SAP Penyuluhan Koja
SAP Penyuluhan Koja
Dosen Pembimbing:
Kelompok Penyuluhan:
JURUSAN KEBIDANAN
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) angka
kematian ibu di Indonesia pada tahun 2012 meningkat sebanyak
359/100.000 kelahiran hidup dari sebelumnya pada tahun 2007 sebanyak
228/100.000 kelahiran hidup. Kematian ibu ini adalah kematian yang terjadi
selama kehamilan, melahirkan, nifas atau dua bulan setelah berakhirnya
kehamilan. Penyebab utama kematian di Indonesia yaitu perdarahan,
hipertensi dalam kehamilan, dan infeksi.
Untuk menekan Angka Kematian Ibu dapat dilakukan pemeriksaan
kehamilan. Dalam pemeriksaan kehamilan terdiri dari pemfis, konseling,
meningkatkan pengetahuan ibu tentang tanda bahaya kehamilan, dan
mengetahui penanganan utama apabila ada tanda tersebut, sehingga ibu
dapat terdeteksi secara dini apabila terdapat tanda bahaya kehamilan dan
mendapat intervensi lebih cepat untuk menghindari terjadinya komplikasi.
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diadakan penyuluhan ini diharapkan masyarakat terutama ibu
hamil dapat mengetahui tanda bahaya kehamilan.
2. Tujuan Instruksional Khusus
a. Mengetahui tentang tanda bahaya kehamilan
b. Mengetahui macam-macam tanda bahaya kehamilan
2
c. Mengetahui faktor penyebab terjadinya tanda bahaya kehamilan.
d. Untuk mendeteksi dini masalah pada kehamilan
C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Materi (Terlampir)
2. Sasaran atau Target
Seluruh ibu hamil TM 1, 2 dan 3
3. Metode
a. Pemaparan Materi
b. Tanya jawab
4. Media dan Alat
a. Leaflet
5. Waktu dan Tempat
Hari / Tanggal : Jum’at, 20 September 2019
Waktu : Pukul 09.00 – 09.45 WIB
Tempat : Puskesmas Kecamatan Koja
6. Setting Tempat
Media
Keterangan :
: Pembawa Acara
: Pembicara
: Dokumentasi
: Ibu Hamil
3
D. Kegiatan Penyuluhan
No. Jadwal Kegiatan Kegiatan Waktu
Penyuluhan Peserta
1. Pembukaan Mendengarkan 5 menit
4
3. Penutup Melakukan 10 Menit
Tanya Jawab
a. Melakukan evaluasi
peserta terhadap
materi penyuluhan
b. Membuat kesimpulan
penyuluhan
c. Menutup diskusi dan
memberi salam
E. Evaluasi
Evaluasi Struktur
Evaluasi Proses
Evaluasi Hasil
Ibu-ibu Hamil mengetahui tentang tanda bahaya kehamilan yaitu
(Pengertian, macam-macam tanda bahaya kehamilan, Faktor Penyebab
terjadinya tanda bahaya kehamilan )
Penyaji mereview materi dan peserta dapat menjawab dengan benar (90%)
5
dari pertanyaan penyuluh
- Jumlah yang hadir dalam penyuluhan berjumlah ( 21 orang)
F. Pengorganisasian
Notulis : Nurhayati
6
LAMPIRAN MATERI
Faktor Predisposisi:
7
Tatalaksana umum:
B. Demam Tinggi
Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam kehamilan
merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya
infeksi dalam kehamilan. Penanganan demam antara lain dengan istirahat
baring, minum banyak dan mengompres untuk menurunkan suhu
(Saifuddin,2002). Demam dapat disebabkan oleh infeksi dalam kehamilan
yaitu masuknya mikroorganisme pathogen ke dalam tubuh wanita hamil
yang kemudian menyebabkan timbulnya tanda atau gejala –gejala penyakit.
Pada infeksi berat dapat terjadi demam dangangguan fungsi organ vital.
Infeksi dapat terjadi selama kehamilan, persalinan dan masa nifas
(Pusdiknakes, 2003).
Diagnosa lain untuk demam tinggi:
1. Demam Tifoid
Demam tifoid merupakan penyakir infeksi usus halus yang disebabkan
oleh bakteri Salmonella typhi. S.typhi masuk dalam tubuh manusia
melalui makanan yang tercemar. Beberapa bakteri yang tidak musnah
oleh asam lambung akan masuk ke usus halus dan mencapai limfoid
plak Peyeri di ileum terminalis yang hipertropi. S.typhi ini juga dapat
bersarang pada hati, limpa dan bagian-bagian lain system
retikuloendotelial.
Faktor Predisposisi
a. Faktor kebersihan makanan
b. Faktor kebersihan lingkungan
c. Imunitas tubuh yang buruk
8
Tanda dan Gejala
a. Demam >38°C
b. Sakit Kepala
c. Nyeri perut
d. Nafsu makan berkurang
e. Diare dan konstipasi
f. Coated tongue
g. Nyeri otot
Tatalaksana Umum
C. Bengkak Kaki, Tangan dan Wajah, atau Sakit Kepala Disertai Kejang
Hipertensi adalah tekanan darah sekurang-kurangnya 140mmHg sistolik
atau 90 mmHg diastolic pada dua kali pemeriksaan berjarak 4-6 jam pada
wanita yang sebelumnya normotensi. Bila ditemukan pada tekanan darah
tinggi (≥140/90 mmHg) pada ibu hamil, lakukan pemeriksaan kadar protein
urin dengan tes celup urin atau protein urin 24 jam dan tentukan diagnosis.
Faktor predisposisi
1. Kehamilan kembar
2. Penyakit trofoblas
3. Hidroamnion
4. Diabetes melitus
5. Gangguan vaskuler plasenta
6. Faktor herediter
7. Riwayat preelkampsia sebelumnya
8. Obesitas sebelum hamil.
9
Diagnosis:
a) Preeklampsia Ringan :
1. Tekanan darah ≥140/90 mmHg pada usia kehamilan >20 minggu
2. Tes celup urin menunjukkan proteinuria 1+ atau pemeriksaan
protein kuantitatif menunjukkan hasi; >300mg/24 jam
b) Preeklampsia Berat :
1. Tekanan darah ≥160/110 mmHg pada usia kehamilan >20 minggu
2. Tes celup urin menunjukkan proteinuria ≥2+ atau pemeriksaan
protein kuantitatif menujukkan hasil >5g/24 jam
3. Atau disertai keterlibatan organ lain:
a. Trombositopenia (<100.000sel/uL), hemolysis mikroangiopati
b. Peningkatan SGOT/SGPT, nyeri abdomen kuadran atas
c. Sakit kepala, pandangan kabur
d. Pertumbuhan janin terhambat, oligohidroamnion
e. Edema pada ekstermitas dan wajah yang tidak hilang setelah
beristirahat
f. Edema paru dan/gagal jantung kongestif
g. Oliguria (<500ml/24jam ), kreatinin >1,2 mg/dl
c) Eklampsia
1. Kejang umum dan/atau koma
2. Ada tanda dan gejala preeklampsia
3. Tidak ada kemungkinan penyebab lain (misalnya epilepsi,
meningitis)
Tatalaksana umum
10
Dampak hipertensi dalam kehamilan/preeklampsia
1. Penyulit ibu
a. System saraf pusat :Perdarahan intracranial, thrombosis vena
sentral, edema retina, macular/ retina detachment dan kebutaan
korteks
b. Gastrointestinal-hepatik : subscapular hematoma hepar,
rupture kapsul hepar
c. Ginjal : gagal ginjal akut, nekrosis tubular akut
d. Hematologik: trombositopenia
e. Kardiopulmonar : edema paru kardiogenik/nonkardiogenik,
depresi pernafasan, kardiak arrest, iskemia miokardium
f. Lain-lain: asites, edema laring, hipertensi yang tidak
terkendalikan
2. Penyulit janin
1. Pertumbuhan janin terhambat (IUGR)
2. Solusio plasenta
3. Prematuritas
4. Syndrome distress nafas
5. Kematian janin intrauterine (IUFD)
6. Kematian neonatal perdarahan intraventiikular
7. Sepsis
11
gerakan dalam 12 jam). Gerakan janin akan lebih mudah terasa jika ibu
berbaring/beristirahat, makan dan minum.
Apabila gerakan janin dirasa berkurang atau bahkan menghilang
makan dianjurkan ibu untuk segera kefaskes terdekat.
Menurut WHO dan The American Collage of Obstretricians and
Gynecologists yang disebut kematian janin adalah janin yang mati dalam
Rahim dengan berat badan 500 gram atau lebih atau pada kehamilan 20
minggu atau lebih. Kematian janin merupakan hasil akhir dari gangguan
pertumbuhan janin, gawat janin, atau infeksi.
Diagnosa :
Umumnya ibu hanya mengeluh gerakan janin berkurang. Pada
pemeriksaan fisik tidak terdengar denyut jantung janin. Diagnosis pasti
ditegakkan dengan pemeriksaan ultrasound, di mana tidak tampak adanya
gerakan jantung janin.
Pada anamnesis gerakan menghilang. Pada pemeriksaan
pertumbuhan janin tidak ada, yang terlihat pada tinggi fundus uteri
menurun, berat badan ibu menurun, dan lingkaran perut ibu mengecil.
Dengan Doopler tidak dapat terdengar adanya bunyi jantung janin. Dengan
sarana diagnostic lain yang yaitu USG, tampak gambaran janin tanpa
kehidupan. Pemeriksaan hCG urin menjadi negative setelah beberapa hari
kematian janin.
Etiologi :
12
hemoglobinopati, umur ibu tua, penyakit rhesus, rupture uteri, kematian
ibu
Komplikasi :
13
Perdarahan semacam ini perlu dicurigai terjadinya:
1. Abortus
Adalah penghentian atau pengeluaran hasil konsepsi pada
kehamilan 16 minggu atau sebelum plasenta selesai. Gejalanya
adalah perdarahan pervaginam dari bercak hingga berjumlah
banyak , perut nyeri dan kaku, pengeluaran sebagian hasil
konsepsi, serviks tertutup maupun terbuka, ukuran uterus lebih
kecil dari yang seharusnya.
2. Mola hidatidosa (hamil anggur)
Pada trimester I gambaran mola hidatidosa tidak spesifik,
sehingga sering kali sulit dibedakan dari kehamilan
anembrionik, missed abortion, abortus inkompletus, atau mioma
uteri.(Sarwono, 2007 : 142). Gejalanya adalah perdarahan
pervaginam berupa bercak hingga berjumlah banyak, mual dan
muntah hebat, ukuran uterus lebih besar dari usia kehamilan,
tidak ditemukan janin intrauterine, nyeri perut, serviks terbuka,
keluar jaringan seperti anggur, takikardi, berdebar-debar.
b. Perdarahan yang terjadi setelah 22 minggu sampai sebelum
persalinan.
Perdarahan pervaginaan dikatakan tidak normal bila ada tanda-
tanda:
Keluar darah merah segar atau kehitaman dengan bekuan.
Perdarahan kadang banyak atau tidak terus menerus.
Perdarahan disertai rasa nyeri.
Perdarahan semacam ini bisa berarti plasenta previa, solusio
plasenta, rupture uteri, atau dicurigai adanya gangguan pembekuan
darah.
14
F. Air Ketuban Keluar Sebelum Waktunya
Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum
persalinan atau dimulainya tanda inpartu.
Diagnosa :
Diagnose ketuban pecah dini ditegakkan berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan inspekulo. Dari anamnesis didapatkan penderita merasa keluar
cairan yang banyak secara tiba-tiba. Kemudian lakukan satu kali
pemeriksaan inspekulo dengan speculum steril untuk melihat adanya cairan
yang keluar dari serviks atau menggenang diforniks posterior. Jika tidak
ada, gerak kan sedikit bagian terbawah janin, atau minta ibu untuk
mengedan/batuk.
Faktor predisposisi
1. Riwayat ketuban pecah dini pada kehamilan sebelumnya
2. Infeksi traktus genital
3. Perdarahan antepartum
4. Merokok
Tatalaksana umum
15
B. Terasa sakit pada saat kencing atau keluar keputihan atau gatal-gatal
di daerah kemaluan.
Kandidiasis adalah infeksi pada vagina yang disebabkan oleh jamur
Candida sp.
Gejala kandidiasis meliputi:
1. Duh tubuh vagina putih kental dan bergumpal, tidak berbau
2. Rasa gatal
3. Dysuria/nyeri berkemih.
Faktor predisposisi:
Tatalaksana Umum
Rujuk ke fasilitas kesehatan yang memadai untuk pemberian terapi obat dan
tindak lanjut.
16
5. Nafsu makan menurun
6. Berat badan menurun
7. Malaise
8. Berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik
9. Demam meriang lebih dari satu bulan.
Tatalaksana Umum
Tatalaksana umum
17
E. Diare Berulang
a) Terjadinya diare dalam kehamilan
b) Disertai demam
c) Terdapat darah dalam kotoran
d) Diare lebih dari dua atau tiga hari
Penyebab:
18
PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
Mahasiswa Kebidanan diharapkan mengetahui dan memahami apa
saja tanda bahaya dalam kehamilan. Dengan memahaminya tentu akan lebih
mudah dalam menerapkannya dalam kehidupan secara nyata. Dan untuk
puskesmas diharapkan dapat meneruskan penyuluhan tanda bahaya
kehamilan kepada setiap ibu hamil sehingga para ibu hamil dapat
mengetahui tanda bahaya kehamilanSenam kepada Ibu Hamil di Puskesmas
Kecamatan Koja.
19
DAFTAR PUSTAKA
20
21
DOKUMENTASI PENYULUHAN TANDA BAHAYA KEHAMILAN
22
23