1.
AUG
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Survey cross sectional ialah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika
korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi
atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach). Artinya, tiap
subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap
status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan. Hal ini tidak berarti
bahwa semua subjek penelitian diamati pada waktu yang sama. Desain ini dapat
mengetahui dengan jelas mana yang jadi pemajan dan outcome, serta jelas kaitannya
hubungan sebab akibatnya (Notoatmodjo, 2002).
1. Mencari prevalensi serta indisensi satu atau beberapa penyakit tertentu yang
terdapat di masyarakat.
2. Memperkirakan adanya hubungan sebab akibat pada penyakit-penyakit tertentu
dengan perubahan yang jelas.
3. Menghitung besarnya resiko tiap kelompok, resiko relatif, dan resiko atribut.
1. Kekuatan penelitian cross sectional yang dikutip dari Sayogo (2009) adalah sebagai
berikut :
b) Tahap Kedua: menetapakan studi penelitian atau populasi dan sampelnya. Subjek
penelitian disini adalah ibu-ibu yang baru melahirkan, namun perlu dibatasi dari
daerah mana mereka ini dapat diambil, apakah lingkup di Rumah Sakit Umum, Rumah
Sakit Bersalin, atan Rumah Bersalin. Demikian pula batas waktunya juga ditentukan.
Kemudian cara pengambilan sampelnya, apakah bedasarkan teknik random atau non
random.
Contoh penelitian Cross sectional bersifat analitik yang dikutip dalam Budiarto
(2004) yaitu hubungan antara anemia dengan kelahiran bayi dengan berat badan lahir
rendah (BBLR). Pada setiap ibu hamil yang akan melahirkan dilakukan pemeriksaan
Hb kemudian setelah bayi lahir ditimbang berat badannya. Kriteria inklusi adalah
persalinan normal/fisiologis dengan kehamilan yang cukup bulan. Batasan untuk
anemia adalah Hb kurang dari 11gr%.
Hasil dari tabel tersebut menunjukkan bahwa resiko anemia terhadap BBLR 2
kali lebih besar dibandingkan dengan tidak anemia. Resiko atribut (RA) = 0,15 – 0,08
= 0,07. Ini berarti bahwa resiko BBLR yang dapat dihindarkan bila tidak terjadi anemia
pada ibu hamil sebesar 0,007.
Analisis data yang dilakukan dalam penelitian yaitu dengan uji Chi-Square. Uji
Chi-Square berguna untuk menguji hubungan atau pengaruh dua buah variabel
nominal dan mengukur kuatnya hubungan antara variabel yang satu dengan variabel
nominal lainnya (Wijayanto, 2009).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
b.Kelemahan
penelitian ini paling mudah untuk dilakukan dan sangat sederhana. Pengujian
hipotesis kausal juga tidak seakurat cohort dan case control, karena ketidak pastian
sekuensi temporal antara paparan dan penyakit.
1) Diperlukan subjek penelitian yang besar.
2) Tidak dapat menggambarkan perkembangan penyakit secara akurat.
3) Tidak valid untuk meramalkan suatu kecenderungan.
4) Kesimpulan korelasi faktor resiko dengan faktor efek paling lemah bila
dibandingkan dengan dua rancangan penelitian cross sectional yang lain.
3.2 Saran
Bagi para pembaca makala ini ,kami selaku penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran yang sekiranya dapat kami gunakan sebagai masukan untuk perbaikan
makala ini kedepannya serta dapat mencapai kesempurnaan sesuai dengan apa yang
diinginkan
DAFTAR PUSTAKA
1
Lihat komentar
1.
thanks
Balas
Memuat