Anda di halaman 1dari 3

96

BAB VIII
PEMBAHASAN UMUM

Dalam praktikum analisa inti batuan ini dibahas mengenai porositas,


saturasi, serta permeabilitas batuan. Selanjutnya dibahas pula tentang sieve
analysis, penentuan kadar larut sample formasi dalam larutan asam, serta
penentuan tekanan kapiler pada sample batuan reservoir.
Analisa Inti Batuan adalah tahapan analisa setelah contoh formasi dibawah
permukaan (core) diperoleh. Tujuan dari pada Analisa Inti Batuan untuk
menentukan secara langsung informasi tentang sifat – sifat fisik batuan dalam
pemboran eksplorasi dapat digunakan untuk mengevaluasi kemungkinan dapat
diproduksikan hidrokarbon dari suatu sumur, sedangkan tahap eksploitasi dari
suatu reservoir dapat digunakan untuk pegangan melaksanakan well completion
dan merupakan suatu informasi penting untuk melaksanakan proyek secondary
dan tertiary recovery. Selain itu data inti batuan ini juga berguna sebagai bahan
pembanding dan kalibrasi dan metode logging.
Porositas dapat dikatakan sebagai suatu ukuran atau nilai yang menyatakan
besar rongga (pori) yang terdapat pada suatu formasi. Secara geologi porositas
terbagi atas porositas primer dan porositas sekunder. Selain itu, ditinjau dari
disiplin ilmu teknik reservoir, porositas terbagi atas porositas absolut dan
porositass efektif. Untuk mengukur nilai porositas digunakan dua macam metode
yaitu metode menimbang dan metode mercury injection pump.Tujuan mengetahui
porositas dalam dunia perminyakan adalah untuk mengetahui estimasi cadangan
dalam reservoir. Karena porositas adalah pori tempat terdapatnya crude oil
tersebut.
Setelah mengetahui porositas, perlu di tentukan saturasi fluida yang
terdapat di reservoir. Saturasi diartikan sebagai nilai perbandingan antara volume
suatu fluida tertentu pada sample (core) dengan nilai seluruh pori yang terdapat
pada batuan tersebut. Secara sederhana saturasi dibagi atas tiga macam yaitu
satuasi air(Sw), saturasi minyak(So), dan saturasi gas(Sg).Sama halnya dengan
porositas, tujuan untuk mengetahui saturasi dalam dunia perminyakan adalah
97

untuk estimasi cadangan. Tetapi khusus dari penentuan saturasi, dapat diketahui
estimasi/perkiraan jumlah masing-masing fluida secara spesifik. Sehingga dapat
diketahui secara signifikan minyak yang akan diproduksi.
Permeabilitas dalam teknik reservoir diartikan sebagai kemampuan suatu
batuan untuk melewatkan fluida melalui pori – pori yang saling berhubungan
tanpa merusak partikel pembentuk batuan tersebut. Umumnya korelasi antara
permeabilitas dengan porositas adalah berbanding lurus, jika dikorelasikan dengan
porositas efektif.Tujuan untuk mengetahui permeabilitas dalam dunia
perminyakan adalah untuk mengetahui klasifikaasi laju alir dilihat dari nilai
permeabilitas yang diperoleh, kaitannya dengan korelasi terhadap porositas adalah
ketika telah di ketahui klasifikasi porositasnya adalah baik, perlu diketahui
permeabilitasnya, apakah dengan porositas yang baik crude oil dapat di alirkan
atau tidak.
Sieve analysis digunakan dalam teknik reservoir untuk menentukan
keseragaman butiran , yaitu antara butiran yang halus dan butiran yang kasar,
selain itu juga bertujuan untuk meminimalisir masalah kepasiran yang mungkin
terjadi pada sumur produksi. Beberapa caradapat digunakan dalam meminimalisir
masalah kepasiran, yaitu slotted atau screen liner, dan gravel packing. Untuk
menentukan metode mana yang akan dipakai maka perlu diketahui dahulu
keseragaman butir pasir yang akan ikut terproduksi nantinya melalui sample yang
kita peroleh.
Sebelum dilakukan stimulasi dengan pengasaman harus direncanakan
dengan tepat data-data laboratorium yang diperoleh dari sample formasi, fluida
reservoir, danfluida stimulasi. Sehingga informasi yang diperoleh dari
laboratorium tersebut dapat digunakan engineer untuk merencanakan operasi
stimulasi dengan tepat, yang pada gilirannya dapat diperoleh penambahan
produktifitas formasi sesuai dengan yang diharapkan. Salah satu informasi yang
diperlukan adalah daya larut asam terhadap sampel batuan (acid solubllity).
Metode ini menggunakan teknik grafimetrik untuk menentukan reaktifitas formasi
dengan asam. Batuan karbonat (mineral limetone) biasanya larut dalam HCl,
sedangkan silikat (mineral clay) larut dalam mud acid.
98

Pada saat produksi, tidak menutup kemungkinan terjadinya penyumbatan


pada daerah perforasi seiring berjalannya proses produksi oleh sedimen yang
berasal dari batuan reservoir tersebut yang terikut pada saat produksi. Hal tersebut
dapat mengaganggu jalannya aliran produksi, oleh karena itu perlu dilakukan
tindakan untuk mengembalikan daerah perforasi seperti semula dengan cara
acidizing. Selain itu ketika diketahui jika kemungkinan terburuk yang terjadi
adalah terjadinya penyumbatan lubang perforasi oleh pasir, sedangkan pasir tidak
reaktif terhadap larutan asam sehingga tidak dapat di larutkan, maka digunakan
metode fracture untuk membuka jalan bagi crude oil. Pada prinsipnya dengan cara
menginjeksikan tekanan (overbalance), untuk memecah endapan pasir di lubang
perforasi.
Selanjutnya adalah penentuan tekanan kapiler. Tekanan kapiler dapat
didefinisikan sebagai perbedaan tekanan pada batas antara dua permukaan fluida
yang tidak bercampur. Oleh tekanan kapiler dapat dikonversi menjadi ketinggian
diatas kontak minyak air , maka saturasi minyak, air dan gas yang menempati
level tertentu dalam reservoir dapat ditentukan. Dengan demikian distribusi
saturasi fluida ini merupakan salah satu dasar untuk menentukan secara efisien
letak kedalaman sumur yang akan dikomplesi, khususnya letak kedalaman yang
akan di perforasi, agar di peroleh hasil produksi crude oil secara maksimal.
Pada dasarnya Analisa Inti Batuan merupakan tahapan analisa secara
langsung sifat – sifat fisik batuan pada suatu core yang mencerminkan formasi.
Akan tetapi, yang namanya analisa hanyalah suatu prediksi, untuk realitanya
apakah hasil analisa kita betul atau tidak bisa terlihat setelah kegiatan di lapangan
dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai