3887 - Petunjuk Praktikum Fisika Dasar II EI 2016-2017
3887 - Petunjuk Praktikum Fisika Dasar II EI 2016-2017
Tujuan
Percobaan ini mempunyai tujuan agar mahasiswa dapat memahami teori Khirchoff-
Thevenin, dapat mengidentifikasi persoalan-persoalan yang bersangkutan dengan kedua teori
tersebut, dan dapat menggunakan teori-teori tersebut.
Alat
Alat yang digunakan antara lain multimeter digital, milliammeter, sumber DC,
tahanan, kabel-kabel.
Teori
A. Hukum Kirchhoff
1. Jumlah kuat arus listrik yang masuk ke suatu titik simpul sama dengan jumlah kuat
arus listrik yang keluar dari titik simpul tersebut.
i2 R2
i1 A
A
A
i3 R
3
2. Hukum tegangan kirchoff : jumlah aljabar g.g.l dalam suatu untai tertutup sama
dengan jumlah aljabar hasil kali arus dengan tahanan.
∑ ∑( )
∑ ∑( )
C D
R1
I3
E1
B E
I2
R2
I1
E2
A F
R3
X
R th
X
untai komplek Eth
Y
Y
Gambar 1. Ekuivalen rangkaian thevenin
Pada gambar 2, rangkaian sebelah kanan merupakan rangkaian ekuivalen rangkaian sebelah
kiri. Besar V thevenin, yaitu tegangan antara A dan B untuk RL dilepas. R thevenin, yaitu
besar tahanan antara A dan B untuk RL dilepas dan sumber tegangan E dihubung singkat.
R1 R2 R the v e nin1
A
E E the v e nin
R3 RL
RL
R1 R2 R3
S
A A A
Gambar 3
220 ohm
A
E v
v 330 ohm
S
470 ohm
Gambar 4.
C. Teori Thevenin
1. Buatlah untai seperti gambar 5.
2. Tutup saklar S. atur tegangan E = 30 Volt, kemudian catatlah besar arus yang lewat
RL, untuk harga-harga RL : 470Ω; 1000; 1,8 kΩ; dan 3 kΩ.
3. RL dihubung pendekkan, bacalah dan catatlah besar arus Io
4. Buka S dan lepaskan hubungan ke multimeter dan RL, sehingga untai menjadi seperti
gambar 6
5. Tutup saklar S, ukurlah tegangan VXY = V0 dengan multimeter. Catat hasilnya
3,3k ohm 470 ohm
A
E
1,2 k ohm
S RL
Gambar 5
E
1,2 k ohm
S
Y
Gambar 6
X
R thevenin
E thevenin A
S RL
Gambar 7.
Tugas Laporan :
1. Percobaan A : Hitung nilai arus pada posisi 1, 2, 3, dan 4. Bandingkan dengan hasil
pengukuran
2. Percobaan B : Hitung nilai tegangan masing-masing tahanan. Bandingkan dengan
hasil pengukuran.
3. Percobaan C : Hitung nilai tegangan thevenin dan tahanan thevenin berdasarkan teori.
Bandingkan dengan hasil pengukuran
4. Buatlah analisa untuk masing-masing data percobaan
Tujuan :
1. Memahami proses hantaran listrik dalam larutan
2. Menentukan daya hantar lsitrik larutan elektrolit
Teori
Suatu zat (asam, basa atau garam) bila dilarutkan kedalam suatu pelarut akan terpecah
menjadi ion positif dan ion negatif dinamakan elektrolit. Jika kedalam larutan elektrolit
dimasukkan dua elektrode yang dihubungkan dengan kutub-kutub sumber arus searah
(elemen), maka akan timbul medan listrik antara kedua elektrode tersebut. Akibatnya ion
positif akan bergerak kekutub negatif dan akan mengambil elektron dari elektrode ini.
Sedangkan ion negatif akan bergerak kekutub dan menyerahkan elektron kekutub
kepada elektrode ini. Ini berarti di dalam larutan elektrolyt tadi terjadi pengahantaran muatan
dari elektrode yang satu ke elektrode yang lain dengan jalan diangkut oleh ion-ion. Jadi
didalam larutan elektrolit ini mengalir aru sebesar :
i n q n q A
Dengan n = jumlah pembawa muatan positif persatuan volume (jumlah ion positif)
n = jumlah pembawa muatan negatif persatuan volume (jumlah ion negatif)
q = muatan dari ion (= ze, z = valensi ion, e = muatan keunsuran)
= kecepatan kesatu jurusan ( = drift velocity)
A = luas penampang bagian yang dilalui arus.
Besarnya dan tergantung pada besarnya medan listrik dan macamnya, yaitu E
v dan E , dimana dan adalah bilangan tetap yang dinamakan mobilitas ion
positif dan ion negatif dan E kuat medan. Jadi besarnya arus yang mengalir :
i An n ZeE
Karena E V dan n n n ; V beda potensial; l panjang larutan elektrolit, maka
l
Zen V
A
i
l
Untuk suatu larutan yang tertnetu dengan panjang dan luas penampang efektifnya tertentu
harga Zen adalah tetap. Harga yang tetap ini dinamakan daya hantar elektrolit.
Zen V Y
A 1
l R
Dasar Percobaan
Untuk mengukur daya hantar larutan dgunakan azas kerja jembatan wheatstone. Dalam
hal ini sumber yang dipakai adalah oscilator atau sumber tegangan bolak balik. Sedang
sebagai indikator nol ( indikator kesetimbangan dipakai galvanometer atau headphone
R1 = tahanan elektrolit
R2 = tahanan Buzzer
R3 dan R4 = tahanan geser kawat kanan dan
kiri
Tatalaksana Percobaan
1. Isi bejana dengan larutan CuSO4 dengan volume tertentu dan sebagian elektrode
tercelup dalam larutan
2. Buat rangkaian seperti gambar diatas
3. Hidupkan oscilator, hingga terdengar suara pada headphone. Atur kontak geser
sedemikian ru[a sehingga suar yang terdengar selemah-lemahnya. Catat kedudukan
ini sebagai R3 dan R4.
4. Ganti larutannya dengan konsentrasi berbeda berturut-turut 80 %; 60 %; 40 %; 20 %
dan 0 %
Tugas : Apabila langkah diatas tidak mungkin dilaksanakan, buatlah langkah percobaan yang
lain sehingga daya hantar larutan dapat di cari/dihitung
I. Tujuan
II. Alat
1. Voltmeter
2. Amperemeter
3. Lampu pijar
4. Variac
III. Teori
Arus yang mengalir dalam suatu penghantar besarnya sebanding dengan tegangan
(beda potensial) antara ujung-ujung penghantar atau dinyatakan dengan persamaan :
V
i
R
dengan i = arus, V = tegangan, R tahanan penghantar. Penghantar yang mengkuti hukum ohm
dinamakan penghantar yang linier. Pada umumnya tahanan berubah dengan berubahnya suhu.
Untuk penghantar dari logam, besarnya tahanan bertambah besar jika suhunya makin tinggi.
Bagan I
A L
Bagan II
Bagan I
Dalam hal ini ada kesalahan pembacaan amperemeter, karena yang terukur adalah jumlah
r
dari arus yang lewat voltmeter. Arus yang terbaca berlebihan x100% dimana r = tahanan
R
lampu dan R tahanan voltmeter. Jika kesalahan yang dikehendaki maksimal a % maka :
r
x100% a %
R
Bagan II
Dalam hal ini ada kesalahan pembacaan voltmeter, karena yang terukur adalah tegangan pada
lampu dan amperemeter. Tegangan yang terbaca berlebihan : x100 % dimana ρ = tahanan
r
amperemeter. Jika kesalahan yang dikehendakimaksimal a % maka
x100 % < a %
r
Pemilihan Bagan
r r
Jika maka dipilih bagan I, sebaliknya jika maka menggunakan bagan II.
R r R r
r
Untuk mengetahui besarnya dan dilakukan pengukuran-pengukuran.
R r
Daya Listrik
Daya listrik adalah tenaga listrik per satuan waktu. Kalau tenaga dinyatakan dalam
joule dan satuan waktu dalam detik maka satuan daya tersebut adalah watt. Daya pada arus
bolak-balik merupakan fungsi waktu, karena itu apa yang sering disebut daya pada arus
bolak-balik pada hakekatnya adalah daya rata-rata selama satu periode. Secara matematis
ditulis :
1T
Daya rata-rata P Vidt , dengan T adalah periode; V harga tegangan sesaat dan i harga
T0
arus sesaat.
Kalau dihitung, bila V V max Sin t dan i i max sin( t )
A. Pemilihan Bagan
A L
variac V
Gambar 1.
I
'
'xI
r V
R V I
''
V
''
I
1
(V V )
'
r V
'
I I
r
Bandingkan harga terhadap . Kemudian pilihlah bagan yang lebih baik untuk ketiga
R r
contoh diatas.
Tujuan
1. Memahami azas kerja transformator
2. Menentukan nilai kerugian panas dalam lilitan, faktor lipat tegangan dan faktor
regulasi
Teori
Azas kerja transformator (trafo) dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini. Trafo
terdiri dari 2 jenis kumparan, yaitu kumparan primer dan sekunder yang dililitkan pada
susunan pelat besi lunak yang disebut inti trafo (transformer core). Kumparan primer
yang berjumlah Np lilitan adalah tempat daya listrik dimasukkan ke trafo, sedangkan
lilitan sekunder berjumlah Ns, merupakan tempat daya listrik diambil dari trafo oleh
beban.
Jika kumparan primer dihubungkan ke sumber daya (sumber AC), maka pada inti
trafo dibangkitkan fluks magnetik. Berhubung kumparan sekunder juga meliliti inti ini,
maka kumparan sekunder juga meliliti fluks magnetik inti yang dibangkitkan oleh
kumparan primer. Fluks magnet selalu berubah-ubah sesuai dengan arus primer,
sehingga pada kumparan sekunder akan dibangkitkan ggl induksi (hukum Faraday).
Vs
Vp
Besarnya ggl sebanding dengan banyaknya lilitan, sehingga jika tegangan primer Vp
dan tegangan sekunder Vs, maka berlaku persamaan :
N s Vs
= faktor lipat tegangan 1)
N p Vp
Pada umumnya kumparan sekunder trafo tidak hanya satu, tetapi terdiri dari beberapa
kumparan, namun besar tegangan tiap kumparan selalu sebanding dengan jumlah lilitan
dari masing-masing kumparan.
Trafo ideal adalah trafo yang hampir tidak mempunyai kerugian daya, ini berarti
bahwa daya yang diberikan pada kumparan primer senilai dengan daya yang diberikan
pada kumparan sekunder atau secara matematis dinyatakan :
V p I p Vs I s 2)
x p z 2p Rtp2 8)
Pada umumnya nilai Vs bergantung pada beban. Jika Vso = tegangan sekunder
tanpa beban, sedangkan Vsb = tegangan sekunder dengan beban, maka didefinisikan faktor
regulasi (R) sebagai :
Vso Vsb
R
Vsb
9)
Secara teoritis faktor regulasi dapat dihitung dengan mengukur tegangan kumparan
primer dan sekunder pada saat kumparan sekunder tanpa beban, maka r dapat dihitung
dengan rumus :
NS
VP Vs
NP V Vp
r s 10)
Vs Vp
Ip Is
~ Vp Vs beban
trafo
Analisa Data
Hitunglah hasil pengukuran akhir :
N s Vs
=
N p Vp
Kt =
R=
r=
Bandingkan harga R dan r, apa kesimpulan sdr.
B. Soal-soal Latihan :
1. Jelaskan dengan hukum Faraday adanya hubungan antara adanya tegangan primer dan
munculnya tegangan sekunder?
2. Apa perbedaan antara rumusan faktor regulasi pada persamaan (9) dan (10)?
C. Referensi
1. Ohanian, H.C., 1989, Physics, Second Edition Expanded, W.W. Norton & Company
Inc, p.840-842.
2. Sears, F.W., 1951, Electricity and Magnetism, Eddison-Wesley, p.377-383.
3. Sutrisno, 1983, Fisika Dasar, Cetakan Kesembilan, Bagian Pertama Listrik dan
Magnet, Penerbit ITB.
Tujuan :
1. Memahami azas magnetometer
2. Dapat menentukan komponen horizontal dari medan magnet bumi.
Alat :
1. Kumparan
2. Batang Magnet
3. Stopwatch.
4. Sumber tegangan DC dan ampermeter
Teori
Pada sebuah batang magnet dengan momen magnetis M yang berada di dalam suatu medan
magnet homogen berkekuatan H yang diganggu dari posisi setimbangnya, maka batang
magnet akan mengalami osilasi. Jika momen kelembaman magnetnya = J, maka batang
magnet akan berosilasi dengan periode (T), yaitu =
. (1)
dengan (2)
Kekuatan medan magnet yang timbul di dalam suatu kumparan dengan panjang L, lilitannya
sebanyak n, dan dialiri arus listrik i , dinyatakan oleh persamaan :
(3)
dari rumus 2), diperoleh bahwa satuan G adalah (A cm-1 )-1 dtk-2 .
Sekarang dicoba menggetarkan sebuah batang magnet kecil di dalam sebuah medan magnet
homogen, yang terdiri atas komponen horizontal He dari medan magnet bumi dan medan H
dari sebuah kumparan yang diberi arus, kuat medan bersama sebesar H + He. He selalu kita
anggap positif sedang H dianggap positif jika searah He dan dianggap negatif jika
berlawanan arah. Selanjutnya digunakan perjanjian bahwa i berharga positif jika H dan He
searah, dan berharga negatif jika berlawanan arah. Maka ada tiga kondisi sebagai berikut :
Kumparan tidak dialiri arus : i = 0 dan H = 0 . Medan bersama H + He searah
dengan medan He.
dan 0> H > He, medan kumparan berlawanan arah dengan medan
magnet bumi. Jadi H + He searah dengan medan magnet bumi He. Untuk
, maka H + He = 0. Jadi medan magnet bumi tepat senilai dan
berlawanan arah dengan medan kumparan, dan saat itu periode ayun batang
magnet adalah tak terhingga
, H < He sekarang medan kumparan berlawanan arah dan harga
mutlaknya lebih besar dari medan magnet bumi sehingga medan magnet
bersama juga berlawanan arah dengan medan magnet bumi.
(4)
( )
b) Kondisi 3 :
(5)
( )
Atau
( )
(6)
disini Xo adalah harga dari X pada saat i = 0. Menurut persamaan (4), (5), dan (6) diperoleh
sebagai berikut :
Pada keadaan 1 dan 2 X = ai + Xo
Keadaan 3 X = - ai + Xo
Jadi pada semua keadaan X = 1/T2 adalah berbanding linier dengan harga i
Selanjutnya adalah menghitung tetapan-tetapan dan Xo , kemudian membuat grafik X vs. i
untuk menentukan Δx /Δi = tg α = a, kemudian menhhitung harga G dengan satuan 1/(A cm-
1
) dan harga He nya.
Tatalaksana Percobaan:
1. Pasang untai percobaan, pindahkan benda-benda yang dapat mempengaruhi medan magnet
jauh-jauh dari kumparan.
2. Setelah rangkaian disetujui oleh Asisten, getarkanlah batang magnet dengan mendekatkan
secara hati-hati sebatang besi (sesudahnya harus diletakkan jauh-jauh dari kumparan) tanpa
menghubungkan untai dengan sumber tegangan. Ukurlah waktu untuk 20 getaran.
3. Lakukan no. 2 dengan menghubungkan untai ke sumber tegangan DC dengan posisi
komutator sedemikian sehingga i > 0.
Pertanyaan :
1. Uraikan hubungan antara periode dengan intensitas medan.!
2. Apa syaratnya agar no. 1 terpenuhi?
3. Mengapa penggetaran dilakukan dengan mendekatkan sebatang besi secara hati-hati
pada batang magnet (perlahan-lahan)?.
4. Uraikan mengapa benda yang mempengaruhi medan magnet harus dijauhkan,
sebutkan contoh benda yang berpengaruh.!
5. Bagaimana caranya mendapatkan intensitas medan magnet dengan metode grafis!
Tugas Laporan : Jelaskan prinsip magnetometer dan hitung nilai He dengan metode grafis.
Tujuan Percobaan :
1. Dapat memahami sifat-sifat cahaya
2. Dapat menentukan jarak titik api cermin cekung dan cembung
3. Dapat menentukan jarak titik api lensa positif dan lensa negatif
4. Dapat menentukan daya lensa posistif
5. Dapat menentukan indeks bias
Teori
Sifat Cahaya
Seberkas cahaya yang merambat melalui medium yang sama maka arah rambatnya akan
berupa garis lurus. Jika melalui medium yang berbeda maka akan dibiaskan, yaitu pembelokan
cahaya karena merambat melalui dua jenis zat yang kerapatannya berbeda.
Apabila gelombang cahaya merambat dan menumbuk dinding penghalang, maka cahaya akan
dipantulkan atau dibiaskan.
Pembiasan Sinar
Seberkas sinar putih yang melalui sebuah prisma, maka sinar tersebut akan terurai
menjadi warna pelangi. Hal in dikarenakan sinar putih terdiri dari campuran warna dengan
panjang gelombang yang berbeda-beda, maka sinar tersebut akan terbiaskan sesuai dengan
panjang gelombang masing-masing warna.
Sedangkan apabila berkas sinar tersebut melalui dua medium yang berbeda maka sinar
tersebut akan dibiaskan tergantung pada kerapatan medium yang dilalui
Lensa Divergen
Lensa cembung adalah lensa yang bagian tengahnya lebih tebal dari bagian pinggirnya. Lensa
cembung terdiri dari tiga macam bentuk, yaitu lensa bikonveks (cembung rangkap), plan konveks
(cembung datar), dan konkaf konveks (cembung-cekung). Lensa cembung memiliki dua
permukaan lengkung, sehingga terdapat dua titik pusat kelengkungan, yaitu P 1 dan P2, dan dua
titik fokus, yaitu F1 dan F2.
Lensa cembung disebut juga lensa positip (+) yang memiliki sifat dapat mengumpulkan cahaya
(konvergen). Apabila ada seberkas cahaya sejajar sumbu utama mengenai permukaan lensa, maka
berkas cahaya tersebut akan dibiaskan melalui satu titik. Titik dimana cahaya mengumpul disebut
titik fokus.
Lensa Kovergen
Untuk lebih mempermudah dalam melukiskan bayangan benda, lensa cembung digambarkan
dengan garis tegak lurus terhadap sumbu utama dan diberi tanda positip (+) di bagian atas garis.
Jika jarak benda ke lensa adalah S0, jarak fokus ke lensa adalah f, dan jarak lensa ke bayangan
yang terbentuk adalah S1, maka diperoleh hubungan sebagai berikut :
Karena ; maka :
Dengan : f = jarak fokus R = radius (jari-jari) lensa
S1 = jarak lensa ke bayangan S0 = jarak lensa ke benda
| | | |
Daya atau kekuatan lensa adalah kemampuan lensa untuk mengumpulkan atau menyebarkan
berkas cahaya. Daya lensa dinyatakan dalam satuan dioptri yang dinyatakan dengan persamaan
berikut :
Indeks Bias
Jika seberkas cahaya datang pada bidang batas diantara dua zantara yang transparan (bening),
dimana kecepatan cahaya dikedua zantara itu berbeda , maka berkas cahaya itu akan dipantulkan
(refleksi) dan dibiaskan (refraksi). Untuk kedua kejadian itu berlaku hukum Snell yaitu :
dan perbandingan sudut datang dan sudut bias adalah tetap (konstan) :
Jika berkas cahaya datang dari hampa ke suatu zat antara yang lain, maka :
Perbandingan n1/n2 disebut indeks bias relatif dari zat antara kedua terhadap zat antara pertama.
Dari persamaan diatas diperoleh : '
Jika = 900, maka ; sehingga
Sudut kritis antara kedua zat antara diatas yang mempunyai arti bahwa pada saat
seluruh berkas cahaya yang datang pada bidang batas dua zantara diatas akan dipantulkan
semuanya.
Hollow Lens
Umumnya lensa dibuat dari bahan yang mempunyai indeks bias lebih besar dari medium
sekitarnya. Lensa terdiri dari sepasang gelas (eyeglasses) yang terbuat dari gelas atau plastik
Tatalaksana Percobaan :
Cermin Datar :
1. Letakan sumber cahaya pada selembar kertas putih, atur untuk sinar tunggal
2. Letakan cermin pada kertas, permukaan datar cermin dikenakan pada cahaya yang datang
dengan sudut tertentu sehingga tampak sinar datang dan sinar pergi/refleksi
3. Gambar sinar datang dan sinar refleksi pada kertas, tunjukan dengan tanda panah sinar datang
dan sinar pergi;
4. Gambar garis normal, ambil sumber cahaya dan cermin;
5. Ukur sudut datang dan sudut refleksi terhadap garis normal, catat sudut-sudut tersebut
6. Ulangi langkah 1 – 5, dengan sudut datang yang berbeda-beda
3. Ulangi langkah 2 untuk jarak antara sumber cahaya/benda dengan layar berbeda-beda, misal
90 cm, 80 cm; 70 cm; 60 dan 50 cm.
4. Hitung fokus lensa menggunakan rumus :
2. Arahkan susunan ke benda yang jauh, geser-geser lensa sehingga diperoleh bayangan yang
paling fokus.
3. Tentukan jarak fokus dari lensa.
4. Ganti lensa dengan yanglain, dengan cara yang sama tentukan besarnya jarak fokus lensa.
2. Melalui lensa cekung (-), lihatlah posisi benda (perhatikan bayangannya lebih besar atau lebih
kecil).
3. Letakan lensa (+) pada jarak antara (50 s.d 80) cm, kemudian letakkan layar pada jarak
tertentu dibelakang lensa (+).
4. Atur kedudukan layar hingga diperoleh bayangan nyata yang paling fokus.
Hoolow Lens
1. Mula-mula semua lensa dikosongkan; kemudian apabila pada lensa dikenakan seberkas
cahaya prediksi apa yang terjadi sesuai tabel berikut :
Lingkungan Prediksi Hasil
Bagian 1 Bagian 2 Bagian 3
Lensa (perkiraan) pengamatan
Udara Air Udara Udara
Tujuan
1. Dapat menggunakan mikroskop dengan benar
2. Dapat menentukan perbesaran mikroskop
3. Dapat mengukur panjang/tebal benda
4. Dapat menentukan besarnya aperatur numerik.
Peralatan
1. Mikroskop
2. Mikrometer okuler dan mikrometer obyektif
3. Mistar
4. Cermin gambar
Teori
Mikroskop adalah alat untuk melihat benda kecil. Pada dasarnya terdiri dari susunan
lensa obyektif dan lensa okuler yang masing-masing terdiri atas lensa positif. Benda yang
dilihat diletakan pada jarak yang sedikit lebih jauh dari titik api lensa pertama obyektif. Jika
mata pengamat tidak berakomodasi, mak letak benda harus sedemikian sehinga bayangan
yang dibentuk oleh lensa obyektif jatuh tepat dititik api pertama lensa okuler.
Dengan :
u’ adalah sudut melalui mikroskop
u adalah sudut yang terbentang pada mata tanpa alat oleh benda pada jarak terdekat,
d = 25 cm, jadi
( ) ( )
( ) ( )
Mengukur diameter/jari-jari pipa kapiler dengan pertolongan mikrometer okuler. Lensa
okuler sesungguhnya adalah susunan lensa yang terdiri dari lensa positif, lensa yang ada
didepan disebut lensa medan (dekat dengan benda/obyek) dan lensa yang dibelakang
dinamakan lensa mata (dengan dengan mata). Jika menggunakan micrometer okuler,
micrometer harus diletakkan diantara kedua lensa tersebut tepat di titik api lensa mata
sehingga selalu tampak jelas untuk mata yang tak berakomodasi.
Dasarnya : Lebih dahulu mikrometer okuler ditera dengan micrometer obyektif,
kemudian digunakan untuk mengukur diameter pipa kapiler.
Harga skala micrometer okuler adalah :
Suatu alat optik dikatakan mempunyaio daya pisah yang besar bila jarak dua benda
yang mulai dapat dipisahkan oleh alat tersebut sangat pendek. Atau daya pisah makin besar
jika Z makin kecil yang berarti pula apabila AN makin makin besar. Jika AN makin besar
tidak hanya menambha daya pisah saja, tetapi juga menambah cahaya yang masuk.
MENENTUKAN AN MIKROSKOP
Karena jarak bayangan oleh lensa obyektif jauh lebih besar dari jarak benda, maka letak
benda (meja obyek) dianggap dititik api. Jadi sudut u untuk suatu benda di meja obyek
dianggap sama dengan sudut u untuk benda dititik api. Jika lensa okuler dilepas maka sinar
yang masuk mata dapat dianggap sejajar karena pupil mata dan pupil lensa obyektif sangat
kecil dibandingkan dengan jarak lensa obyektif sampai mata. Sinar tersebur berasal dari sinar
datang yang dating memalului titik api pertama lensa obyektif. Jika dibawah mikroskop
diletakkan kertas maka yang terlihat oleh mata melalui mikroskop tanpa lensa okuler adalah
sebagian yang bertepi leingkaran. Dengan mengukur diameter lingkaran dan jarak meja
obyek sampai kertas dapat ditentukan nilai sin u.
(A.N) nsinu ; n untuk udara 1 dan
√( )
Maka ( )
√( )
Tatalaksana Percobaan
Percobaan I.
1. Mula-mula letakkan sumber cahaya didekat mikroskop, dan aturlah arah cermin
dibawah mikroskop sehingga cahaya dapat masuk kedalam mikroskop.
2. Letakkan mikrometer diatas meja obyek. Dengan melihat dari luar (tidak melalui
mikroskop) turunkanlah kedudukan mikroskop sampai lensa obyektif hampir
menyinggung meja obyek.
3. Dengan mata melihat kedalam mikroskop, putarlah secara halus pengatur ke arah naik
agar kedudukan mikroskop menjauhi meja obyek. Lakukan secara hati-hati dan pelan-
pelan sampai bayangan mikrometer terlihat jelas dan tajam oleh mata.
4. Letak sebuah mistar diatas meja disamping mikroskop, dengan mata kanan melihat
kedalam mikroskop dan mata kiri melihat ke mistar. Geserlah letak mistar sehingga
skala mistar nampak berdampingan dengan bayangan skala mikrometer obyektif.
Percobaan II
1. Lakukan seperti pada percobaan I langkah 1 dan 2.
2. Lepaskan susunan lensa okuler, pasang mikrometer okuler pada tempatnya diantara
lensa depan dan lensa belakang. Pasanglah lagi susunan lensa tadi.
3. Putarlah lensa okuler sehungga bayangan micrometer okuler sejajar dengan bayangan
mikrometer obyektif. Geserlah mikrometer obyektif sehingga skalanya berdampingan
dengan skala mikrometer okuler.
4. Hitunglah jumlah skala okuler dan jumlah skala mikrometer obyektif yang saling
berimpitan.
5. Gantilah mikrometer obyektif dengan sepotong pipa kapiler, putarlah lensa okuler
sehingga bayangan mikormeter okuler kelihatan bersilangan tegak lurus dengan
bayangan lubang kapiler. Hitunglah jumlah skala mikrometer okuler yang menyilang
lubang kapiler.
Percobaan III
1. Lepas lensa okuler
2. Ambilah bendanya, lepaskan cermin dan lensa kondesor yang ada dibawah meja
obyek.
3. Letakkan sehelai kertas putih dibawah meja obyek. Dengan pensil yang runcing
tariklah garis sepanjang keliling lingkaran. Ukurlah diameternya ( D )
4. Ukurlah jarak meja obyek sampai kertas putih (a).