Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA TEKNIK

VEKTOR

DOSEN PENGAMPU
Ir. Mayson, M. T.

NAMA : HERNANDO SAPUTRA


NPM : 1800822201091
KELAS : A3 / SM 2
FAKULTAS : TEKNIK
PROGRAN SETUDI : S1 TEKNIK SIPIL

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERITAS BATANG HARI JAMBI
2019

VEKTOR
BAB I
PENDAHULUAN

A. TUJUAN
Mengetahui arah kerja suatu gaya (Vektor)
B. PENGERTIAN VEKTOR
Vektor merupakan besaran yang mempunyai nilai dan arah. Contoh dari
besaran ini misalnya perpindahan, kecepatan, percepatan, gaya dan sebagainya
untuk menggambarkan vektor digunakan garis berarah yang bertitik pangkal.
Panjang garis sebagai nilai vektor dan anak panah menunjukkan arahnya. Simbol
vektor menggunakan huruf kapitan yang dicetak tebal (bold) atau miring dengan

tanda panah di atasnya seperti berikut AB ditulis vektor ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗ (Azizi, 2013).

Vektor pada bidang datar mempunyai dua komponen yaitu pada sumbux dan sumbu
y. Khusus untuk vektor yang segaris dengan sumbu x atau y berarti hanya
mempunyai 1 komponen. Komponen vektor adalah vektor yang bekerja menuyusun
suatu vektor hasil (resultan vektor). Oleh karenanya vektor bisa dipindahkan titik
pangkalnya asalkan tidak berubah besar dan arahnya (Azizi, 2013).

Setiap vektor di uraikan ke dalam komponen vektor yang di inginkan. Penguraian


vektor dilakuka untuk mempermudah penjumlahan dua buah vektor atau lebih.
Pemahaman konsep ini akan sangat bermanfaat untuk lebih mendalami pelajaran
fisika, khususnya
C. PEMJUMLAHAN VEKTOR

Secara eksperimen telah ditemukan bahwa jika dua atau lebih gaya bekerja pada benda
yang sama, percepatan benda adalah sama seperti jika benda dikenai gaya tunggal yang
sama dengan penjumlahan vektor gaya-gaya itu sendiri. Artinya, gaya-gaya dijumlahkan
sebagai vektor-vektor (Wiyanto, 2007).
1. Penjumlahan Vektor dengan metode Jajar Genjang (Pararelogram)
Metode yang digunakan adalah dengan mencari diagonal jajar genjang yang
terbentuk dari 2 vektor dan tidak ada pemindahan titik tangkap vektor.
Untuk vektor segaris, penjumlahannya adalah R = A + B + C + n dst
Untuk penjumlahan vektor yang tidak segaris misalnya seperti gambar di bawah ini

Rumus menghitung resultan vektor dengan sudut tertentu.


√A2+B2+2AB cos α =R.................................(2.1)

2. Penjumlahan Vektor dengan metode Segitiga


Pada metode ini dilakukan pemindahan titik tangka vektor 1 ke ujung vektor yang
lain kemudian menghubungkan titi tangkap atau titik pangkal vektor pertama dengn
titik ujung vektor ke dua. Lihat ilustrasi gambar di bawah ini.
Untuk vektor yang lebih dari 2, sama saja. Lakukan satu demi satu hingga ketemu
resultan akhirnya. Dari gambar di atas, dapat ditarik persamaan berikut.
V=A+B
R=V+C
R = A + B + C........................................(2.2)

D. PENGURANGAN VEKTOR

Pengurangan Vektor pada prinsipnya sama dengan penjumlahan, cuma yang


membedakan adalah ada salah satu vektor yang mempunyai arah yang berlawanan.
Misalnya vektor A bergerak ke arah timur dan B bergerak ke arah barat maka
resultannya
R = A + (-B) = A – B .....................................(2.3)
E. RUMUS CEPET VEKTOR

Dalam mengerjakan vektor, untuk persoalan tertentu, dengan permasalahan seperti


dibawah dapat diselesaikan dengan rumus cepat. Berikut adalah rumus cepat dalam
mengerjakan soal vektor fisika(anonim, 2015).
Jika α = 0o maka R = V1 + V2
Jika α = 90o maka R = √(V12 + V22)
Jika α = 180o maka R = | V1 + V2 | –> nilai mutlak
Jika α = 120o dan V1 = V2 = V maka R = V

BAB II
METODOLOGI

A. Alat dan Bahan

Dalam melakukan praktikum fisika dasar mengenai vektor ini, saya menggunakan
beberapa alat dan bahan, antara lain.
1. Neraca Pegas 3 buah
2. Benang
3. Papan Triplek
4. Paku Payung.
5. Busur Derajat
6.
B. Prosedur Praktikum

Adapun prosedur yang menjadi patokan dalam melakukan praktikum vektor ini sesuai
dengan prosedur yang telah diberikan dalam modul praktikum yang disusun oleh tim
fisika teknik yaitu sebagai berikut.
1. Menyiapkan Alat dan Bahan yang digunakan pada praktikum.
2. Menyiapkan benang dan mengikat membentuk huruf Y seperti gambar berikut.
3. Mengikat neraca pegas pada stiap ujung tali, sehingga membentuk gambar berikut.

4. Menyiapkan papan tripleks, tancapkam paku payung kemudian kaitkan dua neraca
pegas pada paku payung. Tarik neraca pegas ketiga sehingga dua neraca lainnya
membentuk sudut 900 (siku-siku).

F1

F2

F3
5. Menandai titik sambungan benang yang membentuk sudut siku-siku dan titik lain
pada benang penghubung neraca pegas ketiga, kemudiam membuatlah garis seperti
pada gambar berikut.

6. Mencatar yang di tunjukan oleh neraca 1 sebagai F1 dan neraca 2 sebagai F2, juga
mencatat hasil yang di tunjukan oleh neraca 3 sebagai F3
7. Mengukur sudut α yaitu sudut antara vektor F dengan F1.
8. Melakukan percobaan sebanyak 5 kali dengan merubah salah satu paku
payung(merubah-ubah sudut α).
9. Memasukkan data ke dalam tabel.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. DATA HASIL PENGAMATAN


Pengukuran F1 F2 Newton F3 Newton α
Ke- Newton
1 190 190 150
2 0.5 1 0.9 400
3 0.8 1.1 1.4 450

BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang saya dapatkan setelah melakukan praktikum vektor ini adalah
sebagai berikut.
1. Vektor dapat di uraikan menjadi dua buah vektor dengan mengalikannya dengan nilai
sinus sudut α yang di bentuk garis kerja vektor itu sendiri.
2. Hasil atau besar nilai vektor uraian tergantung pada nilai sinus sudut α, semakin
besar sudut α maka vektor resultan semakin besar, sebaliknya semakin sudut α maka
nilai resultan vektor semakin kecil juga.
3. Ketidakpastian pengukuran dalam praktikum dapat terjadi karena kesalahan pada
sumber daya manusia, keterbatasan alat dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai