Anda di halaman 1dari 17

KELOMPOK 2

menjelaskan proses pembuatan bahan karet

NAMA NIM

AFRIZAL

ERIK WAHYUDI

FEBRI

NORMANSYAH

SUMARNI
PENGERTIAN BAHAN ISOLATOR
 Bahan isolator adalah bahan yang sukar atau tidak
dapat sama sekali menghantarkan aliran listrik yang
aktif. Sehingga untuk bahan isolator ini perlu
diperhatikan mengenai sifat-sifat dari bahan tersebut,
seperti sifat listrik, sifat mekanis, sifat termal ,
ketahanan terhadap bahan-bahan kimia dan lain-lain
 Salah satu bahan isolator yaitu karet.
Jenis karet
1. Karet alam
Sumber bahan baku industri karet berasal dari perkebunan karet baik Perkebunan
Rakyat (PR), Perkebunan Negara maupun Perkebunan Swasta. Pada perkebunan besar
negara maupun swasta, bahan baku yang dihasilkan (lateks) biasanya langsung diolah
di pabrik sendiri atau dikirim ke pabrik yang seinduk, sedangkan untuk prosesor yang
tidak memiliki kebun harus berusaha untuk mendapatkan bahan baku dari
perkebunan karet rakyat, baik melalui pembelian langsung ataupun melalui lelang
yang diadakan pada waktu-waktu tertentu.

2. Karet buatan(sintetis)
Karet buatan (sintetis) sebagian besar dibuat dengan mengandalkan bahan baku
minyak bumi. Pengembangan karet sintetis secara besar-besaran dilakukan sejak
zaman perang dunia II. Negara –negara industri maju merupakan pelopor
berkembangnya jenis-jenis karet sintetis. Sekarang banyak karet sintetis yang dikenal.
Biasanya tiap jenis memiliki sifat tersendiri yang khas. Ada jenis yang tahan terhadap
panas atau suhu tinggi, minyak, pengaruh udara, dan bahkan ada yang kedap air.
1. Karet alam

 Tanaman karet berasal dari bahasa latin yangbernama


Havea brasiliensis yang berasal dari Negara Brazil.
 Tanaman ini merupakan sumber utama bahan tanaman
karet alam dunia.
 Saat ini Asia menjadi sumber karet alami. Awalmulanya
karet hanya hidup di Amerika Selatan,namun sekarang
sudah berhasil dikembangkan diAsia Tenggara. Saat ini,
negara-negara Asiamenghasilkan 93% produksi karet
alam, yangterbesar adalah Thailand, diikuti oleh
Indonesia,dan Malaysia.
 BEBERAPA JENIS TANAMAN
YANG MENGHASIKAN KARET
SKEMA PENGOLAHAN
KARET MENTAH
A. Tahap-tahap proses pengolahan karet (karet
alam) mentah menjadi bahan baku
1. Penerimaan Lateks Kebun Tahap awal dalam
pengolahan karet sit asap adalah penerimaan lateks
kebun dari pohon karet yang telah disadap. Lateks
pada mangkuk sadap dikumpulkan dalam suatu
tempat kemudian disaring untuk memisahkan
kotoran serta bagian lateks yang telah mengalami
prakoagulasi.

2. Pengenceran Tujuan pengenceran adalah untuk


memudahkan penyaringan kotoran serta
menyeragamkan kadar karet kering sehingga cara
pengolahan dan mutunya dapat dijaga tetap, dengan
penambahan air pada pH air antara 5.8-8.0
3. Pembekuan Pembekuan lateks dilakukan di dalam bak
koagulasi dengan menambahkan zat koagulan yang
bersifat asam. Pada umunya digunakan larutan asam
format/asam semut atau asam asetat /asam cuka
dengan konsentrasi 1-2% ke dalam lateks dengan dosis
4 ml/kg karet kering. Pengadukan dilakukan dengan 6-
10 kali maju dan mundur secara perlahan untuk
mencegah terbentuknya gelembung udara yang dapat
mempegaruhi mutu sit yang dihasilkan. Proses
Pengolahan karet mentah
4. Penggilingan Penggilingan dilakuan setelah proses
pembekuan selesai.Hasil bekuan atau koagulum
digiling untuk mengeluarkan kandungan air,
mengeluarkan sebagian serum, membilas, membentuk
lembaran tipis dan memberi garis batikan pada
lembaran. Koagulum yang telah digiling kemudian
ditiriskan diruang terbuka dan terlindung dari sinar
matahari selama 1-2 jam.
5. Pengasapan Tujuan pengasapan adalah untuk
mengeringkan sit, memberi warna khas cokelat
dan menghambat pertumbuhan jamur pada
permukaan, asap yang dihasilkan dapat
menghambat pertumbuhan jamur pada
permukaan lembaran karet

6. Sortasi Proses sortasi dilakukan secara visual


berdasrkan warna, kotoran, gelembung udara,
jamur dan kehalusan gilingan yang mengacu pada
standard yang terdapat pada SNI 06-0001-1987.
Secara umum sit diklasifikasikan dalam mutu RSS
1, RSS 2, RSS 3, RSS 4, RSS 5 dan Cutting
7. Bahan baku
 Bahan baku tersebut dapat diolah menjadi bahan-bahan
jadi diantaranya
 Bahan perekat untuk kulit, karet dan sebagainya dapat
dibuat dari karet kasar dicampur dengan bensin atau
bensol.
 Karet kasar juga merupakan bahan untuk pembuatan
pita isolator (dibuat dari bahan katun, dicelupkan dalam
larutan karet kasar untuk memberi gaya perekat pada
pita tersebut.
 Pita isolator ini dapat dipakai untuk menyekat tempat
sambungan kawat, ujung kabel nadi dan batu mahkota,
serta dalam industri mobil. Dalam teknik listrik karet
sebagai isolator hantaran listrik, sepatu kabel, perkakas
pemasangan instakasi kistrik, dll.
B.Proses Pembuatan Bahan Karet(karet sintetis)

1. Polymerization
Polymerisasi ialah merupakan proses awal
dari pembuatan karet sintetik, pada tahap ini ada
tiga motode yang digunakan yaitu emulsion,
microemulsion, and suspension polymerization.
Proses ini dilakukan oleh perusahaan-perusahaan
besar sekelas Du Pont, Dow, GE, Ausimont, Daikin
and Dyneon.
2. Isolation
Pada tahap ini, backbone polymers diisolasi,
dikeringkan, dan dibersihkan. Setelah tahap ini,
maka polimer tersebut sudah siap untuk diolah oleh
compounder
3. Compounding (mixing)
Tahap ini merupakan tahap yang paling
penting dalam menentukan sifat2 tambahan dari
suatu polimer/karet. Karena pada tahap inilah
compounder meracik resepnya untuk menghasilkan
bahan baku yang sesuai keinginannya/pesanan..
4. Extrusion/Forming/Premolding
Setelah selesai di mixing, maka material yang
masih berbentuk lembaran dibentuk lagi
menyerupai produk akhir supaya dapat dengan
mudah diproses pada molding nantinya. misalnya
untuk O-Ring, material tersebut dibentuk
menyerupai kabel panjang.
5. Molding
Proses inilah yang menentukan akan berbentuk
seperti apakah produk akhir. dengan kombinasi panas
dan tekanan yang sesuai, maka akan didapat produk
akhir yang sempurna.
6. Flash Removal
Setelah dari proses molding, biasanya pada produk
masih terdapat sisa-sisa material yang menempel, pada
tahap ini sisa-sisa tersebut dipisahkan sehingga didapat
produk akhir yang sesusai dengan cetakan.
7. Post Curing
Terkadang pada tahap molding tidak semua proses
kimia dapat terjadi dengan sempurna, sehingga untuk
menghabiskan sisa-sisanya dilakukan proses curing.
7. Finishing & Inspection
Setelah selesai diproses, maka produk akhir
hendaknya dibersihkan dan dilakukan pengetesan
apakah sudah sesuai dengan harapan atau tidak.
8. Cleaning
Semua proses telah selesai dan produk akhir
yang didapat telah sempurna, maka produk tersebut
dicuci bersih dari kotoran-kotoran yang mungkin
menempel pada proses produksi sebelumnya.
9. Packaging
Setelah produk akhir sudah bersih, dan siap
untuk dikirim/disimpan. sebaiknya dimasukan
kemasan agar tidak terkontaminasi dari lingkungan
luar.
SEKIAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai