Anda di halaman 1dari 28

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan reproduksi merupakan suatu keadaan sejahtera fisik, mental, dan
sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua
hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi serta fungsi-fungsinya dan prosesnya.
Kesehatan reproduksi pada wanita tidak terlepas pada kesehatan organ intimnya.
Tentu kita perlu sadari bahwa menjaga kesehatan reproduksi sangat penting. Salah satu
hal yang dapat kita lakukan adalah menjaga kebersihan atau higienitas, terutama pada
daerah sekitar vagina. Dalam vagina terdapat mikroorganisme (flora normal) yang bila
tidak di jaga dapat terganggu keseimbangan. Bila hal ini terjadi maka akan timbul
gangguan dan keluhan pada daerah tersebut, salah satu gejala adanya gangguan adalah
melalui timbulnya keputihan.
Keputihan merupakan istilah lazim digunakan oleh masyarakat untuk menyebut
penyakit kandidiasis vaginal yang terjadi pada daerah kewanitaan. Penyakit keputihan
merupakan masalah kesehatan yang spesifik pada wanita. Sebanyak 505 pelajar putri di
sekolah menengah dan perguruan tinggi pernah mengalami keputihan ketika berusia
kurang dari 25 tahun.
Keputihan bisa dikategorikan normal yaitu berkaitan dengan siklus menstruasi,
yang terjadi menjelang ataupun setelah menstruasi atau bisa juga keluar saat kita
sedangmengalami stress atau kelelahan.
Tetapi ada juga jenis keputihan akibat suatu gangguan seperti infeksi parasit,
bakteri, jamur atau virus pada vagina. Biasanya keputihan jenis ini bisa bervariasi dalam
warna, berbau, dan disertai keluhan seperti gatal, nyeri atau terbakar di sekitar vagina.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengambil judul
mengenai “Asuhan Kebidanan Pada Remaja T Umur 14 Tahun dengan Masalah
Keputihan di Klinik Bidan Sumiriani”

1
B. Tujuan
B.1 Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan komprehensif pada Remaja T umur 14 tahun
dengan masalah keputihan di Klinik Bidan Sumiriani. Atas dengan pendekatan
manajemen kebidanan dan di dokumentasikan dalam bentuk SOAP.

B.2 Tujuan Khusus


1. Untuk mengetahui secara umum tentang kesehatan reproduksi dan mengetahui
pencegahan yang baik untuk menjaga dari berbagai infeksi penyakit seperti
keputihan
2. Untuk mengetahui asuhan kebidanan pada Remaja T umur 14 tahun dengan
masalah keputihan di Klinik Pratama Jannah dengan manajemen kebidanan dan
pendokumentasian SOAP.

C. Ruang Lingkup
1. Lokasi dan Waktu :
Lokasi yang dilakukan oleh penulis dalam pembuatan Laporan Komprehensif ini
adalah di Klinik Bidan Sumiriani, sedangkan waktu dan penyusunan Laporan
Komprehensif di mulai bulan Desember 2019 – Januari 2020.
2. Subjek Laporan Kasus :
Subjek yang diambil untuk penyusun Laporan Komprehensif ini adalah Remaja
T umur 14 Tahun.
3. Teknik/Cara Pengumpulan Data :
Penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara tekhnik wawancara
dan observasi
a. Wawancara
Teknik ini dilakukan melalui auto anamnesis dan allow anamnesis dengan
pasien, keluarga dan kesehatan lainnya dilibatkan untuk memperoleh data

2
yang berhubungan dengan permasalahan pasien yang akan dijadikan sebagai
bahan laporan,sehingga diperoleh data yang akurat.
b. Observasi
Melaksanakan observasi langsung pada pasien dengan melakukan
pemeriksaan fisik
c. Studi Kepustakaan
Membaca dan mempelajari buku-buku sumber, makalah ataupun jurnal yang
dapat dijadikan dasar teoritis yang berhubungan dengan kasus yang diambil.
Studi kepustakaan dalam tugas ini diambil dari buku-buku sumber dan jurnal

D. Manfaat
1. Bagi Tenaga Kesehatan (Klinik)
Menjadikan bahan evaluasi bagi tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan
dalam memberikan pendidikan kesehatan tentang keputihan pada remaja.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil laporan komprehensif ini dapat digunakan sebagai bahan kepustakaan
untuk menambah pengetahuan khususnya untuk program study Profesi
Kebidanan di Poltekkes Kemenkes Medan.
3. Bagi Penulis
Hasil laporan komprehensif ini untuk menambah wawasan dan pengetahuan,
dan bertanggung jawab dalam mengambil kasus, tindakan, memberikan pelajaran
tersendiri dalam mengasah kemandirian ketika menyikapi pasien, mampu belajar
menyakini seseorang ketika memberi penjelasan yang berkaitan dengan asuhan
kebidanan pada remaja.

3
BAB II
TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN

A. Kajian Masalah Kasus


A.1 Keputihan
A.1.1 Pengertian Keputihan
Keputihan merupakan sekresi vaginal abnormal pada wanita. Keputihan yang
disebabkan infeksi biasanya disertai dengan rasa gatal di dalam vagina dan di sekitar
bibir vagina bagian luar. Jika di biarkan dan tidak ditangani sedini mungkin infeksi ini
dapat menjalar dan menimbulkan peradangan ke saluran kencing, sehingga
menimbulkan rasa pedih saat si penderita buang air kecil.
Keputihan dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu keputihan yang normal dan
keputihan yang abnormal. Keputihan normal dapat terjadi pada masa menjelang dan
sesudah menstruasi, pada sekitar fase sekresi antara hari ke 10-16 menstruasi dan juga
melalui rangsangan seksual. sedangkan keputihan abnormal dapat terjadi pada semua
infeksi alat kelamin (infeksi bibir kemaluan, liang senggama, mulut rahim, dan jaringan
penyangga juga penyakit karena hubungan kelamin).

A.1.2 Gejala dan Tanda Keputihan


Pada keputihan normal gejala dan tandanya sebagian besar berkaitan dengan
siklus menstruasi. Biasanya berupa cairan lengket berwarna putih kekuningan atau putih
kelabu dari saluran vagina. Cairan ini dapat encer ataupun kental dan biasanya pada
keputihan yang normal tidak disertai gatal serta akan menghilang dengan sendirinya.
Sedangkan pada keputihan abnormal gejala dan tandanya biasanya bisa
bervariasi dalam warna, berbau dan disertai keluhan seperti gatal, nyeri atau rasa
terbakar disekitar vagina. Infeksi ini dapat menjalar dan menimbulkan peradangan pada
saluran kencing.

4
Keputihan juga dapat dialami oleh wanita yang terlalu lelah atau yang daya tahan
tubuhnya lemah. Sebagian besar cairan tersebut berasal dari leher rahim, walaupun ada
yang berasal dari vagina yang terinfeksi atau alat kelamin luar.

A.1.3 Penyebab Keputihan


Gangguan yang dapat menimbulkan masalah yaitu:
1. Candidosis
adalah penyebab paling umum pada gatal-gatal pada vagina. Jamur menyerang
sel pada saluran vagina dan sel-sel kulit vulva. Pada beberapa wanita, jamur masuk ke
lapisan sel yang lebih dalam dan beristirahat di sana sampai diaktifkan kembali karena
satu alasan. Sel-sel yang terinfeksi yidak terlalu parah gugur ke dalam vagina sehingga
menyebabkan keputihan. Candida masuk ke vagina dari infeksi jamur pada jalur khusus
tetapi mungkin menyebar oleh hubungan seks kelamin. Candida tumbuh lebih cepat jika
lingkungan mengandung glukosa dan lebih umum terjadi dalam kehamilan atau pada
wanita penderita diabetes. Namun tidak tertutup kemungkinan dapat terjadi pada wanita
lain.

2. Trichomoniasis
Cairannya banyak, kental, berbuih seperti sabun, bau, gatal, vulva kemerahan,
nyeri bila ditekan atau perih saat buang air kecil.
Infeksi vagina terjadi ketika organisme hidup sangat kecil (disebut trichomonad)
masuk ke dalam vagina, biasanya setelah hubungan kelamin dengan pria yang terinfeksi.
Trichomonas menginfeksi sekitar 1 dalam 10 wanita. Organism ini seukuran dengan sel
darah putih dan mempunyai “bulu getar” serta sebuah ekoryang sangat kuat. Pada
kebanyakan wanita jamur ini hidup dalam saluran vagina yang seperti beledu dan tidak
mennimbbulkan gejala. Pada kebanyakan pria hidupnya dalam saluran kencing di penis.
Tetapi pada beberapa wanita karena sejumlahalasan yang tidak diketahui, ini
menyebabkan gatal-gatal di vagina dan vulva yang cukup parah.

5
3. Bacterial Vaginosis
Infeksi oleh Gardnerella yang berinteraksi dengan baksil anaerobic yang
biasanya terdapat di vagina. Keputihan itu encer, mempunyai bau amis yang tajam, dan
berwarna abu-abu kotor. Ini disebut “amine vaginosis” karena amine diproduksi dan
menghasilkan bau amis.

4. Virus HPV (Human Papiloma Virus) dan Herpes Simpleks


Sering ditandai dengan kondiloma akumminato atau tumbuh seperti jengger
ayam, cairan berbau tanpa disertai rasa gatal.

Biasanya keputihan dapat terjadi pada:


a Wanita usia subur
b Wanita yang sedang hamil
c Wanita dengan berat badan yang berlebih
d Wanita yang terkena penyakitkencing manis
e Wanita yang mengidap penyakit kelainan kelamin
f Para pengguna obat KB dan obat-obatan tertentu
g Sering berbusana dengan busana sangat ketat
h Sering memakai atau menggunakan obat pembilas vagina (kimia)

A.1.4 Pencegahan Dan Penanganannya


Keputihan dapat dicegah dengan:
a Selalu cuci daerah keperempuanan dengan air bersih setelah buang air, jangan
hanya menyekanya dengan tisu.
b Jaga daerah keperempuanan tetap kering
c Hindari betukar celana dalam dengan teman atau saudara
d Potonglah secara berkala bulu disekitar kemaluan

6
e Dalam kasus keputihan, pencegahan bisa dilakukan dengan berbagai cara seperti
menggunakan alat pelindung (kondom), pemakaian obat atau cara profilaksis
(pemakaian obat antibiotika disertai dengan pengobatan terhadap jasad renik
penyebab penyakit), dan melakukan pemeriksaan dini

Penanganan yang dapat dilakukan adalah:


a Melakukan pemeriksaan dengan alat tertentu untuk mendapatkan gambaran alat
kelamin yang lebih baik, seperti melakukan pemeriksaan kolposkopi yang berupa
alat optik untuk memperbesar gambaran leher rahim, liang senggama dan bibir
kemaluan.
b Merencanakan pengobatan setelah melihat kelainan yang ditemukan.
c Beberapa cara dapat dilakukan, yaitu sebagai penawar saja, obat pemusnah atau
pemungkas, dan melakukan penghancuran lokal pada kutil leher rahim, liang
senggama, bibir kemaluan, atau melakukan pembedahan.
d Obat-obat penawar misalnya Betadine vaginal kit, Intima, Dettol, yang sekadar
membersihkan cairan keputihan dari liang senggama, tapi tidak membunuh
kuman penyebabnya. Selain itu dapat dilakukan penyinaran dengan radioaktif
atau penyuntikan sitostatika. Sedangkan obat pemusnah misalnya vaksinasi,
tetrasiklin, penisilin, thiamfenikol, doksisiklin, eritromisin , flukonazole,
metronidazole, nystatin dsb. Karena itu, lebih baik mencegah ketimbang
mengobati.
e Seringkali wanita merasa mampu mengenali sendiri bahwa sedang menderita
keputihan tanpa merasa perlu memeriksakan diri ke dokter untuk memperoleh
pemeriksaan secara lebih detail, namun langsung diobati sendiri dengan obat –
obat keputihan yang dijual bebas. Pada kasus ini, tindakan tersebut cukup
berisiko, karena apabila kurang tepat dalam pengenalan penyakitnya dapat
menyebabkan kurang tepat pula obat yang dipilih, sehingga selain efektivitas
terapi tidak tercapai juga akan berisiko pada munculnya resistensi sehingga
jamur semakin kebal dengan obat.

7
B. Kajian Teori
B.1 Konsep Remaja

Secara etimologi, remaja berarti “tumbuh menjadi dewasa”. Definisi remaja

(adolescence) menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) adalah periode usia antara 10

sampai 19 tahun, sedangkan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menyebut kaum muda

(youth) untuk usia antara 15 sampai 24 tahun. Sementara itu, menurut The Health

Resources and Services Administrations Guidelines Amerika Serikat, rentang usia

remaja adalah 11-21 tahun dan terbagi menjadi tiga tahap, yaitu remaja awal (11-14

tahun); remaja menengah (15-17 tahun); dan remaja akhir (18-21 tahun). Definisi ini

kemudian disatukan dalam terminologi kaum muda (young people) yang mencakup usia

10-24 tahun.

Definisi remaja sendiri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu:

1. Secara kronologis, remaja adalah individu yang berusia antara 11-12 tahun sampai

20-21 tahun.

2. Secara fisik, remaja ditandai oleh ciri perubahan pada penampilan fisik dan fungsi

fisiologis, terutama yang terkait dengan kelenjar seksual;

3. Secara psikologis, remaja merupakan masa dimana individu mengalami perubahan-

perubahan dalam aspek kognitif, emosi, sosial, dan moral, diantara masa anak-anak

menuju masa dewasa.

8
B.1.1 Menstruasi, Keputihan dan Masturbasi

B.1.2 Menstruasi

A. Pengertian Menstruasi

Menstruasi/haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi

secara berkala dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Pada masnuia hal ini biasanya

terjadi setiap bulan antara usia pubertas dan monopause.

B. Fisiologi Menstruasi

1. Fase menstruasi

Pada fase ini, endometrium terlepas dari dinding uterus dengan disertai

pendarahan dan lapisan yang masih utuh hanya stratum basale. Rata-rata fase ini

berlangsung selama lima hari (rentang 3-6 hari). Pada awal fase menstruasi kadar

estrogen, progesteron, LH (Lutenizing Hormon) menurun atau pada kadar terendahnya

selama siklus dan kadar FSH (Folikel Stimulating Hormon) baru mulai meningkat.

2. Fase proliferasi

Fase proliferasi merupakan periode pertumbuhan cepat yang berlangsung sejak

sekitar hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus haid, misalnya hari ke-10 siklus 24 hari,

hari ke-15 siklus 28 hari, hari ke-18 siklus 32 hari. Permukaan endometrium secara

lengkap kembali normal sekitar empat hari atau menjelang perdarahan berhenti. Dalam

fase ini endometrium tumbuh menjadi setebal ± 3,5 mm atau sekitar 8-10 kali lipat dari

semula, yang akan berakhir saat ovulasi. Fase proliferasi tergantung pada stimulasi

estrogen yang berasal dari folikel ovarium.

9
3. Fase sekresi/luteal

Fase sekresi berlangsung sejak hari ovulasi sampai sekitar tiga hari sebelum

periode menstruasi berikutnya.Pada akhir fase sekresi, endometrium sekretorius yang

matang dengan sempurna mencapai ketebalan seperti beludru yang tebal dan

halus.Endometrium menjadi kaya dengan darah dan sekresi kelenjar.

4. Fase iskemi/premenstrual

Implantasi atau nidasi ovum yang dibuahi terjadi sekitar 7 sampai 10 hari setelah

ovulasi.Apabila tidak terjadi pembuahan dan implantasi, korpus luteum yang mensekresi

estrogen dan progesteron menyusut. Seiring penyusutan kadar estrogen dan progesteron

yang cepat, arteri spiral menjadi spasme, sehingga suplai darah ke endometrium

fungsional terhenti dan terjadi nekrosis. Lapisan fungsional terpisah dari lapisan basal

dan perdarahan menstruasi dimulai.

C. Faktor Yang Mempengaruhi Menstruasi

Menurut Praworohardjo (1999), ada beberapa faktor yang memegang peranan

dalam siklus menstruasi antara lain:

1. Faktor hormon

Hormon-hormon yang mempengaruhi terjadinya haid pada seorang wanita yaitu:

1. FSH (Follicle Stimulating Hormone) yang dikeluarkan oleh Hipofise

2. Estrogen yang dihasilkan oleh ovarium

3. LH (Luteinizing Hormone) dihasilkan oleh Hipofise

4. Progesteron dihasilkan oleh ovarium

10
2. Faktor Enzim

Dalam fase proliferasi estrogen mempengaruhi tersimpannya enzim-enzim

hidrolitik dalam endometrium, serta merangsang pembentukan glikogen dan asam-asam

mukopolisakarida. Zat-zat yang terakhir ini ikut berperan dalam pembangunan

endometrium, khususnya dengan pembentukan stroma di bagian bawahnya. Pada

pertengahan fase luteal sintesis mukopolisakarida terhenti, yang berakibat mempertinggi

permeabilitas pembuluh-pembuluh darah yang sudah berkembang sejak permulaan fase

proliferasi. Dengan demikian lebih banyak zat-zat makanan mengalir ke stroma

endometrium sebagai persiapan untuk implantasi ovum apabila terjadi kehamilan. Jika

kehamilan tidak terjadi, maka dengan menurunnya kadar progesterone, enzim-enzim

hidrolitik dilepaskan, karena itu timbul gangguan dalam metabolisme endometrium yang

mengakibatkan regresi endomentrium dan perdarahan.

3. Faktor vaskuler

Mulai fase proliferasi terjadi pembentukan sistem vaskularisasi dalam lapisan

fungsional endometrium. Pada pertumbuhan endometrium ikut tumbuh pula arteri-arteri,

vena-vena. Dengan regresi endometrium timbul statis dalam vena serta saluran-saluran

yang menghubungkannya dengan arteri, dan akhirnya terjadi nekrosis dan perdarahan

dengan pembentukan hematom baik dari arteri maupun dari vena.

11
4. Faktor prostaglandin

Endometrium mengandung banyak prostaglandin E2 dan F2. dengan desintegrasi

endometrium, prostaglandin terlepas dan menyebabkan berkontraksinya miometrium

sebagai suatu faktor untuk membatasi perdarahan pada haid.

D. Siklus Menstruasi

Permulaan sikluas menstruasi ditandai dengan luruhnya lapisan fungsional

stratum endometrium hingga lapisan dasar stratum; periode ini disebut dengan

menstruasi atau haid.Kelenjar hipofisis melepaskan FSH, yang mengawali pertumbuhan

folikel di ovarium dan pelepasan hormon (khususnya estrogen), dari ovarium.Lapisan

uterus mulai tumbuh kemabli.Sekitar pertengahan siklus (hari ke-14), folikel ruptur

karena pengaruh LH dari kelenjar hipofisis.Sekitar periode ini, beberapa wanita dapat

mengalami berbagai tingkatan nyeri abdomen, yang dikenal dengan Mengalami berbagai

tingkatan nyeri abdomen, yang dikenal dengan mittelschmerz dan kondisi ini dapat

menandakan berlangsungnya ovulasi dan aktivitas tuba fallopi. Selain itu, suhu basal

tubuh dapat sedikit menurun, yang diikuti dengan peningkatan stabil hingga akhir siklus.

Progesteron dilepaskan dari korpus luteum, yang selanjutnya membentuk lapisan uterus.

Apabila tidak terjadi kehamilan, lapisan uterus meluruh dari sekitar hari ke-28 siklus

menstruasi.perubahan lainnya yang terjadi pada tubuh meliputi perrubahan payudara dan

lebdir serviks. Pada paruh pertama siklus, lendir serviks kental dan “tidak ramah” bagi

sprema (lendir spinnbaskiet). Setelah ovulasi, lendir tersebut menjadi encer dan lebih

sesuai bagi sperma (lendir ferning).

12
Apabila terjadi fertilisasi ovum, korpus luteum terstimulasi oleh hormon yang

dihasilkan oleh embrio yang tumbuh guna melepaskan hormon yang mempertahankan

lapisan uterus dan memelihara kehamilan, serta menekan ovulasi sampai terbentuk

cukup plasenta untuk mengambil alih fungsi tersebut. Saat proses ini terjadi, korpus

luteum berubah menjadi korpus albikans

E. Gangguan Menstruasi

Gangguan kesehatan atau ketidakseimbangan hormon indung telur

seringmenimbulkan masalah menstruasi (Indarti, 2004).Beberapa gangguan menstruasi

(Aryani, 2010) yaitu:

1. Konseptual Disfungsi Menstruasi

Konsep menstruasi secara umum adalah terjadinya gangguan dari pola

perdarahan menstruasi seperti menorraghia (perdarahan yang banyak dan lama),

oligomenorrhea (menstruasi yang jarang), polymenorrhea (menstruasi yang sering) dan

amenorrhea (tidak haid sama sekali). Disfungsi menstruasi ini berdasarkan fungsi dari

ovarium yang berhubungan dengan anovulasi dan gangguan fase luteal.Disfungsi

ovarium tersebut dapat menyebabkan gangguan pola menstruasi. Lamanya menstruasi

dapat dipengaruhi oleh keadaan dysmenorhea atau gejala lain seperti sindrom

premenstruasi. Gangguan perdarahan menstruasi dapat menimbulkan risiko patologis

apabila dihubungkan dengan banyaknya kehilangan darah, mengganggu aktivitas sehari-

hari, adanya indikasi, dan tanda-tanda kanker.

13
1. Gangguan Lamanya Siklus Menstruasi

Amenorrhea adalah tidak adanya menstruasi dengan kategori amenorrhea primer

jika pada wanita diusia 16 tahun belum mengalami menstruasi, sedangkan amenorrhea

sekunder adalah yang terjadi setelah menstruasi.Secara klinis, kriteria amenorrhea

adalah tidak adanya menstruasi selama enam bulan atau selama tiga kali tidak

menstruasi sepanjang siklus menstruasi sebelumnya.Berdasarkan penelitian, kategori

amenorrhea adalah apabila tidak ada menstruasi dalam rentang waktu 90 hari.

Amenorrhea seringterjadi pada wanita yang sedang menyusui, tergantung frekuensi

menyusui dan status nutrisi dari wanita tersebut.

Oligomenorrhea adalah tidak adanya menstruasi untuk jarak interval yang

pendek atau tidak normalnya jarak waktunya yaitu jarak siklus menstruasi 35-90 hari.

Polymenorrhea adalah sering menstruasi yaitu jarak siklus menstruasi yang pendek

kurang dari 21 hari.Defek pada fase luteal adalah tidak adekuatnya sekresi atau kerja

dari hormon progesteron sehingga mengganggu proses siklus menstruasi di

endometrium. Defek pada fase luteal ini sering ditemukan pada wanita yang mengalami

infertilitas dan abortus spontan yang berulang.

2. Faktor Resiko

Penelitian mengenal faktor resiko dari variabilitas siklus menstruasi adalah pengaruh

dari berat badan, aktivitas fisik, proses ovulasi, dan adekuatnya fungsi luteal.

1. Berat Badan

Berat badan dan perubahan berat badan mempengaruhi fungsi

menstruasi.Penurunan berat badan akut dan sedang menyebabkan gangguanpada fungsi

14
ovarium, tergantung derajat tekanan pada ovarium dan lamanya penurunan berat

badan.Kondisi patologis seperti berat badan yang kurang/kurus dan anorexia nervosa

yang menyebabkan penurunan berat badanyang berat dapat menimbulkan amenorrhea.

2. Aktivitas Fisik

Tingkat aktivitas yang sedang dan berat dapat membatasi fungsi menstruasi.Atlet

wanita seperti pelari, senam balet memiliki resiko untuk mengalami amenorrhea,

anovulasi dan defek pada fase luteal. Aktivitas fisikyang berat merangsang inhibisi

Gonadotropin Releasing Hormon (GnRH) danaktivitas gonadotropin sehingga

menurunkan level dari serum estrogen.

3. Stress

Stress menyebabkan perubahan sistematik pada tubuh, khususnya sistem

persarafan dalam hipotalamus melalui perubahan prolaktin atau endogenous opiate

yang dapat mempengaruhi evelasi kortisol basal dan menurunkan hormone lutein (LH)

yang menyebabkan amenorrhea

4. Diet

Diet dapat mempengaruhi fungsi menstruasi.Vegetarian berhubungan dengan

anovulasi, penurunan respons hormone pituitary, fase folikel yangpendek, tidak

normalnya siklus, menstruasi (kurang dari 10 kali/tahun).Diet rendah lemak

berhubungan dengan panjangnya siklus menstruasi dan periode perdarahan.Diet rendah

kalori seperti daging merah dan rendah lemak berhubungan dengan amenorrhea.

15
5. Gangguan Pendarahan

Gangguan Pendarahan terbagi menjadi tiga yaitu pendarahan yang berlebihan

dan pendarahan yang panjang, dan pendarahan yang sering.Dan adanya kondisi

patologi.Abnormal Uterin Bleeding (AUB) adalah suatu keadaan yang menyebabkan

gangguan pendarahan menstruasi. Secara umum terdiri dari: (a) Menorraghia yaitu

kondisi pendarahan yang terjadi regular dalam interval yang normal, durasi dan aliran

darah berlebihan/banyak; (b)Metrorraghia, yaitu kondisi pendarahan dalam jarak yang

tidak teratur, durasi dan aliran darah berlebihan banyak; (c) Polymenorrhea yaitu

kondisi pendarahan dalam interval kurang dari 21 hari. Dysfungsional Uterin

Bleeding(DUB) adalah gangguan pendarahan dalam siklus menstruasi yang tidak

berhubungan dengan kondisi patologis.DUB meningkat selama proses transisi

menopouse. Pendarahan yang berlebihan merupakan sebagai suatu kondisikehilangan

darah lebih dari 80 ml per menstruasi.Faktor gangguan koagulan,endometriosis, fibroid,

infeksi uterus, dan ketidakseimbangan prostaglandin menyebabkan pendarahan yang

banyak.Pendarahan yang panjang didefinisikan sebagai suatu kondisi pendarahan lebih

dari 7-8 hari.

6. Dysmenorrhea

Pada saat menstruasi akan mengalami nyeri yang sifat dan tingkat rasanyeri

bervariasi, mulai dari yang ringan hingga yang berat. Kondisi tersebut dinamakan

dysmenorrhea, yaitu keadaan nyeri yang hebat dan dapat mengganggu aktivitas sehari-

hari.Dysmenorrhea merupakan fenomena simptomatik meliputi nyeri abdomen, kram,

dan sakit punggung.Gejala gastrointestinal seperti mual dan diare dapat terjadi sebagai

16
gejala dari menstruasi.Dysmenorrhea terbagi atas dua macam: (a) Nyeri haid primer

merupakan timbul sejak haid pertama dan akan pulih sendiri, tepatnya setelah stabilnya

hormon tubuh atau perubahan posisi rahim setelah menikah dan melahirkan. Nyeri haid

itu normal, tetapi dapat berlebihan jika dipengaruhi oleh faktor psikis, fisik, dan seperti

stress, syok, penyempitan pembuluh darah,penyakit yang menahun, kurang darah, dan

kondisi tubuh yang menurun.

Gejala tersebut tidak membahayakan kesehatan; (b) Nyeri haid sekunde radalah

ada penyakit atau kelainan yang menetap seperti infeksi rahim, kistaatau polip, tumor

sekitar kandungan, serta kelainan kedudukan rahim yang mengganggu organ dan

jaringan disekitarnya

F. Fungsi Menstruasi

1. Menyeimbangkan hormon.

Saat menstruasi terjadi, sering kali timbul jerawat, atau muncul rasa malas, tapi

itu adalah hal yang normal. Setelah menstruasi selesai, dan hormon sudah seimbang lagi,

biasanya wajah akan lebih cerah, lebih percaya diri, dan bisa lebih aktif kembali.

2. Membersihkan tubuh

Menstruasi itu agak mirip manfaatnya dengan donor darah: membersihkan darah

dan tubuh. Menstuasi itu bisa membersihkan area reproduksi dari berbagai bakteri, serta

mengeluarkan kelebihan zat besi dari dalam tubuh.

17
B.1.3 Keputihan

A. Pengertian

Keputihan adalah cairan yang keluar dari vagina.Secara normal seorang wanita

mengeluarkan cairan dari vagina yang berasal dari transudat dinding vagina , lendir

serviks, dan kelenjar bartholini dan skene.

B. Klasifikasi Keputihan

Ada dua jenis keputihan yaitu :

1. Keputihan Normal (Patologis)

Keputihan normal ciri-cirinya ialah : warnanya bening, kadang-kadang putih,

kental, tidak berbau, tanpa disertai keluhan (misalnya gatal, nyeri, dan rasa terbakar),

keluar pada saat menjelang dan sesudah menstruasi atau pada saat stress dan kelelahan.

2. Keputihan Tidak Normal (Fisiologis).

Keputihan yang tidak normal ialah keputihan dengan ciri-ciri : jumlahnya

banyak, timbul terus-menerus, warnanya berubah ( misalnya kuning, hijau, abuabu,

menyerupai susu/yogurt) disertai adanya keluhan (seperti gatal, panas, nyeri, serta

berbau).

Wanita yang tidak bisa membedakan keputihan normal dan keputihan yang tidak

normal tidak akan tahu dirinya mengidap penyakit atau tidak . wanita yang beranggapan

keputihan fisiologis adalah keputihan patologis akan membuat wanita tersebut merasa

tidak nyaman dan merasa cemas dirinya menderita suatu penyakit kelamin, an jika

wanita beranggapan keputihan patologis akan membuat wanita tersebut mengabaikan

keputihan yang dideritanya sehingga penyakit yang diderita bisa semakin parah yaitu

18
terjadinya infeksi dari bakteri, virus, jamur, atau juga parasit yang bisa menyebabkan

terjadinya kasus infeksi menular seksual.

C. Mimpi basah

Mimpi basah atau emisi nokturnal (bahasa Inggris: nocturnal orgasm) adalah

pengeluaran cairan semen di saat tidur yang hanya dialami oleh laki-laki. Mimpi basah

sering dialami oleh remaja laki-laki yang sebagai menjadi tanda bahwa ia telah

memasuki masa pubertas. Hal ini bisa dipicu mimpi yang erotis maupun tidak,

tergantung dari yang mengalami mimpi itu sendiri (khususnya bila ia seorang pria

dewasa). Pengeluaran ini dapat terjadi tanpa disertai ereksi atau ejakulasi. Semakin

bertambahnya umur maka mimpi basah ini semakin jarang dialami.

D. Masturbasi/Onani

Masturbasi adalah suatu kegiatan seksual yang sengaja dilakukan yang disengaja

dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh kepuasan seksualnya dengan cara

merangsang daerah vitalnya. Masturbasi merupakan suatu kebutuhan seksualitas yang

alami dan tidak berbahaya bagi yang melakunnya , dan merupakan cara yang baik untuk

mendapatkan kenikmatan seksual tanpa harus berhubungan badan. Permasalahan yang

sering terjadi yaitu kurangnya pengawasan orang tua terhadap anaknya sehingga remaja

yang kurang pengawasan tersebut bertindak semau mereka salah satunya melakukan

masturbasi.

19
B.3 Pemeliharaan Organ Reproduksi

B.3.1 Pemeliharaan Organ Reproduksi Pada Remaja Perempuan

1. Pembersihan Vagina

Membersihkan vagina dengan cara membasuh bagian di antara vulva (bibir

vagina) secara hati-hati menggunakan air bersih dan sabun yang lembut (mild) setiap

habis buang air kecil, buang air besar ataupun ketika mandi. Apabila anda alergi dengan

sabun yang lembut, anda bisa membasuhnya dengan air hangat.

Cara membasuh vagina yang benar adalah dari arah depan ke belakang , dan

jangan terbalik karena akan menyebabkan bakteri yang ada di sekitar anus terbawa

masuk ke vagina. Gunakanlah air bersih, lebih baik lagi air hangat, tetapi jangan terlalu

panas karena bisa menyebabkan kulit yang sensitif di daerah vagina melepuh dan

lecet.Setelah itu, sebelum memakai celana lagi, keringkan erlebih dahulu dengan

menggunakan handuk atau tisu yang tidak berparfum.

2. Mengganti celana dalam secara teratur

Celana dalam adalah hal penting yang harus diperhatikan dalam menjaga

kebersihan daerah kewanitaan.Oleh karena itu sangat dianjurkan bagi kaum wanita

untuk mengganti celana dalam 2x sehari di saat mandi.Apalagi, jika anda termasuk

wanita yang aktif dan mudah berkeringat.

Pada saat menstruasi gunakan pembalut dengan bahan yang lembut sehingga

dapat menyerap dengan baik dan tidak mengandung bahan yang bis membuat alergi (

misalnya parfum atau gel). Pembalut perlu diganti sekitar 4-5 kali dalam sehari untuk

menghindari pertumbuhan bakteri yang berkembang biak pada pembalut.

20
3. Selalu mencuci tangan sebelum menyentuh vagina Mencuci tangan sebelum

menyentuh vagina penting untuk dilakukan agar mencegah masuknya kuman masuk ke

dalam vagina.

4. Memilih celana dalam

Selalu gunakan celana dalam yang bersih dan terbuat dari bahan katun. Bahan

lain, seperti nylon dan polyester akan emmbuat gerah dan panas sehingga vagina

menjadi lembab sehingga memberikan kesempatan bagi bakteri dan jamur untuk

berkembang biak.

5. Handuk/washlap

Hindari juga menggunakan handuk atau washlap milik orang lain untuk

mengeringkan vagina anda.

6. Mencukur rambut kemaluan

Bagi wanita dianjurkan untuk mencukur sebagian dari rambut kemaluan untuk

menghindari kelembaban yang berlebihan di daerah vagina.

Selain melakukan perawatan daerah kewanitaan, pemeriksaan rutin oleh dokter

juga perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan secara menyeluruh dan agar dokter

mengetahui jika terdapat gangguan sehingga dapat segera ditangani.

21
BAB III
PEMBAHASAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA REMAJA T UMUR 14 TAHUN DENGAN


MASALAH KEPUTIHAN DI KLINIK BIDAN SUMIRIANI

Tanggal Pengkajian : 14 November 2019 Pukul : 10.00 WIB


Oleh : Zhillu Arsy

A. Subjektif
1. Identitas
Nama : NN. T
Umur : 14 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Jl. Makmur
2. Alasan datang
Nn. T mengatakan mengalami keputihan selama seminggu
3. Keluhan Utama
tidak ada
4. Riwayat Menstruasi
a. Menarche : 12 tahun
b. Siklus : 30 hari, lama 4-5 hari
c. Banyaknya : Ganti pembalut 2-3 kali/hari saat terasa penuh
d. Dismeorhe : Tidak pernah
e. HPHT : 31-10-2019

22
f. Fluor Albus : Ada, setelah menstruasi, warna putih jernih,
tidak bau, tidak gatal

5. Riwayat Pernikahan
Nn. T mengatakan belum menikah
6. Penyuluhan yang pernah didapat
Nutrisi bagi tubuh
7. Riwayat Kesehatan
Tidak sedang ataupun pernah menderita penyakit jantung, hipertensi, asma, DM,
ginjal, TBC, Kelainan darah. Belum pernah melakukan pemeriksaan hepatitis,
IMS dan HIV/AIDS. Tidak ada alergi obat.
8. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak Ada riwayat penyakit jantung dan hipertensi, DM, ginjal, jantung, asma,
alergi, TBC, HIV, Hepatitis maupun kanker.
9. Pola Kebiasaan yang Memperngaruhi Kesehatan
Tidak Ada
10. Pola Fungsional Kesehatan
a. Nutrisi : Makan 3 kali sehari dengan porsi sedang,buah. Minum
air putih 8-9 gelas sehari. Tidak ada pantangan/alergi
makanan.
b. Eliminasi : Tidak ada keluhan. BAB 1 kali sehari, BAK 5-6 kali
sehari.
c. Istirahat : Tidur malam 7-8 jam, tidak pernah tidur siang
d. Aktivitas : Kerja sejak pukul 09.00 WIB sampai 17.00 WIB
e. Hygiene : Mandi 2 kali sehari, ganti celana dalam 2 kali/hari.
Tidak pernah menggunakan sabun pembersih
kewanitaan.

23
B. Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : baik
b. Kesadaran : composmentis
c. Antropometri :
BB : 42 kg TB : 150 cm
d. Tanda-tanda Vital
TD : 110/70 mmHg
N : 82 x/menit
RR : 18 x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
- Bentuk tubuh : Normal
- Wajah : Wajah tidak pucat
- Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih
- Telinga : Simetris, tidak ada serumen
- Mulut : bibir tidak pucat, lembab tidak kering
- Leher : Tidak ada benjolan pada kelenjar tiroid, limfa
- Dada : Payudara simetris, tidak ada benjolan yang abnormal,
tidak ada retraksi dada,tidak ada ronkhi dan wheezing
- Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, tidak teraba massa,
tidak teraba ballotement.
- Ekstremitas : Tidak ada oedema

a. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
- Golongan Darah : Tidak dilakukan
- HB : Tidak dilakukan
- Planotest : Tidak dilakukan

24
- HIV & IMS : Tidak dilakukan
- Protein Urine : Tidak dilakukan
- Glukosa Urine : Tidak dilakukan

C. Analisa Data
Remaja dengan umur 14 tahun dengan keluhan keputihan selama seminggu

D. Penatalaksanaan
1 Menjelaskan pada pasien tentang terjadi leukorea .
2 Mengajari pasien untuk menjaga vulva hygiene yang benar pada daerah
genetalis.
3 Menganjurkan Pasien untuk menggunakan celana dalam yang menyerap keringat
dan ganti celana dalam setiap 2 x/hari
4 Menganjurkan pasien untuk mengambil hasil pemeriksaan papsmear 3 hari lagi
5 Menganjurkan tidak menggunakan pembersih vagina.
6 Menganjurkan pada pasien untu minum obat secara teratur.
7 Melanjutkan terapi dokter :
i. Grafazol 500 mg 3x sehari
ii. Grathazon 500 mg 3x sehari
iii. Alleron 4 mg 1x sehari
8 Menganjurkan pasien untuk kontrol kembali setelah obat habis sebelum tidur
malam.

25
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesehatan reproduksi pada wanita tidak terlepas pada kesehatan organ intimnya.
Tentu kita perlu sadari bahwa menjaga kesehatan reproduksi sangat penting. Salah satu
hal yang dapat kita lakukan adalah menjaga kebersihan atau higienitas, terutama pada
daerah sekitar vagina. Dalam vagina terdapat mikroorganisme (flora normal) yang bila
tidak di jaga dapat terganggu keseimbangan. Bila hal ini terjadi maka akan timbul
gangguan dan keluhan pada daerah tersebut, salah satu gejala adanya gangguan adalah
melalui timbulnya keputihan.
Keputihan merupakan istilah lazim digunakan oleh masyarakat untuk menyebut
penyakit kandidiasis vaginal yang terjadi pada daerah kewanitaan. Penyakit keputihan
merupakan masalah kesehatan yang spesifik pada wanita. Sebanyak 505 pelajar putri di
sekolah menengah dan perguruan tinggi pernah mengalami keputihan ketika berusia
kurang dari 25 tahun.
Keputihan bisa dikategorikan normal yaitu berkaitan dengan siklus menstruasi,
yang terjadi menjelang ataupun setelah menstruasi atau bisa juga keluar saat kita
sedangmengalami stress atau kelelahan. Tetapi ada juga jenis keputihan akibat suatu
gangguan seperti infeksi parasit, bakteri, jamur atau virus pada vagina. Biasanya
keputihan jenis ini bisa bervariasi dalam warna, berbau, dan disertai keluhan seperti
gatal, nyeri atau terbakar di sekitar vagina.

26
B. Saran
a. Bagi responden
Bagi responden diharapkan agar tetap senantiasa memperdulikan kesehatan
reproduksi dengan cara menjaga personal hygiene agar terhindar dari penyakit yang
disebabkan oleh bakteri, virus dan jamur seperti keputihan.

b. Bagi tenaga kesehatan


Bagi tenaga kesehatan diharapkan untuk dapat memberikan pelayanan berupa
pendidikan kesehatan secara maksimal tentang kesehatana reproduksi pada remaja.
c. Bagi institusi pendidikan
Bagi institusi pendidikan diharapkan untuk terus memberikan fasilitas-fasilitas yang
mendukung untuk penelitian lain seperti buku,jurnal dan lain-lain.

27
DAFTAR PUSTAKA

Aryanti, Susi. 2012. Asuhan Kebidanan Gangguan Reproduksi.


http://whitelove999.blogspot.com/2012/08/asuhan-kebidanan-gangguan-
reproduksi_25.html (Diakses tanggal 3 Januari 2020)

Olii, Rahmatia. 2015. Kesehatan Reproduksi Remaja


https://www.academia.edu/11847121/MAKALAH_KESEHATAN_REPRODUK
SI_REMAJA?auto=download (Diakses tanggal 3 Januari 2020)

Purnama. 2012. Makalah Tentang Keputihan Kesehatan Reproduksi.


http://bidanpurnamashop.blogspot.com/2012/03/makalah-tentang-keputihan-
kespro.html (Diakses tanggal 3 Januari 2020)

28

Anda mungkin juga menyukai