Anda di halaman 1dari 14

AMPEREMETER DAN VOLTMETER DC

Laporan Praktikum

Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Fisika Untuk Biologi


Yang dibina oleh Joko Utomo, S.Si, M.Sc

Disusun oleh :

Kelompok 3 Offering B Tahun 2019

Insanestu Afi Inas 190341621685

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
September 2019
A. Tujuan
1. Menentukan hambat dalam amperemeter
2. Menentukan hambat dalam voltmeter
3. Mampu menggunakan alat ukur listrik dengan benar
4. Mampu menerapkan teori grafik dengan benar

B. Latar Belakang

Saat belajar tentang ilmu listrik tidak bisa terlepas dari penggunaan alat ukur listrik dan
besarannya. Besaran-besaran yang terkait dengan materi listrik adalah kuat arus, tegangan, dan
hambatan. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kuat arus adalah amperemeter. Sedangkan,
alat ukur yang digunakan untuk mengukur tegangan adalah voltmeter. Lalu, alat ukur yang
digunakan untuk mengukur hambatan adalah ohmmeter.

Amperemeter sering dicirikan dengan huruf A pada setiap rangkaian listrik. Dalam satuan
SI, satuan arus listrik disebut dengan ampere dan sering dilambangkan dengan huruf A.
Amperemeter dalam rangkaian listrik harus dipasang seri, sehingga arus listrik yang melewati
hambatan sama dengan arus listrik yang melwati amperemeter tersebut.
(Manurung&Sinambela,2018).

Gambar 1. Rangkaian seri amperemeter

Sumber : (Modul Praktikum Fisika Untuk Biologi)

Voltmeter sering dicirikan dengan huruf V pada setiap rangkaian listrik. Dalam rangkaian
listrik voltmeter harus dipasang paralel dengan ujung-ujung hambatan yang akan diukur
tegangannya. (Manurung&Sinambela,2018). Voltmeter ini sendiri mempunyai hambatan,
sehingga jika disisipkan dengan rangkaian akan menyebabkan arus listrik yang melewati
hambatan akan berkurang. (Manurung&Sinambela,2018). Hambatan yang dimiliki voltmeter
harus sangat besar agar arus listrik yang melewati hambatan R dapat berkurang.

Gambar 2. Rangkaian paralel voltmeter

Sumber : (Modul Praltikum Fisika Untuk Biologi)

Gambar 3. Pengukuran serentak

Sumber : (Modul Praktikum Fisika Untuk Biologi)

Pada pengukuran serentak terdapat kelemahan-kelemahannya. Pada gambar 3 bagian 1c


voltmeter mengukur tegangan yang terdapat di ujung-ujung R tetapi amperemeter tidak
mengukur arus yang melalui R. Sebaliknya, pada gambar 3 bagian 1d amperemeter mengukur
arus melalui R tetapi voltmeter tidak mengukur tegangan yang terdapat di ujung-ujung R.

Oleh karena itu, hasil pengukuran tersebut harus dikoreksi dan untuk mengkoreksinya
perlu diketahui hambatan dalam dari alat ukur listrik yaitu voltmeter dan amperemeter.
Gambar 4. -2a. Pengukuran langsung dengan voltmeter

-2b. Pengukuran bertahap dengan hambatan 𝑅𝐵

Sumber : (Modul Praktikum Fisika Untuk Biologi)

Gambar 5. -3a. Pengukuran langsung dengan amperemeter

-3b. Pengukuran bertahap dengan hambatan 𝑅𝐵

Sumber : (Modul Praktikum Fisika Untuk Biologi)

Hambatan dalam amperemeter dirumuskan dengan


𝑉
𝑅𝐴 = 𝐼

Pengukuran hambatan mula-mula sebelum 𝑅𝐵 dipasang anggap arus listrik di


penunjukkan amperemeter adalah 𝐼1 . Kemudian 𝑅𝐵 dipasang maka penunjukkan amperemeter
akan berubah anggap menjadi 𝐼2
𝐼1−𝐼2
𝑅𝐴 = 𝑅𝐵
𝐼2

Hambatan dalam voltmeter dirumuskan dengan


𝑉
𝑅𝑉 = 𝐼
Pengukuran hambatan mula-mula sebelum 𝑅𝐵 dipasang anggap tegangan di penunjukkan
voltmeter adalah 𝑉1. Kemudian 𝑅𝐵 dipasang maka penunjukkan voltmeter akan berubah anggap
menjadi 𝑉2
𝑉1
𝑅𝑉 = 𝑉1−𝑉2 𝑅𝐵

C. Alat - Alat
1. Amperemeter DC/miliamperemeter DC
2. Voltmeter DC/milivoltmeter DC
3. Sumber tegangan DC
4. Bangku hambat
5. Hambat geser
6. Penutup arus
7. Kabel-kabel

D. Prosedur
 Mengikuti semua petunjuk/arahan yang diberikan asisten
 Meminjam alat-alat yang diperlukan
 Menyusun rangkaian sepertii yang terlihat dalam gambar 4 bagian 2b, tetapi
belum dihubungkan dengan 𝑅𝐵 (dari bangku hambat), menutup switch, mengatur
hambat geser. Mencatat kedudukan amperemeter 𝐼1 ) sesudah itu menghubungkan
𝑅𝐵 (tanpa mengubah yang lain), mencatat lagi kedudukan amperemeter( 𝐼2 ) .
Mengukur dan mencatat harga hambatan bangku yang digunakan (𝑅𝐵 ).
Mengulangi percobaan ini beberapa kali dengan cara menggeser hambatan geser.
 Menyusun rangkaian seperti yang terlihat dalam gambar 5 bagian 3b, tetapi belum
dihubungkan dengan 𝑅𝐵 , menutup switch S, mengatur hambat geser. Mencatat
kedudukan voltmeter (𝑉1), sesudah itu menyambungkan 𝑅𝐵 , mencatat lagi
kedudukan voltmeter (𝑉2). Mengukur dan mencatat harga hambatan bangku yang
digunakan 𝑅𝐵 . Mengulangi percobaan ini beberapa kali dengan cara menggeser
hambatan geser.
E. Data
I. Pengukuran Hambatan dalam Amperemeter
𝑅𝐵 = 0,82 Ω
No. 𝐼1 (Ampere) 𝐼2 (Ampere)
1. 210 mA 180 mA
2. 250 mA 230 mA
3. 290 mA 260 mA
4. 360 mA 310 mA
5. 420 mA 380 mA
Nst Amperemeter : 10 mA
Nst Voltmeter : 2 mV

II. Pengukuran Hambatan Dalam Voltmeter


𝑅𝐵 = 47 k Ω
No. 𝑉1 (Volt) 𝑉2 (Volt)
1. 0,7 V 0,6 V
2. 0,9 V 0,7 V
3. 1V 0,8 V
4. 1,3 V 1V
5. 1,5 V 1,1 V
Nst Voltmeter : 0,1 V
Nst Amperemeter : 2 µA

III. Variabel dalam pengukuran hambatan dalam amperemeter


a. Variabel bebas : Besar hambat geser (10 Ω)
b. Variable terikat : Besar 𝐼1 dan 𝐼2
c. Variable kontrol : Besar hambatan bangku, sumber tegangan DC (6 V), kabel

IV. Variabel dalam pengukuran hambatan dalam voltmeter


a. Variabel bebas : Besar hambat geser
b. Variabel terikat : Besar 𝑉1 dan 𝑉2
c. Variabel kontrol : Besar hambatan bangku (47 k Ω), Sumber tegangan DC (6
V), kabel
F. Pembahasan

Pada praktikum kali ini yang berjudul “Amperemeter dan Voltmeter DC” bertujuan untuk
memahami penggunaan amperemeter dan voltmeter serta dapat menentukan hambat dalam
amperemeter maupun voltmeter. Voltmeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur
tegangan. Amperemeter sendiri itu adalah alat yang digunakan untuk mengukur arus listrik.
(Sembodo, 2011).

Cara penggunaan voltmeter adalah dengan menghubungkan voltmeter tersebut secara paralel.
Sedangkan cara penggunaan amperemeter adalah dengan menghubungkan amperemeter secara
seri dengan sumber tegangan listrik. (Arkundatoto, 2007).

Pada saat penggunaan voltmeter. Voltmeter dipasang secara paralel. Karena voltmeter
dibutuhkan untuk mengukur suatu tegangan dan suatu perbedaan antara satu titik dengan titik
yang lainnya. Jika dipasang secara seri maka tidak aka nada yang berubah karena tidak
mendeteksi adanya suatu perubahan dalam tegangan. Lalu pada saat penggunaan amperemeter,
amperemeter dipasang secara seri. Oleh karena itu, arus yang mengalir di setiap titik di
sepanjang rangkaian tersebut akan selalu sama. Jika amperemeter dipasang paralel maka arus
listrik yang mengalir akan terbagi. (Arkundatoto, 2007).

Setiap amperemeter, pasti memiliki karakteristik yang berbeda-beda baik skala yang tertera
di amperemeter maupun arus maksimum yang didapat. Begitupun dengan voltmeter. Voltmeter
juga memiliki karakteristik yang berbeda dan skala yang tertera juga berbeda.

Cara menggunakan amperemeter

Jika akan mengukur arus listrik pada amperemeter. Perhatikan gambar.

Setelah amperemeter terpasang, dapat diketahui besar kuat arus yang


mengalir melalui penghantar dengan membaca melalui jarum penunjuk. Dalam membaca
amperemeter harus diperhatikan karakteristik alat ukur karena jarum penunjuk tidak selalu
menyatakan angka apa adanya. Kuat arus yang terukur I dapat dihitung dengan rumus:

A = Amperemeter yang digunakan


Berdasarkan data hasil pengamatan di atas dengan 5 kali percobaan terlihat bahwa 𝐼2 yang
dihasilkan lebih kecil daripada 𝐼1 . Hal ini dapat terjadi karena pemasangan bangku hambat akan
menghambat laju arus listrik pada amperemeter. Pada percobaan amperemeter pertama
didapatkan data 210 mA dan setelah dipasang hambat geser datanya menjadi 180 mA. Begitu
pun dengan data selanjutnya setelah dipasang bangku hambat maka 𝐼2 akan lebih kecil daripada
𝐼1 . Karena nilai hambatan dalam amperemeter bergantung pada arus dan hambatan yang
diberikan.

𝐼1−𝐼2
𝑅𝐴 = 𝑅𝐵
𝐼2

G. Kesimpulan

Berdasarkan analisa data dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
dalam sebuah amperemeter mencari hambat dalam dapat dihitung dengan rumus :
𝐼1−𝐼2
𝑅𝐴 = 𝑅𝐵
𝐼2

Data I1 diperoleh dari percobaan dengan menggunakan perantara voltmeter. Setelah itu, data
I2 diperoleh dengan cara melepaskan voltmeter dan menggantinya dengan bangku hambat.
𝑅𝐵 adalah bangku hambat tersebut. Jadi, perhitungan hambat dalam amperemeter dipengaruhi
oleh I1, I2, dan 𝑅𝐵

Sedangkan hambat dalam voltmeter dapat dihitung dengan rumus :


𝑉1
𝑅𝑉 = 𝑉1−𝑉2 𝑅𝐵

Data V1 diperoleh dari percobaan dengan menggunakan perantara amperemeter. Setelah itu,
data V2 diperoleh dengan cara melepaskan amperemeter dan menggantinya dengan bangku
hambat. 𝑅𝐵 adalah bangku hambat tersebut. Jadi, perhitungan hambat dalam voltmeter
dipengaruhi oleh V1, V2, dan 𝑅𝐵
H. Daftar Rujukan

Arkundato, A. 2007. Fisika Dasar. Jember : Universitas Jember

Herman, asisten LFD. 2015. Penuntun Praktikum Fisika Dasar 2. Makassar : Unit
Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Fisika FMIPA UNM

Manurung, R Sondang. Sinambela, Masdiana. 2018. Perangkat Pembelajaran IPA


Berbentuk LKS Berbasis Laboratorium. Jurnal Inovasi Pembelajaran Fisika (INPAFI).
6(1),80-87

Sembodo, Budi Prijo. 2011. Amperemeter DC Menggunakan ADC 0804 Sebagai


Interface Pada Central Processing Unit (CPU) Komputer. Jurnal Teknik. 9(1),8-14

Tim Praktikum Fisika Dasar. 2019. Modul Praktikum Fisika Untuk Biologi. Malang :
Jurusan Fisika FMIPA UM
I. Lampiran

a. ANALISIS DATA
Pengukuran hambat dalam ampermeter

Data ke 1
𝐼1 −𝐼2
𝑅𝐴1 = . 𝑅𝐵
𝐼2

210−180
= x 0,82
180

= 0,1366 Ω

Ketidakpastian hasil pengkuran


(Ralat hambatan dalam)

𝑅 2 𝑅 2 2 𝐼 −𝐼
∆𝑅𝐴1 = √| 𝐼 𝐵 . 3 . ∆𝐼1 | + | 𝐼 𝐵 . 3 . ∆𝐼2 | ² + | 1𝐼 2 . 𝑅𝐵 | ²
2 2 2

0,28 2 2
0,82 2 30 2
=√| 210 . 3 . 5| + | 180 . 3 . 5|2 + | . . 0,82|2
180 3

= √(0,0130)2 + ( 0,01517)2 + (0,09102)2

=0,00867 Ω
Maka
𝑅𝐴1 = |0,1336 ± 0,0086| Ω

Jadi, kesalahan Relatif

∆𝑅𝐴1
KR = . 100%
𝑅𝐴1

0,0086
= 0,1336. 100%

= 6,3 %

Data ke-2

250 − 230
𝑅𝐴2 = . 0,82
230

= 0,0713 Ω
Ketidakpastian hasil pengukuran
(Ralat hambat dalam)

0,82 2 2 0,82 2 20 2
∆𝑅𝐴2 = √| 250 . 3 . 5| + | 230 . 3 . 5|2 + | . . 0,82|2
230 3

=√(0,01092)2 + (0,01187)2 + ( 0,04748)2

= 0,002251 Ω
Maka

𝑅𝐴2 = | 0,0713± 0,0022| Ω

Jadi, kesalahan Relatif


0,0022
KR = 0,0713. 100%

= 3,5 %

Data ke-3
290−260
𝑅𝐴3 = . 0,82
260

= 0,0946 Ω

Ketidakpastian hasil pengukuran


( Ralat hambat dalam )

0,82 2 2 0,82 2 30 2
∆𝑅𝐴3 = √| 290 . 3 . 5| + | 310 . 3 . 5|2 + | 260 . 3 . 0,82|2

=√(0,009415)2 + (0,010502)2 +(0,063013)2

= 0,007198
Maka,

𝑅𝐴3 = | 0,0946 ± 0,0071 |

Jadi, kesalahan Relatif


0,0071
KR = 0,0946 . 100%

= 7,5 %

Data ke-4
360−310
𝑅𝐴4 = . 0,82
310

= 0,1322 Ω

Ketidakpastian hasil pengukuran


(rambat hambat dalam)
0,82 2 0,82 2 50 2
∆𝑅𝐴4 =√ | 360 . 3 . 5|2 + | . 3 . 5|2 + | 310 . 3 . 0,82|2
310

= √(0,00758)2 + (0,00880)2 + (0,00881)2

=0,007893
Maka,

𝑅𝐴4 = | 0,1322 ± 0,007893| Ω

Jadi, kesalahan Relatif


0,0078
KR = 0,1322 . 100 %

=5%

Data ke 5
420−380
𝑅𝐴5 = . 0,82
380

= 0,0863

Ketidakpastian pengukuran
( Ralat hambatan dalam)
0,82 2 0,82 2 40 2
∆𝑅𝐴5 = √| 420 . 3 . 5|2 + | 380 . 3 . 5|2 + || . . 0,82|2
380 3

= √( 0,0863)2 + (0,00785)2 + (0,057486)2

= 0,003395
Maka

𝑅𝐴5 = | 0,08663 ± 0,0033| Ω


Jadi, kesalahan Relatif
0,0033
KR = 0,0863 . 100%

= 3,9 %

b. Pengukuran hambat dalam voltmeter

Data ke-1

1 𝑉
𝑅𝑉1 = 𝑉1−𝑣2 . 𝑅𝐵

0,7
= 0,7−0,6 . 4700

= 32900 Ω

Ketidakpastian Perhitungan
−𝑉1 2 𝑉1 2 𝑉1 2
∆𝑅𝑉1 = √| 𝑉1−𝑉2 . 3 . ∆𝑉1 |2+ |𝑉1−𝑉2 . 3 . ∆𝑉2 |2 + |𝑉1−𝑉2 . 3 . 𝑅𝐵 |2

0,7 2 0,7 2 0,7 2


=√| 0,7−0,6 . 3 . 0,1|2+ | 0,7−0,6 . 3 . 0,1|2 +| 0,7−0,6 . 3 . 4700|2

=√( 0.4662)2+ (0,4662)2 + (21911,4)2

= 21911,4005
Maka,

𝑅𝑉1 = | 32900 ± 219911,4| Ω

Kesalahan Relatif
2199,4
KR = . 100%
32900

= 6,6 %

Berdasarkan cara yang sama, diperoleh:


No 𝑅𝑉 ∆𝑅𝑉 KR
1 32900 219111,4 6,6 %
2 16450 10955,7 6,6 %
3 23500 15651 6,6 %
4 20366 21911,4 6,9 %
5 17625 11738,25 6,6 %

c. TUGAS PENDAHULUAN

Jawablah pertanyaan-pertanyaan ini dan kumpulkan sebelum praktikum dimulai


a. Dengan melihat letak dari amperemeter pada Gambar 1a dan voltmeter pada Gambar 1b
masing-masing sebagai alar ukur arus melalui R dan tegangan ujung-ujung R, maka
bagaimana sebaiknya hambatan masing-masing pada kedua alat tersebut.
b. Dapatkah amperemeter berfungsi sebagai voltmeter. Jika dapat, bagaimana rangkaiannya
dan apakah syarat-syaratnya.?

Jawaban

Amperemeter dan voltmeter sebenarnya memiliki komponen yang hampir sama. Yaitu
Galvano dan resistor. Pada amperemeter resistor dengan nilai rendah dipasang paralel dengan
galvanometer. Sedangkan pada voltmeter resistor dengan nilai tinggi dipasang seri dengan
galvanometer. Jadi, merubah amperemeter menjadi voltmeter dengan merubah hubungan
galvanometer dengan resistornya.

Juga ada jenis amperemeter yang tahanan paralelnya merupakan kumparan galvanometer
itu sendiri, berupa kawat berdiameter besar. Merubah langsung dapat dilakukan dengan trafo
tegangan, dengan cara menghubungkan primer trafo dengan sumber dan sekunder trafonya
dihubungkan dengan amperemeter.

Anda mungkin juga menyukai