).
Mengulangi percobaan ini beberapa kali dengan cara menggeser hambatan geser.
Menyusun rangkaian seperti yang terlihat dalam gambar 5 bagian 3b, tetapi belum
dihubungkan dengan 𝑅𝐵 , menutup switch S, mengatur hambat geser. Mencatat
kedudukan voltmeter (𝑉1), sesudah itu menyambungkan 𝑅𝐵 , mencatat lagi
kedudukan voltmeter (𝑉2). Mengukur dan mencatat harga hambatan bangku yang
digunakan 𝑅𝐵 . Mengulangi percobaan ini beberapa kali dengan cara menggeser
hambatan geser.
E. Data
I. Pengukuran Hambatan dalam Amperemeter
𝑅𝐵 = 0,82 Ω
No. 𝐼1 (Ampere) 𝐼2 (Ampere)
1. 210 mA 180 mA
2. 250 mA 230 mA
3. 290 mA 260 mA
4. 360 mA 310 mA
5. 420 mA 380 mA
Nst Amperemeter : 10 mA
Nst Voltmeter : 2 mV
Pada praktikum kali ini yang berjudul “Amperemeter dan Voltmeter DC” bertujuan untuk
memahami penggunaan amperemeter dan voltmeter serta dapat menentukan hambat dalam
amperemeter maupun voltmeter. Voltmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur
tegangan. Amperemeter sendiri itu adalah alat yang digunakan untuk mengukur arus listrik.
(Sembodo, 2011).
Cara penggunaan voltmeter adalah dengan menghubungkan voltmeter tersebut secara paralel.
Sedangkan cara penggunaan amperemeter adalah dengan menghubungkan amperemeter secara
seri dengan sumber tegangan listrik. (Arkundatoto, 2007).
Pada saat penggunaan voltmeter. Voltmeter dipasang secara paralel. Karena voltmeter
dibutuhkan untuk mengukur suatu tegangan dan suatu perbedaan antara satu titik dengan titik
yang lainnya. Jika dipasang secara seri maka tidak aka nada yang berubah karena tidak
mendeteksi adanya suatu perubahan dalam tegangan. Lalu pada saat penggunaan amperemeter,
amperemeter dipasang secara seri. Oleh karena itu, arus yang mengalir di setiap titik di
sepanjang rangkaian tersebut akan selalu sama. Jika amperemeter dipasang paralel maka arus
listrik yang mengalir akan terbagi. (Arkundatoto, 2007).
Setiap amperemeter, pasti memiliki karakteristik yang berbeda-beda baik skala yang tertera
di amperemeter maupun arus maksimum yang didapat. Begitupun dengan voltmeter. Voltmeter
juga memiliki karakteristik yang berbeda dan skala yang tertera juga berbeda.
𝐼1−𝐼2
𝑅𝐴 = 𝑅𝐵
𝐼2
G. Kesimpulan
Berdasarkan analisa data dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
dalam sebuah amperemeter mencari hambat dalam dapat dihitung dengan rumus :
𝐼1−𝐼2
𝑅𝐴 = 𝑅𝐵
𝐼2
Data I1 diperoleh dari percobaan dengan menggunakan perantara voltmeter. Setelah itu, data
I2 diperoleh dengan cara melepaskan voltmeter dan menggantinya dengan bangku hambat.
𝑅𝐵 adalah bangku hambat tersebut. Jadi, perhitungan hambat dalam amperemeter dipengaruhi
oleh I1, I2, dan 𝑅𝐵
Data V1 diperoleh dari percobaan dengan menggunakan perantara amperemeter. Setelah itu,
data V2 diperoleh dengan cara melepaskan amperemeter dan menggantinya dengan bangku
hambat. 𝑅𝐵 adalah bangku hambat tersebut. Jadi, perhitungan hambat dalam voltmeter
dipengaruhi oleh V1, V2, dan 𝑅𝐵
H. Daftar Rujukan
Herman, asisten LFD. 2015. Penuntun Praktikum Fisika Dasar 2. Makassar : Unit
Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Fisika FMIPA UNM
Tim Praktikum Fisika Dasar. 2019. Modul Praktikum Fisika Untuk Biologi. Malang :
Jurusan Fisika FMIPA UM
I. Lampiran
a. ANALISIS DATA
Pengukuran hambat dalam ampermeter
Data ke 1
𝐼1 −𝐼2
𝑅𝐴1 = . 𝑅𝐵
𝐼2
210−180
= x 0,82
180
= 0,1366 Ω
𝑅 2 𝑅 2 2 𝐼 −𝐼
∆𝑅𝐴1 = √| 𝐼 𝐵 . 3 . ∆𝐼1 | + | 𝐼 𝐵 . 3 . ∆𝐼2 | ² + | 1𝐼 2 . 𝑅𝐵 | ²
2 2 2
0,28 2 2
0,82 2 30 2
=√| 210 . 3 . 5| + | 180 . 3 . 5|2 + | . . 0,82|2
180 3
=0,00867 Ω
Maka
𝑅𝐴1 = |0,1336 ± 0,0086| Ω
∆𝑅𝐴1
KR = . 100%
𝑅𝐴1
0,0086
= 0,1336. 100%
= 6,3 %
Data ke-2
250 − 230
𝑅𝐴2 = . 0,82
230
= 0,0713 Ω
Ketidakpastian hasil pengukuran
(Ralat hambat dalam)
0,82 2 2 0,82 2 20 2
∆𝑅𝐴2 = √| 250 . 3 . 5| + | 230 . 3 . 5|2 + | . . 0,82|2
230 3
= 0,002251 Ω
Maka
= 3,5 %
Data ke-3
290−260
𝑅𝐴3 = . 0,82
260
= 0,0946 Ω
0,82 2 2 0,82 2 30 2
∆𝑅𝐴3 = √| 290 . 3 . 5| + | 310 . 3 . 5|2 + | 260 . 3 . 0,82|2
= 0,007198
Maka,
= 7,5 %
Data ke-4
360−310
𝑅𝐴4 = . 0,82
310
= 0,1322 Ω
=0,007893
Maka,
=5%
Data ke 5
420−380
𝑅𝐴5 = . 0,82
380
= 0,0863
Ketidakpastian pengukuran
( Ralat hambatan dalam)
0,82 2 0,82 2 40 2
∆𝑅𝐴5 = √| 420 . 3 . 5|2 + | 380 . 3 . 5|2 + || . . 0,82|2
380 3
= 0,003395
Maka
= 3,9 %
Data ke-1
1 𝑉
𝑅𝑉1 = 𝑉1−𝑣2 . 𝑅𝐵
0,7
= 0,7−0,6 . 4700
= 32900 Ω
Ketidakpastian Perhitungan
−𝑉1 2 𝑉1 2 𝑉1 2
∆𝑅𝑉1 = √| 𝑉1−𝑉2 . 3 . ∆𝑉1 |2+ |𝑉1−𝑉2 . 3 . ∆𝑉2 |2 + |𝑉1−𝑉2 . 3 . 𝑅𝐵 |2
= 21911,4005
Maka,
Kesalahan Relatif
2199,4
KR = . 100%
32900
= 6,6 %
c. TUGAS PENDAHULUAN
Jawaban
Amperemeter dan voltmeter sebenarnya memiliki komponen yang hampir sama. Yaitu
Galvano dan resistor. Pada amperemeter resistor dengan nilai rendah dipasang paralel dengan
galvanometer. Sedangkan pada voltmeter resistor dengan nilai tinggi dipasang seri dengan
galvanometer. Jadi, merubah amperemeter menjadi voltmeter dengan merubah hubungan
galvanometer dengan resistornya.
Juga ada jenis amperemeter yang tahanan paralelnya merupakan kumparan galvanometer
itu sendiri, berupa kawat berdiameter besar. Merubah langsung dapat dilakukan dengan trafo
tegangan, dengan cara menghubungkan primer trafo dengan sumber dan sekunder trafonya
dihubungkan dengan amperemeter.