Anda di halaman 1dari 3

GEREJA SEL – (week 2)

PENGERTIAN GEREJA SEL

Kisah Para Rasul 2:41-47


Gereja Sel:
1. Church of cell groups or church with cell groups?
2. Cell church or house church?
3. Cell groups or small groups?

1. Apakah Gereja Sel hanya sebuah ide baru, sebuah trend, atau sesuatu yang mendasar yang
ingin Tuhan lakukan di gereja-gereja di seluruh dunia?
2. Apakah perbedaan antara gereja sel dengan memiliki kelompok-kelompok kecil di gereja?
3. Apakah sebenarnya gereja sel itu?
Mungkin pertanyaan-pertanyaan ini mirip dengan apa yang ada dalam benak Anda selama 30 tahun
terakhir atau lebih. Banyak gereja-gereja; biasanya gereja baru; yang dimulai dari rumah seseorang
dan sekarang termasuk hampir semua denominasi telah memiliki kelompok-kelompok kecil sebagai
bagian dalam struktur mereka.

Selama tahun-tahun itu gereja telah memandang enteng kelompok-kelompok kecil itu dan mereka
telah menyimpang kepada apa yang disebut “mati suri”. Kadang-kadang kelompok-kelompok kecil itu
hanyalah perkumpulan sosial belaka, bahkan menjadi sangat tertutup sehingga mereka menjadi
eksklusif, atau dalam situasi lain mereka menjadi seperti ibadah gereja kecil dan menjadi
membosankan.

Hal ini telah menuju situasi dimana banyak orang merasakan bahwa kelompok kecil adalah hal yang
penting tapi pada saat yang sama adalah sesuatu yang membuat frustasi. Terdapat keinginan untuk
mendapatkan sesuatu yang segar dan baru. Jadi, apa itu gereja sel dan bagaimana gereja sel dapat
mengatasi masalah yang telah terjadi seperti dalam kelompok-kelompok kecil tadi selama beberapa
tahun ini?

Konsep sel mulai menghilang dari latar belakangnya; akar dalam Alkitab:
Gereja sel mengambil deskripsi gereja yang dapat kita temukan dalam Kisah Para Rasul, dimana kita
melihat gereja berada di ibadah besar (apakah itu di kuil atau di tempat lain) dan juga berada dalam
konteks 'rumah ke rumah' (yang berarti ibadah kecil). Keduanya adalah 'gereja', tetapi selama ratusan
tahun penekanan kita selalu (bahkan terkadang harus) pada ibadah yang besar.

Kita dapat melihat bahwa sekalipun kita dapat melakukan beberapa dari hal itu dalam konteks ibadah
besar, pada kenyataannya kita membutuhkan ibadah -sel- yang kecil agar dapat membantu kita untuk
melakukan hal-hal dengan lebih radikal. Gereja sel mencari kesempatan untuk mempraktekkan
tatanan nilai dan struktur tujuan yang jelas sehingga dapat memenuhi perintah Kristus.

Kisah Para Rasul 2:41-47


Kenapa gereja di zaman para Rasul sangat menggairahkan?

Pengertian Gereja Sel:

1
Gereja adalah komunitas anggota tubuh Kristus yang tersebar di seluruh wilayah dan tempat dimana
orang-orang percaya membangun kehidupan ibadah dan pengenalan kepada Tuhan.

Sel sebagai strategi penjangkauan jiwa-jiwa serta pendewasaan jemaat didalam pengenalan akan
Tuhan. Sifat praktis dan fleksibilitas yang memberikan kemudahan didalam memberikan pelayanan
karena tidak dibatasi oleh ruang lingkup struktural dan rutinitas yang bersifat formal lebih
memungkinkan bagi Gereja Sel untuk menjangkau segala lapisan masyarakat dan lingkungan jemaat
berada.

Gereja diartikan sebagai Jemaat Kristus, yaitu perhimpunan orang yang telah bertobat dari dosa-dosa
mereka dan percaya kepada Yesus Kristus. Mereka telah dilahirkan kembali oleh Roh Kudus, dan
dipersatukan dengan Kristus sebagai Kepala Gereja.

Dalam Bahasa Indonesia: Gereja diartikan secara khusus sebagai kelompok orang yang berkumpul
untuk beribadah. Makna Gereja tidak ditekankan pada gedung tempat mereka berkumpul, tetapi pada
sekelompok orang yang berkumpul untuk beribadah.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua (1995), jemaat atau jemaah adalah kumpulan
orang banyak kumpulan orang beribadah; sehimpunan orang Kristen.

Sedangkan “umat” berarti “para penganut suatu agama”.

Pada umumnya, gambaran tentang Gereja selama ini hanya terfokus pada gedung yang digunakan
oleh orang Kristen untuk kegiatan keagamaan. Fungsi gereja sama dengan tempat ibadah agama
agama yang lain.

Gereja:

Gereja dalam Perjanjian Lama (Keluaran 12:6, Bilangan 14:5, Yeremia 26:17).
Kitab Perjanjian Lama menggunakan dua istilah untuk menunjuk Gereja:
1. Pertama, qahal yang berasal dari akar kata yang sudah tidak dipakai lagi; yaitu qal yang
berarti memanggil.
2. Kedua, edhah yang berasal dari kata ya’adh yang berarti memilih, menunjuk, atau berkumpul
bersama di satu tempat yang telah ditunjuk. Edhah sebenarnya berarti berkumpul karena sudah
ada perjanjian.
3. Bangsa Israel menggunakan kata edhah untuk menunjuk bangsanya sendiri yang dibentuk oleh
anak-anak Israel atau dari dua belas suku Israel, baik yang bergabung bersama maupun yang
tidak.
4. Di sisi lain, kata qahal juga menunjukkan dengan tepat arti sesungguhnya pertemuan bersama
suatu umat. Apabila dua kata itu digabungkan akan menjadi qahal edhah yang berarti
kumpulan jemaat.

Pemahaman tentang arti Gereja masih belum lengkap sebelum kita melihatnya dalam konteks
Perjanjian Lama. Dalam Perjanjian Lama memang tidak ada istilah “Gereja”, yang menjelaskan umat
Allah atau jemaat. Namun, dalam Kisah Para Rasul 7:38, Stevanus menggunakan kata “ekklesia”

2
untuk menjelaskan jemaat yang berada di padang gurun. Ini berarti Allah sudah membentuk
“pengikut-Nya” sejak zaman Abraham, dan kemudian pada zaman Nabi Musa.

Gereja dalam Perjanjian Baru (Matius 4:23; Kisah Para Rasul 13:43; Wahyu 2:9; 3:9; Roma
8:24; Efesus 4:12):
Dalam Perjanjian Baru juga terdapat dua kata yang diambil dari Septuaginta:
1. Pertama: ekklesia yang berasal dari kata ek dan kaleo yang berarti memanggil keluar.
2. Kedua: sunagoge yang berasal dari kata sun dan ago yang berarti datang atau berkumpul
bersama.

Kata sunagoge secara khusus menunjuk pada pertemuan ibadah orang Yahudi atau bangunan tempat
mereka beribadah secara umum. Meskipun dalam beberapa hal kata ekklesia hanya menunjuk pada
pertemuan secara umum. Namun, dalam Perjanjian Baru istilah itu secara umum menunjuk kepada
Gereja. Oleh karena pengertian Gereja merupakan konsep yang memiliki banyak sisi, maka apabila
kata ekklesia yang digunakan kalau menunjuk pada gereja tidak selalu memiliki konotasi yang sama.

Kata Gereja yang digunakan dalam Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Portugis yaitu:
1. Igreya yang artinya Sekawanan Domba yang dipimpin oleh seorang gembala.
2. Kuriake berarti orang-orang yang dipanggil untuk menjadi milik Kristus (Kurios), dan
memuliakan nama-Nya.
3. Hal ini berarti Gereja bukanlah organisasi yang didirikan oleh dan untuk sekelompok orang
tertentu, melainkan orang-orang yang telah terpanggil dan dikumpulkan oleh Tuhan sendiri
(Roma 8:24 dan Efesus 4:12).

Anda mungkin juga menyukai