NIM:1615301007
PENDAHULUAN
Pada era yang semakin modren seperti sekarang ini tingginya tingkat
pertumbuhan remaja sangat berkembang pesat. Pada masa remaja perkembangan
merupakan inti yang ada dalam dirinya yang sudah dianggap sangat penting
(Hidayah,et,all,2016). Menarche merupakan mentruasi pertama kali dalam
hidupnya (Saftarina,et,all,2013). Ciri remaja ini bisa melakukan proses reproduksi
ialah pernah mengalami menarche (Isnaini,et,all,2014). Usia menarche saat ini
terjadi lebih awal (Pangestika,et,all,2015). Di Indonesia rata-rata terjadi diusia 12-
14 tahun (Wulandari,et,all,2015). Pada umumnya terjadi diusia 10-13 tahun
(Lasandang,et,all,2016). Tetapi sebagian besar terjadi diusia kurang dari 10 tahun
dengan alasan berat badan lebih (Putri,et,all,2014). Hal ini berhubungan dengan
nutrisi remaja itu sendiri (Putra,et,all,2016). Salah satu faktor menarche ialah
asupan makanan dan genetik (Fitriyah,et,all,2012). Dan faktor lainnya ialah faktor
psikologis, lemak tubuh, nutrisi dan aktivitas fisik (Ratnaningsih,et,all,2017).
Membaiknya kondisi kehidupan baik dari status gizi atau pola hidup
berdampak pada penurunan usia menarche (Munda,et,all,2012). Hal ini membuat
remaja putri banyak menderita kurang gizi yaitu terlalu kurus atau kekurangan zat
besi (Hidayah,et,all,2015). Maka dari itu berat badan berpengaruh sekali terhadap
datangnya menarche (Nisa,2012). Oleh status gizi remaja putri harus segera
mendapatkan perhatian khusus ( Amaliah,et,all,2012). Dan ketakutan, bingung,
cemas dan tidak siap menjadi salah satu alasan tidak siap (Amalia,2016). Oleh
karena itu peran orang tua sangat penting sebagai sarana informasi bagi putrinya
(Nuryani,2010). Peran inilah yang membantu kurang atau salahnya dalam
mengambil keputasan terhadap menarche bagi anaknya (Cicilia,2012). Jadi apabila
terjadi komunikasi antara ibu dan anak berlangsung efekrif maka akan berdampak
baik pada remaja dalam menghadapi menarche (Fajri,et,all,2012). Maka anak dapat
mengatasi menarche dengan benar (Hardianningsih,et,all,2017). Hal itulah yang
baik bagi anak yaitu berkomunikasi dengan ibunya apabila mengalami menarche
(Khoironi,2017).
C. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian : Penelitian kualitatif
2. Study region : Survey nasional menunjukkan rata-rata usia
menarche kebanyakkan wanita Indonesia adalah 12,96 tahun dengan
penurunan per dekade. Kebanyakkan anak perempuan Indonesia
mendapatkan menstruasi pertamanya pada usia 12 tahun (31,33%), 13 tahun
(31,30%), dan 14 tahun (18,24%). Rata-rata usia menarche berada terendah
berada di Yogyakarta (12,45 tahun) dan yang paling tinggi terdapat di
Kupang (13,86) dan di Riau kebupaten Kampar kecamatan Kuok memiliki
usia rata-rata menarche diusia 11 tahun (29,98%). Maka saya akan
melanjutkan penelitian meneliti di kecamatan Kuok yang tepatnya di Desa Silam
SMP N 1 Silam kecamatan Kuok.
3. Subjek penelitian : Seluruh siswi yang berada di SMP 1 Silam
4. Kriteria inskulsi : Siswi yang berbadan kurang dan lebih yang belum
mengalami menarche dan siswi yang bersedia diteliti.
5. Kriteria ekskulsi : Siswi yang tidak bersedia diteliti
6. Sampling method : Saya mengambil metode penelitian Convinience
sampling karena sebagian siswi ada yang sudah mengalami menarche dan
ada yang tidak bersedia diteliti. Jadi saya mengambil metode ini karena
termasuk dalam ciri insklusi saya
7. Variabel : Independen : Berat badan pada menarche