Wiring - Diagram (Bab1,2)
Wiring - Diagram (Bab1,2)
Kelompok - 4
1. MUHAMMAD ILHAM
(NRP. 4110204001)
2. LATUHORTE WATTIMURY
( NRP. 4110204008 )
2010
WIRING DIAGRAM DI KAPAL
ABSTRAK
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Power plant adalah sumber enegi listrik yang dapat dibangun di mana-
mana demi memenuhi kebutuhan listrik. Listrik dibangkitkan oleh generator,
dimana generator dapat digerakkan oleh motor yang bisa berupa diesel, turbin gas,
turbin uap, ataupun kombinasi antara diesel dengan gas turbin dan ini dapat
difungsikan di darat maupun di laut pada berbagai type kapal.
Instalasi listrik yang diterapkan di darat tidak jauh beda dengan yang diterap-kan
di kapal. Di kapal tegangan listrik yang dihasilkan generator akan berbahaya jika
terjadi hubungan singkat. Untuk mengatasinya harus dipasang alat-alat pengaman
(sekering) dan penggunaan kabel yang sesuai dengan spesifikasi sehingga arus
dapat mengalir dengan hambatan sekecil mungkin. Jika kabel yang digunakan
terlalu kecil hambatan yang terjadi akan sangat besar sehingga dapat berakibat
timbul panas. Panas tersebut akan membuat kabel meleleh dan dapat
mengakibatkan terjadi hubungan singkat. Pemakaian daya yang terlalu berlebihan
juga dapat menimbulkan panas yang juga beefek terjadi hubungan singkat yang
tidak diinginkan.
Keseluruhan kondisi yang merupakan sebab akibat nyaman atau
tidaknya, efisien atau efektif tidaknya sebuah instalasi listrik di kapal seperti
yang diuraikan di atas, sangatlah ditentukan melalui perancangan wiring diagram
untuk kapal itu sendiri. Perancangan wiring diagram sebuah kapal diawali
dengan data-data teknis kapal itu sendiri, kondisi dan tata letak ruang-ruang di
kapal, serta, kebutuhan listrik untuk kapal tersebut secara keseluruhan, yang
dirancang melalui pengurutan blok diagram, dan melalui blok diagram tersebut
dirancanglah wiring diagram untuk kapal tersebut. Perencanaan wiring diagram
yang baik tentu akan memberikan dampak ekonomi dan teknis yang optimal bagi
pengoperasian sebuah kapal.
Maksud dan tujuan tugas mata kuliah Sistem Kelistrikan dan Pengendalian
Kelautan Lanjut tentang “ Wiring Diagram di Kapal ”, antara lain agar mahasiswa
dapat :
1. Memprediksi pengaman antara lain MCB, Fuse dan ACB.
2. Memprediksi jenis maupun material kabel yang digunakan pada instalasi
listrik di kapal.
3. Mengetahui peralatan-peralatan pengaman dan indicator-indikator lain yang
diperlukan pada perencanaan wiring diagram.
C. Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari tugas Sistem Kelistrikan dan
Pengendalian Kelautan Lanjut antara lain:
1. Dapat menganalisa dan mendesign wiring diagram yang dapat memprediksi
perencanaan instalasi listrik pada sebuah kapal .
2. Dapat memahami secara detail seluruh komponen instalasi listrik di kapal,
yang terencana pada pembuatan wiring diagram, sehingga diperoleh instalasi
listrik kapal yang optimal dari segi teknis maupun ekonomis.
BAB II
TEORI DASAR
Hasil rancangan sebuah kapal dapat dikatakan laik laut untuk setiap
kondisi operasioanal, sangatlah bergantung kepada langkah awal bagaimana kapal
tersebut dirancang. Beberapa hal yang sangat berpengaruh terhadap masalah
tersebut antara lain meliputi; konstruksi body plant, sitem main engine, system
propulsi, system navigasi, system penerangan maupun seluruh peralatan bantu di
kapal tersebut.
Untuk mengoptimalkan kinerja seluruh sitem yang disebutkan di atas,
dibutuhkan perencanaan yang handal, terutama mengangkut kebutuhan daya
listrik yang meliputi ; rancangan instalasi listrik serta penyediaan generator listrik
yang memadai untuknya. Kesalahan dalam perencanaan instalasi listrik dapat
mengakibatkan kelebihan atau kekurangan daya listrik yang dibutuhkan di kapal,
sehingga dapat berakibat tidak beroperasinya sebagian peralatan listrik, atau
bahkan terjadi kelebihan cost dalam penyediaan generator listrik. Berdasarkan
hal tersebut maka perancangan instalasi listrik sebuah kapal merupakan hal
kompleks karena memungkinkan terjaminnya operasi seluruh peralatan listrik di
kapal secara optimal dan memadai.
Untuk mengetahui besar atau jumlah daya yang dibutuhkan (menentukan
daya generator) di kapal, perlu ditentukan terlebih dulu daya yang akan dipakai
oleh lampu-lampu untuk penerangan dan peralatan-peralatan listrik (motor-motor
listrik) . Selanjutnya untuk mengetahui jumlah daya yang dibutuhkan oleh
peralatan penerangan harus diketahui terlebuh dulu jenis dan ukuran ruangan
yang tersedia di kapal, serta jenis armature yang dipakai. Keseluruhkan proses
perancangan ini tentunya dilakukna melalui beberapa tahapan antara lain :
1. Penggambaran wiring diagram
2. Penggambaran instalasi diagram (one line diagram)
= BL (Blue Lamp)
Saklar adalah sebuah komponen yang digunakan untuk memutuskan
jaringan listrik, atau untuk menghubungkannya. Jadi saklar pada dasarnya
adalah alat penyambung atau pemutus aliran listrik. Selain untuk jaringan
listrik arus kuat, saklar berbentuk kecil juga dipakai untuk alat komponen
elektronika arus lemah.
Sebagai switch elektrik saklar juga secara otomatis dirancang untuk
melindungi sebuah sirkuit listrik dari kerusakan yang disebabkan oleh
kelebihan beban atau hubungan pendek.
MCB (Magnetic Circuit Breaker) adalah pengaman rangkaian yang
dilengkapi dengan pengaman thermis (bimetal) untuk pengaman beban
lebih dan juga dilengkapi relai elektromagnetik untuk pengaman hubung
singkat. MCB banyak digunakan untuk pengaman listrik satu phasa dan
tiga phasa. Bentuk fisik MCB sebagai berikut :
Battery
Adalah akumulator yang dibutuhkan pada saat emergency dan diletakkan
pada ruangan ESEP (Emergency Source Electrical Power).
RL (Red Lamp), YL ( Yellow
Lamp) dan BL (Blue Lamp),
adalah lampu yang dugunakan untuk
menandai fase R, S dan T pada panel
distribusi listrik, bentuk fisiknya di
panel antara lain :
P
atau I ) Ampere…..........(1b)
3 x V x Cos
P
Untuk 1 phase : I (Ampere)….….……...….
V x Cos
(2)
Dimana : Cos = 0,8
b). Penentuan MCB / Sekering, Busbar
Keterangan :
1. Rangkaian wye ( Y ) : A, B, C terhubung
2. Rangkaian Delta ( ) : A dan E terhubung Salkar S1
B dan F terhubung Salkar S2
C dan G terhubung Salkar S3
F1 = Fasa 1
F2 = Fasa 2
F3 = Fasa 3
Pada hubungan Wye arus yang dihasilkan lebih rendah sehingga dapat
menurunkan tegangan, karena pada hubungan wye, arus line adalah
sama dengan 1/ 3 kali arus fase. Begitu pula tegangan fasa dan
tegangan line mempunyai harga yang berbeda yakni tegangan line
adalah sama dengan 1/ 3 kali tegangan fase.
Itu berarti pada awal start pada hubungan Wye, Baik tegangan
maupun arusnya mengalami penurunan sebesar 1/ 3 atau sekitar 57,7
% dari tegangan fasa yang diterimanya.
BESAR ARUS ( I ) A
No RANGKAIAN RPM
START KONSTAN
1 BINTANG ( Y ) 4.4 0.62 1510
DELTA (Δ ) 2.25 1,93 1515
2 BINTANG ( Y ) 4.37 0,62 1507
DELTA (Δ ) 2,26 1,92 1515
3 BINTANG ( Y ) 4.44 0,62 1511
DELTA (Δ ) 2.23 1,92 1512
Tabel - B :
P E N G U L A N G A N Rata-Rata
Pengukuran
1 2 3 4 5 Arus ( I ) A
Arus start Istr (Y) 4.4 4.37 4.44 4.23 4.37 4.362
Arus konstan Ikns (Y) 0.62 0.62 0.62 0.62 0.62 0.62
Arus start Istr ( Δ ) 2.25 2.26 2.23 2.25 2.25 2.248
Arus konstan Ikns ( Δ ) 1,93 1,92 1,92 1,92 1,92 1,76
Dari hasil pengukuran rata-rata Arus Start untuk saklar wye – delta,
Secara teoritis diperoleh :
Besar arus start wye = 3 dari arus start delta, atau secara
matematik :
Istart (Y) = 3 Istart ( Δ ) ………………..……..( 4 )
Maka : 4,362 = 3 Istart ( Δ )
4,362
Istart ( Δ ) = = 2, 52 A
3
1
Besar arus konstan wye = dari arus konstan delta, atau
3
secara matematik :
1
Ikonst (Y) = Ikonst ( Δ ) ………………………...(5)
3
1
Maka : 0, 62 = Ikonst ( Δ )
3
Ikonst ( Δ ) = 0,62 ( 3 ) = 1,074 A
Besar Arus start Wye nominal :
P
I (Y)nominal =
3 x V x Cos
2200
=
3 x 380 x 0,8
= 4, 18 A
Besar Arus start Delta Nominal
I ( Δ )nomnl = 3 x I(Y)nomnl
= 3 x 4,18
= 12, 54 A
Dari hasil uji coba dengan saklar Y- Δ, didapatkan hasil :
Besar arus start Wye I (Y)nominal = 4, 18 A dan
Besar Arus start Delta I ( Δ )nomnl = 12, 54 A,
Hasil ini menunjukan bahwa pada saklar wye – delta, besar arus start
hubungan Wye 3 (tiga) kali lebih kecil dibanding besar arus strat
hubungan delta, hal ini secara teoritis dapat juga dijelaskan sebagai
berikut :
Pada hubungan Wye, Besar tegangan fase 380 V akan
mengalami penurunan tegangan setelah melewati 2 (dua) hambatan yang
memungkinkan arus pada saklar wye lebih kecil, bila dibanding dengan
hubungan delta, dimana tegangan fase yang sama 380 V akan
mengalami penuruan teagan setelah meliwati 1 (satu) saja hambatan.
Dengan demikian besar arus pada hubungan delta jauh lebih besar bila
disbanding dengan besar arus pada hubungan wye. Hal tersebut lebih
jelas dilihat pada gambar berikut ;
IA ● IA
R1
380 V
IN ● 380 V ICA
IAB
R12 R31
IB R2 R3
IB
● ● R23
e). Pengaman.
Pengaman yang dimaksudkan terdiri dari Pengaman Utama, dan
Pengaman Instalasi.
1). Pengaman Utama
Yang tergolong pengaman utama antara lain meliputi ;
Circuit breaker (CB), sebagai pengaman utama dari supply
daya ke Busbar dan dari Busbar ke Feeder, umumnya dari
jenis Air Circuit Breaker (ACB) atau Gas Pressure Circuit
Breaker.
Disconecting switch atau DS, pemasangannnya serta
pengoperasiannnya biasa dilakukan bersama CB.
Tabel berikut memperlihatkan data ACB dengan Rating Arus
Kecil yang umum digunakan di kapal.
Tabel – 3 :
Type
Rating Pemutusan Jumlah Pola Type
Rangkaian
3 Kawat 440 - 430 A 3 C 430
3 Kawat 330 – 500 A 3 C 500
3 Kawat 100 A 3 F100/100 A
3 Kawat 200 – 250 A 3 C 250
3 Kawat 63 - 63 A 3 F 100 / 63 A
3 Kawat 40 A 3 F 100 / 40 A
3 Kawat 30 A 3 F 100 / 30 A
e). Kabel.
Tenaga listrik di kapal yang disuplai dari generator AC
maupun DC didistribusikan ke beban melalui saluran kabel, karena
itukabel merupakan bagian yang harus diperhatikan dengan
seksama. Ketepatan pemilihan kabel, jenis dan ukurannya akan
mepengaruhi keandalan suplai keamanan dan operasi kapal.
Sehubungan dengan perannya sebagai komponen instalasi
listrik untuk kapal, kabel harus memiliki sifat-sifat antara lain :
Tahan terhadap panas dan api.
PASCA SARJANA TEKNOLOGI KELAUTAN 18
FTK – ITS Surabaya, 2010 /2 011
TUGAS- I SISTEM KELISTRIKAN DAN PENGENDALIAN KELAUTAN
WIRING DIAGRAM DI KAPAL
MUHAMMAD ILHAM & LATUHORTE WATTIMURY)