Anda di halaman 1dari 13

PENYEDIAN AIR PADA SAAT BENCANA ALAM

DENGAN PEMANFAATAN AIR YG TERPAKAI


BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Air adalah salah satu elemen yang sangat penting di Bumi ini. Telah dijelaskan

sebelumnya bahwa air selalu tidak terpisahkan dari kehidupan manusia sehari- hari. Manusia,

dan bahkan makhluk hidup yang lainnya pun tidak bisa hidup tanpa adanya air. Air dapat

digunakan bahkan dibutuhkan untuk menjaga kelangsungan hidup makhluk hidup.

Kebutuhan akan air merupakan hal mutlak yang harus dipenuhi. Pertama, dari segi

kebutuhan fisik manusia. Tubuh kita terdiri dari ±60 persen air. Asupan cairan pun harus

terpenuhi agar metabolisme tubuh dapat berfungsi dengan baik, tidak terkecuali untuk

menghindari dehidrasi. Kedua, dari segi kebutuhan aktivitas sehari-hari. Manusia

membutuhkan pelarut tersebut untuk memasak, mandi, mencuci, dan sebagainya.

Berbicara tentang wilayah, Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan provinsi kepulauan

dengan jumlah pulau sebanyak 1.192 pulau, 432 pulau mempunyai nama dan 44 pulau

berpenghuni. Kondisi iklim yang relatif kering dimana musim hujan hanya berlangsung 3-4

bulan dan sebagian besar, yaitu 8-9 bulan kemarau menjadikan wilayah NTT mengalami

permasalahan Sumber Daya Air (SDA) yang sangat serius.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh pemerintah daerah,dari 10 stasiun

meteorologi/klimatologi di NTT, tercatat suhu tertinggi pada tahun 2015 adalah 37,4 0C dan

terendah adalah 8,8 0C.Dari hasil penelitian tersebut ,secara umum daerah NTT di golongkan
daerah panas dengan rata-rata suhu berkisar antara 26-28 0C,dengan pengecualian beberapa

wilayah yg memiliki suhu dibawah 19,9 0 C

Hal ini lah yang menyebabkan wilayah NTT termasuk wilayah yang di kategorikan

sebagai wilayah yang rawan kekeringan,hal ini didukung dengan berbagai laporan sepanjang

tahun 2014 hingga 2018.Dari hal ini kita dapat menarik garis besar bagaimana keadaan dan

kebutuhan air di ntt,dan juga bagi daerah-daerah yang memiliki iklim yang sama dengan

daerah NTT.

Upaya penanggulangan air bersih pada saat terjadi bencana alam telah banyak dilakukan

di berbagai daerah yang terkena dampak bencana alam,dari penyaluran air melalui……hingga

pengeboran mata air untuk penyediaan air bersih,lalu bagaimana dengan daerah-daerah tidak

memiliki sumber mata air yang cukup seperti di daerah-daerah pulau ntt

Penanggulangan pencemaran air sudah banyak dilakukan ,alat penyaring air pun sudah

banyak di ciptakan. Namun, paradigma yang tercipta di masyarakat adalah biaya dan proses

yang rumit dalam penjernihan air. Selain itu penjernihan air dengan alat alat modern

cenderung menggunakan bahan kimia yang belum diketahui dampaknya dalam jangka

panjang dan menghasilkan limbah baru yang dapat mencemari lingkungan secara tidak

langsung. Untuk itu, butuh adannya solusi alternatif yang selain dapat menjernihkan air

sehingga sesuai dengan standar sanitasi air juga dapat digunakan dengan mudah tanpa

mngeluarkan biaya terlalu besar serta menggunakan bahan-bahan organik agar tidak

mencemari lingkungan.
2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut diatas maka dapat dirumuskan masalah dalam

karya tulis ini sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pengolahan secara sederhana terhadap air buangan rumah tangga untuk

dapat digunakan kembali?

2. Bahan –bahan dan alat apa saja yang dapat dipakai untuk terknik pengolahan secara

sederhana tersebut ?

3. Bagaimanakah cara kerja dari alat sederhana tersebut ?

4. Tujuan dan manfaat tulisan

4.1 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan karya tulis ini sebagai berikut

4.1.1 Untuk mengetahui cara mengolah kembali air yg telah di gunakan agar menjadi

air yang dapat di gunakan kembali.

4.1.2 Untuk mengetahui cara kerja alat-alat sederhana tersebut sehingga dapat

dipergunakan oleh masyarakat pada saat bencana

4.2 Manfaat Penulisanan

4.2.1 Untuk mendatkan air bersih limbahan bagi masyarakat dengan cara yang

sederhana

4.2.2 Agar masyarakat di wilayah bencana tersebut dapat menggunakan air hasil olahan

tersebut untuk dapat dipergunakan untuk kebutuhan sehari-hari


BAB II

LANDASAN TEORITIS

Berdasarkan uraian pada bab I yang telah di uraikan di atas,terkhusus pada pembahasan yang

penulis paparkan pada latar belakang,maka penulis menjadikannya sebagai landasan teori.

 Filter SPL

saringan pasir lambat adalah bak saringan yang menggunakan pasir sebagai media filter dengan
ukuran butiran sangat kecil,namun mempunyai kandungan kuarsa yang tinggi.Proses
penyaringan berlangsung secara gravitasi,sangat lambat,dan simultan pada seluruh permukaan
media.Pasir media yang baru pertama kali dipasang dalam bak saringan memrlukan masa operasi
penyaringan awal secara normal dan terus menerus.Tujuan operasi awal adalah untuk
mematangkan media pasir penyaring dan membentuk lapisan kulit saringan
(SCHMUTSDECKE),yang kelak akan berfungsi sebagai tempat berlangsungnya proses biokimia
dan proses biologis.Selama proses pematangan,kualitas filtrate atau air hasil plahan dari saringan
pasir lambat,biasanya belum memenuhi persyaratan air minum.

Ketinggian air kotor di bak penyaringan biasanya bekisar 1-1,5 meter,dan ketebalan
lapisan pasir berkisar 0,6-1,2 meter.Ketebalan dan ketinggian air bervariasi dan disesuaikan
dengan kondisi sumber air, ukuran butir pasir, keseragaman ukuran butir dan tekanan yang
dibutuhkan untuk menghasilkan kecepatan aliran air melewati saringan pasir lambat. Jika
dibutuhkan penyaringan yang lebih baik, maka tebal pasir makin tebal dan karena makin tebal
maka alir air akan semakin lambat dan membutuhkan tekanan yang makin tinggi sehingga
ketinggian air di atas saringan juga harus semakin tinggi
Saringan Pasir Cepat (SPC) atau bahasa kerennya Rapid Sand Filter (RSF) merupakan saringan
air yang dapat menghasilkan debit air hasil penyaringan yang lebih banyak daripada Saringan
Pasir Lambat (SPL). Walaupun demikian saringan ini kurang efektif untuk mengatasi bau dan
rasa yang ada pada air yang disaring. Selain itu karena debit air yang cepat, lapisan bakteri yang
berguna untuk menghilangkan patogen tidak akan terbentuk sebaik apa yang terjadi di Saringan
Pasir Lambat. Sehingga akan membutuhkan proses disinfeksi kuman yang lebih intensif.
Secara umum bahan lapisan saringan yang digunakan pada Saringan Pasir Cepat sama dengan
Saringan Pasir Lambat, yakni pasir, kerikil dan batu. Perbedaan yang terlihat jelas adalah pada
arah aliran air ketika penyaringan. Pada Saringan Pasir Lambat arah aliran airnya dari atas ke
bawah, sedangkan pada Saringan Pasir Cepat dari bawah ke atas (up flow). Selain itu pada
saringan pasir cepat umumnya dapat melakukan backwash atau pencucian saringan tanpa
membongkar keseluruhan saringan.

Seperti halnya air hasil saringan yang lain, air dari hasil saringan pasir cepat ini sebaiknya di
disinfeksi dari kuman penyakit terlebih dahulu sebelum dikonsumsi.
 Kerangka Berpikir

AIR LIMBAH BUANGAN BERBAU,MENGANDUNG TIDAK LAYAK KONSUMSI


ZAT
(MANDI,CUCI,KAKUS)
KIMIA,BERWARNA,BERLOG
AM BERAT DAN BERBAHAYA

AIR BERSIH DAN SEHAT FILTER SPL dan FILTER SPC


ORGANIK
UNTUK KEPERLUAN
MCK (DENGAN BAHAN-BAHAN
ORGANIK TAMBAHAN)

BAB III

 Deskripsi Kasus

BMKG memprediksi seluruh wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) masuk dalam rentan gempa dan
tsunami. Terlebih, BMKG punya catatan sejarah pernah diterjang tsunami di Pulau Flores puluhan tahun
lalu.

"NTT masuk dalam kawasan yang rentan akan gempa dan tsunami, apalagi pulau Flores pernah
mengalami tsunami," kata Kepala Pusat Meteorologi Maritim Badan Meteorologi, Klimatologi dan
Geofisika (BMKG) Nelly Florida Riama, sebagaimana dikutip Antara, Kamis (17/1/2019).

Saat ini pihak BMKG sedang menyiapkan peralatan peringatan dini tsunami untuk ditempatkan di
daerah sejumlah daerah di NTT. Nelly berharap tak ada alat peringatan dini di NTT yang jadi korban
vandalisme.
Dia menambahkan, alat peringatan dini tsunami yang tersebar di seluruh Indonesia sudah diganti
dengan peralatan yang baru, dengan tujuan memberikan peringatan dini jika terjadi bencana alam.
"Pos maritim ini juga sekaligus sebagai dukungan BMKG terhadap rencana peningkatan status
Pelabuhan Tenau Kupang jadi pelabuhan internasional,"jelasnya.

POS-KUPANG.COM | MAUMERE - Posisi strategis Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)


dalam peta rawan bencana nasional menempatkan NTT pada peringkat empat nasional dengan
skor 187. Peringkat pertama ditempati Propinsi Jawa Tengah.

Posisi strategis itu, karena NTT dan Indonesia berada pada tiga lempeng dunia yang rentan
mendatangkan gempa bumi dan letusan gunung api. Selain siklus bencana tahunan angin puting
beliung, gelombang pasang, longsor, kebakaran dan kekeringan.

"Gunung api melintas di Pulau Flores ada 12 gunung api dan hanya satu gunung api di Pulau
Alor,ancaman bencana selalu terjadi," ujar Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) NTT, Abraham Junina, S.E,

Dikatakannya, penanganan bencana BPBD tidak bisa bekerja sendirian dan tidak bisa ego sektor.
Tetapi harus menggandeng lintas sektor.

"Arah dan kebijakan kita mengikuti kebijakan Gubernur NTT yang membuat regulasi dan
anggarannya," ujar Abraham.

Dikatakannya, bencana di NTT menjadi isu strategis karena letak NTT berada di batas negara
tetangga dan terdiri dari pulau-pulau.

Dikatakanya, Pengurangan Resiko Bencana (PRB) termasuk mengurangi kerentanan kemiskinan,


sebab semakin banyak rakyat miskin akan menjadi bencana. PRB harus menjadi kegiatan lintas
sektor

Pengurangan ancaman dan kerentanan bencana, meski telah dilengkapi teknologi informasi yang
sudah maju tidak boleh meninggalkan kearifan lokal. Abraham mencontohkan tanda-tanda alam
ketika banyak hewan yang bermukim di kawasan gunung api tiba-tiba keluar menandakan akan
muncul letusan gunung berapi.

Meski PRB penting, demikian Abraham, namun PRB bagi beberapa orang kepala daerah belum
menjadi isu penting dan strategis di daerahnya. Anggaran daerah tidak tersedia. "anggaran akan
tersedia ketika terjadi bencana," katanya.

Dikatakannya, perubahan paradigma PRB dari responsif menjadi pencegahan dari sektoral
menjadi multi sektoral dan sentraliasi menadi desentralisasi.

"Penanganan bencana, BPBD tidak bisa bekerja sendirian dan tidak bisa ego sektor. Tetapi harus
menggandeng lintas sektor. Perencanana dilakukan multi sektoral," ujar Abraham. (*
Artikel ini telah tayang di pos-kupang.com dengan judul NTT Peringkat Empat Rawan Bencana
Nasional, http://kupang.tribunnews.com/2018/09/24/ntt-peringkat-empat-rawan-bencana-
nasional.
Penulis: Eugenius Moa
Editor: Kanis Jehola

BADAN Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Timur mencatat ada 11
potensi bencana biasanya terjadi di wilayah provinsi berbasis kepulauan ini, sehingga perlu
diantisipasi risiko kebencanaannya.

"Kami sudah petakan risiko bencana alam di daerah ini, dan ada kurang lebih 11 potensi bencana
yang ada di NTT," kata Kepala BPBD NTT Tini Thadeus kepada wartawan di Kupang, Rabu
(10/10).

Ia menyebutkan 11 potensi bencana itu di antaranya tsunami, banjir, gunung meletus, kejadian
luar biasa penyakit, puting beliung, serta kekeringan dan lain-lain.

Oleh karena itu, menurutnya, pembangunan di setiap kabupaten/kota di provinsi itu diharapkan
tidak mengabaikan kajian pemetaan bencana, sebagai antisipasi risiko bencana agar tidak
berakibat fatal saat terjadi bencana.

Ia mengatakan selain memetakan potensi bencana, pihak BPBD juga berusaha memperkecil
risiko jumlah korban jika terjadi bencana, dengan cara menempatkan papan peringatan, serta peta
bagi setiap warga yang ingin menyelamatkan diri jika terjadi bencana.

"Dalam setiap papan peringatan, kami juga memberikan tanda-tanda evakuasi jika terjadi
bencana. Yakni seperti berlari ke tempat yang lebih tinggi," tambahnya.

Sementara itu terkait tsunami di kota Kupang, kata dia, kemunginan ketinggian tsunami di kota
kasih itu bisa mencapai hingga 19 meter menurut penelitian oleh para ahli.

"Kota Kupang dinilai oleh para ahli rawan jika terkena bencana tsunami, karena memang terletak
di teluk yang rawan bencana," katanya mengutip para ahli.

Kupang - Sebanyak 170 desa di 17 kabupaten dari 22 kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara
Timur (NTT) mengalami krisis air bersih.

"Debit sumber-sumber air terus menyusut akibat kemarau, sehingga warga harus berjalan kaki
untuk mengambil air di desa lain atau membeli air tangki dengan harga yang sangat mahal," kata
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Timur, Tini Thadeus di
Kupang, Minggu (21/9).

BPBD NTT mencatat, jumlah keluarga yang menderita krisis air mencapai 39.879 orang, atau
4.325 keluarga.
"Krisis air bersih tersebut hanya bisa diatasi dengan memasok air dari daerah lain menggunakan
mobil tangki," ujarnya.

Selain pemanfaatan tangki air, Pemprov NTT juga telah mengajukan permintaan tanggap darurat
ke pemerintah pusat untuk segera menyalurkan sedikitnya Rp 15 miliar untuk pengadaan air
bersih di seluruh wilayah provinsi kepuluan tersebut, terutama di daerah yang telah masuk dalam
zona kritis.

Menurut Thadeus, Pemprov NTT telah mengirim proposal pengadaan air bersih bagi warga ke
pemerintah disertai kebutuhan dana sejak awal bulan ini. Pihaknya berharap, proposal tersebut
segera dijawab oleh pemerintah pusat agar segera dilakukan aksinya.

"Kami menunggu saja, jika proposal tidak disetujui, ya, terpaksa pemerintah kabupaten yang
harus mengatasi sendiri krisis air di daerahnya," katanya.

Dana Rp 15 miliar itu, akan dimanfaatkan untuk membangun 10 sumur bor di desa-desa yang
menderita krisis air, dan mendanai pasokan air dari sumber air terdekat untuk dibagikan kepada
warga.

Saat ini, warga di sejumlah desa membeli air bersih dengan harga antara Rp 200.000 - Rp
300.000 untuk setiap tangki ukuran 5.000 liter.

Akibat krisis air tersebut, sebanyak 16 dari 22 kabupaten/kota di NTT mulai dilanda kekeringan
dan terancam rawan pangan.

16 kabupaten yang masuk dalam level tertinggi ancaman El Nino tersebut, yakni Kabupaten
Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Belu, dan Malaka di daratan Pulau Timor
bagian barat.

Selain itu, Kabupaten Sumba Timur, Sumba Barat, Sumba Tengah, serta Sumba Barat Daya di
Pulau Sumba, Ende, Sikka, Flores Timur di Pulau Flores, serta Lembata, dan Kabupaten Alor.

Sejumlah daerah di NTT yang selama ini dikenal sebagai lumbung pangan, seperti Ngada,
Nagekeo, Manggarai Timur, Manggarai, dan Manggarai Barat di Pulau Flores, masuk dalam
ancaman level ringan.

Kupang - Sebanyak 170 desa di 17 kabupaten dari 22 kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara
Timur (NTT) mengalami krisis air bersih.

"Debit sumber-sumber air terus menyusut akibat kemarau, sehingga warga harus berjalan kaki
untuk mengambil air di desa lain atau membeli air tangki dengan harga yang sangat mahal," kata
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Timur Tini Thadeus di
Kupang, Minggu (21/9).

BPBD NTT mencatat, jumlah keluarga yang menderita krisis air mencapai 39.879 orang, atau
4.325 keluarga.
"Krisis air bersih tersebut hanya bisa diatasi dengan memasok air dari daerah lain menggunakan
mobil tangki," ujarnya.

Selain pemanfaatan tangki air, Pemprov NTT juga telah mengajukan permintaan tanggap darurat
ke pemerintah pusat untuk segera menyalurkan sedikitnya Rp 15 miliar untuk pengadaan air
bersih di seluruh wilayah provinsi kepuluan tersebut, terutama di daerah yang telah masuk dalam
zona kritis.

Dana Rp 15 miliar itu, akan dimanfaatkan untuk membangun 10 sumur bor di desa-desa yang
menderita krisis air, dan mendanai pasokan air dari sumber air terdekat untuk dibagikan kepada
warga.

Karna itu, .Salah satunya dengan metode SPL ini.Karena metode ini tidak memerlukan
anggaran/biaya yang banyak.Metode ini sudah tepat untuk diterapkan pada daerah rawan
bencana seperti NTT ini.Hal ini tepat sekali diterapkan karena apabila anggaran dari pemerintah
mungkin memerlukan waktu untuk menyalurkannya,masyarakat dapat melakukan metode ini
untuk menanggulangi keadaan krisis sementara sembari menunggu datangnya bantuan dari
pemerintah.

Daerah NTT adalah daerah yang rawan terjadi kekeringan,karena di daerah NTT ini sebagian
besar tanahnya terdiri dari bebatuan yang bisa terbilang cukup padat.Oleh karena itu NTT
merupakan daerah yang mengalami kekurangan sumber mata air.Hal ini dipengaruhi oleh
kurangnya infrastruktur yang bisa menamupung air ini.Kurangnya sarana infrastruktur ini
menjadi kendala mengapa pasokan air masih sedikit yang tertampung.
Terbatasnya anggaran dan masih mengandalkan dana dari pemerintah pusat yang akhirnya membuat
infrastruktur tidak bisa segera dibuat.
Oleh karena itu, perlunya segala keperluan yang dibutuhkan untuk kebutuhan masyarakat dalam hal
mengatasi adanya kekurangan air ini dapat dilakukan dengan berbagai cara.Salah satunya dengan
metode SPL ini.Karena metode ini tidak memerlukan anggaran/biaya yang banyak.Metode ini sudah
tepat untuk diterapkan pada daerah rawan bencana seperti NTT ini.karena pada dasarnya daerah yang
bisa saja mengalami bencana,membutuhkan biaya yang banyak untuk perbaikan sarana yang rusak dan
keperluan primer untuk kebutuhan inti masyarakat.
Dengan adanya metode ini,masyarakat bisa menggunakannya untuk meminimalisir biaya agar sisa dari
biaya yang digunakan bisa dimanfaatkan pada kebutuhan-kebutuhan lainnya.
langkah-langkah mudah menjernihkan air dengan saringan pasir lambat dapat disimak pada
pembahasan dibawah ini :

Siapkan Bahan-bahan yang digunakan media yang digunakan adalah :

 pasir (kasar dan halus)


 batu besar
 batu kerikil
 ijuk(jika tidak mendapatkan ijuk ganti dengan karung tetapi lebih efektif menggunakan
ijuk)
 Pipa
 kran air
 Tong air (drum)
 Arang batok kelapa (arang aktif)
 pahat/bor.
 Lem
 Parang/Pisau

langkah kerjanya :

 campur antara pasir halus dan pasir kasar kemudian cuci hingga bersih. di air yang
mengalir agar lebih bersih dengan tujuan agar matrial pasir tidak bercampur dengan
tanah.
 Buatlah lubang pada bagian pantat bawah drum sebesar diameter pipa 3/4. dengan model
bondar. jika telah jadi masukan potongan pipa 3/4 kira-kira sepanjang 20 cm. pada
lubang tersebut. dan gunakan lem untuk mengelemnya agar rapat. atau juga anda bisa
menggunakan watermur sambungan pipa agar lebih baik dan rapat.
 jika telah jadi angkat tong tersebut ditempat ketinggian sekitar 50 cm dari permukaan
tanah agar bertujuan menggantung dari atas tanah agar memudahkan air untuk mengalir.
 masukan batu besar yang telah dicuci tadi. setinggi 15 cm pada bagian bawah tong
 kemudian alas dengan dengan ijuk setinggi 5-8 cm
 kemudian masukan matrial batu kerikil setebal 10 cm dan alas dengan ijuk lagi setebal 5
cm
 masukkan matrial pasir yang telah di campur dan dicuci tadi setebal 20 cm.
 masukan alas dengan ijuk lagi setebal 5 cm.
 masukan arang aktif (arang batok) kedalam drum setebal 15-20 cm dan alas dengan ijuk
lagi setebal 5 cm
 masukan matrial pasir lagi dengan ketebalan 20-30 cm dan alas lagi dengan ijuk, dan
masukan kerikil setebal 10 cm.
 lalu coba isikan air keruh dan lihat hasilnya, jika anda mencuci bahan material yang
digunakan tadi kurang bersih maka pada penyaringan pertama kali air yang keluar akan
sedikit kotor dan keruh untuk itu sangat dibutuhkan dalam pencucian bahan material yang
benar-benar bersih.
 jika langkah ini sudah diaplikasikan dan belum mendapatkan air jernih dan bersih
dikarenakan air yang dirumah anda sangat super kotor maka anda perlu menambahkan
material pasir lebih banyak lagi karena fungsi dari pada material pasir itu sendiri adalah
untuk menyaring partikel -partikel dalam air, jadi air kuning,hitam,hijau,keruh,kotor
dengan metode saringan sederhana ini akan menjadi air jernih dan bersih

Anda mungkin juga menyukai