Diagram RCM
Diagram RCM
TINJAUAN PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Perawatan Bangunan
II.1.1. Pengertian Perawatan Bangunan
Reginal Lee dalam bukunya “Building Maintenance Management”
mendefinisikan kegiatan perawatan sebagai berikut : “Perawatan adalah
suatu kombinasi kegiatan yang dilakukan untuk menjaga suatu benda,
baik itu dengan mengganti elemen atau dengan memperbaikinya, sampai
dicapai kondisi yang layak dipergunakan dan dapat diterima (BS 3811)”
Menurut PERMEN 24/PRT/M/2008, perawatan bangunan gedung
adalah kegiatan menjaga keandalan bangunan gedung beserta sarana dan
prasarananya agar bangunan gedung selalu layak fungsi.
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Reginald Lee tujuan utama dari kegiatan perawatan
adalah sebagai berikut :
1. Untuk memperpanjang masa layan bangunan.
2. Untuk menjamin ketersediaan perlengkapan yang ada dan mendapat
keuntungan investasi yang maksimum.
3. Untuk menjamin kesiapan operasional peralatan dalam menghadapi
keadaan darurat atau bencana.
4. Untuk menjamin keselamatan, keamanan dan kenyamanan pengguna.
5. Menghindari kerugian yang lebih besar dan gangguan kenyamanan
pengguna akibat kerusakan bangunan ataupun kerusakan fungsi
komponen bangunan.
TINJAUAN PUSTAKA
adalah untuk mengetahui fungsi fasilitas atau alat, dalam hal ini meliputi
bagian property bangunan secara keseluruhan. Dengan didasari keandalan
dan ketersediaan pada biaya terendah. RCM memerlukan keputusan
perawatan berdasarkan persyaratan perawatan yang didukung oleh
pembenaran teknis dan ekonomi. Dengan dipahaminya kinerja secara
keseluruhan, maka ada banyak jalan, atau proses, yang mengarah ke
tujuan akhir dari setiap targetan akhir perawatan. Hal ini terutama berlaku
untuk RCM mana konsekuensi kegagalan dapat bervariasi secara dramatis.
TINJAUAN PUSTAKA
bertujuan untuk mempertahankan keutuhan fisik rencana dasar dan untuk
meminimalkan biaya perawatan korektif.
TINJAUAN PUSTAKA
Arsitektur Struktural Mekanikal dan Elektrikal
Gambar 2.2. Perawatan elemen – elemen bangunan
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
pada setiap kelompok usia tertentu setelah masa tertentu
operasi).
d. RCM mengakui keterbatasan desain : Tujuanya adalah untuk
mempertahankan keandalan dengan mempertimbangkan desain
dasar peralatan, mengakui bahwa kehandalan tergantung juga
pada desain awal.
e. RCM mempertimbangkan factor safety dan ekonomis: Safety
harus dipastikan pada semua pekerjaan. Setelah itu, efektivitas
biaya menjadi kriteria selanjutnya.
f. RCM mendefinisikan kegagalan sebagai kondisi merugikan
Kegagalan atau bahkan kehilangan fungsi (operasi berhenti)
atau kehilangan kualitas yang dapat diterima (jika terus
dioperasikan)
g. RCM menggunakan pohon logika untuk tugas perawatan :
menyediakan pendekatan yang konsisten untuk perawatan
semua jenis peralatan.
h. Kesesuaian rencana dengan eksekusi : Tugas harus sesuai
dengan modus kegagalan yang terjadi dengan
mempertimbangkan karakteristik modus kegagalan.
i. Eksekusi perawatan efektif : Perawatan harus mengurangi
kemungkinan kegagalan peralatan dan kegagalan biaya.
TINJAUAN PUSTAKA
Run-to-fail?
TINJAUAN PUSTAKA
Dilihat dari lamanya waktu, tahap operasi dan perawatan adalah
yang paling lama yaitu selama umur bangunan ( untuk gedung dapat
mencapai 50 tahun). Setiap tahapan pada proses gedung saling berkaitan,
efisiensi pada tahap operasi dan perawatan sangat tergantung pada kualitas
perencanaan dan pembangunan (masa konstruksi). Sikap yang perlu selalu
diingat bagi perencana, pelaksana dan pengawas adalah kemudahan
operasi (aktivitas pengguna gedung) dan perawatan yang ekonomis.
Walaupun pada akhir pelaksanaan pembangunan gedung ada masa
perawatan yaitu untuk menjamin bahwa semua komponen gedung
berfungsi dengan baik, namun masih belum cukup ada kesinambungan
yang memadai ke tahap operasional. Sebaiknya pada saat selesai dibangun
dan diseerah terimakan ke pemilik gedung dokumen serahterima
ditambahkan petunjuk perawatan (maintenance manual).
Proses perawatan dan perbaikan gedung meliputi pengumpulan
item pekerjaan perawatan dan perbaikan yang akan dilakukan, proses
perawatan dan perbaikan dan administrasi dokumentasi pekerjaan yang
telah dilaksanakan. Menurut Reginal Lee proses perawatan dan perbaikan
secara menyeluruh.
Kegagalan adalah terhentinya fungsi atau kinerja. RCM meneliti
kegagalan di beberapa tingkat: tingkat sistem, sub-sistem, tingkat
komponen, dan bahkan tingkat bagian (pendukung). Tujuan dari
organisasi perawatan efektif adalah untuk menyediakan kinerja yang
diperlukan oleh sistem pada biaya terendah.Ini berarti bahwa pendekatan
perawatan yang harus didasarkan pada pemahaman yang jelas tentang
kegagalan di setiap tingkatan sistem. Komponen sistem dapat rusak atau
bahkan gagal dan masih tidak menyebabkan kegagalan (contoh sederhana
adalah kerusakan pada lampu. Komponen tersebut mengalami kegagalan
namun tidak mengganggu kinerja sistem bangunan keseluruhan).
Sebaliknya, gabungan beberapa komponen yang rusak dapat menyebabkan
sistem gagal secara keseluruhan.
TINJAUAN PUSTAKA
2.4.1 Pengertian Sistem dan Batasan
Sistem adalah gabungan yang terdiri dari sub sistem, komponen,
dan peralatan yang mendukung kebutuhan operasional. Persyaratan
operasional ini ditentukan oleh peraturan lingkungan, kesehatan,
keselamatan, peraturan kualitas, atau lainnya yang ditetapkan oleh NASA
sebagai persyaratan.Dalam penelitian ini disesuaikan dengan persyaratan
yang berlaku di Indonesia. Terlalu banyak sistem dapat dibagi menjadi
beberapa subsistem dengan batas-batas yang ditetapkan oleh pihak
pengguna RCM.
2.4.2 Fungsi dan Kegagalan
Fungsi peralatan mendefinisikan kinerja peralatan tersebut yang
dapat memiliki banyak elemen.Elemen meliputi properti fisik, kinerja
operasi termasuk toleransi, output, dan waktu persyaratan.Seperti waktu
operasi atau keterbatasan yang kadang diperlukan.
Kegagalan fungsi adalah deskripsi dari berbagai cara di mana
sebuah sistem atau subsistem yang gagal untuk memenuhi persyaratan
fungsional yang telah dirancang ke dalam peralatan. Sebuah sistem atau
subsistem yang beroperasi dalam keadaan rusak tetapi tidak
mempengaruhi salah satu persyaratan berarti belum mengalami kegagalan
secara fungsional.
TINJAUAN PUSTAKA
2.4.4 Integrasi Perawatan terjadwal dan tak terjadwal (Schedule
dan Contingency)
Perawatan setiap gedung selalu ada dua jenis pekerjaan perawatan
yaitu :
1. Perawatan yang pelaksanaannya dapat ditunda sehingga akan
dilaksanakan sesuai jadwal (schedule) yang dibuat terlebih dahulu.
2. Perawatan terhadap kerusakan yang tiba-tiba terjadi (contingency) dan
harus segera diperbaiki karena apabila tidak akan menyebabkan
kerusakan lebih parah, gangguan pengguna gedung, operasi atau
kegiatan pengguna gedung berhenti dan lain-lain.
TINJAUAN PUSTAKA
Schedule Contingency
Longterm Program User Request
Up-Date
Annual Inspection NO
Preview
NO
Contingency
Budget Necy
Allowance
YES
NO
YES
YES
Prepare Contract
Weekly Program Urgent
Document
Tendering
Daily Program Emergency
Procedure
TINJAUAN PUSTAKA
ditentukan proses pengadaan jasa sesuai aturan yang berlaku dan disiapkan
dokumen kontraknya. Contoh pekerjaan seperti pengecatan dinding,
perkerasan jalan dengan paving blok dan lain-lain.
Perawatan yang bersifat contingency pada umumnya diterima dari
laporan penghuni atau pengguna ruang karena adanya kerusakan yang
menggnggu aktifitasnya. Kerusakan ini langsung disurvey, ditentukan
metoda perbaikannya dan bila perlu langsung diperbaiki atau perbaikan
hanya bisa ditunda sementara waktu. Bila ditunda sementara waktu harus
dilakukan pengamanan terhadap gangguan kerusakan dan dijelaskan ke
pengguna ruang. Untuk perbaikan kerusakan yang segera ditangani ini
umumnya dibutuhkan dana taktis (dana yang dapat dipergunakan dengan
segera). Perawatan contingency ini pada umumnya terjadi pada kerusakan
utilitas gedung, atau kerusakan pada bagian atau ruangan penting seperti
kerusakan pintu atau jendela ruang keuangan atau ruang yang berisi
dokumen- dokumen penting.
II.5. Tujuan RCM
II.5.1. Tujuan RCM
Tujuan RCM adalah untuk mengidentifikasi setiap sistem dan
peralatan pada bangunan dari mode kegagalan dan konsekuensinya juga
menentukan teknik perawatan yang paling hemat biaya dan berlaku untuk
meminimalkan risiko serta dampak dari kegagalan. Hal ini memungkinkan
fungsi sistem dan peralatan harus dijaga dengan cara yang paling
ekonomis. Tujuan RCM seperti yang dinyatakan oleh Nowlan adalah:
a. Untuk memastikan realisasi tingkat keamanan dan kehandalan
peralatan.
b. Untuk mengembalikan peralatan ke tingkat awal ketika kerusakan
terjadi.
c. Untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dalam perbaikan
desain.
d. Untuk mencapai tujuan minimalisasi biaya, termasuk biaya
perawatan, dan konsekuensi ekonomi dari kegagalan operasional.
Wildan Muadz Effendi 18
091144027 / TPPG 2009
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam perencanaan kapasitas perawatan, hal yang utama adalah
menentukan kombinasi optimal dari keahlian dan perlengkapan dari
sumber daya yang tersedia pada organisasi perawatan. Kombinasi terbaik
menggunakan sumber daya tersebut ditentukan dengan ukuran biaya dan
ketersediannya. Keahlian yang beragam akan memberikan perencana
pilihan dan alternative yang lebih baik dalam mengoptimalkan kapasitas
perawatan. Pekerja dengan keahlian beragam akan dapat digunakan pada
lebih dari satu jenis pekerjaan perawatan. Pekerja dengan keahlian
beragam akan dapat digunakan pada lebih dari satu jenis pekerjaan.
II.5.2. Keuntungan Serta Manfaat Metode RCM
Suatu perusahaan atau pengelola bangunan secara umum
menganggap perawatan sebagai fungsi tidak langsung dari biaya overhead.
Kebanyakan dari mereka juga memiliki kebijakan khusus yang mengatur
biaya operasi tidak langsung, dimana perawatan merupakan salah satu
bagiannya.
Keuntungan dari aplikasi metode RCM diantaranya adalah
sebagai berikut :
a. Safety : Memberi manfaat yang terintegrasi pada keamanan.
b. Costs : Minimalisasi biaya perawatan.
c. Keandalan Property / Reliability : Menjaga peralatan dari
kegagalan dengan mempertahankan keandalan.
d. Penjadawalan : Perawatan yang lebih terarahkan berbasis
penjadwalan.
e. Efisiensi dan Produktivitas : Meningkatkan dan menjaga peralatan
dari kegagalan serta menjaga produktifitas.
TINJAUAN PUSTAKA
Penentuan biaya awal yang ditetapkan untuk perawatan sangat
mempengaruhi biaya siklus hidup secara keseluruhan.
Construction
Commisionin
g Maintenance
& Operation
TINJAUAN PUSTAKA
Hal-hal yang dipaparkan di atas adalah syarat pertimbangan yang
harus dapat dipenuhi agar RCM dapat terlaksana sesuai RCM GUIDE
2000.
TINJAUAN PUSTAKA
LCC (life cycle cost) = Ic + (Mc + Ec + Cc + Oc) + (Vc) – Rv
Dimana :
Ic = Initial cost
Mc = Maintenance cost
Ec = Energy cost
Cc = Cleaning cost
Oc = Overhead and management cost
Vc = Utilization cost
Rv = Resale value
Gambar 2.7 di bawah memperlihatkan biaya Life Cycle dan
perkiraan persentase item-item angaran pendapatan dari initial cost.
Persentase berdasarkan analisa biaya Life Cycle suatu gedung kantor
dimana pendapatan sekitar 10 % dari initial cost.
Life Cycle
Cost (LCC)
CAPITAL REVENUE
Overhead and
Maintenance Cleaning
Land Fees Building Energy (2%) Management
(1.5%) (1.5%)
(5%)
New Refurbishment
TINJAUAN PUSTAKA
II.5.6. Analisa Faktor Bunga (Discount Factor)
II.5.6.1. Notasi
Notasi yang digunakan dalam penulisan rumus – rumus
perhitungan bunga antara lain :
i = tingkat suku bunga per periode bunga
n = banyaknya periode bunga
P = jumlah/nilai uang saat ini; suatu nilai yang ekuivalen dari
satu atau lebih arus kas pada suatu titik acuan waktu yang disebut
dengan sekarang/saat ini
F = nilai uang di masa depan; suatu nilai yang ekuivalen dari
satu atau lebih arus kas pada suatu titik acuan waktu yang disebut
sebagai masa depan.
TINJAUAN PUSTAKA
II.5.7. Inspeksi Lapangan
Inspeksi lapangan adalah suatu proses pemeriksaan secara
visualisasi yang dilakukan dengan cara mencatat (inventarisasi) terhadap
kondisi struktur, arsitektur, mekanikal dan elektrikal yang menjadi
tinjauan termasuk seluruh kerusakan yang terjadi di lapangan disertai
dukungan informasi, gambar-gambar, dokumen-dokumen lainnya yang
didapat selama pengamatan, sehingga semua data yang diperlukan dapat
mendukung seluruh komponen elemen-elemen bangunan nantinya.
II.5.7.1. Inspeksi Struktur
Inspeksi struktur dilakukan untuk mengetahui kualitas dan
kapasitas struktur sebagai bahan evaluasi terhadap perencanaan. Metode
inspeksi yang dilakukan adalah non destructive test method yang meliputi
uji pemeriksaan mutu beton menggunakan alat hammer test dan
pembacaan dimensi serta posisi tulangan menggunakan alat profometer.
II.5.7.2. Inspeksi Arsitektur
Inspeksi pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui jenis
kerusakan yang terjadi yang mungkin akan sangat bervariasi. Begitupun
pada inspeksi komponen arsitektural bertujuan untuk mengetahui jenis
kerusakan yang mencakup penyebab dan klasifikasi kerusakan nya yang
akan mempengaruhi tipe perbaikan nya.
II.5.7.3. Inspeksi Mekanikal dan Elektrikal
Jaringan instalasi mekanikal dan elektrikal memegang peranan
penting pada kenyamanan maupun keamanan bangunan, apalagi pada
bangunan rumah sakit. Kelalaian terhadap perawatan dan perawatan akan
berakibat fatal pada masa mendatang.
Untuk itulah inspeksi terhadap mekanikal dan elektrikal
dibutuhkan untuk menjaga performa alat maupun komponen demi
tercapainya kenyamanan pengguna bangunan.