Anda di halaman 1dari 24

TUGAS- I SISTEM KELISTRIKAN DAN PENGENDALIAN KELAUTAN

WIRING DIAGRAM DI KAPAL


MUHAMMAD ILHAM & LATUHORTE WATTIMURY)

WIRING DIAGRAM DI KAPAL

Kelompok - 4
1. MUHAMMAD ILHAM
(NRP. 4110204001)
2. LATUHORTE WATTIMURY
( NRP. 4110204008 )

PROGRAM PASCASARJANA TEKNOLOGI KELAUTAN


FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA

PASCA SARJANA TEKNOLOGI KELAUTAN 1


FTK – ITS Surabaya, 2010 /2 011
TUGAS- I SISTEM KELISTRIKAN DAN PENGENDALIAN KELAUTAN
WIRING DIAGRAM DI KAPAL
MUHAMMAD ILHAM & LATUHORTE WATTIMURY)

2010
WIRING DIAGRAM DI KAPAL

ABSTRAK

Wiring diagram sebuah kapal secara teknis diawali dengan data-data


teknis kapal itu sendiri yang meliputi; konstruksi kapal, kondisi dan tata letak
ruang-ruang di kapal, kebutuhan daya listrik di kapal, main engine maupun main
auxiliary yang tersedia, serta main power yang akan melakukannya.
Perencanaan wiring diagram yang baik tentu akan memberikan dampak
ekonomi dan teknis yang optimal bagi pengoperasian sebuah kapal.
Wiring diagram menggunakan simbol standar untuk perangkat listrik baik kabel
listrik yang digunakan maupun peralatan pendukung lainnya, dan untuk
melakukannya perlu meperhatikan berbagai hal antara lain; Besarnya sumber
tenaga listrik yang dibutuhkan, Jumlah daya dari pesawat-pesawat pemakai
tenaga listrik pada kondisi nominalnya, Panjang instalasi listriknya, serta
Klasifikasi untuk motor-motor, sistim penerangan serta lintasan kabelnya sesuai
data general arangemennya.
Melalui perencanaan wiring diagram di kapal, seluruh komponen
kelistrikan dapat digambarkan secara lebih detail seperti ; susunan saklar,
sekering, kabel, busbar, MCB, ACB, system Pengaman dan lain sebagainya,
dan untuk semua ini dibutuhkan data teknis tentang; Generator set, Machinery
part, Ligthing, Panjang instalasi kabel di kapal sehingga bisa dilakukan
penghitungan Kuat arus, Drop tegangan sebagai data dasar terhadap pemilihan
berbagai parameter MSB, MCB, ACB Busbar, Ukuran Kabel serta Pengaman
yang tepat untuk setiap unit instalasi listrik di kapal.
Wiring diagram bagi produser adalah merupakan faktor utama karena
melaluinyalah dapat dengan mudah dikerjakan pekerjaan produksi kapal
terutama instalasi kelistrikan serta pengamannya yang digunakan pada sebuah
kapal.

PASCA SARJANA TEKNOLOGI KELAUTAN 2


FTK – ITS Surabaya, 2010 /2 011
TUGAS- I SISTEM KELISTRIKAN DAN PENGENDALIAN KELAUTAN
WIRING DIAGRAM DI KAPAL
MUHAMMAD ILHAM & LATUHORTE WATTIMURY)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Power plant adalah sumber enegi listrik yang dapat dibangun di mana-
mana demi memenuhi kebutuhan listrik. Listrik dibangkitkan oleh generator,
dimana generator dapat digerakkan oleh motor yang bisa berupa diesel, turbin gas,
turbin uap, ataupun kombinasi antara diesel dengan gas turbin dan ini dapat
difungsikan di darat maupun di laut pada berbagai type kapal.
Instalasi listrik yang diterapkan di darat tidak jauh beda dengan yang diterap-kan
di kapal. Di kapal tegangan listrik yang dihasilkan generator akan berbahaya jika
terjadi hubungan singkat. Untuk mengatasinya harus dipasang alat-alat pengaman
(sekering) dan penggunaan kabel yang sesuai dengan spesifikasi sehingga arus
dapat mengalir dengan hambatan sekecil mungkin. Jika kabel yang digunakan
terlalu kecil hambatan yang terjadi akan sangat besar sehingga dapat berakibat
timbul panas. Panas tersebut akan membuat kabel meleleh dan dapat
mengakibatkan terjadi hubungan singkat. Pemakaian daya yang terlalu berlebihan
juga dapat menimbulkan panas yang juga beefek terjadi hubungan singkat yang
tidak diinginkan.
Keseluruhan kondisi yang merupakan sebab akibat nyaman atau
tidaknya, efisien atau efektif tidaknya sebuah instalasi listrik di kapal seperti
yang diuraikan di atas, sangatlah ditentukan melalui perancangan wiring diagram
untuk kapal itu sendiri. Perancangan wiring diagram sebuah kapal diawali
dengan data-data teknis kapal itu sendiri, kondisi dan tata letak ruang-ruang di
kapal, serta, kebutuhan listrik untuk kapal tersebut secara keseluruhan, yang
dirancang melalui pengurutan blok diagram, dan melalui blok diagram tersebut
dirancanglah wiring diagram untuk kapal tersebut. Perencanaan wiring diagram
yang baik tentu akan memberikan dampak ekonomi dan teknis yang optimal bagi
pengoperasian sebuah kapal.

PASCA SARJANA TEKNOLOGI KELAUTAN 3


FTK – ITS Surabaya, 2010 /2 011
TUGAS- I SISTEM KELISTRIKAN DAN PENGENDALIAN KELAUTAN
WIRING DIAGRAM DI KAPAL
MUHAMMAD ILHAM & LATUHORTE WATTIMURY)

B. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan tugas mata kuliah Sistem Kelistrikan dan Pengendalian
Kelautan Lanjut tentang “ Wiring Diagram di Kapal ”, antara lain agar mahasiswa
dapat :
1. Memprediksi pengaman antara lain MCB, Fuse dan ACB.
2. Memprediksi jenis maupun material kabel yang digunakan pada instalasi
listrik di kapal.
3. Mengetahui peralatan-peralatan pengaman dan indicator-indikator lain yang
diperlukan pada perencanaan wiring diagram.

C. Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari tugas Sistem Kelistrikan dan
Pengendalian Kelautan Lanjut antara lain:
1. Dapat menganalisa dan mendesign wiring diagram yang dapat memprediksi
perencanaan instalasi listrik pada sebuah kapal .
2. Dapat memahami secara detail seluruh komponen instalasi listrik di kapal,
yang terencana pada pembuatan wiring diagram, sehingga diperoleh instalasi
listrik kapal yang optimal dari segi teknis maupun ekonomis.

PASCA SARJANA TEKNOLOGI KELAUTAN 4


FTK – ITS Surabaya, 2010 /2 011
TUGAS- I SISTEM KELISTRIKAN DAN PENGENDALIAN KELAUTAN
WIRING DIAGRAM DI KAPAL
MUHAMMAD ILHAM & LATUHORTE WATTIMURY)

BAB II

TEORI DASAR

Hasil rancangan sebuah kapal dapat dikatakan laik laut untuk setiap
kondisi operasioanal, sangatlah bergantung kepada langkah awal bagaimana kapal
tersebut dirancang. Beberapa hal yang sangat berpengaruh terhadap masalah
tersebut antara lain meliputi; konstruksi body plant, sitem main engine, system
propulsi, system navigasi, system penerangan maupun seluruh peralatan bantu di
kapal tersebut.
Untuk mengoptimalkan kinerja seluruh sitem yang disebutkan di atas,
dibutuhkan perencanaan yang handal, terutama mengangkut kebutuhan daya
listrik yang meliputi ; rancangan instalasi listrik serta penyediaan generator listrik
yang memadai untuknya. Kesalahan dalam perencanaan instalasi listrik dapat
mengakibatkan kelebihan atau kekurangan daya listrik yang dibutuhkan di kapal,
sehingga dapat berakibat tidak beroperasinya sebagian peralatan listrik, atau
bahkan terjadi kelebihan cost dalam penyediaan generator listrik. Berdasarkan
hal tersebut maka perancangan instalasi listrik sebuah kapal merupakan hal
kompleks karena memungkinkan terjaminnya operasi seluruh peralatan listrik di
kapal secara optimal dan memadai.
Untuk mengetahui besar atau jumlah daya yang dibutuhkan (menentukan
daya generator) di kapal, perlu ditentukan terlebih dulu daya yang akan dipakai
oleh lampu-lampu untuk penerangan dan peralatan-peralatan listrik (motor-motor
listrik) . Selanjutnya untuk mengetahui jumlah daya yang dibutuhkan oleh
peralatan penerangan harus diketahui terlebuh dulu jenis dan ukuran ruangan
yang tersedia di kapal, serta jenis armature yang dipakai. Keseluruhkan proses
perancangan ini tentunya dilakukna melalui beberapa tahapan antara lain :
1. Penggambaran wiring diagram
2. Penggambaran instalasi diagram (one line diagram)

PASCA SARJANA TEKNOLOGI KELAUTAN 5


FTK – ITS Surabaya, 2010 /2 011
TUGAS- I SISTEM KELISTRIKAN DAN PENGENDALIAN KELAUTAN
WIRING DIAGRAM DI KAPAL
MUHAMMAD ILHAM & LATUHORTE WATTIMURY)

1.1. Penggambaran Wiring Diagram


Wiring diagram adalah merupakan representasi blok diagram yang
disederhanakan secara lebih detail dari rangkain listrik di kapal. Wiring
diagram menggunakan simbol standar untuk perangkat listrik baik kabel
listrik yang digunakan, lampu-lampu, switch/ saklar, detektor asap, bel
listrik, alarm bahaya, thermostat, papan panel listrik yang
menghubungkan perangkat, peralatan pengamanan dan lain sebagainya.
Beberapa hal yang perlu diketahui mendahului perencanaan wiring
diagram listrik di kapal antara lain ;
 Besarnya sumber tenaga listrik yang dibutuhkan.
 Jumlah daya dari pesawat-pesawat pemakai tenaga listrik pada
kondisi nominalnya.
 Panjang instalasi listriknya.
 Klasifikasi untuk motor-motor, sistim penerangan serta lintasan
kabelnya sesuai informasi general arangemennya.
Pada perencanaan wiring diagram di kapal, seluruh komponen kelistrikan
digambarkan secara lebih detail seperti ; susunan saklar, sekering, kabel,
busbar, MCB, ACB, dan lain sebagainya.
Untuk menggambarkan wiring diagram di kapal, perlu diketahui
berbagai teori dasar serta simbol rangkain yang biasa digunakan dalam
perancangan wiring diagram antara lain :
= Ampere Meter
= Saklar
= Magnetic Circuit = Frekuensi Meter
Breaker (MCB)
= Volt Meter
= Sekring (Fuse)

= Batteray = Air Circuit Breaker (


ACB )
= RL (Red Lamp)
= Syncronoscop
= YL (Yellow Lamp)

PASCA SARJANA TEKNOLOGI KELAUTAN 6


FTK – ITS Surabaya, 2010 /2 011
TUGAS- I SISTEM KELISTRIKAN DAN PENGENDALIAN KELAUTAN
WIRING DIAGRAM DI KAPAL
MUHAMMAD ILHAM & LATUHORTE WATTIMURY)

= BL (Blue Lamp)
 Saklar adalah sebuah komponen yang digunakan untuk memutuskan
jaringan listrik, atau untuk menghubungkannya. Jadi saklar pada dasarnya
adalah alat penyambung atau pemutus aliran listrik. Selain untuk jaringan
listrik arus kuat, saklar berbentuk kecil juga dipakai untuk alat komponen
elektronika arus lemah.
Sebagai switch elektrik saklar juga secara otomatis dirancang untuk
melindungi sebuah sirkuit listrik dari kerusakan yang disebabkan oleh
kelebihan beban atau hubungan pendek.
 MCB (Magnetic Circuit Breaker) adalah pengaman rangkaian yang
dilengkapi dengan pengaman thermis (bimetal) untuk pengaman beban
lebih dan juga dilengkapi relai elektromagnetik untuk pengaman hubung
singkat. MCB banyak digunakan untuk pengaman listrik satu phasa dan
tiga phasa. Bentuk fisik MCB sebagai berikut :

 Sekring adalah komponen listrik yang berguna untuk mencegah arus


terlalu besar yang mengalir melalui suatu penghantar bila terjadi hubungan
singkat. hubungan singkat (korsleting) terjadi ketika bagian kabel yang
terkelupas, lalu kabel bersentuhan satu sama lain. Sekring akan mencegah
arus listrik agar tidak masuk ke dalam alat listrik sehingga kebakaran dapat
dihindari. Bentuk fisik fuse :

PASCA SARJANA TEKNOLOGI KELAUTAN 7


FTK – ITS Surabaya, 2010 /2 011
TUGAS- I SISTEM KELISTRIKAN DAN PENGENDALIAN KELAUTAN
WIRING DIAGRAM DI KAPAL
MUHAMMAD ILHAM & LATUHORTE WATTIMURY)

 Battery
Adalah akumulator yang dibutuhkan pada saat emergency dan diletakkan
pada ruangan ESEP (Emergency Source Electrical Power).
 RL (Red Lamp), YL ( Yellow
Lamp) dan BL (Blue Lamp),
adalah lampu yang dugunakan untuk
menandai fase R, S dan T pada panel
distribusi listrik, bentuk fisiknya di
panel antara lain :

 Ampere meter, Frekuenzi Meter, dan Volt Meter, adalah komponen


peralatan ukur yang tersedia untuk melakukan pengukuran, besar Arus
listrik, Frekuenzi Listrik dan Beda Potensial Listrik atau Tegangan
Listrik.
 Air circuit Breaker (ACB) adalah komponen listrik yang menggunakan
medium udara untuk mematikan busur listrik yang timbul akibat
pemutusan arus gangguan yang besar. Bentuk fisiknya antara lain :

 Busbar adalah strip tebal tembaga atau aluminium yang


mengalirkan listrik dalam switchboard, papan distribusi,

PASCA SARJANA TEKNOLOGI KELAUTAN 8


FTK – ITS Surabaya, 2010 /2 011
TUGAS- I SISTEM KELISTRIKAN DAN PENGENDALIAN KELAUTAN
WIRING DIAGRAM DI KAPAL
MUHAMMAD ILHAM & LATUHORTE WATTIMURY)

gardu atau aparatus listrik lainnya. Busbar yang digunakan untuk


membawa arus yang sangat besar, atau untuk mendistribusikan aliran
listrik untuk beberapa perangkat dalam switchgear atau pada peralatan.

Tabel pembebanan Busbar berdasarkan luas penampang untuk arus bolak


balik dan arus searah seperti diperlihatkan melalui tabel berikut :
Tabel – 1 :

Selain itu, dalam perancangan wiring diagram kelistrikan di kapal perlu


juga diketahui beberapa hal antara lain :

a). Penghitungan Arus nominal yang mengalir sebagai berikut :


P
Untuk 3 phase : I  Ampere……(1a)
3 x V x Cos 

PASCA SARJANA TEKNOLOGI KELAUTAN 9


FTK – ITS Surabaya, 2010 /2 011
TUGAS- I SISTEM KELISTRIKAN DAN PENGENDALIAN KELAUTAN
WIRING DIAGRAM DI KAPAL
MUHAMMAD ILHAM & LATUHORTE WATTIMURY)

P
atau I  ) Ampere…..........(1b)
3 x V x Cos 

P
Untuk 1 phase : I  (Ampere)….….……...….
V x Cos 

(2)
Dimana : Cos  = 0,8
b). Penentuan MCB / Sekering, Busbar

Berdasarkan perhitungan arus nominal untuk 1 phasa


maupun 3 phasa sesuai rumus (1) dan (2) maka ukuran penampang
kabel dapat ditentukan berdasarkan Tabel - 2 dengan ketentuan, besar
arus nominal yang dihitung tersebut harus dipilih lebih besar sedikit
dari nilai arus pada kolom ke dua tabel -2, untuk penentuan MCB.
Selanjutnya penentuan busbar dipilih berdasarkan perhitungan
berikut :
I Busbar = 4 xI No min al (Ampere) ...................................(3)
Tabel - 2 :

Penmpang Kabel KHA Pengaman


( mm 2 ) ( Ampere ) ( Ampere )
1 11 2,4,6
1.5 14 10
2.5 20 15
4 25 20
6 31 25
10 43 35
16 75 60
25 100 80
35 125 100
50 160 125
70 200 150
95 240 200
120 260 225
150 325 250
185 380 300
240 450 350
300 525 400

PASCA SARJANA TEKNOLOGI KELAUTAN 10


FTK – ITS Surabaya, 2010 /2 011
TUGAS- I SISTEM KELISTRIKAN DAN PENGENDALIAN KELAUTAN
WIRING DIAGRAM DI KAPAL
MUHAMMAD ILHAM & LATUHORTE WATTIMURY)

400 640 500


500 600
625 700
800 800
1000 1000

c). Ketentuan tentang Panel Listrik yang digunakan.

Panel Penerangan Harus dipisahkan dari Panel Power


 Panel Penerangan
Untuk panel Penerangan berlaku ketentuan sebagai berikut :
o Untuk 1 (satu) tarikan jaringan listrik, maximum
dibolehkan hanya untuk kebutuhan 11 (sebelas) titik
penerangan.
o Phasa R, S dan T dalam satu tarikan diusahakan
seimbang atau balans.
o Setiap Dek di kapal hanya dibolehkan memiliki 1
(satu) panel instalasi penerangan saja.
 Panel Daya ( Power)
Untuk panel daya (power) berlaku ketentuan sebagai berikut :
o Untuk 1 (satu) tarikan jaringan listrik, maximum hanya
dibolehkan untuk melayani 1 (satu) saja peralatan.
o Arus start diperhitungkan untuk setiap pengaman.
o Penggunaan saklar untuk melayani panel daya (power)
harus jenis saklar wye – delta (Y - ∆).

d). Saklar wye - delta .

Pada peralatan – peralatan listrik yang berdaya besar / di


bidang industri biasa digunakan system daya tiga fase (three-phase
supply system), hal itu dikarenakan system tiga fase memiliki
beberapa keuntungan dibanding system fase tunggal,antara lain:
 Daya dapat disalurkan secara lebih ekonomis

PASCA SARJANA TEKNOLOGI KELAUTAN 11


FTK – ITS Surabaya, 2010 /2 011
TUGAS- I SISTEM KELISTRIKAN DAN PENGENDALIAN KELAUTAN
WIRING DIAGRAM DI KAPAL
MUHAMMAD ILHAM & LATUHORTE WATTIMURY)

 Untuk daya keluaran mekanikal tertentu ukuran fisik mesin tiga


fase lebih kecil daripada mesin fase tunggal yang ekuivalen
 Motor induksi tiga phase amat kuat dan dirancang sangat
sederhana.
Karena keuntungan diatas industri lebih condong menggunakan
mesin 3 phase dan system daya 3 phase. Akan tetapi hal ini memiliki
kelemahan yakni; arus start yang dibutuhkan untuk mesin 3 phase sangat
besar.
Cara-cara start pada motor induksi ada berbagai macam antara lain
sebagai berikut :
1. Penstart tegangan penuh atau penstart pada saluran (across the line
starter).
2. Penstart dengan tegangan yang diturunkan (reduced-voltage starter).
3. Penstart lilitan bagian (part winding starter).
4. Penstart Y-delta.
Dari keempat Cara Start tersebut yang sangat umum digunakan
pada berbagai mesin 3 phasa adalah saklar penstart Y-delta.
Oleh karena itu pada umumnya pada motor 3 phase dipasang saklar wye-
delta. Hal tersebut dilakukan karena pada saklar wye-delta , arus start
dapat diturunkan, sehingga daya yang tersedia dapat digunakan secara
lebih optimal. Proses kerja penstart Y-delta diawali dengan
menghubungkan lilitan motor selama periode start dalam hubungan Y
dan kemudian dalam hubungan delta setelah motor melakukan
percepatan. Jadi selama periode start, tegangan catu fase hanya 57.7%
dari tegangan saluran yang dikenakan pada lilitan motor begitu pula arus
start dikurangi secara sebanding.
Gambar: Saklar Wye - Delta

PASCA SARJANA TEKNOLOGI KELAUTAN 12


FTK – ITS Surabaya, 2010 /2 011

Rangkaian Saklar Wye - Delta


TUGAS- I SISTEM KELISTRIKAN DAN PENGENDALIAN KELAUTAN
WIRING DIAGRAM DI KAPAL
MUHAMMAD ILHAM & LATUHORTE WATTIMURY)

Keterangan :
1. Rangkaian wye ( Y ) : A, B, C terhubung
2. Rangkaian Delta (  ) : A dan E terhubung Salkar S1
B dan F terhubung Salkar S2
C dan G terhubung Salkar S3
F1 = Fasa 1
F2 = Fasa 2
F3 = Fasa 3

Proses bagaimana arus start dapat diturunkan melalui penggunaan


saklar start wye – delta, dapatlah dijelaskan sebagai berikut :

Mulanya motor distart pada hubungan Wye untuk selanjtnya diubah


menjadi hubungan Delta pada saat kecepatan nominalnya tercapai.

Pada hubungan Wye arus yang dihasilkan lebih rendah sehingga dapat
menurunkan tegangan, karena pada hubungan wye, arus line adalah
sama dengan 1/ 3 kali arus fase. Begitu pula tegangan fasa dan
tegangan line mempunyai harga yang berbeda yakni tegangan line
adalah sama dengan 1/ 3 kali tegangan fase.

Itu berarti pada awal start pada hubungan Wye, Baik tegangan
maupun arusnya mengalami penurunan sebesar 1/ 3 atau sekitar 57,7
% dari tegangan fasa yang diterimanya.

Misalkan jika tegangan fase 380 V maka tegangan line-nya adalah


sebesar : 57,7 % x 380 V = 220 V atau

sebesar 1/ 3 x 380 =. 220 V.

Dengan mengecilnya tegangan fase ke line, pasti diikuti dengan


menurunnya juga arus fase ke arus line, karena pada hubungan wye,

PASCA SARJANA TEKNOLOGI KELAUTAN 13


FTK – ITS Surabaya, 2010 /2 011
TUGAS- I SISTEM KELISTRIKAN DAN PENGENDALIAN KELAUTAN
WIRING DIAGRAM DI KAPAL
MUHAMMAD ILHAM & LATUHORTE WATTIMURY)

berlaku arus fase akan sebesar 1/ 3 arus linenya. Itulah sebabnya


saklar wye – delta digunakan untuk menurunkan arus start pada
mesin – mesin yang membutuhkan arus star rendah, sehingga tegangan
yang diterimanya akan menjadi lebih optimal.

Cara lain untuk membuktikan teori bahwa ; saklar wye – delta


selalu menurunkan arus start pada setiap motor AC 3 fase, maka
dilakukan percobaan dengan menggunakan peralatan dan data
pendukung sebagai berikut :
 motor AC 3 fase
 tipe : UK 07.60-4
 tegangan : , 380 V
 Arus : 5A
 Putaran : 1420 rpm
 Ferekuensi : 30 Hz
 Cos φ : 0,8
 Daya : 2,2 kw / 3 PK

Diagram rangkain wye - delta yang digunakan sebagai berikut :

Hasil pengukuran dari pengujian laboratorium yang dilakukan untuk


waktu 40 detik start wye – delta sebagai berikut :
Tabel – A :

BESAR ARUS ( I ) A
No RANGKAIAN RPM
START KONSTAN
1 BINTANG ( Y ) 4.4 0.62 1510
DELTA (Δ ) 2.25 1,93 1515
2 BINTANG ( Y ) 4.37 0,62 1507
DELTA (Δ ) 2,26 1,92 1515
3 BINTANG ( Y ) 4.44 0,62 1511
DELTA (Δ ) 2.23 1,92 1512

PASCA SARJANA TEKNOLOGI KELAUTAN 14


FTK – ITS Surabaya, 2010 /2 011
TUGAS- I SISTEM KELISTRIKAN DAN PENGENDALIAN KELAUTAN
WIRING DIAGRAM DI KAPAL
MUHAMMAD ILHAM & LATUHORTE WATTIMURY)

4 BINTANG ( Y ) 4.23 0.62 1503


DELTA (Δ ) 2.25 1,92 1503
5 BINTANG ( Y ) 4.37 0.63 1503
DELTA (Δ ) 2.25 1,92 1503

Nilai Rata-Rata Pengukuran Arus Wye - Delta

Tabel - B :

P E N G U L A N G A N Rata-Rata
Pengukuran
1 2 3 4 5 Arus ( I ) A
Arus start Istr (Y) 4.4 4.37 4.44 4.23 4.37 4.362
Arus konstan Ikns (Y) 0.62 0.62 0.62 0.62 0.62 0.62
Arus start Istr ( Δ ) 2.25 2.26 2.23 2.25 2.25 2.248
Arus konstan Ikns ( Δ ) 1,93 1,92 1,92 1,92 1,92 1,76

Dari hasil pengukuran rata-rata Arus Start untuk saklar wye – delta,
Secara teoritis diperoleh :
 Besar arus start wye = 3 dari arus start delta, atau secara
matematik :
Istart (Y) = 3 Istart ( Δ ) ………………..……..( 4 )
Maka : 4,362 = 3 Istart ( Δ )
4,362
Istart ( Δ ) = = 2, 52 A
3
1
 Besar arus konstan wye = dari arus konstan delta, atau
3
secara matematik :
1
Ikonst (Y) = Ikonst ( Δ ) ………………………...(5)
3
1
Maka : 0, 62 = Ikonst ( Δ )
3
Ikonst ( Δ ) = 0,62 ( 3 ) = 1,074 A
 Besar Arus start Wye nominal :
P
I (Y)nominal =
3 x V x Cos
2200
=
3 x 380 x 0,8

PASCA SARJANA TEKNOLOGI KELAUTAN 15


FTK – ITS Surabaya, 2010 /2 011
TUGAS- I SISTEM KELISTRIKAN DAN PENGENDALIAN KELAUTAN
WIRING DIAGRAM DI KAPAL
MUHAMMAD ILHAM & LATUHORTE WATTIMURY)

= 4, 18 A
 Besar Arus start Delta Nominal
I ( Δ )nomnl = 3 x I(Y)nomnl
= 3 x 4,18
= 12, 54 A
Dari hasil uji coba dengan saklar Y- Δ, didapatkan hasil :
 Besar arus start Wye I (Y)nominal = 4, 18 A dan
 Besar Arus start Delta I ( Δ )nomnl = 12, 54 A,

Hasil ini menunjukan bahwa pada saklar wye – delta, besar arus start
hubungan Wye 3 (tiga) kali lebih kecil dibanding besar arus strat
hubungan delta, hal ini secara teoritis dapat juga dijelaskan sebagai
berikut :
Pada hubungan Wye, Besar tegangan fase 380 V akan
mengalami penurunan tegangan setelah melewati 2 (dua) hambatan yang
memungkinkan arus pada saklar wye lebih kecil, bila dibanding dengan
hubungan delta, dimana tegangan fase yang sama 380 V akan
mengalami penuruan teagan setelah meliwati 1 (satu) saja hambatan.
Dengan demikian besar arus pada hubungan delta jauh lebih besar bila
disbanding dengan besar arus pada hubungan wye. Hal tersebut lebih
jelas dilihat pada gambar berikut ;

a). Sambungan Y b). Sambungan Δ

IA ● IA

R1
380 V
IN ● 380 V ICA
IAB
R12 R31
IB R2 R3
IB
● ● R23

380 V 380 V I IBC


IC C

PASCA SARJANA TEKNOLOGI KELAUTAN 16


FTK – ITS Surabaya, 2010 /2 011
TUGAS- I SISTEM KELISTRIKAN DAN PENGENDALIAN KELAUTAN
WIRING DIAGRAM DI KAPAL
MUHAMMAD ILHAM & LATUHORTE WATTIMURY)

e). Pengaman.
Pengaman yang dimaksudkan terdiri dari Pengaman Utama, dan
Pengaman Instalasi.
1). Pengaman Utama
Yang tergolong pengaman utama antara lain meliputi ;
 Circuit breaker (CB), sebagai pengaman utama dari supply
daya ke Busbar dan dari Busbar ke Feeder, umumnya dari
jenis Air Circuit Breaker (ACB) atau Gas Pressure Circuit
Breaker.
 Disconecting switch atau DS, pemasangannnya serta
pengoperasiannnya biasa dilakukan bersama CB.
Tabel berikut memperlihatkan data ACB dengan Rating Arus
Kecil yang umum digunakan di kapal.
Tabel – 3 :

Type
Rating Pemutusan Jumlah Pola Type
Rangkaian
3 Kawat 440 - 430 A 3 C 430
3 Kawat 330 – 500 A 3 C 500
3 Kawat 100 A 3 F100/100 A
3 Kawat 200 – 250 A 3 C 250
3 Kawat 63 - 63 A 3 F 100 / 63 A
3 Kawat 40 A 3 F 100 / 40 A
3 Kawat 30 A 3 F 100 / 30 A

 Relay pengaman, yang terdiri dari power relay ( pengaman


daya), short circuit relay (hubungan singkat), earth faulth
relay, under voltage relay, speed relay, voltage relay, reverse
power relay, solid state time relay dan over current relay,
dimana kesemua relay tersebut dioperasikan untuk
mendapatkan keamanan yang tinggi dari system tenaga
listrik di kapal.

PASCA SARJANA TEKNOLOGI KELAUTAN 17


FTK – ITS Surabaya, 2010 /2 011
TUGAS- I SISTEM KELISTRIKAN DAN PENGENDALIAN KELAUTAN
WIRING DIAGRAM DI KAPAL
MUHAMMAD ILHAM & LATUHORTE WATTIMURY)

2). Pengaman Instalasi.


Yang tergolong pengaman instalasi antara lain meliputi ;
 Pengaman motor listrik.
Dalam pengoperasian motor listrik guna melayani mesin-
mesin kapal, tidak boleh terjadi kemacetan ataupun gangguan
dalam bentuk apapun selama pengoperasiannnya, teristimewa
terhadap mesin-mesin utama seperti pompa ballast. Untuk
mengamankan hal tersebut motor listrik harus dilengkapi dengan
pengaman baik terhadap Over load, Over current maupun Over
voltage, dan pengaman ini biasanya tidak merupakan unit paten
atau tidak seunit dengan motornya.
 Pengaman Instalasi Lain.
Untuk melakukan pengamanan terhadap instalasi lain
biasanya digunakan berbagai jenis pengaman antara lain :
 Miniatur Circuit Breaker dengan rating pemutusan arus yang
umum sebesar 10, 20, 16, dan 25 Amper.
 Mouded Circuit Breaker dengan rating pemutusan sebesar :
1, 6; 2, 4 ; 6 ; 10 ; 16 dan 25 Amper.
 Fuse, dengan rating pemutusan arus hanya beberapa amper.
 Knife, Type RRC Fuse, dengan rating pemutusan arus
sampai ratusan amper.

e). Kabel.
Tenaga listrik di kapal yang disuplai dari generator AC
maupun DC didistribusikan ke beban melalui saluran kabel, karena
itukabel merupakan bagian yang harus diperhatikan dengan
seksama. Ketepatan pemilihan kabel, jenis dan ukurannya akan
mepengaruhi keandalan suplai keamanan dan operasi kapal.
Sehubungan dengan perannya sebagai komponen instalasi
listrik untuk kapal, kabel harus memiliki sifat-sifat antara lain :
 Tahan terhadap panas dan api.
PASCA SARJANA TEKNOLOGI KELAUTAN 18
FTK – ITS Surabaya, 2010 /2 011
TUGAS- I SISTEM KELISTRIKAN DAN PENGENDALIAN KELAUTAN
WIRING DIAGRAM DI KAPAL
MUHAMMAD ILHAM & LATUHORTE WATTIMURY)

 Tahan terhadap air.


 Umur pemakaian relatif panjang
 Ringan dan fleksibel.
Sifat tersebut dimaksud untuk menghindari kerusakan
kabel pada situasi dan kondisi pelayaran dalam cuaca lautan
yang buruk, dan diharapkan dapat memberikan kemudahan pada
pemasangan. Sebagai pengantar atau konduktor demi menjaga
kemungkinan terjadi hubungan singkat yang tidak diinginkan, maka
setiap kabel harus memiliki isolasi atau pelindung.
Terdapat 5 (lima) tipe utama bahan isolasi kabel pada
kapal yaitu; Karet, Plastik, varnished, cambric, kertas dan bahan
mineral. Ditinjau dari struktur kimianya pada masa selkarang
dikenal jenis isolasi antara lain adalah :
Butyl rubber, etyline, propyline, rubber, polyvinyl cloride, silicon
rubber, polythene, cross linked poly ethyline (xlpe) dan mineral
insulation (mi). Isolasi tersebut inilah yang melindungi kabel dari
pengaruh air, udara, api, kelembaban serta pengaruh mekanis
lainnya.
Bahan Konduktor Kabel
Bahan konduktor adalah suatu bahan yang dapat
mengalirkan arus listrik terus menerus bila dikenakan beda
tegangan listrik padanya. Di dalam pemilihan jenis-jenis
konduktor yang dipakai hal-hal yang perlu diperhatikan antara
lain :
 Sifat mekanis konduktor, misalnya ; stress dan strain,
modulus young, ultimate strengh, koefisien muai panjang
dan lain sebagainya.
 Sifat elektrik misalnya; resistivitas, konduktivitas listrik dan
lain-lainnya.

PASCA SARJANA TEKNOLOGI KELAUTAN 19


FTK – ITS Surabaya, 2010 /2 011
TUGAS- I SISTEM KELISTRIKAN DAN PENGENDALIAN KELAUTAN
WIRING DIAGRAM DI KAPAL
MUHAMMAD ILHAM & LATUHORTE WATTIMURY)

 Pengaruh panas akibat perbedaan yang dapat


mempengaruhi susunan kristal dari konduktor tersebut.
Bahan konduktor yang lazim digunakan adalah; bahan non forrous
metal yaitu ; bahan yang tidak mengandung baja atau besi. Hal ini
disebabkan karena sifat-sifat yang anatar lain;
 Mudah dikerjakan
 Karena titik cairannya yang umumnya lebih renadah dari
besi atau baja, maka bahan ini mudah dikerjakan baik
heat treatment maupun coold dwawing.
 Tidak mudah berkarat.
 Konduktivitas listrik dan panas yang baik.
Perbandingan konduktivitas listrik dari suatu konduktor tembaga
terhadap bahan konduktor lainnya adalah seperti pada tabel - 4 :
Tabel - 4

M e t al Relative Electrical Conductivity ( % )


Silver 106
Copper 100
Aluminium 62
Zink 29
Tin 15
Lead 8

Konduktivitas 100 % adalah merupakan standart konduktivitas


yaitu konduktivitas dari suatu internasional annealid copper standart
( IACS ).
Selain konduktivitas listrik, maka faktor lain yang sangat
berpengaruh terhadap optimalisasi kinerja kabel sebagai konduktor
yakni ; temperatur kerja serta rating arus untuk beberapa jenis
isolasi antara lain sebagai berikut :
Tabel - 5
Temperatur kerja untuk Beberapa Jenis Isolasi
Temperatur Kerja Temperatur Ambient
Material Isolasi
Maximum ( O C) Maximum ( O C)

PASCA SARJANA TEKNOLOGI KELAUTAN 20


FTK – ITS Surabaya, 2010 /2 011
TUGAS- I SISTEM KELISTRIKAN DAN PENGENDALIAN KELAUTAN
WIRING DIAGRAM DI KAPAL
MUHAMMAD ILHAM & LATUHORTE WATTIMURY)

Polyvinyl Chloride Compound (umum) 60 50


Polyvinyl Chloride Compound 75 65
(tahan panas)
Vulcanished Rubber ( umum) 60 50
Butyl Rubber 80 70
Ethylene Propylene Rubber 80 70
Silicon Rubber 150 140
Varnished Glass Fibre 180 170
Mineral dilapisi Polyvinyl Choliride 70 60
Mineral Unlimited 95 -

Tabel – 6 : Rating Arus dalam Amper Untuk Kabel dengan Isolasi


PVC, Butyl, EP, dan Silikon

Melalui pengambaran rancangan wiring diagram dari sebuah


instalasi kelistrikan kapal akan diketahui berbagai hal secara detail
tentang :
1. Jumlah konduktor tiap kabel
2. Penampang konduktor tiap-tiap kabel
3. Jenis Pengaman yang digunakan
4. Jumlah Pengaman yang digunakan
5. Kapasitas / kemampuan pengaman
6. Sistem sinkronisasi
7. Urutan Pembebanan per phasa

PASCA SARJANA TEKNOLOGI KELAUTAN 21


FTK – ITS Surabaya, 2010 /2 011
TUGAS- I SISTEM KELISTRIKAN DAN PENGENDALIAN KELAUTAN
WIRING DIAGRAM DI KAPAL
MUHAMMAD ILHAM & LATUHORTE WATTIMURY)

8. Jumlah titik beban per tarikan kabel

1.3. Penggambaran instalasi diagram (one line diagram)

Untuk melakukan penggambaran one line diagram, seluruh data yang


digunakan dalam pembuatan blok diagram dan wiring diagram selanjutnya
digunakan sebagai acuan untuk membuat one line diagram tersebut dengan tetap
mengacu pada data pembagian daya baik dari junction light serta junction power
untuk peralatan yang mempunyai arus start. Adapun proses penggambaran
tersebut mengacu pada gambar rencana umum yang telah dikerjakan sehingga
diketahui tata letak ruangan sesungguhnya untuk dapat digambarkan arah maupun
uluran kabel yang telah diatur sesuai data – data yang telah ada, dan hal tersebut
ini meliputi : Junction lighting dan Junction power.

PASCA SARJANA TEKNOLOGI KELAUTAN 22


FTK – ITS Surabaya, 2010 /2 011
TUGAS- I SISTEM KELISTRIKAN DAN PENGENDALIAN KELAUTAN
WIRING DIAGRAM DI KAPAL
MUHAMMAD ILHAM & LATUHORTE WATTIMURY)

PASCA SARJANA TEKNOLOGI KELAUTAN 23


FTK – ITS Surabaya, 2010 /2 011
PASCA SARJANA TEKNOLOGI KELAUTAN 1
FTK – ITS Surabaya, 2010 /2 011

Anda mungkin juga menyukai