Anda di halaman 1dari 17

BADAN USAHA

Oleh
Christian Salanggamo 135020300111022
Ananda Pratama Putra 175020301111025
Fikha Zahirah Taufik R. 175020307111058
Nabila Aulia Putri 175020301111066

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
Pengertian dan Definisi Badan Usaha
Berikut ini adalah beberapa pengertian tentang badan usaha yang dikemukakan oleh para
ahli:
a. Badan usaha menurut Dominick Salvatore adalah suatu organisasi yang mengombinasikan
dan mengordinasikan berbagai sumber daya untuk tujuan memproduksi atau menghasilkan
barang barang atau jasa untuk dijual.
b. Badan usaha menurut KBBI adalah sekumpulan orang dan modal yang mempunyai
aktivitas yang bergerak di bidang perdagangan atau dunia usaha / perusahaan.
c. Badan usaha menurut Undang-Undang Ketentuan Umum Pajak Indonesia adalah
sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuan, baik yang melakukan usaha
maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan
komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Milik Daerah, firma,
kongsi, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga badan lainnya termasuk
kontrak investasi kolektif dan bentuk badan usaha tetap
d. Berdasarkan pengertian diatas dapt disimpulkan bahwa, Badan usaha adalah sekumpulan orang
dan atau modal yang merupakan kesatuan untuk tujuan memproduksi atau menghasilkan barang
barang atau jasa untuk dijual.

Penggolongan Badan Usaha


a. Badan Usaha yang Berbadan Hukum
Berikut ini adalah beberapa pengertian tentang badan hukum yang dikemukakan oleh para
ahli1
a. Menurut E. Utrecht, badan hukum (rechtpersoon), yaitu badan yang menurut hukum berkuasa
(berwenang) menjadi pendukung hak, selanjutnya dijelaskan bahwa badan hukum adalah
setiap pendukung hak yang tidak berjiwa atau yang lebih tepat bukan manusia.
b. Menurut R. Subekti, badan hukum pada pokoknya adalah suatu badan atau perkumpulan yang
dapat memiliki hak- hak dan melakukan perbuatan seperti seorang manusia, serta memiliki
kekayaan sendiri, dapat digugat atau menggugat di depan hakim.
c. R. Rochmat Soemitro mengemukakan, badan hukum (rechtpersoon) ialah suatu badan yang
dapat mempunyai harta, hak serta kewajiban seperti orang pribadi.

1
Chidir Ali. 1999. Badan Hukum. Alumni, Bandung, hlm.18-19.
Dapat disimpulkan bahwa Badan Usaha berbadan hukum adalah sekumpulan orang dan
modal yang mempunyai aktivitas yang bergerak di dunia usaha dan memiliki hak-hak serta
kewajiban seperti orang pribadi.

b. Badan Usaha yang Tidak Berbadan Hukum


Badan Usaha yang tidak berbadan hukum adalah sekumpulan orang dan modal yang
mempunyai aktivitas yang bergerak di dunia usaha tidak dapat melakukan perbuatan hukum
dalam hubungan hukum karena bukan merupakan subjek hukum.

Dasar Hukum Badan Usaha di Indonesia

Dasar hukum adalah norma hukum atau ketentuan dalam peraturan perundang-undangan
yang menjadi landasan atau dasar bagi setiap penyelenggaraan atau tindakan hukum oleh subyek
hukum baik orang perorangan atau badan hukum.
1. Dasar Hukum Firma
Dasar hukum Firma di atur dalam beberapa pasal yaitu pasal 16 - 35 Kitab Undang-Undang
Hukum Dagang (KUHD) dan pasal-pasal lainnya dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (KUHPerdata) yang terkait.
a. Pasal 16 KUHD
Berdasarkan Pasal 16 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, Persekutuan Firma adalah
persekutuan yang diadakan untuk menjalankan suatu perusahaan dengan memakai nama
bersama.

b. Pasal 22 KUHD
Pasal ini menjelasakan tentang proses pendirian Firma. Persekutuan Firma harus didirikan
dengan akta otentik. Artinya Firma tidak memungkinkan atau dikhawatirkan untuk
disangkalkan kepada pihak ketiga bila akta otentik tersebut tidak ada.
c. Pasal 23 dan 28 KUHD
Kemudian selanjutnya, setelah akta pendirian dibuat maka harus kita daftarkan ke
Kepaniteraan Pengadilan Negeri di daerah tempat dimana Firma akan
didirikan/berkedudukan. Selanjutnya akta pendirian tersebut diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia.
d. Pasal 1633 sampai dengan Pasal 1635 KUHPerdata
Pasal 1633 ayat (1) KUHPerdata menyebutkan bahwa pembagian keuntungan ,dan
kerugian oleh sekutu diatur dalam perjanjian pendirian persekutuan,dengan ketentuan tidak
boleh memberikan seluruh keuntungan hanya kepada salah seorang sekutu saja. akan tetapi
berdasarkan Pasal 1633 ayat (2) boleh diperjanjiakan jikaseluruh kerugian hanya
ditanggung oleh salah seorang sekutu saja. apabila tidak ada perjanjian yang mengatur cara
pembagian keuntungan tersebut, maka berlakulah ketentuan Pasal 1633 ayat (1)
KUHPerdata yang menentukan bahwa pembagian tersebut harus dilakukan berdasarkan
asas keseimbangan,dengan ketentuan bahwa pemasukan uang / benda yang terkecil.
e. Pasal 1646 KUHPerdata
Pembubaran Persekutuan Firma diatur dalam ketentuan Pasal 1646 sampai dengan Pasal
1652 KUHPerdata dan Pasal 31 sampai dengan Pasal 35 KUHD. Pasal 1646 KUHPerdata
menyebutkan bahwa ada 5 hal yang menyebabkan Persekutuan Firma berakhir, yaitu :
 Jangka waktu firma telah berakhir sesuai yang telah ditentukan dalam akta pendirian
 Adanya pengunduran diri dari sekutunya atau pemberhentian sekutunya
 Musnahnya barang atau telah selesainya usaha yang dijalankan persekutuan firma
 Adanya kehendak dari seorang atau beberapa orang sekutu
 Salah seorang sekutu meninggal dunia atau berada di bawah pengampuan atau
dinyatakan pailit.

2. Dasar Hukum CV
Dasar hukum pendirian CV diatur dalam KUHD, khususnya pasal 19 s/d 21 yang mengatur
tentang Persekutuan Komanditer. Tentu juga tidak lupa KUHPerdata, sebagaimana konsep
awalnya merupakan Persekutuan atas dasar Perjanjian.
a. Pasal 19 KUHD
Perseroan yang terbentuk dengan cara meminjamkan uang atau disebut juga perseroan
komanditer, didirikan antara seseorang atau antara beberapa orang persero yang
bertanggung jawab secara tanggung-renteng untuk keseluruhannya, dan satu orang atau
lebih sebagai pemberi pinjaman uang.
b. Pasal 20 KUHD
Berdasarkan pasal ini, nama persero komanditer tidak boleh digunakan dalam firma. Di
sisi lain, para pemberi modal atau pesero komanditer, tidak bisa terlibat dalam menjalankan
aktivitas perusahaan. Hal tersebut diatur secara tegas di dalam Pasal 20 KUHD yang
menjelaskan bahwa pesero komanditer ini tidak boleh melakukan tindakan pengurusan
atau bekerja dalam perusahaan perseroan tersebut, meskipun ada pemberian kuasa
sekalipun.
c. Pasal 21 KUHD
Namun jika pesero komanditer terbukti ikut menjalankan perusahaan sebagaimana yang
dilakukan pesero komplementer dan mengakibatkan kerugian perusahaan, maka sesuai
dengan Pasal 21 KUHD, pesero komanditer ikut bertanggung jawab secara tanggung
renteng terhadap semua utang dan perikatan perseroan tersebut.

3. Dasar Hukum PT
Perseroan Terbatas adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan
berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya
terbagi dalam saham. Dalam pelaksanaannya PT memiliki dasar hukum dimana bertujuan agar
segala tujuan pendirian PT dapat erlaksana dengan baik.

a. UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas


Pasal 2
Dalam pasal ini dijelaskan berbagai hal mengenai Perseroan terbatas seperti Perseroan
harus mempunyai maksud dan tujuan serta kegiatan usaha yang tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan, ketertiban umum, dan/atau kesusilaan.
Pasal 3
Pemegang saham Perseroan tidak bertanggung jawab secara pribadi atas perikatan yang
dibuat atas nama Perseroan dan tidak bertanggung jawab atas kerugian Perseroan melebihi
saham yang dimiliki.
Pasal 7
Pada pasal ini memuat tatacara pendirian Perseroan Terbatas

4. Dasar Hukum Koperasi


Dalam pelaksanaannya koperasi membutuhkan Dasar Hukum atau landasan hukum yang
memayunginya agar dapat berjalan dengan stabil serta terciptanya sistem perekonomian yang
tertib. Berikut adalah dasar hukum yang mengatur koperasi :
a. Undang-undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian
Dalam undang undang ini di tegaskan bahwa Koperasi berperan serta untuk mewujudkan
masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945 berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi. Selain itu,
pembangunan Koperasi merupakan tugas dan tanggung jawab Pemerintah dan seluruh
rakyat.
b. Peraturan Pemerintah No. 4 tahun 1994
Peraturan Pemerintah No. 4 tahun 1994 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengesahan
Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi. Koperasi perlu diberikan status
badan hukum agar dapat melaksanakan fungsi dan perannya secara efektif . Untuk
mendapatkan status badan hukum koperasi harus memperoleh akta pendirian yang sudah
mendapatkan pengesahan dari pemerintah yang selanjutnya koperasi bertindak secara
mandiri dan melakukan tindakan hukum sesuai maksud dan tujuannya

c. Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 1994


Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 1994 tentang Pembubaran Koperasi oleh Pemerintah.
Pembubaran koperasi dilakukan apabila kegiatan koperasi dirasa membahayakan atau
menghambat sistem koperasi misalnya kelangsungan hidupnya sudah tidak dapat
dipertahankan lagi meskipun sudah diberikan bantuan sekalipun atau tidak berjalan sesuai
dengan undang-undang atau anggaran dasar koperasi maka koperasi seperti ini sebaiknya
di bubarkan. Pembubaran koperasi hanya dapat dilakukan oleh pemerintah yang
berwenang dengan segala jenis pertimbangan.
5. Dasar Hukum Yayasan.
Yayasan adalah suatu badan hukum yang mempunyai maksud dan tujuan bersifat sosial,
keagamaan dan kemanusiaan, didirikan dengan memperhatikan persyaratan formal yang
ditentukan dalam undang-undang. Yayasan juga diatur dalam berbagai peraturan yaitu:
a. Undang-Undang No. 16 Tahun 2001
b. Undang-Undang No. 28 Tahun 2004 tentang Perubahan UU No. 16 Tahun 2001
Berdasarkan pasal 5 ayat 1 (UU No. 28 Tahun 2004): "Kekayaan Yayasan baik berupa
uang, barang, maupun kekayaan lain yang diperoleh Yayasan berdasarkan Undang-undang
ini, dilarang dialihkan atau dibagikan secara langsung atau tidak langsung, baik dalam
bentuk gaji, upah, maupun honorarium, atau bentuk lain yang dapat dinilai dengan uang
kepada Pembina, Pengurus dan Pengawas."
c. Peraturan Perintah no. 63 Tahun 2008

6. Dasar Hukum BUMN


a. UU Nomer 19 Tahun 2003
Merujuk kepada Pasal 9 Undang-Undang Nomor 19 tahun 2003 tentang Badan Usaha
Milik Negara (“UU 19/2003“), BUMN terdiri dari Persero dan Perum.
1. Perusahaan Perseroan (Persero)
Berdasarkan Pasal 1 ayat 2 UU 19/2003, Perusahaan Perseroan adalah BUMN yang
berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau
paling sedikit 51% (lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh Negara Republik
Indonesia yang tujuan utamanya mengejar keuntungan
2. Perusahaan Umum (Perum)
Selain dari Persero sebagaimana dijelaskan di atas, BUMN juga mempunyai jenis/
bentuk lainnya yaitu Perusahaan Umum (“Perum“). Merujuk kepada Pasal 1 ayat 4 UU
19/2003, Perum adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki negara dan tidak
terbagi atas saham, yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan
barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi, dan sekaligus mengejar keuntungan
berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 2005
7. Dasar Hukum BUMD
a. UU Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah
Secara konseptual pembentukan sebuah BUMD di pemerintah daerah tidak terlepas
dari ketentuan UU Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah, yang merupakan
cikal bakal munculnya BUMD. Undang-Undang Nomor 5 tahun 1962 hanya
menjelaskan syarat pendirian sebuah perusahaan daerah dengan peraturan daerah.
Dalam pembentukan sebuah peraturan daerah maka tidak bisa lepas dari unsur
pemerintah daerah dan DPRD selaku pemangku kebijakan dalam pemerintahan daerah.
b. UU Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah
Pasal 59 disebutkan bahwa pemerintah daerah dapat mengadakan Perusahaan Daerah yang
penyelenggaraan dan pembinaannya dilakukan berdasarkan asas ekonomi perusahaan.
Dalam penjelasannya disebutkan bahwa Perusahaan Daerah adalah suatu badan
usaha yang dibentuk oleh Daerah untuk memperkembangkan perekonomian Daerah
dan untuk menambah penghasilan Daerah.
c. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 1998 tentang Bentuk Hukum BUMD
Pasal 2 dan Pasal 3 mengatur tentang bentuk hukum BUMD yang dapat berupa perusahaan
daerah atau perseroan terbatas. BUMD yang berbentuk hukum perusahaan daerah,
tunduk pada peraturan perundang-undangan yang berlaku yang mengatur perusahaan
daerah. Sedangkan BUMD yang berbentuk hukum perseroan terbatas, tunduk pada UU
Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan peraturan pelaksanaannya.
d. Undang-undang republik indonesia nomor 9 tahun 2015 tentang perubahan kedua atas
undang-undang nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah
Perusahaan Perseorangan & Persekutuan Perdata

Berdasarkan jumlah kepemilikannya, badan usaha dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Perusahaan Perseorangan
Pada Umumnya Perusahaan perseorangan merupakan bentuk dari BUMS, dimana
bentuk tersebut mempunyai keuntungan/kelebihan dan kerugian/kelemahan dalam suatu
perusahaan yang berbentuk perseorangan yang mempunyai dampak-dampak dari bentuk
perusahaan perseorangan.
Pengertian perusahaan perseorangan menurut definisi para ahli mengungkapkan bahwa
pengertian perusahaan perseorangan ialah suatu perusahaan yang dimiliki oleh suatu orang
yang bertanggung jawab penuh atas jalannya usaha. Dalam suatu perusahaan jenis segala
permodalan, keuntungan, dan resiko ditanggung sendiri oleh pemilik perusahaan tersebut.
Jenis perusahaan ini paling banyak dijumpai di Indonesia karena dari bentuknya yang sangat
sederhana dan mudah diselenggarakan.
Membentuk badan usaha merupakan dasar penting apabila kita akan membangun suatu
bisnis sendiri. Keberadaan badan usaha yang berbadan hukum dalam suatu perusahaan baik
perusahaan kecil, menengah atau besar akan melindungi perusahaan dari segala tuntutan akibat
aktivitas yang dijalankan oleh perusahaan tersebut.
Perusahaan Perorangan atau Usaha Kepemilikan Tunggal Adalah badan usaha yang
didirikan dan dimiliki oleh pengusaha perseorangan dan bukan termasuk badan hukum. Badan
usaha ini paling mudah diorganisir dan dijalankan karena wewenang pengelolaannya
(manajemen) dipegang oleh satu orang (pemilik tunggal) sehingga keputusan dapat dibuat
dengan cepat. Pendirian badan usaha ini tidak memerlukan izin dan tata cara tententu
sertabebas membuat bisnis personal/pribadi tanpa adanya batasan untukmendirikannya.
Tanggung jawab perusahaan terhadap hutang (liabilitas) meliputi seluruh hartakekayaan
pribadi pemiliknya. Penutupan perusahaan terjadi bila pemilik memutuskan menutup usaha
tersebut, bangkrut atau karena kematian pemiliknya.Pada umumnya perusahaan perseorangan
bermodal kecil, jenis serta jumlahproduksinya terbatas, memiliki tenaga kerja/buruh yang
sedikit dan masih menggunakan alat produksi teknologi yang sederhana. Contoh : toko
kelontong, tukang bakso keliling, pedagang asongan, dan lain sebagainya.

 Kelebihan
a. Tanggung jawab tidak terbatas dan bisa melibatkan harta pribadi.
b. Tidak ada kewajiban antar pemilik, karena hanya ada satu pemilik.
c. Tidak ada pajak, yang ada adalah pungutan dan retribusi.
d. Seluruh keuntungan dinikmati sendiri.
 Kekurangan
a. Sulit mengatur roda perusahaan karena diatur sendiri.g. Keuntungan yang kecil yang
terkadang harus mengorbankan penghasilanyang lebih besar.
b. Jangka waktu badan usaha tidak terbatas atau seumur hidup.
c. Sewaktu-waktu dapat dipindah tangankan.

b. Persekutuan Perdata
 Pengertian Persekutuan Perdata
Persekutuan Perdata (partnership / maatschap) menurut pasal 1618 KUHPerdata
adalah perjanjian antara dua orang atau lebih mengikatnya diri untuk meamsukkan sesuatu
(inbreng) ke dalam persekutuan dengan maksud membagi keuntungan yang diperoleh
karenanya.
Dari ketentuan Pasal 1618 KUHPerdata tersebut, ada beberapa unsur yang terdapat
di dalam persekutuan perdata, yaitu
1. adanya suatu perjanjian kerjasama antara dua orang atau lebih
2. masing-masing pihak harus memasukkan sesuatu ke dalam persekutuan (inbreng)
3. bermaksud membagi keuntungan antara bersama anggota
4. bertindak secara terang-terangan
5. kerjasama ini tidak nyata tampak keluar atau tidak diberitahukan kepada umum
6. harus ditujukan pada sesuatu yang mempunyai sifat yang dibenarkan dan diizinkan
7. diadakan untuk kepentingan bersama anggotanya

 Jenis Persekutuan Perdata (Partnership / Maatschap)


1. Persekutuan Perdata (Maatschap) Umum/Penuh (Pasal 1622 BW)
Persekutuan perdata (Maatschap) umum ini adalah dimana para sekutu
memasukkan seluruh hartanya atau bagian yang sepadan dengannya tanpa adanya suatu
perincian apapun.
Maatschap umum meliputi apa saja yang akan diperoleh para sekutu sebagai hasil
usaha mereka selama maatchap berdiri. Maatschap jenis ini usahanya bisa bermacam-
macam (tidak terbatas) yang penting inbrengnya ditentukan secara jelas/terperinci.
2. Persekutuan Perdata (Maatschap) Khusus (Pasal 1623 BW)
Persekutuan perdata (Maatschap) khusus ini adalah dimana para sekutu
menjanjikan pemasukan benda-benda tertentu atau sebagian tenaga kerjanya.
Maatschap khusus (bijzondere maatschap) adalah maatschap yang gerak usahanya
ditentukan secara khusus, bisa hanya mengenai barang-barang tertentu saja, atau
pemakaiannya, atau hasil yang akan didapat dari barang-barang itu, atau mengenai
suatu usaha tertentu atau penyelenggaraan suatu perusahaan atau pekerjaan tetap. Jadi,
penentuannya ditekankan pada jenis usaha yang dikelola oleh maatshap (umum atau
khusus), bukan pada inbrengnya. Mengenai inbreng, baik pada maatschap umum
maupun maatschap khusus harus ditentukan secara jelas/terperinci. Kedua maatschap
ini dibolehkan. Yang tidak dibolehkan adalah maatschap yang sangat umum yang
inbrengnya tidak diatur secara terperinci seperti yang disinggung oleh Pasal 1621 BW.
Maatschap termasuk salah satu jenis permitraan (partnership) yang dikenal dalam
hukum Perusahaan di Indonesia disamping bentuk lainnya seperti Vennootschap Onder
Firma (Fa) dan Commanditaire Vennooschap (CV). Maatschap merupakan bentuk
usaha yang biasa dipergunakan oleh para Konsultan, Ahli Hukum, Notaris, Dokter,
Arsitek dan profesi-profesi sejenis lainnya.

 Pemasukan (Inbreng)
Pasal 1619 ayat (2) KUHPerdata menentukan bahwa para sekutu perdata wajib
memasukkan ke dalam kas persekutuan yang didirikan yang tersebut. Pemasukkan
(inbreng) itu dapat berupa :

1. Uang
2. Benda - benda apa saja yang layak bagi pemasukkan, seperti kendaraan bermotor, dan
alat perlengkapan kantor.
3. Tenaga kerja, baik fisik maupun pikiran.
Menurut Hukum Perdata Belanda yakni berdasarkan Pasal 1662 ayat (2) BW (baru)
Belanda, pemasukkan tersebut tidak hanya berupa uang, benda atau barang, dan tenaga
kerja, tetapi juga dapat berupa hak menikmati suatu barang (genot van goederen)
 Pengurusan Persekutuan Perdata
Pembebanan pengurusan persekutuan perdata dapat dilakukan dengan dua cara, yakni:
1. Diatur sekaligus bersama-sama akta pendirian persekutuan perdata (disebut dengan
sekutu statuter).
2. Diatur dengan akta tersendiri sesudah persekutuan perdata berdiri (disebut sekutu
mandater)

 Pembagian Keuntungan dan Kerugian


Pasal 1633 ayat (1) KUHPerdata menyebutkan bahwa sebaiknya secara pembagian
keuntungan, dan kerugian oleh sekutu diatur dalam perjanjian pendirian persekutuan,
dengan ketentuan tidak boleh memberikan seluruh keuntungan hanya kepada salah seorang
sekutu saja. Akan tetapi berdasarkan Pasal 1633 ayat (2) boleh diperjanjiakan jika seluruh
kerugian hanya ditanggung oleh salah seorang sekutu saja.
Apabila tidak ada perjanjian yang mengatur cara pembagian keuntungan tersebut,
maka berlakulah ketentuan Pasal 1633 ayat (1) KUHPerdata yang menentukan bahwa
pembagian tersebut harus dilakukan berdasarkan asas keseimbangan, dengan ketentuan
bahwa pemasukan uang / benda yang terkecil.

 Tanggung Jawab Sekutu


Pasal 1642 sampai pasal 1645 KUHPerdata tanggung jawa sekutu dalam persekutuan dapat
diuraikan sebagaimana berikut :
1. Bila seorang sekutu mengadakan hubungan hukum dengan piak ketiga,maka sekutu
yang bersangkutan sajalah yang bertanggung jawab atas perbuatan-perbuatan hukum
yang dilakukan dengan pihak ketiga itu, walaupun ia mengatakan bahwa dia berbuat
untuk kepentingan persekutuan.
2. Perbuatan tersebut baru mengikat sekutu-sekutu yang lain apabila :
a. nyata-nyata ada surat kuasa dari sekutu yang lain.
b. hasil perbuatan / keuntungannya itu telah nyata-nyata dinikmati oleh persekutuan.
3. Apabila beberapa orang sekutu persekutuan perdata hubungan dengan pihak ketiga
,maka para sekutu tidak dapat dipertangung jawabkan sama rata,meskipun pemasukkan
mereka masing-masing tidak sama ,kecuali apabila dalam perjanjian yang dibuatnya
dengan pihak ketiga itu dengan tegas ditetapkan imbangan pertanggung jawaban
masing-masing sekutu menurut perjanjian itu.
4. Apabila seorang sekutu persekutuan perdata mengadakan hubungan hukum dengan
pihak ketiga atas nama persekutuan ,maka persekutuan dapat langsung menggugat
pihak ketiga itu.

 Berakhirnya Persekutuan Perdata


Suatu Persekutuan Perdata akan berakhir karena ;
1. Lampaunya waktu yang diperjanjikan
2. Pengakhiran oleh salah satu sekutu
3. Pengakhiran berdasarkan alasan yang sah.
4. Selesainya perbuatan
5. Hancurnya benda yang menjadi objek persekutuan
6. Kematian salah satu sekutu
7. Adanya pengampunan/ kepailitan terhadap salah seorang sekutu

Tabel Komparasi
No Kriteria Perusahaan Perseorangan Persekutuan Perdata
Pembanding
1 Definisi bentuk perusahaan, dimana suatu perjanjian dengan mana
pemilik adalah perseorangan dua orang atau lebih mengikatkan
yang melakukan perusahaan diri untuk memasukkan sesuatu
untuk mendapat laba. Modal dalam persekutuan dengan
perusahaan perseorangan berasal maksud untuk membagi
dari perseorangan, yaitu dari keuntungan yang terjadi
pemilik perusaahaan itu sendiri. karenanya
2 Dasar Hukum belum ada pengaturannnya dalam Pasal 1816 BW
undang-undang,dalam
praktiknya dibuat tertulis di muka
notaris berupa akta pendirian
perusahaan perseorangan.
3 Cara Mendirikan Sangat mudah cukup dengan Didirikan oleh lebih dari satu
merancang anggaran dasar orang, maka perlu diadakan
perusahaan yang nantinya akan perjanjian antara para sekutu
dituangkan dalam akta pendirian pendiri. kemudian dibuat
yang dibuat di muka notaris rancangan anggaran dasar yang
(dengan bantuan notaris). Tidak memuat isi perjanjian tersebut.
perlu membuat perjanjian. Rancangan anggaran dasar
kemudian dituangkan dalam akta
notaris
4 Bentuk Hukum Perusahaan perseorangan dapat merupakan perusahaan bukan
Perusahaan mempunyai bentuk hukum badan hukum yaitu perusahaan
menurut bidang jenisnya. swasta yang didirikan dan
dimiliki oleh beberapa orang
pengusaha secara kerjasama.
5 Kebaikan  organisasi yang mudah  Modal relatif besar
 kebebasan bergerak  Tanggung jawab terbatas
 penerimaan seluruh sesuai perjanjian
keuntungan  Manajemen kuat
 pajak yang rendah  Kelangsungan perusahaan
 ketidakmungkinan bocornya terjamin
rahasia
 ongkos organisasi yang
murah
 undang-undang dan peraturan
yang membatasi relatif sedikit
 dorongan perseorangan.
6 Keburukan  Tanggung jawab tidak  Kurang leluasa dalam
terbatas pengambilan keputusan
 Besarnya perusahaan terbatas  Pembagian keuntungan relatif
 Kontinuitas yang tidak sedikit
terjamin  Kemungkinan bocornya
 Kesulitan dalam soal rahasia perusahaan
kepemimpinan
7 Masa Berakhirnya a. pemilik meninggal dunia/ a. ditentukan dalam perjanjian
dipenjara b. salah satu sekutu
b. rugi secara terus-menerus mengundurkan diri sehingga
c. utangnya tidak dapat perusahaan menjadi bentuk
dilunasi perseorangan
d. adanya putusan pengadilan c. Adanya putusan pengadilan

Badan Usaha berbentuk Badan Hukum

Karakteristik suatu badan hukum yaitu terdapat pemisahan kekayaan pemilik dengan
kekayaan badan usaha, sehingga pemilik hanya bertanggung jawab sebatas harta yang dimilikinya.
a. Badan Usaha yang berbentuk Badan Hukum terdiri dari :
1. Perseroan Terbatas (“PT”)
 Memiliki ketentuan minimal modal dasar, dalam UU 40/2007minimum modal dasar
PT yaitu Rp50.000.000 (lima puluh juta rupiah). Minimal 25% dari modal dasar telah
disetorkan ke dalam PT;
 Pemegang Saham hanya bertanggung jawab sebatas saham yang dimilikinya;
 Berdasarkan peraturan perundang-undangan tertentu diwajibkan agar suatu badan
usaha berbentuk PT.
2. Yayasan
 Bergerak di bidang sosial, keagamaan dan kemanusiaan yang tidak mempunyai
anggota;
 Kekayaan Yayasan dipisahkan dengan kekayaan pendiri yayasan.

3. Koperasi
 Beranggotakan orang-seorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat
berdasar atas asas kekeluargaan.
 Sifat keanggotaan koperasi yaitu sukarela bahwa tidak ada paksaan untuk menjadi
anggota koperasi dan terbuka bahwa tidak ada pengecualian untuk menjadi anggota
koperasi.

b. Badan Usaha bukan berbentuk Badan Hukum


Lain halnya dengan badan usaha yang bukan berbentuk badan hukum, pada bentuk badan
usaha ini, tidak terdapat pemisahan antara kekayaan badan usaha dengan kekayaan pemiliknya.
Badan usaha bukan berbentuk badan hukum terdiri dari:
1. Persekutuan Perdata
 Suatu perjanjian di mana dua orang atau lebih mengikatkan diri untuk memasukkan
sesuatu ke dalam persekutuan dengan maksud untuk membagi keuntungan yang terjadi
karenanya;
 Para sekutu bertanggung jawab secara pribadi atas Persekutuan Perdata.
2. Firma
 Suatu Perseroan yang didirikan untuk melakukan suatu usaha di bawah nama bersama;
 Para anggota memiliki tanggung jawab renteng terhadap Firma.
3. Persekutuan Komanditer (“CV”)
 Terdiri dari Pesero Aktif dan Pesero Pasif/komanditer.
 Persero Aktif bertanggung jawab sampai dengan harta pribadi, sedangkan pesero pasif
hanya bertanggung jawab sebesar modal yang telah disetorkan ke dalam CV.

Anda mungkin juga menyukai