Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Beton merupakan salah satu bahan bangunan yang masih sangat banyak
dipakai dalam pembangunan fisik. Harganya yang relatif murah dan kemudahan
dalam pelaksanaannya membuat beton semakin tak tergantikan dalam dunia
konstruksi. Namunselain keuntungan yang dimilikinya beton juga memiliki
beberapa kekurangan seperti tegangan tarik yang rendah, daktibilitas rendah, dan
keseragaman mutu yang bervariatif. Karena kekurangan yang dimiliknya maka
diperluakan pengetahuan yang cukup luas,antaralain mengenai jenis, karakteristik,
dan pengujiannya agar dapat meningkatkan fungsi beton itu sendiri menjadi lebih
maksimal.
Dalam pembuatannya, keseragaman kualitas beton sangat dipengaruhi oleh
keseragaman bahan dasar dan metode pengujian. Pada prakteknya dilapangan,
umumnya beton yang disuplai oleh perusahaan pembuatan beton (ready mix) telah
terjamin keseragaman bahan dasarnya. Untuk mendapatkan kualitas dan
keseragaman beton sesuai seperti yang disyaratkan maka pelaksanakan pembuatan
beton harus dilakukan dengan baik dan sesuai dengan prosedur. Yang dimaksud
dengan kualitas beton seperti yang disyaratkan disini adalah kuat tekan beton pada
umur ke-28 hari. Oleh karena sebab-sebab diatas maka diperlukan adanya kontrol
kualitas yang dapat mengetahui kemungkinan terjadinya output yang tidak sesuai
dengan yang disyaratkan sedini mungkin.
Oleh karena itu, penulis ingin membahas tentang beton secara lebih rinci
dalam makalah yang berjudul “Jenis, Karakteristik, Dan Pengujian Beton Sebagai
Bahan Konstruksi Bangunan”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan, maka rumusan masalah
makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apa saja jenis-jenis beton yang ada?
2. Bagaimana karakteristik beton-beton tersebut?
3. Bagaimana pengujian beton sebagai bahan konstruksi bangunan?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka tujuan makalah
ini adalah sebagai berikut.
1. Menjelaskan jenis-jenis beton.
2. Menjelaskan karakteristik beton.
3. Mendeskripsikan pengujian beton sebagai bahan konstruksi bangunan
BAB 2
PEMBAHASAN

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan pada bab 1, pada bagian ini
disajikan tentang (1) Jenis dan karakteristik beton, dan (2) Pengujian beton
sebagai bahan konstruksi bangunan

2.1 Jenis dan Karakteristik Beton berdasarkan Kelas Kuatnya


1. Beton kelas I
Beton untuk pekerjaan-pekerjaan non strukturil. Untuk pelaksanaannya
tidak diperlukan keahlian khusus. Pengawasan mutu hanya dibatasi pada
pengawasan ringan terhadap mutu bahan-bahan, sedangkan terhadap kekuatan
tekan tidak disyaratkan pemeriksaan. Mutu kelas I dinyatakan dengan Bo.
2. Beton kelas II
Beton untuk pekerjaan-pekerjaan strukturil secara umum. Pelaksanaannya
memerlukan keahlian yang cukup dan harus dilakukan di bawah pimpinan
tenaga-tenaga ahli. Beton kelas II dibagi dalam mutu-mutu standar B1, K 125,
K175, dan K225. Pada mutu B1, pengawasan mutu hanya dibatasi pada
pengawasan terhadap mutu bahan-bahan sedangkan terhadap kekuatan tekan
tidak disyaratkan pemeriksaan. Pada mutu-mutu K125, K175 dengan
keharusan untuk memeriksa kekuatan tekan beton secara kontinu dari hasil-
hasil pemeriksaan benda uji.
3. Beton kelas III
Beton untuk pekerjaan-pekerjaan strukturil yang lebih tinggi dari K225.
Pelaksanaannya memerlukan keahlian khusus dan harus dilakukan dibawah
pimpinan tenaga-tenaga ahli. Disyaratkan adanya laboratorium beton dengan
peralatan yang lengkap yang dilayani oleh tenaga-tenaga ahli yang dapat
melakukan pengawasan mutu beton secara kontinu.
2.2 Jenis dan Karakteristik Beton berdasarkan Berat Volumenya
(SNI 03-2847-2002)

Beton ringan : berat satuan < 1.900 kg/m³


Beton normal : berat satuan 2.200 kg/m³ – 2.500 kg/m³
Beton berat : berat satuan > 2.500 kg/m³

SNI tidak menggolongkan beton berat, namun pada umumnya beton dengan
berat satuan di atas 2.500 kg/m³ dikategorikan beton berat, walaupun ada yang
menerapkan nilai 3.200 kg/m³ sebagai batas bawah beton berat

Beton yang berat satuannya berada di antara kategori di atas pada umumnya
tidak efektif perbandingan berat sendiri dan kekuatannya, walaupun tidak ada
larangan untuk membuat beton dengan berat satuan di antara 1.900 kg/m³ -
2.200 kg/m³
2.3 Jenis dan Karakteristik Beton berdasarkan Kuat Tekan
(SNI 03-6468-2000, ACI 318, ACI 363R-92)
dari benda uji silinder (dia. 15 cm, tinggi 30 cm)

Beton mutu rendah (low strength concrete) : fc’ < 20 MPa


Beton mutu sedang (medium strength concrete) : fc’ = 21 MPa – 40 MPa
Beton mutu tinggi (high strength concrete) : fc’ > 41 MPa

fc’ = kuat tekan

2.4 Jenis dan Karakteristik Beton berdasarkan Tegangan Pra-Layan


Pemberian tegangan pra-layan pada umumnya dirancang untuk
memberikan gaya berlawanan dengan gaya layan, sehingga pada saat
konstruksi beton bertulang tersebut memikul beban, secara praktis mengurangi
beban kerja.
Beton jenis atau kelompok ini harus didesain, dilaksanakan dan diawasi oleh
Konsultan dan Kontraktor Spesialis yang berpengalaman
1. konvensional, adalah beton normal yang tidak mengalami tegangan pra-layan/
pra-tegang.
2. Beton pre-tensioned, adalah beton yang diberikan tegangan pra-layan pada saat
pembuatannya, dengan sistem pre-stensioned yaitu baja prategang diberi gaya
prategang dulu sebelum beton dicor.
3. Beton post- tensioned, adalah beton yang diberikan tegangan pra-layan pada
saat pembuatannya, dengan sistem post-tensioning yaitu beton dicor lebih
dahulu, dimana sebelumnya telah disiapkan saluran kabel atau tendon yang
disebut duct.
2.5 Jenis dan Karakteristik Beton berdasarkan Pembuatan
Dari cara pembuatannya, beton pada umumnya dikelompokkan :
Beton cast in-situ, yaitu beton yang dicor di tempat, dengan cetakan atau acuan
yang dipasang di lokasi elemen struktur pada bangunan atau gedung atau
infrastruktur
Beton pre-cast, yaitu beton yang dicor di lokasi pabrikasi khusus, dan
kemudian diangkut dan dirangkai untuk dipasang di lokasi elemen struktur
pada bangunan atau gedung atau infrastruktur
2.6 Pengujian Beton berdasarkan Load control
Merupakan suatu metode Pengujian pada beton yang kecepatan pengujian
berdasarkan besarnya pertambahan beban (load control). Bersifat setengah
merusak atau merusak secara keseluruhan komponen komponen beton yang
diuji. Pengujian yang dimaksud dapat dilakukan dengan beberapa metode salah
satu diantaranya adalah metode uji beban (Load Test).
Tujuan load test pada dasarnya adalah untuk membuktikan bahwa tingkat
keamanan suatu struktur atau bagian struktur sudah memenuhi persyaratan
peraturan bangunan yang ada, yang tujuannya untuk menjamin keselamatan
umum. Oleh karena itu biasanya load test hanya dipusatkan pada bagian-
bagian struktur yang dicurigai tidak memenuhi persyaratan tingkat keamanan
berdasarkan data-data hasil pengujian material dan hasil pengamatan.

2.7 Pengujian Beton berdasarkan Displacement control (uji kontrol


peralihan/perpindahan pembebanan)
Merupakan suatu metode pengujian pada beton yang kecepatan pengujian
berdasarkan besarnya pertambahan peralihan beban (displacement control).
Pengaturan kecepatan displacement control terdapat dalam pasal 7.4.1 dari
ASTM A370-03a, yang menyebutkan bahwa semua kecepatan pengujian dapat
dipergunakan hingga tercapai titik yang bernilai dari setengah dari kuat leleh
(0.5 fy).Ketika tercapai titik tersebut, kecepatan dibatasi agar tidak melebihi
1/16 mm/min dari panjang reduction section hingga tercapainya titik kuat
leleh. Sedangkan kecepatan untuk menentukan kuat tarik adalah tidak boleh
melebihi 1/10 mm/min dari panjang reduction section. Pembatasan kecepatan
minimum juga harus diatur tidak boleh kurang dari 1/10 mm/min kecepatan
maksimal.
2.8 Pengujian Beton Keras
 Pengujian Destruktif
Pengujian beton yang dilakukan dengan dengan merusak beton yang akan
diuji.
1.Tes Uji Kuat Tekan (Compression Test/ Crushing Test)
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kuat tekan maksimum yang
dapat diterima oleh beton sampai mengalami kehancuran.
2.Tes Uji Kuat Lentur
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kuat lentur maksimum yang
dapat diterima oleh beton sampai mengalami kehancuran.
3. Tes Uji Kuat Tarik
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kuat tarik maksimum yang
dapat diterima oleh beton sampai mengalami kehancuran.
4. Pengujian Core Drilling
Alat yang digunakan adalah Core Drill. Pengujian ini bertujuan untuk
mengetahui kekuatan beton. Pengeboran dengan alat ini tidak
menyebabkan menyebabkan retak yang meyebar pada beton sehingga
tidak berbahaya
 Pengujian non-destruktif
Pengujian beton yang dilakukan dengan tidak merusak beton yang akan
diuji.
1. Rebound Hammer Test
Metode pengujian ini dilakukan dengan memberikan beban intact
(tumbukan) pada permukaan beton dengan mengandalkan daya pegas saat
ditembakkan di permukaan beton untuk memprediksi kuat tekan betonnya.
2. Pulse Velocity/ UPV Test
Dilakukan untuk menilai kualitas beton dengan metode kecepatan pullsa
ultrasonik. Metode ini terdiri atas pengukuran waktu perjalanan dari pulsa
ultrasonik melalui beton yang diuji. Kecepatan relatif tinggi diperoleh
ketika kualitas beton yang baik.
2.9 Pengujian pada beton segar
 Slump test
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kadar air beton/ kelecakan beton
yang berhubungan dengan mutu beton. Pengujian dilakukan dengan
menggunakan kerucut abrams. Suatu campuran yang telah dibuat
dikatakan true slump, jika kerucut beton mengalami penurunan secara
seragam disetiap sisinya setelah kerucut diangkat.

BAB 3
KESIMPULAN
Kesimpulan dari makalah yang telah dibuat adalah:
1. Jenis - jenis dan karakteristik beton ada berbagai macam berdasarkan kelas
kuat, berat volume, kuat tekan, dan tegangan pra-layan.
2. Karakteristik beton ada berbagai macam seperti yang telah dijelaskan di bagian
pembahasan
3. Pengujian beton ada berbagai macam seperti berdasarkan load control,
displacement control, pengujian beton keras, dan pengujian beton segar.

Anda mungkin juga menyukai