Anda di halaman 1dari 22

Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.

2 (2013)

Studi Deskriptif : Nilai Anak Bagi Orang Tua yang


Memiliki Anak Tunggal

Nurvita Meisakh Zulfitri


NRP: 5070057
Fakultas Psikologi Universitas Surabaya
bukutebel@yahoo.com

Abstrak

Nilai anak adalah pandangan yang diberikan untuk anak dari orang tua
yang mengacu pada kebutuhan orang tua untuk memiliki anak-anak. Kagitcibasi
(dalam Sam, 2001), merangkum nilai anak menjadi tiga tipe yaitu nilai ekonomis
yang berkaitan dengan kentungan materi dan rasa aman yang diberikan anak baik
ketika anak masih muda maupun ketika anak dewasa, nilai psikologis yang
berkaitan dengan kepuasan seperti kebahagiaan, kebanggaan, kasih sayang dan
kebersamaan yang diberikan anak pada orang tua, dan nilai sosial yang mengacu
pada pada penerimaan sosial yang didapatkan oleh pasangan yang menikah ketika
memiliki anak. Nilai anak dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah
jumlah anak yang dimiliki orang tua. Berdasarkan hal tersebut, peneliti ingin
melihat bagaimana gambaran nilai anak pada orang tua yang memiliki anak
tunggal.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan subjek
sebanyak 56 orang. Subjek penelitian adalah ibu yang berusia 18-40 tahun,
memiliki anak tunggal yang sedang berada pada usia sekolah dasar, dan bertempat
tinggal di kota Surabaya. Teknik pengambilan data dilakukan dengan teknik
snowball.metode analisis data yang digunakan adalah distribusi frekuensi,
crosstabulation, dan analisis butir.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat empat variasi tipe nilai anak yang
ditemukan pada orang tu dalam memandang anak tunggal yang dimiliki yaitu tipe
nilai sosial-psikologis, tipe nilai psikologis, tipe nilai ekonomis-sosial-psikologis,
dan tipe nilai ekonomis-psikologis.Orang tua yang memiliki tipe nilai anak sosial-
psikologis memandang bahwa orang tua memberikan pendidikan terbaik untuk
anak tunggal karena hal tersebut telah menjadi kebutuhaan bagi anak yang harus
dipenuhi, namun di sisi lain dengan memberikan pendidikan terbaik, anak
diharapkan dapat menjadi penerus keluarga yang baik. Selanjutnya tipe nilai anak
psikologis, yaitu orang tua memandang anak tunggal merupakan anugerah Tuhan
yang tidak ternilai dengan apapun, sehingga anak tunggal menjadi tempat orang
tua untuk mencurahkan kasih dan sayang. Tipe nilai selanjutnya adalah tipe nilai
ekonomis-sosial-psikologis yang memandang bahwa anak merupakan nugerah
Tuhan yang harus dirawat dan dididik dengan sebaik-baiknya, agar dapat
menunjukkan martabat orang tua di masyarakat serta dapat meneruskan usaha
keluarga dan merawat orang tua di masa depan. Tipe nilai terakhir yaitu tipe nilai
ekonomis-psikologis yaitu orang tua memandang anak merupakan anugerah
Tuhan yang harus dirawat dan diberi pendidikan yang terbaik sehingga dapat
membantu memenuhi kebutuhan keluarga dan merawat orang tua di masa depan.
Kata Kunci: Nilai anak, Anak tunggal

1
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)

Abstract

Top view of the child is given to children of parents who refers to the need for
parents to have children. Kagitcibasi (in Sam, 2001), summarizes the value of
children into three types: the economic value associated with clappers material
and a sense of security that children given either when the child when the child is
young or mature, the value associated with the psychological satisfaction such as
happiness, pride, love love and togetherness given child in the elderly, and social
value refers to the social acceptability obtained by couples who married when
having children. Value of children is influenced by several factors, one of which is
the number of children whose parents have. Based on this, the researchers wanted
to see how the picture of the value of children to parents who have a child.
This research is quantitative descriptive with the subject as much as 56 people.
Subjects were women aged 18-40 years, had a child who was at primary school
age, and resides in the city of Surabaya. Techniques of data collection was done
with the data analysis techniques used snowball.metode is the distribution
frequency, crosstabulation, and grain analysis.
The results showed there are four types of variation in the value of
children were found on the child tu in viewing the type of value that is owned by
social-psychological, the psychological type of the value, type the value of the
social-economic-psychological, and economic value-psikologis. Person type of
parents who have type of socio-psychological value of children see that parents
provide the best education for the child because it has become needs for children
to be met, but on the other hand by providing the best education, the child is
expected to be the successor to a good family. The next type of psychological
value of children, the parents looked only child is a blessing that are invaluable to
any, so that the child be a parent to pour love and affection. The next value type is
the type of socio-economic value-psychological view that children are God gifts
that must be treated and educated as well as possible, in order to show the dignity
of older people in the community as well as to continue the family business and
caring for the elderly in the future. Type the last value is the type of economic-
psychological value that parents look at the child is a blessing that must be cared
for and given the best education so as to help meet the needs of families and care
for the elderly in the future.

Keywords: Value of a child, the only begotten Son

2
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)

PENDAHULUAN ketika anak dewasa; b) nilai


psikologis, yaitu berkaitan dengan
Seorang anak merupakan kepuasan seperti kebahagiaan,
anugerah dari Tuhan yang tidak kebanggaan, kasih sayang dan
ternilai harganya, maka banyak kebersamaan yang diberikan anak
keluarga yang menantikan pada orang tua; dan c) nilai sosial,
kehadirannya. Bagi sebagian yaitu mengacu pada penerimaan
keluarga, anak dianggap memberikan sosial yang didapatkan oleh pasangan
pengaruh yang cukup besar dalam yang menikah ketika memiliki anak.
hubungan perkawinan, karena anak Berdasarkan hasil dari
dianggap sebagai penerus garis beberapa penelitian terdahulu
keturunan, buah cinta kasih dan lebih tentang perbedaan nilai anak yang
melekatkan kehidupan perkawinan ditinjau dari tempat tinggal orang
orang tua (Murniati dan Wibawa, tua, etnis, budaya dan hubungannya
2002). Kehadiran anak dalam dengan kecenderungan perilaku
keluarga dipandang berharga karena aborsi, menunjukkan bahwa
beberapa nilai yang dijelaskan dalam masalah nilai anak tergolong cukup
konsep Value of Children (VOC) penting untuk dikaji. Berelson
oleh Hoffman, L.W. dan Hoffman, (2004) menyatakan bahwa tradisi
M.L (dalam Suckow & klaus, 2007) dan budaya dapat memengaruhi nilai
bahwa nilai anak merupakan anak dalam keluarga, bahkan pada
pandangan serta harapan orang tua beberapa budaya, masyarakat dapat
terhadap anak berkaitan dengan menentukan jumlah anak yang
kebutuhan orang tua. Kagitcibasi dimiliki oleh suatu keluarga. Matios
(dalam Sam, 2001) menjelaskan (2005) menjelaskan bahwa
beberapa nilai yang dimiliki orang karakteristik masyarakat etnis Cina
tua tersebut dapat dirangkum kota memiliki sifat individualis yang
menjadi tiga tipe, antara lain; a) nilai menyebabkan masyarakat tersebut
utilitarian, yaitu berkaitan dengan bekerja keras mencari nafkah demi
keuntungan materi dari anak, baik kelangsungan hidup pribadi dan
ketika anak masih muda maupun keluarga sehingga keberadaan anak

3
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)

dipandang sebagai suatu beban pada pemasukan keluarga dan


ekonomi daripada aset ekonomi. Hal menopang orang tua setelah pensiun.
ini berbeda pada masyarakat etnis Terkait dengan nilai anak, Arnold
Cina desa yang memiliki sifat (dalam Kohlmann, 2002)
kebersamaan dikarenakan mata menjelaskan bahwa jumlah anak
pencaharian yang menuntut yang dimiliki orang tua merupakan
masyarakat tersebut untuk saling salah satu faktor yang memengaruhi
bergotong royong, adat-istiadat dan nilai anak bagi orang tuanya.
norma-norma yang masih mengikat. Kagitcibasi ( 1996) menulis bahwa
Masyarakat etnis Cina desa memiliki wanita Turki yang memiliki nilai
anggapan bahwa banyak anak ekonomis terhadap anak, memilih
banyak rejeki, namun hal ini mulai untuk memiliki lebih dari dua anak,
bergeser akibat program KB sedangkan yang menganggap nilai
sehingga bagi masyarakat etnis Cina psikologis lebih penting, tidak
desa jumlah ideal memiliki anak menginginkan lebih dari dua anak.
adalah satu atau dua. Sebuah studi di delapan Negara yang
Penelitian terkait nilai anak dan dilakukan oleh Bulatao pada tahun
jumlah anak dilakukan oleh Schoen 1996 ( dalam Matios, 2005)
dan kolega (1997) di Amerika menunjukkan bahwa orang tua yang
menyatakan bahwa perubahan dari memiliki lima anak atau lebih dan
pertanian menuju ekonomi industri tidak menggunakan alat kontrasepsi
turut berperan dalam menurunkan lebih menekankan pada nilai
pandangan lama yang menekankan ekonomis dari anak, bila
nilai ekonomis. Penelitian ini dibandingkan dengan orang tua yang
mengatakan bahwa tingginya biaya menggunakan alat kontrasepsi dan
hidup dan pendidikan anak membuat memiliki satu atau dua anak.
masyarakat lebih cermat dalam Perbedaan yang didapat mencapai
menentukan jumlah anak yang akan lebih dari 30 persen.
dimiliki, karena anak tidak lagi Beberapa hasil penelitian di
dipandang sebagai sumber daya atas terkait nilai anak dan jumlah
yang dapat memberikan kontribusi anak sebagai faktor yang

4
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)

memengaruhi, menjadikan masalah cenderung kurang memberi


tersebut penting untuk dibahas. kesempatan anaknya untuk memilih
Peneliti melihat adanya kaitan yang dan menentukan sendiri apa yang
sangat erat antara harapan yang menjadi keinginannya. Hal ini
dimiliki orang tua, nilai anak, dan disebabkan anak tunggal merupakan
jumlah anak yang dimiliki orang tua. satu-satunya tempat bagi orang tua
Belum adanya penelitian tentang menaruh harapan yang tinggi.
nilai anak terkait dengan anak Berkaitan dengan harapan orang tua
tunggal, menimbulkan ketertarikan tersebut, Hoffman (1979)
bagi peneliti untuk mendapatkan berpendapat bahwa nilai anak
gambaran tentang nilai anak pada mengacu pada pemenuhan
orang tua yang hanya memiliki satu kebutuhan orang tua, baik secara
orang anak. Alasan peneliti nyata atau sekedar memiliki potensi
memutuskan nilai anak pada anak untuk itu.
tunggal sebagai fokus penelitian Berdasarkan hasil dari
karena anak tunggal merupakan beberapa penelitian terdahulu
satu-satunya tempat bagi orang tua tentang perbedaan nilai anak yang
untuk mencurahkan kasih ditinjau dari tempat tinggal orang
sayangnya, sehingga hal ini tidak tua, etnis, budaya dan hubungannya
jarang membuat orang tua dengan kecenderungan perilaku
memanjakan dan cenderung aborsi, menunjukkan bahwa
menuruti segala keinginan anak masalah nilai anak tergolong cukup
tunggalnya, namun juga menjadi penting untuk dikaji. Berelson
sangat keras dalam mendidik dan (2004) menyatakan bahwa tradisi
mengatur masa depan anaknya dan budaya dapat memengaruhi nilai
karena anak tunggal dipandang anak dalam keluarga, bahkan pada
sebagai satu-satunya kekayaan atau beberapa budaya, masyarakat dapat
harta milik orang tua yang paling menentukan jumlah anak yang
berharga (Betanovia, 2006). dimiliki oleh suatu keluarga. Matios
Menurut Ratna (1999) orang tua (2005) menjelaskan bahwa
yang memiliki anak tunggal karakteristik masyarakat etnis Cina

5
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)

kota memiliki sifat individualis yang masyarakat lebih cermat dalam


menyebabkan masyarakat tersebut menentukan jumlah anak yang akan
bekerja keras mencari nafkah demi dimiliki, karena anak tidak lagi
kelangsungan hidup pribadi dan dipandang sebagai sumber daya
keluarga sehingga keberadaan anak yang dapat memberikan kontribusi
dipandang sebagai suatu beban pada pemasukan keluarga dan
ekonomi daripada aset ekonomi. Hal menopang orang tua setelah pensiun.
ini berbeda pada masyarakat etnis Terkait dengan nilai anak, Arnold
Cina desa yang memiliki sifat (dalam Kohlmann, 2002)
kebersamaan dikarenakan mata menjelaskan bahwa jumlah anak
pencaharian yang menuntut yang dimiliki orang tua merupakan
masyarakat tersebut untuk saling salah satu faktor yang memengaruhi
bergotong royong, adat-istiadat dan nilai anak bagi orang tuanya.
norma-norma yang masih mengikat. Kagitcibasi ( 1996) menulis bahwa
Masyarakat etnis Cina desa memiliki wanita Turki yang memiliki nilai
anggapan bahwa banyak anak ekonomis terhadap anak, memilih
banyak rejeki, namun hal ini mulai untuk memiliki lebih dari dua anak,
bergeser akibat program KB sedangkan yang menganggap nilai
sehingga bagi masyarakat etnis Cina psikologis lebih penting, tidak
desa jumlah ideal memiliki anak menginginkan lebih dari dua anak.
adalah satu atau dua. Sebuah studi di delapan Negara yang
Penelitian terkait nilai anak dan dilakukan oleh Bulatao pada tahun
jumlah anak dilakukan oleh Schoen 1996 ( dalam Matios, 2005)
dan kolega (1997) di Amerika menunjukkan bahwa orang tua yang
menyatakan bahwa perubahan dari memiliki lima anak atau lebih dan
pertanian menuju ekonomi industri tidak menggunakan alat kontrasepsi
turut berperan dalam menurunkan lebih menekankan pada nilai
pandangan lama yang menekankan ekonomis dari anak, bila
nilai ekonomis. Penelitian ini dibandingkan dengan orang tua yang
mengatakan bahwa tingginya biaya menggunakan alat kontrasepsi dan
hidup dan pendidikan anak membuat memiliki satu atau dua anak.

6
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)

Perbedaan yang didapat mencapai sebagai satu-satunya kekayaan atau


lebih dari 30 persen. harta milik orang tua yang paling
Beberapa hasil penelitian di berharga (Betanovia, 2006).
atas terkait nilai anak dan jumlah Menurut Ratna (1999) orang tua
anak sebagai faktor yang yang memiliki anak tunggal
memengaruhi, menjadikan masalah cenderung kurang memberi
tersebut penting untuk dibahas. kesempatan anaknya untuk memilih
Peneliti melihat adanya kaitan yang dan menentukan sendiri apa yang
sangat erat antara harapan yang menjadi keinginannya. Hal ini
dimiliki orang tua, nilai anak, dan disebabkan anak tunggal merupakan
jumlah anak yang dimiliki orang tua. satu-satunya tempat bagi orang tua
Belum adanya penelitian tentang menaruh harapan yang tinggi.
nilai anak terkait dengan anak Berkaitan dengan harapan orang tua
tunggal, menimbulkan ketertarikan tersebut, Hoffman (1979)
bagi peneliti untuk mendapatkan berpendapat bahwa nilai anak
gambaran tentang nilai anak pada mengacu pada pemenuhan
orang tua yang hanya memiliki satu kebutuhan orang tua, baik secara
orang anak. Alasan peneliti nyata atau sekedar memiliki potensi
memutuskan nilai anak pada anak untuk itu.
tunggal sebagai fokus penelitian
karena anak tunggal merupakan
satu-satunya tempat bagi orang tua METODE PENELITIAN
untuk mencurahkan kasih Subjek Penelitian
sayangnya, sehingga hal ini tidak Subjek penelitian ini adalah
jarang membuat orang tua pria atau wanita usia dewasa awal
memanjakan dan cenderung yang mempunyai anak tunggal usia
menuruti segala keinginan anak school aged, yaitu antara 6 – 12
tunggalnya, namun juga menjadi tahun yang berdomisili di kota
sangat keras dalam mendidik dan Surabaya. Pengambilan subjek
mengatur masa depan anaknya penelitian dilakukan dengan teknik
karena anak tunggal dipandang snowball sampling yaitu teknik

7
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)

penarikan sampel yang mula-mula angket milik Sutanto (2011), yang


dilakukan dalam jumlah kecil
mengacu pada tipe-tipe nilai anak,
(informan kunci) kemudian sampel
seperti tipe psikologis, sosial, dan
yang terpilih pertama diminta untuk
memilih sampel berikutnya, yang ekonomis.dengan menggunakan
akhirnya jumlah sampel akan
skala Likert.
bertambah banyak seperti bola salju
yang bergelinding makin lama makin
besar. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian


tentang nilai anak bagi orang tua
Teknik Pengumpulan Data
yang memiliki anak tunggal yang
Dalam penelitian ini teknik
telah dilakukan, peneliti menemukan
pengumpulan data yang digunakan
variasi gambaran nilai yang dimiliki
adalah metode angket. Angket orang tua dalam memandang anak
tunggalnya. Mengacu pada konsep
adalaha daftar pertanyaan untuk diisi
Value of Children (VOC) menurut
dan dikembalikan atau dapat juga
Kagitchibasi (2004) dan Hoffman
dijawab di bawah pengawasan (1979) tipe nilai anak dikategorikan
menjadi tiga yaitu tipe nilai anak
peneliti (Azwar, 1998).
yaitu nilai ekonomis yang berkaitan
Angket yang digunakan
dengan keamanan di masa tua yang
dalam penelitian ini adalah angket diberikan anak kepada orang tua,
nilai psikologis yang berkaitan
yang bersifat tertutup dan angket
dengan kepuasan batin yang
yang bersifat terbuka. Dimana angket
diberikan anak pada orang tua, dan
I terdiri dari angket terbuka dan nilai sosial yang mengacu pada
penerimaan sosial yang didapatkan
angket tertutup untuk mengukur
oleh pasangan yang menikah ketika
variabel penelitian yaitu nilai anak.
memiliki anak. Berdasarkan konsep
Angket nilai anak ini mengadaptasi tersebut, hasil dari penelitian ini

8
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)

menemukan bahwa pada satu orang dewasa awal dan dewasa madya.
tua, belum tentu memandang anak Berikut ini akan dibahas gambaran
tunggal yang dimiliki hanya dengan nilai anak pada orang tua yang
satu tipe nilai. Pada penelitian ini, memiliki anak tunggal dengan empat
peneliti menemukan bahwa sebagian variasi tipe yang ditemukan.
besar subjek memiliki tipe nilai anak
yang kombinasi. Berdasarkan hasil Nilai Anak Tunggal Tipe Sosial-
penelitian, menunjukkan terdapat Psikologis
empat variasi nilai yang ditemukan Tipe nilai anak sosial-
oleh peneliti pada masing-masing psikologis merupakan tipe nilai
subjek, antara lain tipe sosial- gabungan yang paling banyak
psikologis (51.8%), tipe psikologis ditemukan, yaitu terdapat pada 29
(32.1%), tipe ekonomis-sosial- subjek (51.8%, tabel 23). Subjek
psikologis (14.3%), dan tipe dengan tipe nilai ini lebih menilai arti
ekonomis-psikologis (1.8%) (tabel anak merupakan sebuah anugerah
23). yang diberikan oleh Tuhan dan
Hasil penelitian ini sesuai sebagai penerus keluarga, sehingga
dengan beberapa hasil penelitian harus disyukuri keberadaannya (tabel
sebelumnya yang juga menemukan 33).
adanya tipe nilai anak yang Diterapkannya arti anak
bervariasi terkait dengan nilai anak sebagai anugerah Tuhan membuat
yang dimiliki orang tua. Beberapa subjek menerima dan bersyukur
penelitian tersebut diantaranya kepada Tuhan atas segala kondisi
dilakukan oleh Dewi (2013) tentang anak. Orang tua pada akhirnya
nilai anak pada ibu dewasa madya menerima keberadaan anak apa
etnis Jawa yang ditinjau dari tingkat adanya, namun pandangan orang tua
pendidikan, Tirsani (2013) tentang bahwa anak tunggal yang dimiliki
nilai anak pada keluarga Bali ditinjau juga merupakan penerus keluarga,
dari jenis kelamin anak, dan Aninda membuat orang tua tetap berusaha
(2013) tentang nilai anak perempuan mengarahkan anak mendapatkan yang
pada keluarga Batak ditinjau dari ibu terbaik. Hal ini dilakukan orang tua

9
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)

karena adanya harapan anak dapat ketika anak tunggal yang dimiliki
memperoleh pendidikan yang tinggi, dapat menjadi sosok yang akan
sehingga menjadi anak yang soleh membawa nama baik keluarga (tabel
dan pintar (tabel 35). 30). Kondisi inilah yang membentuk
Berdasarkan beberapa butir nilai sosial-psikologis pada anak
yang menggambarkan tentang nilai tunggal.
anak (tabel 29,30), orang tua menilai Nilai serta harapan ini
anak tunggalnya secara psikologis terproyeksi pada sanksi yang
ketika kehadiran anak dalam sebuah diberikan orang tua jika anak
pernikahan dianggap sebagai melanggar aturan yang ditetapkan
anugerah Tuhan yang tidak ternilai dengan menasehati serta memberi
dengan apapun, sehingga hukuman yang mendidik (tabel 34).
kebersamaan dengan anak dianggap Saat anak berperilaku tidak
sebagai kebahagiaan dalam hidup. menyenangkan, orang tua yang
Anak tunggal yang merupakan satu- memiliki tipe nilai sosial-psikologis
satunya anak yang dimiliki menjadi sebagian besar akan memberikan
tempat bagi orang tua untuk nasehat (55.2%) serta memberikan
mencurahkan kasih dan sayang. Oleh nasehat disertai hukuman yang
karena itu, orang tua berusaha mendidik (66,7%, tabel 34). Hal
memberikan pendidikan yang terbaik tersebut dilakukan karena merupakan
bagi anak karena hal tersebut tugas orang tua untuk mendidik,
dianggap sudah menjadi kebutuhan mengatur dan mengendalikan anak
anak yang harus dipenuhi (tabel 29). (Gunarsa & Gunarsa, 2004). Orang
Di sisi lain, orang tua juga tua mengambil tindakan demikian
mengharapkan anak tunggalnya agar anak selalu menjaga tingkah
menjadi kebanggaan ketika anak lakunya di lingkungan sehingga anak
mampu mencapai prestasi belajar tunggal dapat menjadi penerus
karena orang tua memandang bahwa keluarga yang baik.
keberhasilan orang tua terlihat ketika Terkait dengan usia subjek
orang tua mampu sukses dalam yang sedang berada pada usia dewasa
mendidik anaknya. Harapan orang tua awal, pada usia ini individu telah

10
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)

memiliki kesiapan secara ekonomis, “Agar si


sosiologis dan psikologis sehingga anak ada
pada tahapan usia ini individu telah teman atau
terlibat langsung dalam hubungan saudara
masyarakat (Santrock, 2002). Hal ini untuk
turut membentuk nilai sosial- bertukar
psikologis yang dimiliki orang tua pendapat,
karena selain pemenuhan moralitas, curhat dan
anak juga dapat menjadi status dan memecahk
identitas sosial orang dewasa an
(Hoffman, 1975). masalah.”
Sikap orang tua yang terlalu ( Ibu Siti
melindungi semua aktivitas anak Nurlaila,
tunggal (over protective) dan selalu 34th)
berusaha memenuhi segala yang
diinginkan oleh anak tunggal “Agar
(Gunarsa, 2000) tidak tampak pada kelak
hasil penelitian ini. Tidak munculnya mempunya
pola tersebut dapat terkait dengan i saudara,
adanya 22 orang tua pada tipe nilai dapat
sosial-psikologis yang sebenarnya saling
masih menginginkan kehadiran anak membantu
lagi (tabel 32). Sebagian besar orang jika salah
tua merasa kurang hanya dengan satu
memiliki anak tunggal, selain itu mendapat
orang tua juga merasa ingin anak kesusahan.
tunggalnya memiliki saudara (tabel ”
24). Adanya saudara bagi anak ( ibu
tunggal dinilai penting agar anak Happy
mempunyai teman untuk berbagi. Prasetyow
ati, 28th)

11
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)

Meski seluruh subjek berada


pada usia dewasa awal, namun
Hal ini akan berdampak pada
sebanyak 7 subjek lainnya mengaku
kehidupan anak pada masa depan.
hanya ingin memiliki anak tunggal.
Anak tunggal seringkali tumbuh
Faktor ekonomi menjadi alasan yang
menjadi anak yang manja, egois,
paling banyak membuat orang tua
kurang mandiri, kurang kompetitif
tidak ingin menambah jumlah anak.
karena hampir tidak pernah
Berdasarkan data yang didapatkan,
mengalami persaingan atau
sebanyak 51.8% merupakan ibu
perselisihan dalam keluarga, selalu
rumah tangga atau tidak bekerja
menjadi pusat perhatian dan kasih
(tabel 10), sehingga rata-rata
sayang dari orang-orang dewasa
pendapatan keluarga berasal dari
disekelilingnya dan sulit untuk
suami subjek yang sebagian besar
berbagi. Hal tersebut dapat membuat
(39.3%) merupakan wiraswasta
anak tunggal kurang bisa bergaul dan
(tabel 12). Dilihat dari data
bekerja sama dengan teman-teman
pendapatan subjek (tabel 11),
sebayanya (Gunarsa, 2000).
pendapatan suami subjek (tabel 13)
Terkait dengan keinginan
dan pengeluaran keluraga per bulan (
tersebut, sebagian besar orang tua
tabel 14) dapat dikatakan rata-rata
melakukan berbagai usaha seperti
subjek merupakan keluarga
tidak mengikuti program KB,
sederhana, walaupun sebagian besar
konsultasi ke dokter dan melakukan
subjek (66.1%) telah memiliki rumah
program kehamilan. Hal ini dapat
sendiri untuk tempat tinggal.
terjadi karena seluruh subjek
Berdasarkan uraian yang telah
penelitian berada pada usia dewasa
dijelaskan, orang tua dengan tipe nilai
awal (tabel 6), sehingga termasuk
anak sosial-psikologis memiliki
dalam usia reproduktif, dan
beliefs bahwa orang tua memberikan
memperlihatkan kesiapan biologis
pendidikan terbaik untuk anak
serta kematangan secara psikologis
tunggalnya karena hal tersebut
(Mappiare,1983).
merupakan kebutuhan anak yang
harus dipenuhi. Namun di sisi lain,

12
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)

anak juga menjadi kebanggan orang anak yang dimiliki menjadi tempat
tua ketika anak mencapai prestasi bagi orang tua untuk mencurahkan
belajar. Orang tua memberikan kasih dan sayang. Oleh karena itu,
nasehat dan hukuman yang mendidik orang tua berusaha memberikan
pada anak ketika anak melakukan pendidikan yang terbaik bagi anak
perilaku yang tidak menyenangkan. karena hal tersebut dianggap sudah
menjadi kebutuhan anak yang harus
Nilai Anak Tunggal Tipe dipenuhi (tabel 29).
Psikologis Pada tipe nilai psikologis,
Hasil penelitian menunjukkan orang tua cenderung lebih
bahwa terdapat 18 subjek (32.1%) memikirkan dan mendahulukan
memiliki nilai anak tipe psikologis kepentingan anak dari pada
(tabel 23). Orang tua pada tipe ini kepentingan diri sendiri. Hal ini
menilai arti anak merupakan sebuah sesuai dengan salah satu alasan orang
anugerah yang diberikan oleh Tuhan tua memiliki anak yaitu anak
dan tempat untuk mencurahkan kasih dipandang sebagai menerima
sayang (tabel 33). Hal ini pemberian dan titipan Tuhan serta
menyebabkan orang tua menganggap pemenuhan moralitas dengan
bahwa mendidik dan merawat anak mengesampingkan diri demi
sudah menjadi tanggung jawab orang kesejahteraan orang lain
tua sepenuhnya. (Murniawati, 2002). Meski demikian,
Terlihat dari beberapa butir hal tersebut tidak membuat orang tua
yang menggambarkan tentang nilai pada tipe nilai psikologis
anak (tabel 29,30), orang tua pada memanjakan anak tunggalnya. Hal
tipe ini menganggap anak merupakan ini terkait dengan harapan-harapan
anugerah Tuhan yang tidak ternilai yang dimiliki orang tua terhadap
dengan apapun dalam sebuah anak tunggal. Beberapa harapan
pernikahan sehingga kebersamaan tersebut antara lain agar anak
dengan anak dianggap sebagai menjadi anak soleh ( 43.8%),
kebahagiaan dalam hidup. Anak berguna bagi bangsa dan masyarakat
tunggal yang merupakan satu-satunya

13
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)

(33,3%), serta cerdas dan mandiri sebagai anugerah yang tidak ternilai
(33.3%, tabel 35). dan tempat mencurahkan kasih
sayang (tabel 33), hal tersebut tidak
Pada tipe nilai psikoogis,
membuat orang tua pada tipe ini
terdapat 12 subjek yang mengaku
menjadi terlalu melindungi anak
tidak hanya menginginkan anak
secara berlebihan. Hal tersebut
tunggal (tabel 32). Keinginan orang
terproyeksi pada sanksi yang
tua dan usaha untuk memiliki anak
diberikan orang tua jika anak tunggal
lagi terkait dengan usia subjek yang
melanggar aturan yang telah
berada pada usia dewasa awal (tabel
ditetapkan dalam keluarga. Orang tua
6). Subjek termasuk dalam usia
dengan tipe nilai psikologis sebagian
reproduktif, dan memperlihatkan
besar akan menasehati, memberi
kesiapan biologis serta kematangan
nasehat serta hukuman,
secara psikologis (Mappiare,1983).
mengingatkan,dan membimbing jika
Pada usia dewasa awal, individu
anak melanggar aturan yang
memiliki beberapa tugas
ditetapkan orang tua (tabel 34).
perkembangan yang diantaranya
Berdasarkan uraian yang telah
adalah membina keluarga dan
dijelaskan, hampir keseluruhan orang
mengasuh anak (Hurlock, 1980). Hal
tua dengan tipe nilai anak psikologis
ini terkait dengan salah satu faktor
menerapkan nilai keagamaan dalam
yang membentuk nilai psikologis
menilai anak tunggal yang dimiliki,
yang dimiliki orang tua karena anak
sehingga memiliki beliefs bahwa anak
dipandang dapat menstimulasi hidup,
merupakan anugerah Tuhan yang
memberikan kesenangan tersendiri
tidak ternilai dan merupakan tempat
dan pengalaman baru (Chaerani,
mencurahkan kasih sayang.
2005).
Keyakinan tersebut memunculkan
Pandangan serta harapan
pola keyakinan bahwa orang tua
sebagian besar orang tua pada tipe
bertanggung jawab atas titipan Tuhan
nilai psikologis, memengaruhi sikap
tersebut harus dirawat dan diberi
yang diambil orang tua pada anak
pendidikan yang terbaik agar menjadi
tunggal. Walaupun anak dipandang
anak soleh dan bermanfaat bagi diri

14
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)

sendiri dan orang lain di masa depan. pendidikan yang terbaik bagi anak
Orang tua tidak hanya memberikan tidak hanya sebagai ungkapan kasih
nasehat dan hukuman, namun juga sayang dan proyeksi kompetensi
memberi peringatan dan bimbingan orang tua. Hal ini juga terkait dengan
ketika anak melanggar aturan yang pandangan orang tua bahwa memiliki
ditetapkan oleh orang tua. anak juga dinilai sebagai harta yang
sangat berharga. Anak yang sukses
Nilai Anak Tunggal Tipe diharapkan dapat membuat orang tua
Ekonomis-Sosial-Psikologis merasa terjamin di hari tua (tabel
Hasil penelitian menunjukkan 28).
bahwa terdapat 8 subjek (14.3%) Nilai ekonomis pada orang tua
yang memiliki nilai anak tipe muncul dalam situasi ketika anak
ekonomi-sosial-psikologis. Subjek diharapkan untuk dapat menjadi
dengan tipe nilai ekonomis-sosial- “aset” masa depan. Situasi tersebut
psikologis selain mengartikan anak seperti orang tua mengharapkan
adalah segalanya, karena anak ketika anak dewasa dapat
merupakan anugerah Tuhan yang meneruskan usaha orang tua.
dapat menjadi pelengkap serta Harapan lainnya adalah orang tua
menjadi masa depan keluarga (tabel merasa lebih terjamin karena
33). Berdasarkan hasil penelitian, mempunyai anak yang dapat
dapat dilihat bahwa orang tua pada merawat orang tua ketika anak telah
tipe nilai ini memandang anak dewasa.
merupakan anugerah Tuhan yang Situasi lainnya adalah orang
tidak ternilai dengan apapun. Orang tua menyekolahkan dan mendidik
tua rela melakukan apa saja demi anak agar menjadi anak pintar,
anak termasuk memberikan cerdas dan mandiri. Pola tersebut
pendidikan yang terbaik agar anak diterapkan orang tua dengan asumsi
dapat sukses dan berhasil. bahwa anak merupakan kebanggaan
Orang tua pada tipe ketika anak mencapai prestasi
ekonomis-sosial-psikologis belajar. Orang tua menganggap
memandang bahwa memberikan kesuksesan anak menunjukkan

15
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)

keberhasilan orang tua, sesuai Gunarsa, 2004). Hal ini diterapkan


dengan butir 2, yaitu anak dinilai dengan harapan anak tidak
sebagai sebuah kebanggan ketika mengulangi kesalahan yang telah
mencapai prestasi belajar dan 4, yaitu dilakukan, karena anak dipandang
kesuksesan anak dinilai dapat sebagai sosok yang dapat membawa
menunjukkan keberhasilan orang tua nama baik keluarga.
dalam mendidik anak di mata Hal tersebut menjadi penting
masyarakat yang dominan dijawab karena sikap yang diterapkan oleh
setuju sebagai nilai anak sosial. Hal orang tua kepada anak tunggal
ini dilakukan orang tua karena anak diharapkan akan membantu
dipandang sebagai pembanding mempersiapkan anak tunggal dalam
sosial, dan sarana untuk berkompetisi memasuki lingkungan masyarakat
dengan orang lain, oleh karena itu yang lebih keras agar anak tunggal
tidak jarang orang tua menceritakan tidak mengalami kesulitan dalam
prestasi anaknya pada orang tua lain menemukan jati dirinya (Ratina,
di lingkungannya ( Khaeruddin 1999). Tidak jauh berbeda dengan
(2003). dua tipe nilai kombinasi sebelumnya,
Ketika terdapat perilaku anak gaya pengasuhan anak tunggal yang
yang tidak menyenangkan maka identik dengan pola orang tua yang
sebagian besar orang tua dengan tipe cenderung memanjakan dan
nilai ekonomis-sosial-psikologis overprotective juga tidak tampak
lebih cenderung memberi hukuman pada tipe ekonomis-sosial-
yang mendidik dan menasehati anak psikologis. Hal ini terjadi karena
(tabel 34). Orang tua memberikan sebagian besar orang tua yaitu
nasihat, pandangan serta pengarahan, sebanyak 5 dari 8 subjek pada tipe
menegur dan memberikan sangsi ini mengaku tidak hanya memiliki
ketika perilaku anak tidak anak tunggal (tabel 32). Alasan yang
menyenangkan karena sudah diungkapkan sebagian besar subjek
merupakan tugas orang tua untuk karena satu anak dinilai kurang, dan
mendidik, mengatur dan orang tua ingin anak memiliki
mengandalikan anak (Gunarsa & saudara.

16
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)

Berdasarkan uraian yang tidak hanya menginginkan anak


telah dijelaskan, orang tua dengan tunggal (tabel 32) dan masih
tipe nilai anak ekonomis-sosial- melakukan usaha untuk memiliki
psikologis memiliki beliefs bahwa anak lagi dengan konsultasi ke
anak merupakan anugrah Tuhan dokter. Hal ini terkait dengan butir
yang harus disyukuri dan diterima 23 yang dijawab sangat setuju oleh
serta dijaga dan diperhatikan subjek bahwa kehadiran anak dalam
pendidikannya dengan sebaik- sebuah pernikahan merupakan
baiknya. Kesuksesan anak dapat anugerah yang tidak ternilai dengan
menunjukkan keberhasilan orang tua apapun (tabel 29).
dan menunjukkan martabat orang tua Subjek menganggap anak
di mata masyarakat. Selain itu, merupakan tempat mencurahkan
dengan memberikan pendidikan kasih sayang, sehingga anak
yang terbaik bagi anak, orang tua dianggap sebagai kebanggaan hidup
berharap anak dapat mmeneruskan bagaimanapun keadaannya. Meski
usaha keluarga serta merawat orang menerima segala kondisi anak,
tua di masa depan. Orang tua namun tetap ada harapan untuk
cenderung memberikan hukuman mengarahkan agar anak menjadi
yang mendidik pada anak ketika yang terbaik menurut orang tua. Pada
anak melakukan perilaku yang tidak tipe nilai anak ekonomis-psikologis
menyenangkan agar anak tidak ini, harapan yang dimiliki orang tua
mengulangi kesalahan yang teah adalah anak dapat menjadi anak
diperbuat. pintar (tabel 35). Terkait pada alasan
memiliki anak yang dijelaskan
Nilai Anak Tunggal Tipe Berelson (2004) hal ini termasuk
Ekonomis-Psikologis alasan ekonomis dan alasan pribadi
Hasil penelitian menunjukkan karena ketika anak dapat memenuhi
hanya terdapat satu orang tua (1.8%) harapan orang tua yaitu menjadi anak
yang memiliki tipe nilai anak pintar, anak dinilai mampu memberi
ekonomis-psikologis (tabel 23). manfaat pada masa depan orang tua
Orang tua pada tipe ini menjawab serta memberi kepuasan batin jika

17
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)

anak mampu memenuhi harapan dapat terlihat ketika harapan orang


tersebut. tua agar anak mandiri diikuti dengan
“Ingin harapan agar anak tidak bergantung
anak pada orang tua di masa depan.
pintar, Harapan tersebut mengacu pada
mandiri kepentingan orang tua. Adanya dua
dengan makna dalam harapan yang dimiliki
alasan orang tua tersebut memperlihatkan
untuk nilai ekonomis-psikologis yang
masa dimiliki.
depannya Sesuai dengan butir 18 yang
biar bisa dijawab sangat setuju oleh subjek
mandiri bahwa menyekolahkan anak sudah
tidak menjadi kebutuhan anak untuk
bergantun mendapatkan pendidikan yang
g dengan terbaik, namun di lain sisi subjek
orang tua juga berharap dengan memberikan
dan orang pendidikan tersebut, anak dapat
lain.” mendapatkan pekerjaan yang baik
( ibu sehingga dapat membantu financial
Mulyani, keluarga. Hal ini terlihat dari butir 17
39th ) yang dijawab sangat setuju oleh
subjek. Keberhasilan orang tua
Berdasarkan ungkapan subjek, mendidik anak merupakan suatu
nilai spikologis tampak ketika orang investasi jangka panjang, yang
tua memiliki harapan agar anak artinya anak akan menopang hidup
menjadi pintar sehingga anak dapat orang tua ketika sudah memasuki
mandiri di masa depan. Harapan usia uzur dan bahkan
yang dimiliki orang tua ini mengacu memuliakannya (Chaerani, 2005).
pada kepentingan anak tersebut. Subjek pada tipe nilai
Namun, di sisi lain, nilai ekonomis psikologis-ekonomis ini memandang

18
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)

bahwa kebersamaan dengan anak Ketika anak melakukan


merupakan kebahagiaan dalam tindakan yang tidak menyenangkan,
hidup, selain itu dengan adanya anak subjek pada tipe nilai psikologis-
subjek merasa terjamin di hari tua ekonomis akan memberi nasehat atas
nanti. Subjek menilai anak kesalahan yang dilakukan. Subjek
merupakan segala-galanya hingga akan memberitahu letak kesalahan
subjek lebih mendahulukan yang telah dilakukan anak, agar
kepentingan anak dari pada kesalahan tersebut tidak diulangi
kepentingan sendiri. Meski kembali.
demikian, subjek tetap berharap anak Berdasarkan uraian yang telah
tunggal yang dimiliki dapat dijelaskan, orang tua dengan tipe
membantu memenuhi kebutuhan nilai anak psikologis-ekonomis
hidup keluarga ketika dewasa. memiliki keyakinan bahwa anak
Pandangan yang dimiliki merupakan anugerah Tuhan yang
subjek tersebut terkait dengan usia tidak ternilai, sehingga sebagai orang
subjek yang berada pada usia dewasa tua berkewajiban untuk memberi
awal. Pada usia ini, individu mulai pendidikan yang terbaik pada anak.
mengabaikan keinginan atau hak-hak Keyakinan tersebut memunculkan
pribadi, karena yang menjadi pola keyakinan bahwa dengan
kepentingan yang utama adalah pendidikan terbaik yang diberikan,
keluarga. sehingga memberi anak dapat menjadi pintar dan
pendidikan yang terbaik dianggap berhasil, sehingga dapat membantu
sebagai suatu kebutuhan anak yang memenuhi kebutuhan dan merawat
harus dipenuhi. Terkait dengan hal orang tua ketika dewasa. Jika anak
tersebut, anak yang memiliki melanggar aturan yang ditetapkan
pendidikan yang baik diharapkan dalam keluarga, orang tua akan
dapat mempunyai masa depan yang menunjukkan letak kesalahan anak
baik sehingga diharapkan dapat dan memberi nasehat agar anak tidak
membuat orang tua merasa aman di mengulangi kesalahan tersebut.
hari tua.
KESIMPULAN DAN SARAN

19
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)

Kesimpulan dan sebagai tempat mencurahkan


Berdasarkan analisis data dan kasih sayang sehingga dapat
bahasan di atas maka dapat mendukung perkembangan
disimpulkan bahwa dalam menilai psikologis anak.
anak tunggal yang dimiliki, orang tua
dapat memiliki lebih dari satu nilai. 2. Saran Bagi Penelitian
Dari total subjek penelitian sebanyak Selanjutnya
56 orang tua yang memiliki anak Bagi penelitian selanjutnya
tunggal di kota Surabaya, ditemukan yang ingin meneliti tentang nilai
empat gambaran tipe nilai anak yaitu anak tunggal, disarankan untuk
tipe nilai anak ekonomis-psikologis membahas dengan kriteria subjek di
sebanyak 1.8%, tipe nilai anak atas usia dewasa awal karena pada
ekonomis-sosial-psikologis sebanyak penelitian ini, subjek yang berusia
14.3%, tipe nilai anak psikologis dewasa awal, masih memiliki
sebanyak 32.1%, dan tipe nilai anak keinginan dan kemampuan untuk
sosial-psikologis 51.8%. Prosentase memiliki anak lagi. Hal ini membuat
ini menunjukkan bahwa orang tua kekhasan penelitian tentang anak
merawat anak sebagai pemenuhan tunggal menjadi kurang tampak
kepuasan batin orang tua dan sarana karena sebagian besar subjek tidak
pembanding sosial yang dapat benar-benar hanya ingin memiliki
menunjukkan kualitas orang tua satu orang anak dan disarankan
melalui prestasi yang dimiliki anak. untuk membahas dengan
menggunakan sudut pandang ayah
Saran sebagai subjek.
1. Saran Bagi Subjek Penelitian
Bagi orang tua dapat lebih
mempertahankan nilai yang dimiliki
untuk memandang anak sebagai
anugerah Tuhanyang tidak ternilai

20
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah (2007). Nilai Anak pada Etnis Arab. Skripsi tidak diterbitkan. Fakultas
Psikologi Universitas Muhammadiyah, Malang.

Aninda, N. R. (2013). Nilai Anak Perempuan Pada Keluarga Batak Ditinjau Dari Ibu
Dewasa Awal dan Dewasa Madya. Skripsi tidak diterbitkan. Fakultas Psikologi
Universitas Surabaya, Surabaya.

Berelson., (2004). What are Really The Reasons Behind Why People Want
Children. From: http://www.eztermpapers.com

Betanovia, A (2005). Studi tentang Sibling Rivalry pada keluarga dengan dua anak
(akseptor KB) dan keluarga dengan banyak anak (Non Akseptor KB) di Surabaya.
Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Skripsi- tidak
diterbitkan.

Chaerani (2005). Menjadi Orang Tua Idaman. Jakarta: PT. Kompas Group.

Dewi, C. W. (2013). Nilai Anak Pada Ibu Dewasa Madya Etnis Jawa Ditinjau Dari
Tingkat Pendidikan. Skripsi tidak diterbitkan. Fakultas Psikologi Universitas
Surabaya, Surabaya.

Erikson. H,E. (1993). Siklus Hidup Manusia dan Krisis Identitas. Cetakan kedua. Alih
bahasa: Suparmanto, T. Jakarta: PT. Gramedia.

Gunarsa, S. D & Gunarsa, Y. S. D. (2001). Psikologi praktis: anak remaja dan


keluarga. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.

Hoffman, L. W., Manis, J. D., (1979). The Value of Children in The United States: a new
approach to the study of fertility. Journal of Marriage And The Family. From:
http:/www.jstor.org.

Hurlock, E.B. (1994). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang


Kehidupan. (Edisi kelima). Ahli bahasa: Istiwidayanti dan Soedjarwo. Jakarta:
Penerbit Erlangga.

Kagitchibasi, C. (2004). The Value of Children: A Key to Gender Issues. From:


www.healthnet.org.np/pediatric/kag.html.

Kartono, K. (1998), Peranan Keluarga Memandu Anak. cetakan kedua. Jakarta: Rajawali
Press.

Khaerudin, (2003). Sosiologi Keluarga, Yogyakarta: Penerbit Liberty.


Kohlmann, A. (2002). Fertility Intentions In a Cross-Cultural View : The Value of
Children Reconsidered. From: www.demogr.mpd.de/papers/working/wp-2002-
002.pdf.

Mappiare, A. (1983). Psikologi Orang Dewasa. Surabaya: Penerbit Usaha Nasional.

21
Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.2 No.2 (2013)

Matios, J. G. (2005). Perbedaan nilai anak bagi orang tua etnis cina kota dan desa.
Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Psikologi Universitas Surabaya, Surabaya.

Murniawati., Wibawa., (2002). Hubungan Antara Belief Tentang Nilai Anak dan Sikap
Perempuan Menikah Terhadap Aborsi. Jurnal Psikologi, 10 (2), 1-6.

Santrock, J. W. (2002). Life-span development: perkembangan masa hidup 5th ed. (A.
Chusairi & J. Damanik, Pengalih bhs.). Dalam H. Sinaga & Y. Sumiharti (Eds.).
Jakarta: Erlangga.

Simpson, J. (1999). The Envolving Value of Children. From:


http:www.richeast.org/htwm/child/child2.html

Sukmaningtyas (2007). Hubungan nilai anak dan niat melakukan aborsi pada ibu yang
bekerja. Skripsi diterbitkan, Fakultas Psikologi Universitas Surabaya, Surabaya.

Sutanto, F. L. (2011). Parental awareness dan value of children. Skripsi, tidak


diterbitkan. Fakultas Psikologi, Universitas Surabaya, Surabaya.

Tirsani, M. N.(2013). Value of children pada keluarga Bali ditinjau dari jenis kelamin
anak. Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Psikologi Universitas Surabaya, Surabaya.

22

Anda mungkin juga menyukai