589 1614 2 PB
589 1614 2 PB
1 Tahun 2010
Bakti Sukwanto
Taufik Siregar
ABSTRAK
Penyelesaian sengketa bisnis dengan cara konvensional melalui
pengadilan litigasi sudah mulai ditinggalkan. Pengadilan dianggap sudah tidak
efektif dan efisien lagi serta tidak profesional serta menempatkan para pihak yang
bersengketa pada sisi yang bertolak belakang, satu pihak sebagai pemenang dan
satu pihak lagi sebagai pihak yang kalah. Alternatif penyelesaian sengketa bisnis
yang saat ini diminati adalah Arbitrase, dimana proses ini para pihak saling
mengemukakan masalahnya kepada pihak ketiga yang netral (wasit) dan
memberinya wewenang untuk mengambil keputusan. Arabitrase lebih
menguntungkan karena prosedurnya sederhana ,waktu cepat dan biaya lebih
murah, kerahasiaan terjaga, keputusan cepat, pleksibel dan bebas memilih
arbiternya. Disamping itu arbitrase juga memilih kelemahan diantaranya tidak ada
kewenangan politik, kurang power, tidak mengenal preseden hukum (legal
precedent). Namun ada keistimewaan arbitrase dibanding dengan pengadilan
adalah proses penyelesaiaan nya tidak mengenal upaya hukum banding, kasasi
atupun peninjauan kembali kerena putusannya bersifat final and binding (upaya
terakhir dan mengikat). Kenyataannya pelaksanaan keputusan Arbitrase
khususnya putusan Arbitrasse Internasional belum sepenuhnya dapat dijalankan di
Indonesia, salah satu contoh kasus yang menjadi objek penelitian adalah kasus
PERTAMINA melawan Karaha Bodas Company LLC.
1
Mercatoria Vol. 3 No. 1 Tahun 2010
kepada pokok sengketa, yang secara tertulis oleh para pihak yang
mereka setujui sebelumnya bersengketa”
untuk menerima keputusan
tersebut sebagai upaya terakhir II.A Kelebihan Arbitrase
dan mengikat).2 Dibandingkan dengan
pengadilan konvensional, maka
Arbitrase menurut Steven H. Gifis :‟ arbitrase mempunyai kelebihan atau
“ Arbitration is a submission of keuntungan, antara lain: 5
controversies, by agreement of 1. Prosedur tidak berbelit dan
the parties there, to persons keputusan dapat dicapai dalam
chosen by themselves for waktu relatif singkat.
determination “ (Suatu 2. Biaya lebih murah.
pengajuan sengketa, 3. Dapat dihindari expose dari
berdasarkan perjanjian antara keputusan didepan umum.
para pihak, kepada orang-orang 4. Hukum terhadap prosedur dan
yang dipilih sendiri oleh pembuktian lebih relaxs.
mereka).3 5. Para pihak dapat memilih
hukum mana yang diperlukan
Arbitrase menurut BLACK’S Law oleh arbitrase
Dictionary : 6. Para pihak dapat memilih
“ A process of dispute sendiri arbiternya
resulution in which a neutral 7. Dapat dipilih para arbiter dari
third party (arbitrator) renders kalangan ahli dalam bidangnya.
a decision after a hearing at 8. Keputusan dapat lebih terkait
which both parties have an dengan situasi dan kondisi.
opportunity to be heard. Where 9. Keputusannya umumnya final
arbitration is voluntary, the and binding (tanpa harus
disputing parties select the banding atau kasasi)
arbitrator who has power to 10. Keputusan arbitrase umumnya
render a biding decision”.4 dapat diberlakukan dan
dieksekusi oleh pengadilang
Arbitrase menurut Undang-Undang
dengan sedikit atau tanpa
Nomor 30 Tahun 1999, pasal 1 ayat
review sama sekali.
(1):
11. Proses/prosedur arbitrase lebih
“Arbitrase adalah cara
mudah dimengerti oleh
penyelesaian suatu sengketa perdata
masyarakat luas
diluar peradilan umum yang didasarkan
12. Menutup kemungkinan untuk
pada Perjanjian Arbitrase yang dibuat
dilakukan “forum shopping”.
2
Huala, Adolf, “Arbitrase Komersial II.B Kekurangan Arbitrase
Internasional”, PT. Raya Grafindo, Jakarta, Disamping kelebihan-
2002, halaman 11. kelebihan, arbitrase juga memiliki
3
Munir, Fuady, “Arbitrase Nasional”, kekurangan-kekurangan, antara lain
PT Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003,
halaman 12, dimana dijelaskan pengertian
sebagai berikut:6
Arbitrase menurut Steven H Gifis, “Law
Dictionary”, New York USA: Barron‟s
Educational Series Inc, 1984.
4
Hendry Campell Black, “Black Law
5
Dictionary”, St Paul, Minn West Publishing, Munir Fuady, Op. Cit, halaman 94.
6
CO, 1990, halaman, 105. Munir, Fuady, Ibid, halaman 95.
2
Mercatoria Vol. 3 No. 1 Tahun 2010
7 8
Yahya Harahap, “Arbitrase”, Sinar . Yahya Harahap, Arbitrase, Sinar
Grafika, Jakarta, 2003, halaman 1. Grafika, Jakarta, 2003, halaman 2.
3
Mercatoria Vol. 3 No. 1 Tahun 2010
4
Mercatoria Vol. 3 No. 1 Tahun 2010
5
Mercatoria Vol. 3 No. 1 Tahun 2010
6
Mercatoria Vol. 3 No. 1 Tahun 2010
7
Mercatoria Vol. 3 No. 1 Tahun 2010
8
Mercatoria Vol. 3 No. 1 Tahun 2010
9
Mercatoria Vol. 3 No. 1 Tahun 2010
10
Mercatoria Vol. 3 No. 1 Tahun 2010
11
Mercatoria Vol. 3 No. 1 Tahun 2010
12
Mercatoria Vol. 3 No. 1 Tahun 2010
13
Mercatoria Vol. 3 No. 1 Tahun 2010
14
Mercatoria Vol. 3 No. 1 Tahun 2010
15
Mercatoria Vol. 3 No. 1 Tahun 2010
16
Mercatoria Vol. 3 No. 1 Tahun 2010
17
Mercatoria Vol. 3 No. 1 Tahun 2010
18
Mercatoria Vol. 3 No. 1 Tahun 2010
19