Anda di halaman 1dari 23

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TANDA BAHAYA KEHAMILAN

Dosen Pembimbing:

Wa Ode Hajrah, SST, M. Kes

DR. Indra Supradewi, MKM

Kelompok Penyuluhan:

Galdha Aulia HR P3.73.24.3.16.014


Nabila Alri P3.73.24.3.16.023
Nabilah Hurul Aini P3.73.24.3.16.025
Nurhayati P3.73.24.3.16.030
Rifdah Asriani P3.73.24.3.16.035
Selvia Febriyani P3.73.24.3.16.038
Vitha Vandina O P3.73.24.3.16.044

JURUSAN KEBIDANAN

PRODI DIV KEBIDANAN

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III

2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Tanda Bahaya Dalam Kehamilan

Hari/Tanggal : Jum’at, 20 September 2019

Pukul : 09.00 – 09.45 WIB

Sasaran : Ibu Hamil TM 1, 2 dan 3

Tempat : Puskesmas Kecamatan Koja

A. Latar Belakang
Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) angka
kematian ibu di Indonesia pada tahun 2012 meningkat sebanyak
359/100.000 kelahiran hidup dari sebelumnya pada tahun 2007 sebanyak
228/100.000 kelahiran hidup. Kematian ibu ini adalah kematian yang terjadi
selama kehamilan, melahirkan, nifas atau dua bulan setelah berakhirnya
kehamilan. Penyebab utama kematian di Indonesia yaitu perdarahan,
hipertensi dalam kehamilan, dan infeksi.
Untuk menekan Angka Kematian Ibu dapat dilakukan pemeriksaan
kehamilan. Dalam pemeriksaan kehamilan terdiri dari pemfis, konseling,
meningkatkan pengetahuan ibu tentang tanda bahaya kehamilan, dan
mengetahui penanganan utama apabila ada tanda tersebut, sehingga ibu
dapat terdeteksi secara dini apabila terdapat tanda bahaya kehamilan dan
mendapat intervensi lebih cepat untuk menghindari terjadinya komplikasi.

B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diadakan penyuluhan ini diharapkan masyarakat terutama ibu
hamil dapat mengetahui tanda bahaya kehamilan.
2. Tujuan Instruksional Khusus
a. Mengetahui tentang tanda bahaya kehamilan
b. Mengetahui macam-macam tanda bahaya kehamilan

2
c. Mengetahui faktor penyebab terjadinya tanda bahaya kehamilan.
d. Untuk mendeteksi dini masalah pada kehamilan

C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Materi (Terlampir)
2. Sasaran atau Target
Seluruh ibu hamil TM 1, 2 dan 3
3. Metode
a. Pemaparan Materi
b. Tanya jawab
4. Media dan Alat
a. Leaflet
5. Waktu dan Tempat
Hari / Tanggal : Jum’at, 20 September 2019
Waktu : Pukul 09.00 – 09.45 WIB
Tempat : Puskesmas Kecamatan Koja
6. Setting Tempat

Media

Keterangan :

: Pembawa Acara

: Pembicara

: Dokumentasi

: Ibu Hamil

3
D. Kegiatan Penyuluhan
No. Jadwal Kegiatan Kegiatan Waktu
Penyuluhan Peserta
1. Pembukaan Mendengarkan 5 menit

a. Memberi salam dan


sapa
b. Memperkenalkan diri
c. Menyampaikan
tujuan acara
d. Melakukan kontrak
waktu dengan peserta
e. Menjelaskan tahapan
senam nifas
2. Penyuluhan Mendengarkan 15 Menit
Materi
a. Pengertian tanda-
tanda kehamilan
b. Macam-macam tanda
bahaya kehamilan
c. Faktor penyebab
tanda bahaya
kehamilan

4
3. Penutup Melakukan 10 Menit
Tanya Jawab
a. Melakukan evaluasi
peserta terhadap
materi penyuluhan
b. Membuat kesimpulan
penyuluhan
c. Menutup diskusi dan
memberi salam

E. Evaluasi
Evaluasi Struktur

Kesiapan media meliputi : Leaflet

Penentuan waktu : Pukul 09.00 – 09.45 WIB

Penentuan Tempat : Puskesmas Kecamatan Koja

Evaluasi Proses

a. Ibu-ibu hamil mau mendengarkan


b. Kegiatan penyuluhan berjalan tertib
c. Ibu-ibu mengajukan pertanyaan (Pertanyaan dari peserta dan
jawaban dari penyuluh)
d. Ibu-ibu hamil dapat mengulangi penjelasan mengenai tanda bahaya
kehamilan.

Evaluasi Hasil
Ibu-ibu Hamil mengetahui tentang tanda bahaya kehamilan yaitu
(Pengertian, macam-macam tanda bahaya kehamilan, Faktor Penyebab
terjadinya tanda bahaya kehamilan )
Penyaji mereview materi dan peserta dapat menjawab dengan benar (90%)

5
dari pertanyaan penyuluh
- Jumlah yang hadir dalam penyuluhan berjumlah ( 21 orang)

F. Pengorganisasian

Pembawa acara : Selvia Febriyani

Pembicara : Nabila Alri dan Rifdah Asriani

Dokumentasi : Vitha Vandina

Fasilitator : Nabilah Hurul Aini dan Galdha Aulia

Notulis : Nurhayati

6
LAMPIRAN MATERI

TANDA-TANDA BAHAYA KEHAMILAN

2.1 Tanda Bahaya Pada Kehamilan


A. Muntah Terus dan Tak Mau Makan
Mual muntah yang terjadi pada kehamilan hingga usia 16 minggu.
Pada keadaan muntah-muntah yang berat, dapat terjadi dehidrasi, gangguan
asam basa dan elektrolit dan ketosis, keadaan ini disebut dengan
hyperemesis gravidarum.
Gejala:
1. Mual dan muntah hebat
2. Berat badan turun >5% dari berat badan sebelum hamil
3. Ketonuria
4. Dehidrasi
5. Ketidak seimbangan elektrolit

Faktor Predisposisi:

Peningkatan hormon-hormon pada kehamilan berkontribusi terhadap


terjadinya mual dan muntah. Beberapa faktor yang terkait dengan mual dan
muntah:

1. Riwayat hyperemesis gravidarum pada kehamilan sebelumnya atau


keluarga
2. Status nutrisi; wanita obesitas lebih jarang dirawat inap karena
hyperemesis
3. Faktor psikologis; emosi, stress.

7
Tatalaksana umum:

1. Sedapat mungkin, pertahankan kecukupan nutrisi ibu, termasuk


suplementasi vitamin dan asam folat di awal kehamilan
2. Anjurkan istirahat yang cukup dan hindari kelelahan
3. Apabila tidak ada perbaikan maka dianjurkan dirujuk ke poli umum.

B. Demam Tinggi
Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam kehamilan
merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya
infeksi dalam kehamilan. Penanganan demam antara lain dengan istirahat
baring, minum banyak dan mengompres untuk menurunkan suhu
(Saifuddin,2002). Demam dapat disebabkan oleh infeksi dalam kehamilan
yaitu masuknya mikroorganisme pathogen ke dalam tubuh wanita hamil
yang kemudian menyebabkan timbulnya tanda atau gejala –gejala penyakit.
Pada infeksi berat dapat terjadi demam dangangguan fungsi organ vital.
Infeksi dapat terjadi selama kehamilan, persalinan dan masa nifas
(Pusdiknakes, 2003).
Diagnosa lain untuk demam tinggi:
1. Demam Tifoid
Demam tifoid merupakan penyakir infeksi usus halus yang disebabkan
oleh bakteri Salmonella typhi. S.typhi masuk dalam tubuh manusia
melalui makanan yang tercemar. Beberapa bakteri yang tidak musnah
oleh asam lambung akan masuk ke usus halus dan mencapai limfoid
plak Peyeri di ileum terminalis yang hipertropi. S.typhi ini juga dapat
bersarang pada hati, limpa dan bagian-bagian lain system
retikuloendotelial.
Faktor Predisposisi
a. Faktor kebersihan makanan
b. Faktor kebersihan lingkungan
c. Imunitas tubuh yang buruk

8
Tanda dan Gejala

a. Demam >38°C
b. Sakit Kepala
c. Nyeri perut
d. Nafsu makan berkurang
e. Diare dan konstipasi
f. Coated tongue
g. Nyeri otot

Tatalaksana Umum

Rujuk ke poli umum untuk diberikan terapi obat.

C. Bengkak Kaki, Tangan dan Wajah, atau Sakit Kepala Disertai Kejang
Hipertensi adalah tekanan darah sekurang-kurangnya 140mmHg sistolik
atau 90 mmHg diastolic pada dua kali pemeriksaan berjarak 4-6 jam pada
wanita yang sebelumnya normotensi. Bila ditemukan pada tekanan darah
tinggi (≥140/90 mmHg) pada ibu hamil, lakukan pemeriksaan kadar protein
urin dengan tes celup urin atau protein urin 24 jam dan tentukan diagnosis.
Faktor predisposisi
1. Kehamilan kembar
2. Penyakit trofoblas
3. Hidroamnion
4. Diabetes melitus
5. Gangguan vaskuler plasenta
6. Faktor herediter
7. Riwayat preelkampsia sebelumnya
8. Obesitas sebelum hamil.

9
Diagnosis:

a) Preeklampsia Ringan :
1. Tekanan darah ≥140/90 mmHg pada usia kehamilan >20 minggu
2. Tes celup urin menunjukkan proteinuria 1+ atau pemeriksaan
protein kuantitatif menunjukkan hasi; >300mg/24 jam
b) Preeklampsia Berat :
1. Tekanan darah ≥160/110 mmHg pada usia kehamilan >20 minggu
2. Tes celup urin menunjukkan proteinuria ≥2+ atau pemeriksaan
protein kuantitatif menujukkan hasil >5g/24 jam
3. Atau disertai keterlibatan organ lain:
a. Trombositopenia (<100.000sel/uL), hemolysis mikroangiopati
b. Peningkatan SGOT/SGPT, nyeri abdomen kuadran atas
c. Sakit kepala, pandangan kabur
d. Pertumbuhan janin terhambat, oligohidroamnion
e. Edema pada ekstermitas dan wajah yang tidak hilang setelah
beristirahat
f. Edema paru dan/gagal jantung kongestif
g. Oliguria (<500ml/24jam ), kreatinin >1,2 mg/dl
c) Eklampsia
1. Kejang umum dan/atau koma
2. Ada tanda dan gejala preeklampsia
3. Tidak ada kemungkinan penyebab lain (misalnya epilepsi,
meningitis)

Tatalaksana umum

Ibu hamil dengan preeklampsia harus segera dirujuk ke rumah sakit.

10
Dampak hipertensi dalam kehamilan/preeklampsia

1. Penyulit ibu
a. System saraf pusat :Perdarahan intracranial, thrombosis vena
sentral, edema retina, macular/ retina detachment dan kebutaan
korteks
b. Gastrointestinal-hepatik : subscapular hematoma hepar,
rupture kapsul hepar
c. Ginjal : gagal ginjal akut, nekrosis tubular akut
d. Hematologik: trombositopenia
e. Kardiopulmonar : edema paru kardiogenik/nonkardiogenik,
depresi pernafasan, kardiak arrest, iskemia miokardium
f. Lain-lain: asites, edema laring, hipertensi yang tidak
terkendalikan
2. Penyulit janin
1. Pertumbuhan janin terhambat (IUGR)
2. Solusio plasenta
3. Prematuritas
4. Syndrome distress nafas
5. Kematian janin intrauterine (IUFD)
6. Kematian neonatal perdarahan intraventiikular
7. Sepsis

D. Janin Dirasakan Kurang Bergerak Dibandingkan Sebelumnya


Gerakan janin bermula pada usia kehamilan mencapai 12 minggu,
tetapi baru dapat dirasakan oleh ibu pada usia kehamilan 16-20 minggu
karena di usia kehamilan tersebut, dinding uterus menipis dan gerakan janin
menjadi lebih kuat. Pada keadaan tertentu, ibu hamil dapat merasakan
gerakan halus hingga tendangan kaki bayi di usia kehamilan 16-18 minggu
(dihitung dari hari pertama haid terakhir). Jika janin tidur, gerakannya akan
melemah. janin harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam (10

11
gerakan dalam 12 jam). Gerakan janin akan lebih mudah terasa jika ibu
berbaring/beristirahat, makan dan minum.
Apabila gerakan janin dirasa berkurang atau bahkan menghilang
makan dianjurkan ibu untuk segera kefaskes terdekat.
Menurut WHO dan The American Collage of Obstretricians and
Gynecologists yang disebut kematian janin adalah janin yang mati dalam
Rahim dengan berat badan 500 gram atau lebih atau pada kehamilan 20
minggu atau lebih. Kematian janin merupakan hasil akhir dari gangguan
pertumbuhan janin, gawat janin, atau infeksi.
Diagnosa :
Umumnya ibu hanya mengeluh gerakan janin berkurang. Pada
pemeriksaan fisik tidak terdengar denyut jantung janin. Diagnosis pasti
ditegakkan dengan pemeriksaan ultrasound, di mana tidak tampak adanya
gerakan jantung janin.
Pada anamnesis gerakan menghilang. Pada pemeriksaan
pertumbuhan janin tidak ada, yang terlihat pada tinggi fundus uteri
menurun, berat badan ibu menurun, dan lingkaran perut ibu mengecil.
Dengan Doopler tidak dapat terdengar adanya bunyi jantung janin. Dengan
sarana diagnostic lain yang yaitu USG, tampak gambaran janin tanpa
kehidupan. Pemeriksaan hCG urin menjadi negative setelah beberapa hari
kematian janin.

Etiologi :

Pada 25-60% kasus penyebab kematian janin tidak jelas. Kematian


janin dapat di sebabkan oleh faktor maternal, fetal, atau kelainan patologik
plasenta.

1. Faktor maternal antara lain:

Post term (>42 minggu), diabetes melitus tidak terkontrol, sistemik


lupus eritematosus, infeksi, hipertensi, preeklampsia, eclampsia,

12
hemoglobinopati, umur ibu tua, penyakit rhesus, rupture uteri, kematian
ibu

2. Faktor fetal antara lain:


Pertumbuhan janin terhambat, kelainan kongenital, kelainan genetic,
infeksi
3. Faktor plasenta antara lain:
Kelainan tali pusat, lepasnya plasenta, ketuban pecah dini, casa previa

Pengelolaan kehamilan selanjutbya bergantung pada penyebab


kematian janin. Meskipun janin berulang jarang terjadi, demi kesejahteraan
keluarga, pada kehamilan berikut diperlukan pengelolaan yang lebih ketat
tentang kesejahteraan janin

Komplikasi :

Komplikasi yang dapat terjadi ialah trauma psikis ibu ataupun


keluarga, apalagi bila waktu antara kematian janin dan persalinan
berlangsung lama. Bila terjadi ketuban pecah dapat terjadi infeksi. Terjadi
koagulopati bila kematian janin lebih dari 2 minggu.

E. Perdarahan Pada Hamil Muda dan Hamil Tua


a. Perdarahan pada masa awal kehamilan
Perdarahan yang terjadi pada masa awal kehamilan kurang dari 22
minggu.
Perdarahan pervaginaan dikatakan tidak normal bila ada tanda-
tanda:
 Keluar darah merah
 Perdarahan yang banyak
 Perdarahan dengan nyeri
 Pengeluaran sebagian konsepsi

13
Perdarahan semacam ini perlu dicurigai terjadinya:
1. Abortus
Adalah penghentian atau pengeluaran hasil konsepsi pada
kehamilan 16 minggu atau sebelum plasenta selesai. Gejalanya
adalah perdarahan pervaginam dari bercak hingga berjumlah
banyak , perut nyeri dan kaku, pengeluaran sebagian hasil
konsepsi, serviks tertutup maupun terbuka, ukuran uterus lebih
kecil dari yang seharusnya.
2. Mola hidatidosa (hamil anggur)
Pada trimester I gambaran mola hidatidosa tidak spesifik,
sehingga sering kali sulit dibedakan dari kehamilan
anembrionik, missed abortion, abortus inkompletus, atau mioma
uteri.(Sarwono, 2007 : 142). Gejalanya adalah perdarahan
pervaginam berupa bercak hingga berjumlah banyak, mual dan
muntah hebat, ukuran uterus lebih besar dari usia kehamilan,
tidak ditemukan janin intrauterine, nyeri perut, serviks terbuka,
keluar jaringan seperti anggur, takikardi, berdebar-debar.
b. Perdarahan yang terjadi setelah 22 minggu sampai sebelum
persalinan.
Perdarahan pervaginaan dikatakan tidak normal bila ada tanda-
tanda:
 Keluar darah merah segar atau kehitaman dengan bekuan.
 Perdarahan kadang banyak atau tidak terus menerus.
 Perdarahan disertai rasa nyeri.
Perdarahan semacam ini bisa berarti plasenta previa, solusio
plasenta, rupture uteri, atau dicurigai adanya gangguan pembekuan
darah.

14
F. Air Ketuban Keluar Sebelum Waktunya
Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum
persalinan atau dimulainya tanda inpartu.
Diagnosa :
Diagnose ketuban pecah dini ditegakkan berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan inspekulo. Dari anamnesis didapatkan penderita merasa keluar
cairan yang banyak secara tiba-tiba. Kemudian lakukan satu kali
pemeriksaan inspekulo dengan speculum steril untuk melihat adanya cairan
yang keluar dari serviks atau menggenang diforniks posterior. Jika tidak
ada, gerak kan sedikit bagian terbawah janin, atau minta ibu untuk
mengedan/batuk.
Faktor predisposisi
1. Riwayat ketuban pecah dini pada kehamilan sebelumnya
2. Infeksi traktus genital
3. Perdarahan antepartum
4. Merokok

Tatalaksana umum

Rujuk kefasilitas yang memadai.

2.2 Masalah Lain Pada Masa Kehamilan


A. Demam, menggigil dan berkeringat. Bila ibu berada di daerah
endermis malaria, menunjukkan adanya gejala penyakit malaria.
Gejala malaria:
 Demam
Ibu dapat mengeluhkan bermacam-macam pola demam
mulai dari tanpa demam, demam tidak terlalu tinggi yang terus
menerus, hingga ke hiperpireksia. Pada trimester kedua kehamilan
gambaran manifestasi klinik yang atiptik lebih sering terjadi karena
proses imunosupresi

15
B. Terasa sakit pada saat kencing atau keluar keputihan atau gatal-gatal
di daerah kemaluan.
Kandidiasis adalah infeksi pada vagina yang disebabkan oleh jamur
Candida sp.
Gejala kandidiasis meliputi:
1. Duh tubuh vagina putih kental dan bergumpal, tidak berbau
2. Rasa gatal
3. Dysuria/nyeri berkemih.

Faktor predisposisi:

Penggunaan antibiotic spektrum luas, peningkatan kadar esterogen, diabetes


melitus, HIV/AIDS, imunikompromais.

Tatalaksana Umum

Rujuk ke fasilitas kesehatan yang memadai untuk pemberian terapi obat dan
tindak lanjut.

C. Batuk Lama (Lebih Dari 2 Minggu)


Tuberculosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium
tuberculosis complex.
Faktor predisposisi:
1. Kontak dengan penderita tuberculosis
2. Nutris kurang
3. Faktor sosioekonomi

Tanda dan gejala

1. Batuk berdahak selama 2-3minggu atau lebih


2. Dahak bercampur darah atau batuk darah
3. Sesak nafas
4. Badan lemas

16
5. Nafsu makan menurun
6. Berat badan menurun
7. Malaise
8. Berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik
9. Demam meriang lebih dari satu bulan.

Tatalaksana Umum

Dilakukan pengawasan/perawatan lebih ketat dan diberikan terap obat


sesuai berat badan dan obat yang dianjurkan untuk ibu hamil.

D. Jantung Berdebar-Debar atau Nyeri di Dada


Diagnosa ganggguan jantung kadang sulit dilakukan karena perubahan
fisiologis pada kehamilan sering menyerupai tanda dan gejala gangguan
jantung. Berikut adalah tanda dan gejala yang dapat mendukung kecurigaan
adanya penyakit jantung pada kehamilan:
1. Dispneu/ sesak nafas yang memberat
2. Batuk dimalam hari
3. Hemoptysis
4. Pingsan
5. Nyeri dada
6. Sianosis jari tubuh
7. Distensi vena leher yang menetap
8. Kardiomegali
9. Aritmia yang menetap
10. Split bunyi jantung kedua yang menetap.

Tatalaksana umum

Rujuk ke Rumah Sakit yang memiliki dokter spesialis jantung.

17
E. Diare Berulang
a) Terjadinya diare dalam kehamilan
b) Disertai demam
c) Terdapat darah dalam kotoran
d) Diare lebih dari dua atau tiga hari

Penyebab:

a) Mungkin karena hormone


b) Mungkin karena faktor makanan
c) Infeksi parasite atau virus

Cara Mengurangi atau Mencegah:

a) Perbanyak minum untuk cairan pengganti atau rehidrasi


b) Hindari makan berserat tinggi
c) Makan sedikit tapi sering.

F. Sulit Tidur dan Cemas Berlebihan


Sulit tidur dan cemas berlebihan adalah gangguan kecemasan yang
terjadi kemungkinan karena riwayat kehidupan keluarga, kepribadian,
sistuasi kehidupan saat itu, pengalaman kehamilan sebelumnya, keadaan
dan pengalaman kehamilan sekarang. Pada keadaan ini penderita akan
diliputi oleh:
 Rasa takut, mudah marah, mudah tersinggung
 Keringat berlebihan, dyspnea, insomnia, dan/atau trembling

Kejadian pada ibu dengan riwayat depresi akan meningkat.

18
PENUTUP

1. Kesimpulan

Tanda bahaya kehamilan adalah tanda -tanda yang mengindikasikan


adanya bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan/periode antenatal, yang
apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian
ibu (Pusdiknakes,2003).
Enam tanda bahaya kehamilan selama periode antenatal menurut
Pusdiknakes (2003) Perdarahan lewat jalan lahir atau perdarahan
pervaginaan, Sakit kepala yang hebat, menetap yang tidak hilang,
Perubahan visual (penglihatan) secara tiba-tiba (pandangan kabur), Nyeri
perut hebat, Bengkak pada muka dan tangan, Bayi kurang bergerak seperti
biasa, Demam tinggi, Muntah terus dan tidak bisa makan pada kehamilan
muda, Selaput kelopak mata pucat.

Dengan dengan adanya pemeriksaan ANC mengetahui adanya


Tanda Bahaya Kehamilan ini diharapkan ibu dapat mendeteksi dini dan ke
fasilitas kesehatan untuk memeriksakan diri lebih lanjut sehingga lebih
cepat mendapat intervensi.

2. Saran
Mahasiswa Kebidanan diharapkan mengetahui dan memahami apa
saja tanda bahaya dalam kehamilan. Dengan memahaminya tentu akan lebih
mudah dalam menerapkannya dalam kehidupan secara nyata. Dan untuk
puskesmas diharapkan dapat meneruskan penyuluhan tanda bahaya
kehamilan kepada setiap ibu hamil sehingga para ibu hamil dapat
mengetahui tanda bahaya kehamilanSenam kepada Ibu Hamil di Puskesmas
Kecamatan Koja.

19
DAFTAR PUSTAKA

1. Wiknjosastro,Hanifa (editor) . 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan


Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
2. Rustam, Mochtar. 2015. SINOPSIS OBSTETRI. Jakarta: EGC
3. WHO, Depkes RI. 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas
Kesehatan Dasar dan Rujukan. Jakarta. Kemenkes RI
4. Prawiorohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta. PT.Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo

20
21
DOKUMENTASI PENYULUHAN TANDA BAHAYA KEHAMILAN

22
23

Anda mungkin juga menyukai