PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
maupun jasa, taraf kehidupan masyarakat meningkat menjadi baik. Tetapi tidak
dapat dipungkiri, tingkat persaingan antar industri juga semakin tajam. Dalam
era globalisasi perdagangan saat ini, kunci untuk meningkatkan daya saing
suatu perusahaan adalah mutu atau kualitas. Hanya perusahaan yang mampu
persaingan global. Produk yang dibuat oleh suatu perusahaan industri harus
mempunyai hal-hal berikut : kualitas yang baik, harga pantas, di produksi dan
diserahkan kepada konsumen dalam jangka waktu yang cepat. Hal tersebut
yang mendorong setiap perusahaan harus berpikir dengan baik agar system
produk atau jasa merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh
perusahaan jika ingin produk atau jasa yang dihasilkan dapat bersaing di pasar
1
untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Konsumen akan sangat
merasa puas dan senang apabila produk yang mereka beli sesuai dengan
harapan mereka.
dibidang Minuman ringan yang terletak di kawasan indonesia Timur, tepatnya pada
jalan poros Malino KM. 25, kabupaten Gowa. Produk yang dihasil kan oleh PT.
apple, dan okky jelly drink Dalam pembuatan produk perusahaan sangat
mengutamakan dan memperhatikan kualitas dari produk yang diproduksi, mulai dari
berkualitas.
Pada PT. Triteguh Manunggal Sejati kemasan produk yang cacat masih sering
dijumpai pada saat proses pengisian kemasan, pada saat pengisian kemasan perlu
produk cacat yang terjadi pada PT. Triteguh Manungaal Sejati yaitu seal miring, kurang
press, seal bergerigi. Dengan adanya pengendalian kualitas diharapkan proses produksi
akan selalu dapat diperbaiki baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Namun kemasan produk cacat yang sering terlihat pada minuman ringan dari
hasil observasi penulis pada saat berada di ruang produksi selama 3 bulan yaitu kurang
press,seal bergerigi, dan seal miring dimana penyebab terjadinya produk cacat berasal
2
CUP MOUNTEA PADA PT. TRITEGUH MANUNGGALSEJATI
KABUPATEN GOWA”.
B. Rumusan Masalah
yaitu :
tingkat kerusakan kemasan cup mountea dapat di kurangi pada line 2 PT.Tri Teguh
Manunggal Sejati ?
C. Tujuan Penelitian
kerusakan kemasan cup mountea pada produk minuman line 2 PT. Tri Teguh
Manunggal Sejati.
D. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dari penelitian ini yaitu berfokus pada faktor
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi perusahaan
Hasil penelitian ini sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi PT.
2. Bagi penulis
3
Untuk mengembangkan pengetahuan yang diperoleh selama dibangku
kuliah dan melatih kemampuan menganalisis dalam dunia kerja terutama dalam
bidang produksi.
3. Bagi pembaca
peneliti selanjutnya.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kemasan
yang kuat dalam proses pemasaran suatu produk, karena dalam sebuah
akhirya membuat produk tersebut tidak hanya dilirik karena fungsi dasar
produknya tetapi juga dari segi kemasan. Kemasan sendiri mempunyai fugsi
utama dari kemasan adalah untuk menjaga produk”. Namun, sekarang kemasan
dan mendorong penjualan. Kemasan adalah bagian pertama produk yang dihadapi
produk biasanya dilakukan oleh produsen untuk dapat merebut minat konsumen
terhadap pembelian barang. Produsen berusaha memberikan kesan yang baik pada
kemasan produknya dan menciptakan model kemasan baru yang berbeda dengan
produsen lain yang memproduksi produk-produk sejenis dalam pasar yang sama.
5
B. Fungsi Kemasan
1. Fungsi protektif
2. Fungsi Promosional
4. memberikan informasi pada konsumen tentang produk itu sendiri dalam bentuk
pelabelan.
6
1. swalayan, kemasan yang efektif melaksanakan tugas dalam penjualan :
4. peluang inovasi, kemasan yang inovativ dapat membawa manfaat besar bagi
C. Jenis Kemasan
sesuai dengan isi dari kemasan tersebut. Jenis kemasan ini dapat dibedakan
7
b. Kemasan Sekunder; pengertian kemasan sekunder adalah wadah yang
Misalnya, kotak kardus untuk menyimpan kaleng susu, atau kotak kayu
pengiriman.
sekali saja lalu dibuang. Misalnya wadah plastic, bungkus daun pisang, dan
lain-lain.
b. Kemasan Multi Trip; yaitu kemasan yang dapat digunakan berkali-kali oleh
c. Kemasan Semi Disposable; yaitu kemasan yang tidak dibuang karena dapat
a. Kemasan Siap Pakai; yaitu jenis kemasan yang siap untuk diisi dan
8
bentuknya telah sempurna sejak diproduksi. Misalnya botol, kaleng,
dan lain-lain.
D. Kualitas
ditetapkan.
adalah :
untuk menilai bahwa suatu barang atau jasa telah mempunyai nilai guna
seperti yang dikehendaki atau dengan kata lain suatu barang atau jasa
9
E. Pengendalian Kualitas
dilakukan mulai dari sebelum proses produksi berjalan, pada saat proses
barang atau jasa yang sesuai dengan standar yang diinginkan dan direncanakan,
serta memperbaiki kualitas produk yang belum sesuai dengan standar yang
diantaranya adalah :
yang diharapkan.
meningkatkan kualitas suatu produk dan jasa agar sesuai dengan standar
10
kualitas, yaitu :
1. Peningkatan kepuasan pelanggan.
sejauh mana proses dan hasi produk atau jasa yang dibuat sesuai dengan
2. Agar biaya desain produk, biaya inspeksi, dan biaya proses produksi
pendekatan:
11
Merupakan upaya pengendalian kualitas produk perusahaan melalui
dengan sebaik-baiknya.
produk jasa yang akan dihasilkan dengan melihat produk akhir yang
baku, maka akan memilih pendekatan proses produksinya. Dalam hal ini
perusahaan tidak harus memilih salah satu pendekatan saja, melainkan dapat
memilih dua dari tiga pendekatan tersebut dapat dilakukan bersama-sama atau
bahkan ketiga-tiganya.
memunculkan kembali masalah kualitas yang pernah ada dan telah diselesaikan.
12
manajemen mutu yang berorientasi pada strategi pencegahan, bukan pada
digunakan dalam analisis dan solusi masalah kualitas Menurut Kauro Ishikawa
(1988)
kualitas tidak akan pernah efektif dan berhasil. Peningkatan kualitas dapat
informasi spesifik jelas tegas dan dapat diukur dan diharapkan dapat dihindari
13
Penyebab utama dapat dievaluasi dengan menggunakan diagram sebabakibat
5. Melaksanakan perbaikan
mengetahui apakah masalah yang ada telah hilang atau berkurang. Analisis
berikutnya.
14
7. Menstandarisasikan solusi terhadap masalah
pengertian tersebut dapat dipahami bahwa SPC merupakan suatu teknik yang
pengendalian kualitas suatu produk atau jasa. Ketiga alat dasar kualitas
15
tersebut adalah sebagai berikut :
dan digunakan pertama kali oleh Joseph Juran. Diagram pareto adalah grafik
kualitas dari yang paling besar ke yang paling kecil. Dalam diagram pareto
sebagai berikut :
16
sistematis representative garis jalan setapak yang pada akhirnya mengarah ke
akar penyebab suatu masalah kualitas. Diagram ini pertama kali dikembangkan
akibat terdiri dari dua sisi. Pada sisi kanan, efek samping, daftar masalah, atau
daftar penyebab utama masalah itu. Sisi kanan juga dapat mencakup efek yang
K. Kerangka Berfikir
17
Identifikasi Masalah
Perumusan Masalah
Penetapan Tujuan
Tinjauan Pustaka
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Menggunakan :
A. Check Sheet
B. Diagram Pareto
C. Diagram Sebab -
Akibat
BAB III
METODE PENELITIAN
18
A. Tempat Dan Waktu Penelitian
Kabupaten Gowa yang terletak di Jalan Poros Malino KM. 21, Kecamatan
1. Alat Tulis
2. Laptop
3. Microsoft Excel
4. Microsoft Word
6. Handphone
C. Jenis Penelitian
19
didapatkan dalam penelitian sebagai landasan penulisan tugas akhir.
1. Data Primer
poses penelitian.
2. Data Sekunder.
E. Analisis Data
Data yang telah diperoleh dari hasil penelitian kemudian diolah dan
dianalisa dengan :
20
2. Analisa Diagram Sebab-Akibat ( Fishbone )
b) Seleksi metode analisis. Sering kali metode analisis itu berupa sumbang
BAB IV
21
A. Pengolahan Data
1. Check Sheet
secara statistik adalah membuat tabel (check sheet) jumlah cup yang di transfer
ke produksi dan cup yang rusak / tidak sesuai dengan standar mutu. Tabel
(check sheet) ini berguna untuk mempermudah proses pengumpulan data serta
analisa. Berikut ini data cup mountea pada bulan april 2019:
Berdasarkan tabel 4.1 di atas, maka dapat diketahui bahwa dari total
produksi pada bulan maret untuk line 2 dengan total produksi 327.617 CUP
mountea terdapat tiga jenis kerusakan cup mountea , antara lain kurang press
22
sebanyak 14.824 cup mountea dan seal miring sebanyak 13.059 cup dan cup
kardus rusak sebanyak 35.295 cup mountea selama bulan april 2019.
pengemasan produk selama bulan april 2019 dibuatkan diagram pareto untuk
bulan dan dipresentasikan yang terjadi dalam hari poduksi, yaitu sebagai
nρ
Presentase (p) = n
Keterangan :
23
Tabel 4.2 Rata-rata Persentase Kerusakan cup mountea
TOTAL TOTAL
Tanggal prodak Line RATA-RATA CUP RUSAK
PRODUKSI (CUP) CUP RUSAK
15-Apr-19 MTB1 2 11913 588 0,049
16-Apr-19 MTB1 2 18412 1088 0,059
18-Apr-19 MTA1 2 8313 1352 0,163
18-Apr-19 MTB1 2 4542 432 0,095
19-Apr-19 MTB1 2 17562 864 0,049
20-Apr-19 MTB1 2 17982 752 0,042
22-Apr-19 MTB1 2 12026 816 0,068
23-Apr-19 MTB1 2 5253 288 0,055
23-Apr-19 MTB1 2 11875 652 0,055
24-Apr-19 MTB1 2 18175 1672 0,092
25-Apr-19 MTB1 2 18654 1404 0,075
26-Apr-19 MTB1 2 18113 1624 0,090
27-Apr-19 MTB1 2 2954 700 0,237
27-Apr-19 MTG1 2 12094 2756 0,228
29-Apr-19 JDO7 2 5752 1152 0,200
30-Apr-19 JDO7 2 14822 4024 0,271
1-May-19 MTA1 2 14865 1480 0,100
2-May-19 MTB1 2 19492 1028 0,053
3-May-19 MTB1 2 10847 667 0,061
6-May-19 JDO7 2 11420 3500 0,306
7-May-19 JDO7 2 16564 2504 0,151
8-May-19 MTG1 2 16169 824 0,051
9-May-19 MTG1 2 8700 736 0,085
9-May-19 MTB1 2 8160 1140 0,140
10-May-19 MTB1 2 14954 1472 0,098
11-May-19 MTB1 2 8004 1780 0,222
327617 35295 0,108
kemasan yang terjadi pada PT. Triteguh Manunggal sejati berada pada angka
24
Tabel 4.3 Jumlah Kumulatif dan Persentase Komulatif Kerusakan Cup mountea
Jenis kerusakan Jumlah kerusakan Jumlah Kumulatif Persentase (%) Persentase Kumulatif (%)
kurang press 14824 14824 42% 42%
seal miring 13059 27883 37% 79%
cup bergerigi 7412 35295 21% 100%
TOTAL 35295
(Sumber Data diolah menggunakan excel 2013)
Berdasarkan dari tabel 4.3 di atas, maka dapat diketahui bahwa dari
sebesar 37% dan cup mountea bergerigi sebanyak 7.412 memiliki presentase
kerusakan sebesar 21%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dari dua
jenis kerusakan yang timbul pada proses pengisian yang memiliki persentase
= 42 %
25
= 37 %
= 21 %
16000 120%
14000
100%
12000
80%
10000
8000 60%
6000
40%
4000
20%
2000
0 0%
kurang press seal miring cup bergerigi
kerusakan kemasan pada produk minuman cup mountea adalah sebagai berikut
a. Jenis kerusakan kemasan tertinggi pada minuman cup line 2 dalam bulan
april- mei adalah kurang pres, dengan jumlah kerusakan sebanyak 14824
pcs atau 42 %.Kurang pres yang dimaksud adalah seal yang tidak melekat
26
b. Jenis kerusakan yang kedua pada minuman cup mountea dalam bulan april
– mei adalah seal miring, dengan jumlah kerusakan sebanyak 13059 pcs atau
37 %. Seal miring yang dimaksud adalah seal cup mountea tidak presisi
c. Jenis kerusakan yang ketiga pada minuman cup mountea dalam bulan april
– mei adalah seal bergerigi, dengan jumlah kerusakan 7412 atau 21 %. Seal
3. Diagram Sebab-akibat
a. Manusia
b. Metodekerja
c. Mesin
d. Bahanbanku
27
Berikut ini adalah hasil pengamatan yang diperoleh diperusahaan yaitu :
Kerusakan kemasan
cup (kurang pres)
a) Material
1. Material bahan kemasan cup mountea nya mudah lunak sehingga pada saat
b) Mesin
bejalan dengan baik dan akan cepat tua akan menyebabkan terjadinya
28
output cup mountea kurang press,bergerigi dan seal miring hingga IJP
kosong.
c) Metode
, cup akan mudah kurang press karena biasanya pengisian yang tidak sesuai
SOP akan kepenuhan sehingga pada saat pengepresan tidak kuat karena
d) Manusia (Tenagakerja)
Untuk Man operator kurang skill biasa terjadi pada operator yang kurang
dalam cup yang berakibat kurang press, cup bergerigi, dan seal miring.
a. Faktor Manusia
29
dengan baik sesuai dengan peratutan , dan pengawasan lebih ditingkatkan
terjadinya kerusakan kemasan kurang press disebabkan oleh faktor man dan
mesin. Dimana untuk faktor Man terjadi karena kurang telitinya operator pada
saat bekerja padahal Peran dari karyawan/operator yang bekerja pada ruang
mesin filling sangat penting bukan hanya karena menyalakan dan menjalankan
mesin saja tetapi juga harus melakukan pengecekan terhadap mesin baik
terjadi karena block heating yang miring pada saat proses produksi.Cara
kerjadari block heating sendiri yaitu naik turun secara terus – menerus selama
proses produksi hal tersebut dapat memicu vibrasi yang mengakibatkan baut
Untuk mengatasi masalah tersebut, pada faktor man sebaiknya operator selalu
berkonsentrasi pada saat bekerja selain itu operator harus menjaga kondisi
pengecekan mesin oleh bagian teknisi pada saat pergantian shift. Namun selain
bertugas dalam ruangan mesin filling juga selalu melakukan pengecekan pada
30
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil dan Analisa data selama tiga bulan menggunakan diagram
pareto dapat diketahui kerusakan cup moutea yang sangat dominan ditunjukkan
pada kurang press sebanyak 14824 pcs dengan presentase kerusakan sebanyak
42%,
penyebab terjadinya kerusakan kemasan cup kurang press yang dapat dianalisis
menyebabkan kerusakan cup mountea kurang press yaitu faktor manusia dan
B. Saran
menjadi penyebabnya.
31
2. Dalam menerapkan metode statistik, sebaiknya memperhatikan metode-
metode yang tepat untuk digunakan dalam mengelolah data sehingga hasil
dan jika hal ini terus terjadi maka perusahaan akan mengalami kerugian
yang besar.
32
DAFTAR PUSTAKA
Bachtiar . (2013). Analisa Pengendalian Kualitas dengan Menggunakan Metode
Statistical Quality Control (SQC).
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2012. Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi 13
Louw,A. & Kimber,M. (2007). The Power of Packing, The Customer Equity
Company. Gramedia : Jakarta
Wijayanti, Titik. 2012. Marketing Plan DalamBisnis. Edisi 1.: PT Elex Media
Komputindo Jakarta
33