Anda di halaman 1dari 16

Vol. 04 No.

02 Juli 2014 Halaman 131-146


Jurnal Equilibrium ISSN 2089-2152

Tinjauan Penerapan Good Corporate Governance pada PT. Asuransi Jiwasraya di Kota
Palopo

Tadjuddin1
Suhardi M Anwar2
Sitti Hadijah3

No. HP 085255596199¹, 081343513111²


¹Alamat Korespondensi:
Email:

Abstrak Hal itu setidaknya terwujud dalam dua


GCG adalah suatu sistem pengendalian keyakinan. Pertama, GCG merupakan salah satu
internal perusahaan yang memiliki tujuan utama
mengelola risiko yang signifikan guna memenuhi kunci sukses perusahaan untuk tumbuh dan
tujuan bisnisnya melalui pengamanan aset perusahaan
menguntungkan dalam jangka panjang, sekaligus
dan meningkatkan nilai investasi pemegang saham
dalam jangka panjang. Penelitian ini bertujuan untuk memenangkan persaingan bisnis global terutama
mengetahui penerapan prinsip-prinsip tata kelola
perusahaan (GCG) terhadap praktik pelaksanaan di bagi perusahaan yang telah mampu berkembang
perusahaan. Prinsip tata kelola perusahaan yang baik sekaligus menjadi terbuka. Kedua, krisis ekonomi
(GCG) di dalamnya terdapat prinsip transparansi,
akuntabilitas, responsibilitas, indenpendensi, dan dunia, di kawasan Asia dan Amerika Latin yang
kewajaran.
Metode pengumpulan data yang digunakan diyakini muncul karena kegagalan penerapan
dalam penelitian ini adalah wawancara, analisis GCG, diantaranya adalah Sistem Regulatory yang
dokumen-dokumen perusahaan, dan kuesioner. Data
yang diperoleh di analisis dengan menggunakan tidak baik, Standar Akuntansi dan Audit yang
metode fenomenologi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak konsisten, praktek perbankan yang lemah,
perusahaan berkomitmen untuk menerapkan GCG serta pandangan Board of Directors (BOD) yang
secara konsisten dan menjadikan prinsip-prinsip GCG
sebagai landasan operasional. Motivasi yang kurang peduli terhadap hak-hak pemegang saham
mendorong perusahaan untuk menjalankan GCG
adalah sebagai upaya peningkatan nilai perusahaan minoritas.
dan menjaga pertumbuhan yang berkelanjutan. Dan ini Survei yang dilakukan oleh McKinsey dan
juga tentu dapat meningkatkan nilai kompetitif
perusahaan dimata pemegang saham dan pemangku Co (2002) dalam Ardianingsih (2012)
kepentingan.
Kesimpulan penelitian ini adalah PT. Asuransi menunjukkan bahwa corporate governance
Jiwasraya (Persero) telah menerapkan prinsip-prinsip menjadi perhatian utama para investor, menyamai
dari tata kelola perusahaan yang baik (GCG).
kinerja keuangan dan potensi pertumbuhan,
Pendahuluan khususnya bagi pasar-pasar yang sedang
Seiring dengan berjalannya waktu, istilah berkembang (emerging markets). Hasil analisis
Good Corporate Governance kian populer. Tak Hoesada (2002) dalam Ardianingsih (2012)
hanya populer, tetapi istilah tersebut di tempatkan menyatakan bahwa masalah-masalah
di posisi terhormat. Isu Corporate Governance kebangkrutan perusahaan erat kaitannya dengan
yang tadinya hanya bersifat marjinal, dipandang masalah degradasi moral dikalangan pelaku bisnis,
sebelah mata kini telah menjadi isu penting.

131 | J u r n a l E q u i l i b r i u m , V o l . 0 4 N o . 0 2 J u l i 2 0 1 4
Vol. 04 No. 02 Juli 2014 Halaman 131-146
Jurnal Equilibrium ISSN 2089-2152

masih lemahnya atau tidak adanya sistem bentuk penyempurnaan pedoman GCG di negara
corporate governance yang baik serta masih yang bersangkutan.
rendahnya kualitas laporan keuangan yang Penerapan GCG dirasa mampu
dipublikasikan kepada publik. memberikan kemajuan terhadap kinerja suatu
Belum diterapkannya mekanisme GCG perusahaan khususnya dalam meningkatkan
yang baik pada perusahaan, ini dapat menjadi kualitas laporan keuangan dan mengurangi
penyebab perusahaan atau pihak manajemen untuk tindakan manajer melakukan manipulasi laporan
memberikan informasi-informasi yang memberi keuangan. Cadbury Report (UK) dan Treadway
dampak positif terhadap harga saham dan dapat Report (US) secara mendasar menyebutkan bahwa
mendorong perusahaan untuk cenderung keruntuhan perusahaan-perusahaan publik di
melakukan manipulasi akuntansi dengan Amerika dan Eropa dikarenakan oleh kegagalan
menyajikan informasi tertentu untuk menghindari strategi maupun praktik curang dari manajemen
terpuruknya harga saham (Susiana dan Herawaty, puncak yang berlangsung tanpa terdeteksi dalam
2007). Tetapi hal tersebut menyebabkan waktu yang cukup lama karena lemahnya
masyarakat sebagai pengguna data akuntansi atau pengawasan yang independen oleh corporate
laporan keuangan merasa dirugikan, karena boards. Keterlibatan CEO, komisaris, komite
mereka tidak memberikan informasi dengan audit, internal auditor, sampai kepada eksternal
sebenar-benarnya dan sejujur-jujurnya. auditor, cukup membuktikan bahwa kecurangan
GCG mendapatkan perhatian luas setelah banyak dilakukan oleh orang-orang dalam
terjadinya berbagai krisis seperti krisis ekonomi perusahaan.
dan moneter di Indonesia tahun 1997-1998 yang Tuntutan terhadap penerapan GCG secara
berkembang menjadi krisis multidimensi yang konsisten dan komprehensif mulai datang secara
berkepanjangan. Krisis tersebut antara lain terjadi beruntun, mereka yang menyuarakan hal itu di
karena banyak perusahaan yang belum antaranya adalah berbagai lembaga investasi baik
menerapkan GCG secara konsisten, khususnya domestik maupun mancanegara, termasuk institusi
belum diterapkannya etika bisnis. Oleh karena itu seperti Work Bank, IMF, OECD, dan APEC.
etika bisnis dan pedoman perilaku menjadi hal Dengan melontarkan beberapa prinsip umum
yang sangat penting. dalam Corporate Governance seperti fairness,
Begitu pula peristiwa Worldcom dan transparency, accountability, stakeholder concern,
Enron di Amerika Serikat telah menambah dapat disimpulkan bahwa penerapan GCG diyakini
keyakinan betapa pentingnya penerapan GCG, di akan menolong perusahaan dan perekonomian
Amerika Serikat, peristiwa tersebut ditanggapi negara yang sedang tertimpa krisis bangkit menuju
dengan perubahan fundamental peraturan ke arah yang lebih sehat, maju, mampu bersaing,
perundang-undangan di bidang audit dan pasar dikelola secara dinamis serta profesional. Tujuan
modal. Di negara–negara lain, hal tersebut akhirnya adalah daya saing yang tangguh, yang
ditanggapi secara berbeda, antara lain dalam diikuti pulihnya kepercayaan investor.

132 | J u r n a l E q u i l i b r i u m , V o l . 0 4 N o . 0 2 J u l i 2 0 1 4
Vol. 04 No. 02 Juli 2014 Halaman 131-146
Jurnal Equilibrium ISSN 2089-2152

Metode Penelitian Metode Analisis Data


Metode analisis data yang digunakan
penelitian ini dilakukan di PT. Asuransi
dalam penelitian ini adalah metode analisis
Jiwasraya yang beralamat di jl. Andi Kasim No.
kualitatif dengan melakukan penelusuran
23 Kota Palopo. Jenis data yang digunakan dalam
informasi data/ dokumen melalui interview secara
penelitian ini adalah data kualitatif, yaitu
mendalam mengenai pelaksanaan penerapan Good
penelitian yang melibatkan analisis data/informasi
Corporate Governance pada PT. Asuransi
yang bersifat deskriptif dan belum dapat
Jiwasraya Kota Palopo, dengan pendekatan
dikuantifikasi, seperti transkripsi wawancara,
interpretif. Pendekatan interpretif berasal dari
catatan lapangan, gambar, foto, rekaman video dan
filsafat Jerman yang menitikberatkan pada peranan
lain-lain. Penelitian kualitatif menekankan pada
bahasa, interpretasi dan pemahaman di dalam ilmu
pentingnya kedekatan dengan orang-orang dan
sosial. Pendekatan interpretif berangkat dari upaya
situasi penelitian, agar peneliti memperoleh
untuk mencari penjelasan tentang peristiwa-
pemahaman jelas tentang realitas dan kondisi
peristiwa sosial atau budaya yang didasarkan pada
kehidupan nyata.
perspektif dan pengalaman orang yang diteliti.
Sumber data yang digunakan dalam
Secara umum pendekatan interpretif merupakan
penelitian ini adalah Data primer, yaitu data yang
sebuah sistem sosial yang memaknai perilaku
diperoleh dari tangan pertama untuk analisis
secara detail langsung mengobservasi (Neuman
berikutnya untuk menemukan solusi atau masalah
dalam Triyuwono, 2013).
yang diteliti (Sekaran, 2006:242), dengan
Jadi fokusnya pada arti individu dan
melakukan wawancara langsung dengan pihak PT.
persepsi manusia pada realitas bukan pada realitas
Asuransi Jiwasraya, maupun dengan pemberian
independen yang berada di luar mereka. Manusia
kuesioner kepada para staf karyawan perusahaan.
secara terus menerus menciptakan realitas sosial
Data sekunder, yaitu data yang telah dikumpulkan
mereka dalam rangka berinteraksi dengan yang
oleh para peneliti, data yang diterbitkan dalam
lain. Tujuan pendekatan interpretif tidak lain
jurnal statistik dan lainnya dan informasi yang
adalah menganalisis realita sosial semacam ini dan
tersedia dari sumber publikasi atau nonpublikasi
bagaimana realita sosial itu terbentuk (Ghozali
entah di dalam atau luar organisasi (Sekaran,
dalam Diah Febriyanti, 2010).
2006:245).
Alat analisis yang digunakan pada
Untuk memperoleh data sebagai
penelitian ini adalah fenomenologi. Menurut
penunjang dalam penulisan penelitian ini maka
Dimyati, fenomenologi adalah suatu metode yang
metode pengumpulan data yang digunakan adalah
secara sistematis berpangkal pada pengalaman dan
penelitian lapangan melalui wawancara dan
melakukan pengolahan-pengolahan pengertian
kuesioner. Serta penelitian kepustakaan.
(Basrowi dan Sukidin, 2002:38). Menurut Orlens,
fenomenologi adalah instrumen untuk memahami
lebih jauh hubungan antara kesadaran individu dan

133 | J u r n a l E q u i l i b r i u m , V o l . 0 4 N o . 0 2 J u l i 2 0 1 4
Vol. 04 No. 02 Juli 2014 Halaman 131-146
Jurnal Equilibrium ISSN 2089-2152

kehidupan sosialnya (Basrowi dan Sukidin, konsisten dan menjadikan prinsip-prinsip GCG
2002:38). Fenomenologi berupaya sebagai landasan operasional, sebagaimana telah
mengungkapkan bagaimana aksi sosial, situasi, diamanatkan oleh kementerian BUMN dalam
dan masyarakat sebagai produk kesadaran Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor: Kep-
manusia. Manusia adalah makhluk yang 117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktik
melakukan komunikasi, interaksi, partisipasi, dan GCG pada BUMN.
penyebab yang bertujuan. Kekhususan manusia Wawancara dengan Bapak Muh. Ansar
terletak pada internasionalitas psikisnya yang ia selaku staff junior di bagian administrasi dan
sadari, yang dikaitkan dengan dunia arti dan logistik, beliau mengatakan awal dimulainya
makna. Dunia makna manusia dapat diteliti penerapan prinsip GCG pada PT. Asuransi
dengan metode fenomenologi. Jiwasraya adalah:
….Landasan atas komitmen tata kelola perusahaan
Hasil Penelitian dan Pembahasan
telah dimulai sejak tahun 2001. Prosesnya diawali
Pembahasan
dengan sosialisasi GCG yang bertujuan
Hasil wawancara dan data yang diperoleh
memberikan pemahaman dan pengetahuan
penulis, dalam rangka pencapaian visi dan misi
komprehensif mengenai GCG dilanjutkan fase
perusahaan, peningkatan nilai perusahaan dan
transformasi, pemetaan, sosialisasi, implementasi
pemenuhan kewajiban perusahaan kepada
serta evaluasi. Selanjutnya dalam proses
stakeholdersnya, maka seluruh manajemen dan
implementasinya, perusahaan juga secara terus
karyawan menyadari bahwa nilai-nilai yang telah
menerus melakukan penyempurnaan untuk
ditanamkan oleh para pendahulu dan prinsip-
pengoptimalan penyelenggaraan tata kelolanya
prinsip Good Corporate Governance (GCG) harus
dimasa yang akan datang....
secara utuh dan berkesinambungan diterapkan
Hasil wawancara dengan Ibu Wiwik
dalam pelaksanaan perusahaan. Keseriusan
selaku staff senior administrasi dan logistik PT.
komitmen dan kesungguhan penerapan tata kelola
Asuransi Jiwasraya Palopo, beliau mengatakan
yang baik pula yang telah mengokohkan fondasi
motivasi yang mendorong Asuransi Jiwasraya
bisnis perusahaan hingga tetap eksis selama 154
melakukan praktik GCG adalah:
tahun.
.....Sebagai upaya peningkatan nilai perusahaan
Asuransi Jiwasraya telah berperan dalam
dan menjaga pertumbuhan yang berkelanjutan.
memberikan perlindungan jiwa dan keuangan bagi
Dan ini juga tentu dapat meningkatkan nilai
para nasabahnya. Jiwasraya telah mampu bertahan
kompetitif perusahaan dimata pemegang saham
dan terus berubah untuk menjadi lebih baik di
dan pemangku kepentingan...
tengah-tengah persaingan industri asuransi
Dalam dokumen PT. Asuransi Jiwasraya,
melewati 3 (tiga) kali tahun keemasan. Semua
visi dan misi perusahaan dinyatakan sebagai
yang telah dilalui ini tidak terlepas dari komitmen
berikut :
perusahaan yang telah menerapkan GCG secara
Visi:

134 | J u r n a l E q u i l i b r i u m , V o l . 0 4 N o . 0 2 J u l i 2 0 1 4
Vol. 04 No. 02 Juli 2014 Halaman 131-146
Jurnal Equilibrium ISSN 2089-2152

Menjadi perusahaan yang terpercaya dan dipilih  Melakukan kerjasama dengan pemasok sesuai
untuk memberikan solusi bagi kebutuhan asuransi prinsip keterbukaan, fairness, saling
dan perencanaan keuangan. menguntungkan dan berkembang sebagai
Misi: 'partner in progres'.
 Selalu memberikan rasa aman, kepastian dan  Mewujudkan praktek pengelolaan bisnis
kenyamanan melalui solusi inovatif dan asuransi dan perencanaan keuangan yang
kompetitif bagi pelanggan atas kebutuhan sesuai dengan peraturan perundangan yang
asuransi dan perencanaan keuangan. berlaku.
 Menciptakan nilai Pemegang Saham  Menjaga kemitraan dengan penagih yang
(shareholder value creation) yang atraktif memiliki integritas dan kompetensi dalam
melalui pengelolaan operasional dan investasi penagihan premi.
perusahaan yang berlandaskan prinsip-prinsip Penulis menarik kesimpulan PT. Asuransi
good corporate governance. Jiwasraya juga memberikan perhatian kepada
 Menjadi tempat pilihan untuk tumbuh dan seluruh pihak yang berkepentingan, artinya dalam
berkembangnya karyawan menjadi menjalankan kegiatannya PT. Asuransi Jiwasraya
profesional yang memiliki integritas dan tidak sekedar peduli pada pemegang saham tetapi
kompetensi di bidang asuransi dan juga pada semua pihak yang berkepentingan.
perencanaan keuangan. Data yang diperoleh penulis yaitu
 Berkomitmen mengembangkan agen yang penerapan prinsip-prinsip tata kelola Asuransi
memiliki dedikasi, kemampuan dan integritas Jiwasraya diwujudkan dengan 10 poin
sehingga perusahaan menjadi tempat pilihan implementasi tata kelola perusahaan. 10 poin
bagi agen yang ingin berkarier serta memiliki tersebut diantaranya adalah:
penghasilan tinggi.
1. Membayar deviden tahunan kepada
 Berpartisipasi mewujudkan peningkatan
Pemegang Saham.
kesejahteraan melalui kontribusi dalam
2. Memberikan bonus kepada karyawan.
proses pembangunan masyarakat.
 Membangun kemitraan yang saling 3. Membentuk Tim Pengadaan Barang dan
menguntungkan serta menciptakan sinergi Jasa untuk setiap kali pelaksanaan
bisnis untuk meningkatkan keunggulan pengadaan barang/jasa.
kompetitif perusahaan. 4. Rapat antar Komisaris dan Direksi minimal
 Meningkatkan penetrasi pasar dan kualitas setiap 1 (satu) bulan sekali, atau lebih yang
pelayanan kepada pelanggan secara lebih disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.
efisien dan efektif melalui multiple
5. Memberlakukan ketentuan underwriting
distribution channel seperti bancassurance,
dalam setiap proses pengakseptasian risiko.
direct marketing dan financial planning.

135 | J u r n a l E q u i l i b r i u m , V o l . 0 4 N o . 0 2 J u l i 2 0 1 4
Vol. 04 No. 02 Juli 2014 Halaman 131-146
Jurnal Equilibrium ISSN 2089-2152

6. Memenuhi ketentuan minimal tingkat (Persero) dapat menyelenggarakan RUPS


kesehatan perusahaan (RBC). Luar Biasa.
2. Dewan Komisaris
7. Melakukan pengalihan risiko kepada
Melakukan pengawasan secara umum
perusahaan Reasuransi.
dan/atau khusus serta memberikan nasehat
8. Memiliki Standard Operating Procedure
kepada Direksi dalam menjalankan
yang jelas untuk semua unit kerja.
perusahaan. Pengawasan dan pemberian
9. Menyampaikan segala informasi nasehat meliputi antara lain: pelaksanaan
perusahaan terkait dengan pelaksanaan tata rencana jangka panjang perusahaan, rencana
kelola perusahaan dapat di akses melalui kerja dan anggaran perusahaan serta
web site. ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar

10. Adanya program pengalihan Penagih perusahaan, keputusan RUPS dan peraturan

menjadi Unit Manager. perundang-undangan yang berlaku serta

Peranan Corporate dalam menerapkan memantau efektifitas praktek GCG

GCG disampaikan oleh Bapak Udin selaku staff perusahaan.

senior Pertanggungan, menyampaikan bahwa: Komposisi Dewan Komisaris

.....Perusahaan telah melengkapi pelaksanaan tata ditetapkan sedemikian rupa sehingga

kelola yang baik dengan struktur tata kelola memungkinkan pengambilan keputusan yang

yang baik... efektif, tepat dan cepat serta dapat bertindak

Struktur tata kelola yang baik yang dimaksud secara independen dalam arti tidak memiliki

adalah: kepentingan yang dapat menggangu

1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). kemampuannya dalam melaksanakan

Rapat Umum Pemegang Saham tugasnya secara mandiri dan kritis dalam

(RUPS) sebagai organ pemegang kekuasaan hubungan satu sama lain terhadap Direksi.

tertinggi dalam PT. Asuransi Jiwasraya Dewan Komisaris perusahaan saat ini terdiri

(Persero), dimana Komisaris dan Direksi dari 4 (empat) orang Komisaris yang

menyampaikan laporan dan dipimpin oleh Komisaris Utama yang

mempertanggungjawabkan segala tugas dan merangkap sebagai Komisaris Independen,

kewajibannya dalam hal pengawasan, sedangkan 3 (tiga) orang lainnya adalah para

pelaksanaan dan pengelolaan PT. Asuransi profesional dengan latar belakang keahlian

Jiwasraya (Persero) kepada pemegang saham, yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

diselenggarakan satu kali dalam satu tahun. Anggota Dewan Komisaris juga telah

Disamping RUPS Tahunan, sesuai dengan mengikuti proses penilaian dan kepatutan

kebutuhannya PT. Asuransi Jiwasraya terhadap kompetensi dan integritasnya oleh


Otoritas Pembina dan Pengawas. Dalam
melakukan pengawasan terhadap kebijakan

136 | J u r n a l E q u i l i b r i u m , V o l . 0 4 N o . 0 2 J u l i 2 0 1 4
Vol. 04 No. 02 Juli 2014 Halaman 131-146
Jurnal Equilibrium ISSN 2089-2152

Direksi dalam melaksanakan pengurusan c. Rapat antara Dewan Komisaris dengan


perusahaan serta memberi nasehat kepada Komite Audit
Direksi, Dewan Komisaris harus memenuhi 3. Direksi
prinsip-prinsip sebagai berikut : Direksi adalah organ Perseroan yang
a. Mematuhi ketentuan peraturan berwenang dan bertanggungjawab penuh atas
perundang-undangan, Anggaran Dasar pengurusan Perseroan untuk kepentingan
perusahaan dan keputusan-keputusan Perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan
RUPS, serta prinsip-prinsip Perseroan serta mewakili Perseroan baik di
profesionalisme, efisiensi, transparansi, dalam maupun di luar pengadilan sesuai
kemandirian, akuntabilitas, dengan ketentuan Anggaran Dasar. Dalam hal
pertanggungjawaban serta kewajaran. pengurusan perusahaan, Direksi bertindak
b. Melaksanakan tugas dengan penuh selaku pimpinan, serta wajib mencurahkan
tanggungjawab dan itikad baik untuk tenaga, pikiran, perhatian dan pengabdian
kepentingan dan usaha perusahaan. secara penuh pada tugas, kewajiban dan
c. Bertindak sewaktu-waktu untuk pencapaian tujuan perusahaan. Setiap anggota
kepentingan perusahaan dan Direksi bertanggungjawab penuh secara
bertanggungjawab kepada RUPS. pribadi apabila melakukan kesalahan atau
d. Dalam melakukan tindakan lalai dalam menjalankan tugasnya tersebut
kepengurusan, bagi Dewan Komisaris yang menyebabkan kerugian bagi perusahaan,
berlaku semua ketentuan mengenai hak, kecuali yang bersangkutan dapat
wewenang dan kewajiban Direksi membuktikan sebaliknya.
terhadap perusahaan dan pihak ketiga. 4. Komite-Komite
e. Pengawasan dilakukan tidak hanya Komite yang terdapat pada Asuransi
dengan memberikan atau tidak Jiwasraya terbagi dua, yaitu:
memberikan persetujuan atas tindakan- a. Komite di bawah dewan komisaris
tindakan Direksi yang memintakan (Komite Audit)
persetujuan Dewan Komisaris, tetapi Berdasarkan Keputusan Komisaris PT
pengawasan dilakukan secara proaktif Asuransi Jiwasraya (Persero) Nomor:
yang mencakup semua aspek bisnis 01/KEP.DK.0509 tanggal 29 Mei 2009
perusahaan. tentang pemberhentian dan pengangkatan
Penyelenggaraan rapat Dewan anggota-anggota Komite Audit
Komisaris paling sedikit setiap 1 (satu) bulan Perusaahaan Perseroan (Persero) PT.
sekali, yang terdiri dari : Asuransi Jiwasraya dan Audit Committee
a. Rapat intern Dewan Komisaris. Charter tanggal 28 Desember 2009,
b. Rapat antara Dewan Komisaris dengan Komite Audit mempunyai tugas :
Direksi.

137 | J u r n a l E q u i l i b r i u m , V o l . 0 4 N o . 0 2 J u l i 2 0 1 4
Vol. 04 No. 02 Juli 2014 Halaman 131-146
Jurnal Equilibrium ISSN 2089-2152

1) Melakukan identifikasi dan 8) Mengevaluasi kecukupan dan ketepatan


evaluasi/pengkajian atas hal-hal yang kebijakan investasi yang ditetapkan oleh
dianggap penting oleh Dewan Komisaris. perusahaan serta menilai pelaksanaannya.

2) Membantu Dewan Komisaris dalam 9) Melaksanakan tugas lain yang diberikan


mendorong terbentuknya sistem Dewan Komisaris sepanjang masih dalam
pengendalian internal yang memadai. lingkup tugas dan kewajiban Dewan
Komisaris.
3) Melakukan evaluasi atas sistem
pengendalian internal perusahaan sebagai Adapun peran dan tanggungjawab komite
upaya penyempurnaan, pengendalian dan audit yaitu:
penciptaan iklim disiplin guna
1) Terkait dengan Laporan Keuangan
meminimalisir terjadinya penyimpangan
(Financial Reporting).
dalam pengelolaan perusahaan.
a. Melakukan pengawasan proses
4) Meningkatkan efektivitas fungsi audit
pembuatan laporan keuangan
internal maupun audit eksternal dengan
dengan penekanan pada kepatuhan
cara menilai pelaksanaan kegiatan dan
terhadap standar dan kebijakan
hasil audit Divisi Satuan Pengawasan
akuntansi yang berlaku.
Intern maupun auditor eksternal, sehingga
b. Melakukan review atas laporan-
dapat mencegah pelaksanaan dan
laporan keuangan terhadap standar
pelaporan audit yang tidak memenuhi
dan kebijakan akuntansi serta
standar.
konsistensi terhadap informasi
5) Memberikan rekomendasi mengenai
yang dikeluarkan oleh perusahaan.
penyempurnaan sistem pengendalian
c. Melakukan pengawasan atas audit
internal perusahaan serta
eksternal, termasuk melakukan
implementasinya.
assessment mengenai kualitas jasa
6) Memastikan bahwa prosedur review
audit yang dilakukan dan
terhadap segala informasi yang
merekomendasikan kewajaran fee
dikeluarkan perusahaan telah berjalan
yang dibebankan oleh auditor
dengan baik.
eksternal.
7) Membantu Dewan Komisaris dalam
2) Terkait dengan Manajemen
memberikan masukan untuk
Pengendalian dan Risiko (Risk and
meningkatkan kualitas transparansi
Control Management).
Laporan Keuangan Tahunan perusahaan.
a. Melakukan pengawasan proses
manajemen risiko dan evaluasi

138 | J u r n a l E q u i l i b r i u m , V o l . 0 4 N o . 0 2 J u l i 2 0 1 4
Vol. 04 No. 02 Juli 2014 Halaman 131-146
Jurnal Equilibrium ISSN 2089-2152

pengendalian perusahaan, guna Corporate Governance)


memperkecil kemungkinan perusahaan.
terjadinya risiko dan dampak yang
e. Memonitor kepatuhan
ditimbulkan.
(compliance) terhadap peraturan
b. Melakukan pengawasan terhadap perundang-undangan maupun
cakupan audit internal dan audit peraturan lain yang berlaku bagi
eksternal dalam rangka memastikan perusahaan.
bahwa semua risiko utama dan
f. Meminta Auditor Internal
bentuk pengendaliannya telah
melaporkan secara tertulis setiap 6
dipertimbangkan secara seksama
(enam) bulan sekali mengenai
oleh para auditor, baik auditor
cakupan review terhadap praktik
internal maupun auditor eksternal.
GCG di perusahaan dan
c. Meyakini bahwa jajaran memberikan laporan.
manajemen telah melaksanakan 5. Komite Investasi
pengendalian risiko-risiko sesuai Dasar pembentukan Komite Investasi
dengan rekomendasi dari para adalah Keputusan Direksi Nomor:
auditor, baik auditor internal 087.SK.U.0413 tanggal 29 April 2013
maupun auditor eksternal. tentang Pembentukan Komite Investasi PT
Asuransi Jiwasraya (Persero).
3) Terkait dengan Good Corporate
Tujuan Pembentukan komite
Governance.
investasi adalah untuk lebih mengoptimalkan
a. Memastikan bahwa Direksi telah
hasil investasi dengan tetap memperhatikan
menetapkan nilai dan sasaran
prinsip prinsip Investasi yang sehat dan hati-
perusahaan dan
hati serta melibatkan lintas sektoral dalam
mensosialisasikannya kepada para
menetapkan kebijakan Investasi.
stakeholders.
Tugas dan Kewajiban Komite
b. Memastikan terpenuhinya aspek Investasi, adalah:
akuntabilitas pada setiap Business
1. Memantau pelaksanaan dan kegiatan
Process perusahaan.
investasi berdasarkan batasan-batasan
c. Melaksanakan pengawasan transaksi secara umum dengan tetap
terhadap proses dan implementasi mengacu pada pedoman Investasi yang
GCG di perusahaan. telah ditetapkan.

d. Memonitor kepatuhan terhadap 2. Melakukan monitoring atas pelaksanaan


kebijakan pendukung penerapan Investasi oleh Tim Pengelola Investasi
GCG (soft structure Good (Divisi Investasi) berdasarkan

139 | J u r n a l E q u i l i b r i u m , V o l . 0 4 N o . 0 2 J u l i 2 0 1 4
Vol. 04 No. 02 Juli 2014 Halaman 131-146
Jurnal Equilibrium ISSN 2089-2152

acuan/pedoman yang telah ditetapkan Kebijakan penyempurna berbagai


secara tertulis. peraturan perusahaan dalam rangka
memenuhi prinsip GCG terdiri dari :
3. Mengadakan pertemuan setiap bulan untuk
1. Code of Corporate Governance.
mengevaluasi pelaksanaan dan kegiatan
2. Audit Committe Charter.
investasi yang telah berjalan berdasarkan
3. Board Manual.
laporan hasil dan posisi investasi yang
4. Code of Conduct.
dibuat oleh Divisi Investasi serta program-
Perusahaan telah memiliki pedoman
program yang akan dilaksanakan
perilaku untuk memenuhi standar perilaku
selanjutnya.
terhadap semua pegawai sebagai bagian
4. Melakukan review atas hasil investasi
pemenuhan komitmen penerapan GCG
setiap bulan.
perusahaan. Standar perilaku tersebut
6. Satuan Pengawasan Intern (SPI)
diharapkan mampu menggerakkan kesadaran
SPI merupakan satuan unit kerja
seluruh karyawan perusahaan untuk
dalam organisasi PT Asuransi Jiwasraya
menghindari praktek-praktek penyimpangan
(Persero) yang bertugas membantu Direktur
norma-norma maupun pelanggaran hukum
Utama dan Komite Audit dalam menjalankan
yang bisa berdampak pada penurunan kinerja
fungsi pengawasan untuk mewujudkan
dan/atau citra dan reputasi perusahaan.
perusahaan yang sehat, tumbuh dan
Pedoman perilaku ini juga terus
berkembang secara wajar dan dapat
disempurnakan secara berkala sesuai dengan
menunjang perekonomian nasional.
kebutuhan perusahaan dan peraturan
Tugas audit SPI mencakup:
perundang-undangan yang berlaku. Hal-hal
pemeriksaan, pengkajian dan evaluasi atas
yang diatur dalam pedoman perilaku
kecukupan dan efektivitas sistem
menyangkut etika hubungan dengan berbagai
pengendalian internal perusahaan dan mutu
pihak yang terkait dengan operasional
kerja dari pelaksanaan tanggung jawab yang
perusahaan seperti :
ditetapkan.
a) Hubungan dengan perusahaan :
Asuransi Jiwasraya senantiasa
 Ketaatan terhadap hukum.
menekankan pentingnya pelaksanaan GCG
 Benturan kepentingan.
secara efektif. Menurut pernyataan ibu Ani
 Kerahasiaan dan pengungkapan
dari staff senior MA (Marketing Area):
informasi.
....Untuk mendukung implementasi tata
 Penyimpangan dan penyalahgunaan
kelola yang baik, Jiwasraya juga telah
aset.
menyusun dan memiliki perangkat lunak (soft
 Penggunaaan teknologi informasi.
structure) sebagai penyempurnaan prosedur-
 Kesehatan dan keselamatan kerja.
prosedur GCG...

140 | J u r n a l E q u i l i b r i u m , V o l . 0 4 N o . 0 2 J u l i 2 0 1 4
Vol. 04 No. 02 Juli 2014 Halaman 131-146
Jurnal Equilibrium ISSN 2089-2152

 Kontribusi dan aktivitas politik. a) Terciptanya tingkat kehematan


b) Hubungan dengan sesama pegawai. sumberdaya manusia yang optimal dan
c) Hubungan dengan agen. efektivitas hasil yang maksimal
d) Hubungan dengan penagih. (konstruktif).
e) Hubungan dengan pelanggan. b) Dimanfaatkannya rekomendasi Divisi
f) Hubungan dengan pemasok. Satuan Pengawasan Internal sebagai
g) Hubungan dengan mitra bisnis. penyempurnaan kebijakan dalam
h) Hubungan dengan pesaing. rangka mencapai tujuan organisasi
i) Hubungan dengan pejabat negara. (konsultatif).
j) Hubungan dengan masyarakat c) Terciptanya ketaatan pada kebijakan,
ketentuan dan peraturan yang
5. Kebijakan Pemberian dan Penerimaan ditetapkan (protektif).
Hadiah dan Suap. 7. Kebijakan Benturan Kepentingan.
Perusahaan menegaskan komitmennya untuk Direksi Perusahaan juga telah menerbitkan
mewujudkan praktik pengelolaan keputusan mengenai peraturan penanganan
perusahaan yang etis, fair dan transparan benturan kepentingan yang memuat: jenis
melalui keputusan Direksi tentang peraturan (pertimbangan kepegawaian, proses
pemberian dan penerimaan hadiah di pengadaan barang/jasa serta aktivitas
lingkungan perusahaan. Melalui surat sampingan), pengungkapan dan pelaporan
keputusan ini perusahaan menegaskan sikap serta sanksi-sanksinya.
dan menetapkan peraturan yang jelas dan 8. Kebijakan Kepatuhan Hukum dan Peraturan
tegas terhadap pemberian dan penerimaan Perundang-undangan.
hadiah yang meliputi: larangan suap, Berdasarkan wawancara yang diperoleh
pemberian donasi dan hadiah, berikut peneliti, Asuransi Jiwasraya telah
mekanisme pelaporan, pemeriksaan dan mempublikasikan informasi dengan tujuan
sanksi-sanksinya. untuk menjembatani komunikasi serta
6. Internal Audit Charter. membuka akses seluas-luasnya bagi para
Internal Audit Charter mengatur dengan pemangku kepentingan, perusahaan telah
jelas tentang kedudukan, ruang lingkup, hak memiliki website perusahaan yakni:
dan kewajiban, kewenangan, tanggungjawab http/www.jiwasraya.co.id yang dapat
profesi, metode kerja dan sistem pelaporan dipergunakan untuk mengakses berbagai
fungsional SPI sebagai pejabat yang informasi penting terkait dengan perusahaan:
independen dan profesional. Internal Audit seperti laporan keuangan perusahaan,
Charter sebagai pedoman yang mendukung informasi terkait dengan polis dan informasi
fungsi dan misi SPI guna mendorong: lainnya. Melalui website tersebut juga dapat
diakses informasi terkait profil perusahaan,

141 | J u r n a l E q u i l i b r i u m , V o l . 0 4 N o . 0 2 J u l i 2 0 1 4
Vol. 04 No. 02 Juli 2014 Halaman 131-146
Jurnal Equilibrium ISSN 2089-2152

produk dan kinerja Jiwasraya yang terus c. Auditor Eksternal tersebut harus bebas
menerus diperbaharui. Perusahaan juga dari pengaruh Komisaris, Direksi dan
menggunakan media-media lain untuk pihak yang berkepentingan lainnya di
penyebaran informasi perusahaan dan perusahaan.
produknya seperti : talk show, iklan media d. Auditor Eksternal harus memiliki akses
cetak dan audio visual, billboard, wall sign atas semua catatan akuntansi dan data
dan sebagainya. Sedangkan untuk penunjang yang diperlukan sehingga
komunikasi dan informasi internal memungkinkan memberikan
perusahaan, seluruh jajaran insan Jiwasraya pendapatnya tentang kewajaran, ketaat-
bisa mendapatkan informasi perusahaan azasan, dan kesesuaian laporan
melalui majalah dinding, dan jaringan situs keuangan perusahaan asuransi dengan
internal (corp mail, HCMIS). standar akuntansi keuangan Indonesia.
Dari hasil wawancara yang e. Auditor Eksternal tidak diperbolehkan
dilakukan peneliti, PT. Asuransi Jiwasraya memberikan jasa lain selain jasa audit.
memiliki Auditor Eksternal yang Perusahaan Asuransi Jiwasraya
bertanggung jawab atas opini terhadap pada tahun 2013 telah dilakukan penilaian
pemeriksaan laporan Keuangan dan Laporan (assessment) penerapan GCG oleh pihak
Manajemen lainnya yang dipersiapkan assessor independent untuk mengetahui
Direksi, Auditor Eksternal juga menjadi sejauh mana pelaksanaan dan
indikator bagi stakeholders dalam menilai implementasi prinsip-prinsip GCG telah
kondisi perusahaan. Hubungan perusahaan dijalankan perusahaan. Penilaian
dengan Auditor Eksternal harus memenuhi dilakukan dengan menggunakan
prinsip-prinsip sebagai berikut: metodologi assessment yang mengacu
a. Auditor Eksternal yang ditunjuk harus pada Kerangka Acuan Pelaksanaan
memiliki integritas dan reputasi yang Assessment dan Penerapan Good
baik, khusus untuk perusahaan Corporate Governance di BUMN dengan
Asuransi yang sahamnya tercatat di parameter baru sesuai dengan Keputusan
bursa, harus menunjuk Kantor Akuntan Sekretaris Kementerian BUMN Nomor:
Publik (KAP) yang terdaftar di SK-16/S/MBU/2012. Hasil assessement
Bapepam. yang dilakukan oleh pihak Konsultan
b. Penunjukan KAP dilakukan oleh RUPS Independen PT. Titian Usaha Kami pada
berdasarkan proses yang transparan tahun 2013 selaku assessor adalah 87,15
atas rekomendasi Komisaris atau atau mencapai kualifikasi SANGAT
Komite Audit setelah melalui seleksi BAIK.
berdasarkan kriteria dan ketentuan Dari hasil wawancara dan
perusahaan. kuesioner yang dibagikan kepada

142 | J u r n a l E q u i l i b r i u m , V o l . 0 4 N o . 0 2 J u l i 2 0 1 4
Vol. 04 No. 02 Juli 2014 Halaman 131-146
Jurnal Equilibrium ISSN 2089-2152

informan, maka penulis memperoleh keuangan yang diterbitkan dalam


informasi mengenai prinsip-prinsip GCG annual report tahunan.
yang diterapkan di Asuransi Jiwasraya 5. Asuransi Jiwasraya telah
yang antara lain : mempublikasikan informasi lain
a. Keterbukaan (Transparency) yang material.
1. Asuransi Jiwasraya 6. Asuransi Jiwasraya telah
mengungkapkan informasi menetapkan tujuan perusahaan
secara tepat waktu, memadai, dengan jelas.
jelas, akurat dan dapat b. Akuntabilitas (Accountability)
diperbandingkan serta mudah 1. Asuransi Jiwasraya sudah ada
diakses oleh pemangku pembagian tugas (job
kepentingan sesuai dengan description) yang jelas, sesuai
haknya. dengan fungsi dan kedudukannya
2. Asuransi jiwasraya telah masing-masing.
mengembangkan teknologi 2. Asuransi Jiwasraya telah
informasi manajemen untuk menetapkan penilaian kerja,
menyempurnakan kelengkapan untuk melakukan penilaian
informasi, keakuratan dan secara “fair” atas kinerja
ketepatan waktu dalam karyawan, perusahaan
penyediaan dan integrasi data menerapkan sistem manajemen
untuk kebutuhan bisnis. kinerja menggunakan
Penggunaan teknologi paper less performance management yang
juga telah mengubah sistem menerapkan penilaian
penyajian informasi menjadi berdasarkan aspek financial,
lebih komunikatif, efektif dan proses bisnis, pelayanan
efisien. pelanggan, kompetensi serta
3. Asuransi Jiwasraya telah inovasi. Performance
menerapkan manajemen resiko Management juga digunakan
dalam tingkatan perusahaan sebagai acuan penegakan disiplin
untuk meminimalkan berbagai agar tercipta iklim kerja yang
risiko yang dapat sehat dan kondusif sehingga
menggangu/mempengaruhi kebijakan reward dan
kinerja perusahaan. punishment bisa diterapkan
4. Asuransi Jiwasraya telah secara adil dan konsisten kepada
mempublikasikan informasi seluruh karyawan.

143 | J u r n a l E q u i l i b r i u m , V o l . 0 4 N o . 0 2 J u l i 2 0 1 4
Vol. 04 No. 02 Juli 2014 Halaman 131-146
Jurnal Equilibrium ISSN 2089-2152

3. Asuransi Jiwasraya memiliki kesalahan-kesalahan yang biasa


komite audit yang langsung timbul dari dalam perusahaan.
dibawahi oleh dewan komisaris. 2. Setiap informasi sudah
4. Asuransi Jiwasraya telah diungkapkan dan dipublikasikan
membentuk auditor internal dan secara wajar kepada stakehoders.
menetapkan kembali peran dan Informasi tersebut dapat diakses
fungsi auditor internal. di www.jiwasraya.co.id.
5. Asuransi Jiwasraya e. Kemandirian (Independency)
menggunakan auditor eksternal 1. Asuransi Jiwasraya dalam
yang berkualitas dan pengambilan keputusan tidak ada
menggunakan auditor eksternal pengaruh dan kepentingan dari
yang independen, yaitu auditor kelompok atau golongan
eksternal dari KAP yang tertentu.
terdaftar di Bapepam. 2. Asuransi Jiwasraya
c. Pertanggungjawaban (Responsibility) menggunakan tenaga ahli yang
1. Asuransi Jiwasraya bekerja secara profesional dan
mempertimbangkan independen, misalya auditor
tanggungjawab sosial dalam eksternal dari KAP yang
setiap program dan prosedur terdaftar di Bapepam.
perusahaan, tidak semata-mata 3. Asuransi Jiwasraya berusaha
mencari profit. untuk menghindari benturan
2. Asuransi Jiwasraya telah kepentingan dan memiliki
membuat peraturan-peraturan peraturan tentang benturan
dalam menghindari kepentingan tersebut.
penyalahgunaan kekuasaan,
Simpulan
dengan membuat pedoman
Berdasarkan hasil penelitian dan
prilaku bagi karyawan. Apabila
pembahasan, dapat ditarik kesimpulan bahwa
ada yang melanggar akan
penerapan Good Corporate Governance pada PT.
dikenakan sanksi.
Asuransi Jiwasraya (persero) telah tercapai, hal ini
3. Asuransi Jiwasraya berusaha
terlihat dari:
menciptakan lingkungan bisnis
a. Keterbukaan (Transparency)
yang baik dan terpercaya.
Perusahaan secara terbuka menyediakan
d. Kewajaran (Fairness)
informasi (secara akurat dengan tepat waktu)
1. Asuransi Jiwasraya telah
mengenai kinerja perusahaan, yang mana
membuat kebijakan untuk
memproteksi perusahaan dari

144 | J u r n a l E q u i l i b r i u m , V o l . 0 4 N o . 0 2 J u l i 2 0 1 4
Vol. 04 No. 02 Juli 2014 Halaman 131-146
Jurnal Equilibrium ISSN 2089-2152

informasi tersebut dapat diakses oleh dilakukan ini, yaitu hasil dari penelitian ini hanya
stakeholders dengan mudah. berasal dari satu perusahaan saja dengan fokus
b. Akuntabilitas (Accountability) pada perusahaan asuransi yang termasuk BUMN
Bentuk pertanggungjawaban perusahaan dan tidak menyangkut perusahaan asuransi selain
sudah diwujudkan dengan menyediakan BUMN. Penelitian yang akan datang diharapkan
seluruh perangkat pengawasan secara dapat melibatkan lebih banyak perusahaan
komperhensif serta siap untuk digugat sesuai asuransi dan dengan berbagai model, baik BUMN
peraturan dan regulasi yang berlaku. maupun swasta.
c. Pertanggungjawaban (Responsibility)
Daftar Pustaka
Perusahaan selalu berusaha untuk menjadikan
Ardianingsih, Arum. 2012. Analisis Mekanisme
perusahaan berkategori sehat serta memiliki
Corporate Governance Pada
nilai tambah bagi masyarakat sekitar Pemberian Opini Audit dengan Penjelasan
Going Concern. Jurnal Ekonomi dan
perusahaan.
Bisnis (Online) Vol 11, No 1
d. Kewajaran (Fairness) (http://portalgaruda.org/download_article),
(diakses 25 Oktober 2013).
Informasi diungkapkan dan dipublikasikan
secara wajar kepada stakeholders, perusahaan Basrowi & Sukidin. 2002. Metode Penelitian
Kualitatif Perspektif Mikro. Surabaya:
juga membuat kebijakan untuk memproteksi
Insan Cendekia.
perusahaan dari kesalahan-kesalahan yang
Cahyaningsih & Venty. 2011. Pengaruh
biasa timbul dari dalam perusahaan.
Mekanisme Corporate Governance Dan
e. Kemandirian (Independency) Karakteristik Perusahaan Terhadap
Pengungkapan Tanggung jawab Sosial.
Perusahaan menggunakan tenaga ahli yang
Jurnal Siasat Bisnis (Online), Vol 15, No
bekerja secara profesional dan independen, 2. (http://fecon.uii.ac.id), (diakses 20
Januari 2013).
dan memiliki peraturan tentang benturan
Febriyanti, Diah. 2010. Good Corporate
kepentingan. Governance Sebagai Pilar Implementasi
Corporate Social Responsibility (Studi
Saran Kasus pada PT.Bank X, Tbk). Skripsi
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Berdasarkan penelitian atas penerapan Universitas Diponegoro.
Good Corporate Governance pada PT. Asuransi
Hery. 2010. Potret Profesi Audit Internal.
Jiwasraya (persero) di Kota Palopo, maka peneliti Bandung : Alfabeta.
mengajukan saran sebagai bahan pertimbangan
http://jhohandewangga.wordpress.com. 27
yaitu agar PT. Asuransi Jiwasraya (persero) tetap Februari 2012. Makalah Tentang
Asuransi. (diakses 31 Januari 2014).
menerapkan prinsip-prinsip GCG bahkan
menyempurnakannya dengan kebijakan-kebijakan http://www.jiwasraya.co.id
yang dibuat perusahaan.
Jama’an. 2008. Pengaruh Mekanisme Corporate
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan agar Governance, dan Kualitas Kantor Akuntan
Publik Terhadap Integritas Informasi
dapat lebih mengembangkan penelitian yang telah
Laporan Keuangan (Studi Pada

145 | J u r n a l E q u i l i b r i u m , V o l . 0 4 N o . 0 2 J u l i 2 0 1 4
Vol. 04 No. 02 Juli 2014 Halaman 131-146
Jurnal Equilibrium ISSN 2089-2152

Perusahaan Publik di BEJ). Tesis


Program Studi Magister Sains Akuntansi Triyuwono, Iwan. 2013. Makrifat Metode
Pascasarjana Universitas Diponegoro, Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Untuk
Semarang. Mengembangkan Disiplin Akuntansi,
Simposium Nasional Akuntansi XVI,
Keputusan Menteri BUMN No Kep-117/M- September.
MBU/2002 tentang penerapan praktik
Good Corporate Governance pada Zarkasyi, Moh. Wahyudin. 2008. Good Corporate
BUMN. Jakarta: Kementerian BUMN. Governance Pada Badan Usaha
Manufaktur, Perbankan, dan Jasa
Nuryanah. 2004. Analisis Ketaatan Emiten Keuangan Lainnya. Bandung: Alfabeta.
terhadap Board Governance. Studi Kasus
Tahun 2002, Simposium Nasional
Akuntansi VII, Desember, Hal 246-255.

Oktafia, Yufenti. 2010. Pengaruh Good Corporate


Governance Terhadap Manajemen Laba.
(Online), (http://ejournal.uin-
malang.ac.id), (diakses 25 Oktober 2013).

Pasorong, Andrew Mikha. 2012. Evaluasi


Penerapan Prinsip-prinsip Good
Corporate Governance Terhadap
Prosedur Pemberian Kredit Pada
Lembaga Perbankan (Studi Empiris Pada
PT. Bank Central Asia (Persero) Tbk).
Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Hasanuddin.

Sekaran, Uma. 2006. Research Methods For


Busines. Buku 1, edisi 4, Jakarta: Salemba
Empat.

. 2006. Research Methods


For Busines. Buku 2, edisi 4, Jakarta:
Salemba Empat.

Sundayani, Lilir. 2013. Pengaruh Audit Internal


Terhadap Penerapan Good Corporate
Governance (GCG). Skripsi Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Pasundan Bandung.

Susiana. & Herawaty, A. 2007. Analisis Pengaruh


Independensi, Mekanisme Corporate
Governance dan Kualitas Audit terhadap
Integritas Laporan Keuangan, Simposium
Nasional Akuntansi X, Juli, Hal. 1-31.

Tadikapury, Violetta Jingga. 2011. Penerapan


Good Corporate Governance.Skripsi
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Hasanuddin.

146 | J u r n a l E q u i l i b r i u m , V o l . 0 4 N o . 0 2 J u l i 2 0 1 4

Anda mungkin juga menyukai