VEKTOR
DOSEN PENGAMPU
Ir. Mayson, M. T.
VEKTOR
BAB I
PENDAHULUAN
A. TUJUAN
Mengetahui arah kerja suatu gaya (Vektor)
B. PENGERTIAN VEKTOR
Vektor merupakan besaran yang mempunyai nilai dan arah. Contoh dari
besaran ini misalnya perpindahan, kecepatan, percepatan, gaya dan sebagainya
untuk menggambarkan vektor digunakan garis berarah yang bertitik pangkal.
Panjang garis sebagai nilai vektor dan anak panah menunjukkan arahnya. Simbol
vektor menggunakan huruf kapitan yang dicetak tebal (bold) atau miring dengan
tanda panah di atasnya seperti berikut AB ditulis vektor ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗ (Azizi, 2013).
Vektor pada bidang datar mempunyai dua komponen yaitu pada sumbux dan sumbu
y. Khusus untuk vektor yang segaris dengan sumbu x atau y berarti hanya
mempunyai 1 komponen. Komponen vektor adalah vektor yang bekerja menuyusun
suatu vektor hasil (resultan vektor). Oleh karenanya vektor bisa dipindahkan titik
pangkalnya asalkan tidak berubah besar dan arahnya (Azizi, 2013).
Secara eksperimen telah ditemukan bahwa jika dua atau lebih gaya bekerja pada benda
yang sama, percepatan benda adalah sama seperti jika benda dikenai gaya tunggal yang
sama dengan penjumlahan vektor gaya-gaya itu sendiri. Artinya, gaya-gaya dijumlahkan
sebagai vektor-vektor (Wiyanto, 2007).
1. Penjumlahan Vektor dengan metode Jajar Genjang (Pararelogram)
Metode yang digunakan adalah dengan mencari diagonal jajar genjang yang
terbentuk dari 2 vektor dan tidak ada pemindahan titik tangkap vektor.
Untuk vektor segaris, penjumlahannya adalah R = A + B + C + n dst
Untuk penjumlahan vektor yang tidak segaris misalnya seperti gambar di bawah ini
D. PENGURANGAN VEKTOR
BAB II
METODOLOGI
Dalam melakukan praktikum fisika dasar mengenai vektor ini, saya menggunakan
beberapa alat dan bahan, antara lain.
1. Neraca Pegas 3 buah
2. Benang
3. Papan Triplek
4. Paku Payung.
5. Busur Derajat
6.
B. Prosedur Praktikum
Adapun prosedur yang menjadi patokan dalam melakukan praktikum vektor ini sesuai
dengan prosedur yang telah diberikan dalam modul praktikum yang disusun oleh tim
fisika teknik yaitu sebagai berikut.
1. Menyiapkan Alat dan Bahan yang digunakan pada praktikum.
2. Menyiapkan benang dan mengikat membentuk huruf Y seperti gambar berikut.
3. Mengikat neraca pegas pada stiap ujung tali, sehingga membentuk gambar berikut.
4. Menyiapkan papan tripleks, tancapkam paku payung kemudian kaitkan dua neraca
pegas pada paku payung. Tarik neraca pegas ketiga sehingga dua neraca lainnya
membentuk sudut 900 (siku-siku).
F1
F2
F3
5. Menandai titik sambungan benang yang membentuk sudut siku-siku dan titik lain
pada benang penghubung neraca pegas ketiga, kemudiam membuatlah garis seperti
pada gambar berikut.
6. Mencatar yang di tunjukan oleh neraca 1 sebagai F1 dan neraca 2 sebagai F2, juga
mencatat hasil yang di tunjukan oleh neraca 3 sebagai F3
7. Mengukur sudut α yaitu sudut antara vektor F dengan F1.
8. Melakukan percobaan sebanyak 5 kali dengan merubah salah satu paku
payung(merubah-ubah sudut α).
9. Memasukkan data ke dalam tabel.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang saya dapatkan setelah melakukan praktikum vektor ini adalah
sebagai berikut.
1. Vektor dapat di uraikan menjadi dua buah vektor dengan mengalikannya dengan nilai
sinus sudut α yang di bentuk garis kerja vektor itu sendiri.
2. Hasil atau besar nilai vektor uraian tergantung pada nilai sinus sudut α, semakin
besar sudut α maka vektor resultan semakin besar, sebaliknya semakin sudut α maka
nilai resultan vektor semakin kecil juga.
3. Ketidakpastian pengukuran dalam praktikum dapat terjadi karena kesalahan pada
sumber daya manusia, keterbatasan alat dan lain-lain.