Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun


1945, dibentuk pemerintahan negara yang bertugas untuk memajukan kesejahteraan umum
dan mencerdasakan kehidupan bangsa secara internal. Kemudian sebagai pelaksana
pemerintahan, kurang dari 10% raktyat Indonesia diamanatkan untuk menjalankan tugas
sebagai Aparatur Sipil Negara. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara yang kemudian disingkat ASN, ASN adalah profesi
bagi Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang bekerja
pada instansi pemerintah.
Aparatur Sipil Negara (ASN) diharapkan dapat menjadi motor penggerak untuk
meraih keberhasilan bangsa Indonesiasesuai tujuan nasional bangsa Indonesia yang tertera
dalam pembukaan UUD 1945 adalah “memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa”. Salah satu upaya untuk memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa dilakukan melalui pelayanan kesehatan yang
holistik.Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan kerjasama antar berbagai aspek dalam
Pemerintah Indonesia. Oleh karena itu perlu dibangun Aparatur Sipil Negara (ASN) yang
memiliki integritas, profesional, netralitas dan bebas dari segala bentuk intervensi politik,
bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta mampu menyelenggarakan
pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat
persatuan dan kesatuan bangsa.
Langkah strategis yang diterapkan pemerintah dalam rangka rekrutmen ASN yang
profesional adalah Pelatihan Dasar CPNS yang di singkat Latsar CPNS. Dalam Peraturan
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2018 tercantum aturan
mengenai pelatihan dasar calon pegawai negeri sipil Golongan III yang menerapkan
metode baru. Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di lingkungan Dinas Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang pada tahun 2019 ini, sesuai dengan peraturan harus melalui beberapa
pembekalan berupa pendidikan dan latihan. Salah satu pendidikan dan latihan yang dilalui
adalah Pelatihan Dasar (Latsar) dimana CPNS ditugaskan untuk menyusun Laporan
Aktualisasi selama melaksanakan Habituasi di Unit Organisasi. Aktualisasi
menerjemahkan teori ke dalam praktek, mengubah konsep menjadi konstruksi, menjadikan
1
gagasan sebagai kegiatan (realita). Sedangkan Habituasi adalah sebagai suatu proses
pembiasaan pada/atau dengan “sesuatu” supaya menjadi terbiasa atau terlatih melakukan
“sesuatu” yang bersifat intristik pada lingkungan kerjanya. Rancangan aktualisasi
mengangkat sebuah isu yang menjadi kebutuhan organisasi dalam menjalankan tugas dan
fungsinya
Peserta diklat mengikuti proses pembelajaran selama 51 hari kerja dengan 18 hari
kerja pembelajaran on campus dengan agenda Kurikulum Sikap Perilaku Bela Negara,
Nilai-nilai Dasar PNS, Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI, 32 hari kerja
pembelajaran luar Kelas/off campusyaitu agenda Habituasi agar peserta melakukan proses
aktualisasi melalui pembiasaan diri terhadap kompetensi yang telah diperoleh melalui
berbagai mata pelatihan yang telah dipelajari. Nilai-nilai dasar tersebut adalah modal
penting bagi seluruh ASN khususnya tenaga teknis dalam melaksanakan Tugas Pokok dan
Fungsinya untuk mendukung terwujudnya sistem pelayanan publik di bidang teknis yang
profesional, tranparan dan akuntabel.

B. TUJUAN DAN MANFAAT


1. Tujuan Aktualisasi
a. Tujuan umum
Adapun tujuan umum aktualisasi pada kegiatan pelatihan dasar CPNS Golongan
III adalah mengidentifikasikan Nilai-nilai Dasar Profesi PNS, Peran dan
Kedudukan PNS dalam NKRI serta mengaktualisasikannya.
b. Tujuan khusus
Sedangkan tujuan khusus yang hendak dicapai adalah sebagai berikut:
a. Memahami konsepsi pembelajaran habituasi;
b. Memahami tahapan kegiatan pembelajaran aktualisasi; dan
c. Melaksanakan tahapan pembelajaran aktualisasi:
1) Menyusun rancangan aktualisasi;
2) Mempresentasikan rancangan aktualisasi;
3) Melaksanakan aktualisasi;
4) Menyusun laporan aktualisasi;
5) Mempresentasikan laporan aktualisasi.

2
2. Manfaat Aktualisasi
Diharapkan dengan terlaksananya kegiatan ini dapat memberi manfaat bagi
peserta dalam mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS (Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) serta kedudukan dan peran PNS
dalam NKRI (Whole of Government, Managemen ASN dan Pelayanan Publik) yang
mendasari kegiatan bermanfaat bagi stakeholder dan/ atau pimpinan, berkontribusi
terhadap pencapaian visi, misi dan tujuan organisasi serta memperkuat nilai
organisasi.

C. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN AKTUALISASI


Untuk Agenda Aktualisasi ini akan dilaksanakan di UPT Puskesmas Baranti
Kabupaten Sidenreng Rappang mulai tanggal 4 Februari 2020 sampai 29 Maret 2020.

3
BAB II
GAMBARAN UMUM UNIT KERJA DAN
NILAI-NILAI DASAR ASN
A. GAMBARAN UMUM

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan bagian integral dari


pelayanan kesehatan. Setiap dekade fungsi puskesmas terus berkembang yang semula
sebagai tempat untuk pengobatan penyakit dan luka-luka kini berkembang kearah
kesatuan upaya pelayanan untuk seluruh masyarakat yang mencakup aspek promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif.

Pusat Kesehatan Masyarakat adalah satu kesatuan organisasi fungsionil yang


langsung memberikan pelayanan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam suatu
wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan pokok (Azwar, 1999)

Di Indonesia Pusat Kesehatan Masyarakat merupakan tulang punggung


pelayanan kesehatan tingkat pertama dengan wilayah kerja tingkat kecamatan atau pada
suatu daerah dengan jumlah penduduk 30.000 - 50.000 jiwa (Entjang, 2000). Puskesmas
adalah salah satu alternatif utama dalam pemilihan pelayanan kesehatan, tetapi sampai
saat ini pemanfaatan pelayanan puskesmas masih rendah.

Meskipun sarana pelayanan kesehatan dasar milik pemerintah seperti


Puskesmastelah terdapat disemua kecamatan dan ditunjang paling sedikit oleh tiga
puskesmas pembantu, namun upaya kesehatan belum dapat dijangkau oleh masyarakat.
Indonesia masih menghadapi permasalahan pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan,diperkirakan hanya 30% penduduk yang memanfaatkan pelayanan Puskesmas
danPuskesmas Pembantu (Depkes RI, 2004).

Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (2007) menunjukkan


sekitar33% penduduk yang sakit berobat ke Puskesmas, sedangkan layanan kesehatan
lain yangdituju adalah praktik dokter, poliklinik dan rumah sakit swasta. Rendahnya
pemanfaatanpelayanan Puskesmas tersebut mungkin dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranyaadalah umur, pengetahuan, status pendidikan, ekonomi, jarak, waktu tempuh,
perilakupetugas kesehatan, kebutuhan kesehatan dan stigma atau pengaruh luar terhadap
pelayanan Puskesmas .

4
Menurut Wibowo (2010) stigma adalah ciri negatif yang menempel pada
pribadiseseorang karena pengaruh lingkungannya, Sedangkan stigma pelayanan
kesehatanadalah anggapan buruk/negatif yang diterima oleh individu terkait hal yang
berhubungandengan pelayanan kesehatan khususnya Puskesmas.

Pembangunan bidang kesehatan juga menjadi perhatian penting dalam


komitmen internasional, yang dituangkan dalam Millennium Development Goals
(MDGs). Dalam MDGs terdapat target yang terkait langsung dengan bidang kesehatan
yaitu menurunkan angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi HIV
dan AIDS, malaria serta penyakit lainnya, serta target lainnya yang tidak terkait
langsung yaitu memberantas kemiskinan dan kelaparan ekstrem dan mendorong
kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.
Dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan, perlu adanya data dan
informasi sebagai acuan utama dalam membuat perioritas kegiatan dalam mengintervensi
suatu masalah kesehatan, agar pembangunan kesehatan secara adil, bermanfaatkan serta
berhasil guna dan berdaya guna.Salah satu sarana yang dapat digunakan untuk
melaporkan hasil pemantauan terhadap pencapaian Kabupaten Sehat dan hasil kinerja
dari penyelenggaraan pelayanan minimal adalah Profil Kesehatan Kabupaten.
Profil Kesehatan Puskesmas Baranti bertujuan untuk memberikan sedikit
gambaran tentang kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Baranti Kecamatan Baranti
dalam rentang waktu selama setahun, dan dalam rangka upaya meningkatkan
kemampuan manajemen kesehatan di Pukesmas, Kesehatan secara berhasil-guna dan
berdaya-guna yang bermuara pada mendukung upaya meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan yang optimal kepada masyarakat, paling tidak secara maksimal. Sedangkan
tujuan lainnya adalah untuk mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan sesuai
dengan Visi dan misi Bupati Kabupaten Sidenreng Rappang mengutamakan
pembangunan dibidang kesehatan yang merupakan kebutuhan dasar masyarakat untuk
meningkatkan kualitas hidup dengan pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).Oleh
karenanya penyajian Profil Kesehatan ini menjadi sangat penting untuk mendukung
kebutuhan informasi, pemantauan, dan evaluasi program pembangunan kesehatan dan
sebagai pedoman untuk perencanaan kegiatan upaya kesehatan berikutnya.Jelasnya
sistematika penyajian Profil Kesehatan Puskesmas Baranti Tahun 2019 ini adalah dalam
bentuk narasi dan tabel.

5
B. STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS BARANTI KABUPATEN SIDRAP

Kepala Puskesmas

Kabag.Tata Usaha

Penanggung Jawab Usaha Kesehatan Penanggung Jawab Usaha Kesehatan Penanggung jawab Pelayanan Puskesmas
Masyarakat dan Perkesmas Perorangan Kefarmasian dan Lab. & Jajaring Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Pelayanan Pemeriksaan Umum


UKM Esensial & Perkesmas UKM Pengembangan Pelayanan Kesehatan Gigi & Mulut Pustu Tonrong rijang

Pelayanan Promosi
Pelayanan kesehatan Jiwa Pelayanan KIA-KB Pustu Tonronge
Kesehatan termasuk UKS

Pelayanan Gawat Darurat Bidan Desa Kel. Baranti


Pelayanan Kesehatan Lingk. Pelayanan Kesehatan Gigi
masyarakat
Pelayanan Gizi Bidan Desa Kel. Duampanua
Pelayanan KIA-KB
Yankestradkom
Pelayanan Gizi Pelayanan Persalinan/ Nifas Bidan Desa Passeno
Pelayanan Kesehatan Olahraga
Pelayanan Pencegahan & Pelayanan Rawat Inap Bidan Desa Sipodeceng
pengendalian Penyakit Pelayanan Kesehatan Indra
Pelayanan Kefarmasian
Pelayanan Perkesmas Pelayanan Kesehatan Lansia
Pelayanan Laboratorium
Pelayanan Kesehatan Kerja

6
C. VISI DAN MISI
Visi
Terwujudnya masyarakat sehat jasmani dan rohani serta mandiri di wilayah
Puskesmas Baranti
Misi
1. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
bermutu dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
2. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam perencanaan pembangunan
kesehatan.
3. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat agar mau dan mampu
menolong dirinya dalam permasalahan kesehatan dan bencana.
D. TATA NILAI
1. KEDISIPLINAN
- Disiplin waktu melaksanakan tugas
- Disiplin dalam berpakaian
- Disiplin dalam melaksanakan kegiatan sesuai SOP
2. KEBERSIHAN
- Selalu menjaga kebersihan dimanapun berada
3. KEBERSAMAAN
- Bekerja sama dengan Lintas Program dan Lintas Sektor
E. MOTTO
Kepuasan pelanggan adalah tujuan kami bekerja dengan cara :
1. Memberi pelayanan dengan 6S (Salam, Sapa, Senyum, Sopan, Santun Dan
Sentuh)
2. Bekerja secara cepat, tepat dan Profesional.

7
F. NILAI-NILAI DASAR PNS
Dalam materi Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III, disebutkan
bahwa PNS yang profesional adalah PNS yang karakternya dibentuk oleh nila–nilai dasar
profesi PNS sehingga mampu melaksanakan tugas dan perannya secara profesional
sebagai pelayan masyarakat. Nilai–nilai dasar yang dimaksud adalah Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA).
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi
untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Amanah seorang PNS
adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik. Nilai-nilai publik tersebut antara lain
adalah:
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor, kelompok,
dan pribadi;
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan PNS dalam politik praktis;
c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pelayanan publik;
d. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan sebagai
penyelenggara pemerintahan.
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama, yaitu untuk menyediakan
kontrol demokratis (peran demokratis); untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan
kekuasaan (peran konstitusional); dan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
(peran belajar).

Akuntabilitas publik terdiri dari dua macam, yaitu: akuntabilitas vertikal


(pertanggungjawaban kepada otoritas yang lebih tinggi) dan akuntabilitas horisontal
(pertanggungjawaban pada masyarakat luas).
Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor publik yang akuntabel, maka
mekanisme akuntabilitas harus mengandung dimensi akuntabilitas kejujuran dan
hukum, akuntabilitas proses, akuntabilitas program, dan akuntabilitas kebijakan.
Berdasarkan aspek-aspek tersebut seorang PNS harus memiliki sikap tanggung
jawab dalam menjalankan setiap tugasnya. Bovens menyatakan bahwa akuntabilitas
publik memiliki tiga fungsi utama yaitu:

8
a. Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokratis);
b. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional);
c. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
Selain itu, akuntabilitas memiliki tingkatan hierarkis. Tingkatan

akuntabilitas terdiri dari 5 tingkatan sebagai berikut:


a. Akuntabilitas personal
b. Akuntabilitas individu
c. Akuntabilitas kelompok
d. Akuntabilitas organisasi
e. Akuntabilitas stakeholder
Dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada beberapa indikator
dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokratis);
b. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional);
c. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
Selain itu, akuntabilitas memiliki tingkatan hierarkis. Tingkatan akuntabilitas
terdiri dari 5 tingkatan sebagai berikut:
a. Akuntabilitas personal
b. Akuntabilitas individu
c. Akuntabilitas kelompok
d. Akuntabilitas organisasi
e. Akuntabilitas stakeholder
Dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada beberapa indikator
dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Tanggung Jawab : adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya
yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.tanggung jawab juga berarti berbuat
sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
b. Jujur : sikap untuk menyatakan sesuai sesuai dengan yang terjadi
c. Kejelasan : Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki gambaran
yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan.
d. Netral : Tidak memihak pada salah satu pihak serta tercipta keseimbangan antara
akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
e. Mendahulukan kepentingan publik atas kepentingan pribadi atau kelompok

9
f. Adil : adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik
menyangkut benda atau orang.
g. Transparansi : Keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang dilakukan
oleh individu maupun kelompok/instansi.
h. Konsistensi : adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan sesuatu sampai
pada tercapai tujuan akhir.
i. Partisipatif : semua aspek yang mendukung terlibat tanpa adanya monopoli oleh
sebagian orang
j. Legal : adanya bukti secara formal atas segala tindakan untuk dapat
dipertanggungjawabkan
2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan hal mendasar yang harus menjiwai ASN. Bahkan
tidak hanya sekedar wawasan saja tetapi kemampuan mengaktualisasikan
nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal yang lebih
penting. Diharapkan dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap pegawai ASN
memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan negara.
Nilai-nilai yang berorientasi pada kepentingan publik menjadi nilai dasar yang
harus dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Pegawai ASN dapat mempelajari bagaimana
aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila agar memiliki karakter yang kuat dengan
nasionalisme dan wawasan kebangsaannya.
Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya.
Sikap seperti ini jelas mencerai-beraikan bangsa yang satu dengan bangsa yang lain.
Keadaan seperti ini sering disebut chauvinisme. Sedangkan dalam arti luas,
nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa
dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain.
Nasionalisme dalam tataran sebagai warga negara Indonesia, diharapkan seluruh
pegawai ASN mampu mengamalkan nilai-nilai Pancasila pada setiap kebijakan yang
diambil serta dijiwai semangat bhineka tunggal ika sebagai ruhnya.
Dalam UU No. 5 tahun 2014 tentang ASN, salah satu fungsi ASN adalah
menjalankan kebijakan publik. Kebijakan publik diharapkan dapat dilakukan dengan
integritas tinggi dalam melayani publik sehingga dalam menjadi pelayan publik yang
profesional. ASN adalah aparat pelaksana yang melaksanakan segala peraturan

10
perundang-undangan yang menjadi landasan kebijakan publik untuk mencapai tujuan-
tujuan yang ditetapkan.
Fungsi ASN sebagai pelayan publik merupakan segala bentuk pelayanan sektor
publik yang dilaksanakan aparatur pemerintah, termasuk aparat yang bergerak di
bidang perekonomian dalam bentuk barang dan jasa, yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakat dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sebagai
pelayan publik seorang ASN dituntut menjadi profesional untuk menciptakan
pelayanan yang prima.
Selain profesional dan melayani, ASN juga dituntut harus memiliki integritas
tinggi yang merupakan bagian dari kode etik dan kode etik perilaku yang telah diatur
dalam Undang-Undang ASN. Etika-etika dalam kode etik tersebut harus diarahkan
pada pilihan-pilihan yang benar-benar mengutamakan kepentingan masyarakat luas
dengan dijiwai oleh nilai-nilai yang terkandung dalam pengamalan Pancasila.

3. Etika Publik
Etika adalah tujuan hidup yang baik bersama dan untuk orang lain di dalam
institusi yang adil. Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik atau buruk, benar
atau salah yang harus dilakukan atau bagaimana melakukan kewajiban yang baik atau
benar.
Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik adalah refleksi tentang
standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan
keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung
jawab pelayanan publik.
Integritas publik menuntut para pemimpin dan pejabat publik untuk memiliki
komitmen moral dengan mempertimbangkan keseimbangan antara penilaian
kelembagaan, dimensi-dimensi peribadi, dan kebijaksanaan di dalam pelayanan
publik.
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu
kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam
bentuk ketentuan-ketentuan tertulis.
Kode etik profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu
kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang
diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekelompok profesional tertentu.

11
Berdasarkan undang-undang ASN, kode etik dan kode perilaku ASN yakni
sebagai berikut:
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi;
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku;
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan etika pemerintahan;
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif, dan efisien;
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri
atau untuk orang lain;
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN;
l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin
pegawai ASN.
Dimensi etika publik terdiri dari dimensi tujuan pelayanan publik yang
bertujuan untuk mewujudkan pelayanan yang berkualitas dan relevan, dimensi modalitas
yang terdiri dari akuntabilitas, transparansi, dan netralitas, serta dimensi tindakan
integritas publik. Ketiga dimensi tersebut dapat menjadi dasar untuk dapat menjadi
pelayan publik yang beretika.
Pelayanan publik yang profesional membutuhkan tidak hanya kompetensi
teknis dan leadership, namun juga kompetensi etika. Oleh karena itu perlu dipahami etika
dan kode etik pejabat publik. Tanpa memiliki kompetensi etika, pejabat cenderung
menjadi tidak peka, tidak peduli dan bahkan seringkali diskriminatif, terutama pada
masyarakat kalangan bawah yang tidak beruntung.
Etika publik merupakan refleksi kritis yang mengarahkan bagaimana nilai-
nilai kejujuran, solidaritas, keadilan, kesetaraan, dan lain-lain dipraktikkan dalam wujud
keprihatinan dan kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat.
12
Dengan diterapkannya kode etik ASN, perilaku pejabat publik harus berubah
dari penguasa menjadi pelayan, dari wewenang menjadi peranan, dan menyadari bahwa
jabatan publik adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan bukan hanya di dunia
namun juga di akhirat.
4. Komitmen Mutu
LAN RI menjelaskan bahwa ada tiga karakteristik utama dalam menjamin mutu
yang baik yaitu efektivitas, efesien dan inovasi. Dasar yang digunakan untuk mengukur
tingkat efektivitas adalah ketercapaian target yang telah direncanakan, baik dilihat dari
capaian jumlah maupun mutu hasil kerja, sehingga dapat memberi kepuasan, sedangkan
tingkat efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam
menyelesaikan kegiatan.
Inovasi muncul karena adanya dorongan kebutuhan organisasi/perusahaan untuk
beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang terjadi di sekitarnya. Mengenai inovasi,
LAN RI menyatakan bahwa proses inovasi dapat terjadi secara perlahan (bersifat
evolusioner) atau bisa juga lahir dengan cepat (bersifat revolusioner). Inovasi akan
menjadi salah satu kekuatan organisasi untuk memenangkan persaingan.
Sebagaimana terkait dengan karakteriktik utama tersebut, setidaknya empat
indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan target.
Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.
Efektifitas organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk mencapai
target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi sumber daya,
melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
b. Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil
tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi merupakan tingkat ketepatan
realiasi penggunaan sumberdaya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga
dapat diketahui ada tidaknya pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi,
penyimpangan prosedur dan mekanisme yang ke luar alur.
c. Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang konstruktif,
sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter sebagai
13
aparatur yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan publik yang
berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas
rutin.
d. Berorientasi pada Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa,
manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan
konsumen. Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan
kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, bahkan melampaui
harapannya.
Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur
capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan
keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.
Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan pelanggan dalam
mengevaluasi kualitas pelayan, yaitu:
a. Tangibles (bukti langsung), yaitu: meliputi fasilitas fisik, perlengkapan,
pegawai, dan sarana komunikasi;
b. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan pelayanan
dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang telah dijanjikan;
c. Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk memberikan pelayanan
dengan tanggap;
d. Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat
dipercaya;
e. Empaty, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik,
dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli maka dapat disimpulkan bahwa mutu
mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada pelanggan sesuai
dengan kebutuhan dan keinginan dan bahkan melampaui harapannya. Manajemen
mutu harus dilaksanakan secara terintegrasi, dengan melibatkan seluruh komponen
organisasi, untuk senantiasa melakukan perbaikan mutu agar dapat memuaskan
pelanggan.
Bill Creech memperkenalkan lima pilar dalam manajemen mutu terpadu yaitu
produk, proses, organisasi, pemimpin dan komitmen. Kelima pilar tersebut memiliki
keterkaitan dan ketergantungan yang tinggi, sehingga target mutu dapat diwujudkan
bahkan dapat terus ditingkatkan secara berkelanjutan
14
Target utama kinerja aparatur yang berbasis komitmen mutu adalah
mewujudkan kepuasan masyarakat yang menerima layanan. Mutu kerja aparatur
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dewasa ini masih banyak yang tidak
mengindahkan peraturan perundang-undangan.
5. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu corruptio yang artinya kerusakan,
kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai kejahatan luar biasa,
karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan kerusakan baik dalam ruang
lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tidak
hanya terjadi dalam kurun waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka
panjang. (Widita, 2015)
Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang harus
diperhatikan, yaitu :
a. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi
penegakan integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil seseorang
bisa menjadi pribadi yang berintegritas. Seseorang dituntut untuk bisa berkata jujur
dan transparan serta tidak berdusta baik terhadap diri sendiri maupun orang lain,
sehingga dapat membentengi diri terhadap godaan untuk berbuat curang.
b. Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat kasih
sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan memperhatikan lingkungan
sekelilingnya di mana masih terdapat banyak orang yang tidak mampu, menderita,
dan membutuhkan uluran tangan.
Pribadi dengan jiwa sosial tidak akan tergoda untuk memperkaya diri sendiri
dengan cara yang tidak benar tetapi ia malah berupaya untuk menyisihkan sebagian
penghasilannya untuk membantu sesama.
c. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang menjadi
tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas kemandirian yang
dimiliki seseorang memungkinkannya untuk mengoptimalkan daya pikirnya guna
bekerja secara efektif. Pribadi yang mandiri tidak akan menjalin hubungan dengan
pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab demi mencapai keuntungan sesaat.

15
d. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan konsistensi
untuk terus mengembangkan potensi diri membuat seseorang akan selalu mampu
memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya. Kepatuhan pada prinsip
kebaikan dan kebenaran menjadi pegangan utama dalam bekerja. Seseorang yang
mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam
kemalasan yang mendambakan kekayaan dengan cara yang mudah.
e. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari bahwa
keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan perbuatan baik demi
kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak tanduk dan kegiatan yang
dilakukannya akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha
Esa, masyarakat, negara, dan bangsanya. Dengan kesadaran seperti ini maka
seseorang tidak akan tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.
f. Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas hasil
kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar-besarnya. Ia
mencurahkan daya pikir dan kemampuannya untuk melaksanakan tugas dan
berkarya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan mau memperoleh sesuatu tanpa
mengeluarkan keringat.
g. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari
kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan semestinya tanpa
berlebih-lebihan. Ia tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang kemewahan.
Kekayaan utama yang menjadi modal kehidupannya adalah ilmu pengetahuan. Ia
sadar bahwa mengejar harta tidak akan pernah ada habisnya karena hawa nafsu
keserakahan akan selalu memacu untuk mencari harta sebanyak-banyaknya.
h. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk
menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan mentolerir adanya
penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan secara tegas.
Ia juga berani berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun semua kolega dan
teman-teman sejawatnya melakukan perbuatan yang menyimpang dari hal yang

16
semestinya. Ia tidak takut dimusuhi dan tidak memiliki teman kalau ternyata
mereka mengajak kepada hal-hal yang menyimpang.
i. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia
terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk mendapatkan
lebih dari apa yang ia sudah upayakan.
Bila ia seorang pimpinan maka ia akan memberi kompensasi yang adil
kepada bawahannya sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan keadilan
dan kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.
Kesadaran anti korupsi yang dibangun melalui pendekatan spiritual, dengan
selalu ingat akan tujuan keberadaannya sebagai manusia di muka bumi, dan selalu
ingat bahwa seluruh ruang dan waktu kehidupannya harus dipertanggungjawabkan
sehingga dapat menjadi benteng kuat untuk anti korupsi.
Tanggung jawab spiritual yang baik akan menghasilkan niat yang baik dan
mendorong untuk memiliki visi dan misi yang baik, hingga selalu memiliki
semangat untuk melakukan proses atau usaha terbaik dan mendapatkan hasil
terbaik agar dapat dipertanggungjawabkan secara publik.

B. KEDUDUKAN DAN PERAN PNS


1. Whole of Government
WOG (Whole Of Governmen) didefinisikan sebagai “suatu model pendekatan
intergrative fungsional satu atap” yang di gunakan untuk mengatasi wicked problems
yang sulit di pecahkan dan diatasi karena berbagai karakteristik atau keadaan yang
melekat antara lain : tidak jelas sebabnya, multi dimensi, menyangkut perubajhan
perilaku.
Salah satu bentuk penerapan WOG pada pelayanan publik adalah Governmen
E- Goverment adalah tata kelola pemerintahan (governance) yang di
selenggarakan secara integrasi dan interaktif berbasis teknologi IT. Agar hubungan-
hubungan antar pemerintah.
Pelaku bisnis dan masyarakat dapat berlangsung lebih efisisen,efektif,
produktif, dan responsive. Hasil atau manfaat yang diperoleh melalui e- government
antara lain adalah :
a. Terselenggaranya tata kelola pemerintahan yang baik (good govermance) efisien
dan efektif
17
b. Hemat anggaran dan tepat waktu
c. Tarnsparan sehingga peluang terjadinya kecurangan (Fraud), suap dan korupsi
akan banyak berkurang.
d. Tingkat akurasi (ketepatan) dan kualitas pelayanan meningkat dan tingkat
kesalahan berkurang.
2. Pelayanan Publik
Istilah pelayanan dalam bahasa inggris adalah “ service” A.S Moenir
mendefinisikan “ pelayanan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang dengan landasan tertentu dimana tingkat kepuasannya hanya
dapat di rasakan oleh orang yang melayani atau di layani, tergantung kepada
kemampuan penyedia jasa dalam mmemenuhi harapan pengguna” pelayanan pada
hakikatnya adalah serangkaian kegiatan,karena itu proses pelayanan berlangsung
secara rutin dan berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan organisasi dalam
masyarakat.
Proses yang di maksudkan di lakukan sehubungan dengan saling memenuhi
kebutuhan antara penerima dan penerima layanan. Selanjutnya A.S Moenir
menyatakan bahwa proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang
berlandung inilah yang dinamakan pelayanan. Jadi dapat di katakan
pelayananadalah kegiatan yang bertujuan untuk membanntu menyiapkan atau
mengurus apa yang di perlukan oleh orang lain.
Dari definisi tersebut dapat memakanai bahwa pelayanan adalah aktivitas
yang dapat di rasakan melalui hubungan antara penerima dan pemberi layanan yang
menggunakan peralatan berupa organisasi atau lembaga perusahaan.
Dalam kamus besar Besar Bahasa Indonesia (1990), pelayanan publik
dirumuskan sebagai berikut :
a. Pelayanan adalah perihal atau cara melayani
b. Pelayanan adalah kemudahan yang di berikan sehubungan dengan jual beli
barang dan jasa.
c. Publik berarti orang banyak ( umum)
Pengertian public menurut Inu Kencana Syafi’ie adalah “ sejumlah manusia
yang memiliki kebersamaan berfikir,perasaan, harapan, sikap dan tindakan yang
benar dan baik berdasarkan nilai-nilai norma yang mereka miliki”.
Berdasarkan ketentuan Undang - Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
pelayanan publik, diatur bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian
18
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang –Undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, dan
jasa, dan/atau pelayanan administrative yang di sediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik.
Penyelenggaraan publik berasaskan kepentingan umum; kepastian Hukum ;
kesamaan hak, keseimbangan Hak dan kewajiban; keprofesionalan; partisipatif;
persamaan perlakuan/ tidak diskriminatif; keterbukaan; akuntabilitas; fasilitas dan
perlakuan khusus bagi kelompo rentan; ketepatan waktu dan kecepatan, kemudahan
dan keterjangkauan.
Adapun tujuan dari pelayanan publik adalah sebagai berikut :
1. Terwujudnya batasan dan hubungan yang jelas tentang hak, tanggung jawab,
kewajiban, dan kewenangan seluruh pihak yang terkait dengan penyelenggaraan
pelayanan publik;
2. Terwujudnya sitem penyelenggaraan pelayanan publik yang layak sesuai asas-
asas umum pemerintah dan korporasi yang baik;
3. Terpenuhinya penyelenggaraan pelayanan publik sesuai dengan peraturan
perundang-undangan; dan
4. Terwujudnya perlindngan dan kepastian hukum bagi masyarakat dalam
penyelenggaraan pelayanan publik.
3. Manajemen ASN
Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya di singkat ASN adalah profesi bagi
pegawai Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja
pada instansi pemerintah, sedangkan yang di maksud Manajemen Pegawai Negeri
Sipil adalah pengelolaan Pegawai Negeri Sipil untuk menghasilkan pegawai negeri
sipil yang profesional, memiliki nilai dasa, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktek korupsi,kolusi dan nepotisme.
Dalam konsep ManajemenASN ini di kenal apa yang di sebut dengan sistem
merit. Sistem merit adalah kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan
kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil, dan wajar tanpa membedakan latar
belakang politik, ras, warna kulit, Agama,asal usul, jenis kelamin, status
pernikahan,umur, dan kondisi kecatatan.
Pegawai AparaturSipil Negara yang selanjutnya di sebut pegawai ASN
adalah Pegawai Negeri Sipil Dan Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian
KerjaYang diangkat Oleh Pejabat Pembina Kepegawaian yang di serahi tugas dalam
19
suatu jabatan Pemerintahan atau di serahi tugas Negara lainnyadan di gaji
berdasarkan peraturan perundang-undangan sedangkan Pegawai Negeri Sipil yang
selanjutnya di singkat PNS adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN secara tetap oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan.
Manajemen PNS meliputi : penyusunan dan penetapan kebutuhan;
pengadaan; pangkat dan jabatan; pengembangan karier; pola karier; promosi;
mutasi; penilaian kinerja; pengkajian dan tunjangan; penghargaan; disiplin;
pemberhentian; jaminan pensiun dan jaminan hari tua; dan perlindungan.

20
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
A. IDENTIFIKASI ISU
Berdasarkan hasil pengamatan selama menjalani tugas kurang lebih 8 bulan di unit
kerja ada banyak isu yang saya dapatkan. Salah satu isu yang saya angkat untuk rencana
kegiatan aktualisasi ini adalah Penemuan Kasus Baru Terdiagnosa Hipertensi Di Puskesmas
Baranti Tidak Memenuhi Target Standar Pelayanan Minimal Yang Ditentukan Oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten Sidenreng Rappang Tahun 2019.
B. DESKRIPSI ISU
Penemuan kasus baru terdiagno sa hipertensi di wilayah kerja puskesmas baranti
dianggap perlu dilakukan. Jika masalah ini jika tidak ditangani akan menimbulkan efek
permasalahan antara lain :
1. Pemenuhan target Standar pelayanan minimal yang telah ditetapkan oleh dinas
kesehatan kab. Sidrap tidak dapat terpenuhi.
2. Tidak terlaksananya permenkes no.4 tahun 2019 tentang pemenuhan standar pelayanan
minimal bidang kesehatan, yang menyatakan bahwa standar minimal pelayanan harus
terpenuhi 100%.
Oleh sebab itu perlu adanya usaha untuk memenuhi target Standar Pelayanan
Minimal oleh puskesmas baranti.

C. TEKNIK ANALISIS ISU


Alat analisis kriteria isu yang digunakan dalam penulisan rancangan aktualisasi ini
adalah alat analisis APKL :
a. A = Aktual {Sedang Terjadi},
b. P = Problematik {masalah mendesak untuk dipecahkan},
c. K = Kekhalayakan {menyangkut hidup orang banyak},
d. L=Layak {Logis, pantas, realistis untuk di bahas},
Sedangkan penentuan kualitas isu dilakukan dengan menggunakan alat analisis
USG :
a. U = (Urgency {seberapa mendesak isu itu harus dibahas, dianalisis dan
ditindaklanjuti},
b. S = Seriousness {seberapas serius isu itu harus dibahas dikaitkan dengan akibat
yang ditimbulkan} ,

21
c. G = Growth{ seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak
ditangani sebagaimana mestinya.} ).

Tabel 1
Bobot Penetapan Kriteria Kualitas Isu AKPL dan USG
Bobot Keterangan
5 Sangat Kuat Pengaruhnya
4 Kuat Pengaruhnya
3 Sedang Pengaruhnya
2 Kurang Pengaruhnya
1 Sangat Kurang Pengaruhnya

Tabel 2
Tabel Anasisis Kriteria Isu Menggunakan APKL

N APKL

O ISU A P K L JML Rank

1 Meningkatnya Kasus TDBD Di


Wilayah Kerja Puskesmas Baranti 3 5 5 3 16 II
Ketika Musim Hujan Tiba
2 Kurangnya pemahaman pasien 2 2 3 4 11 V
tentang ketidak berlakuan kartu
bpjs
3 Kurangnya Kepatuhan Pasien TB 4 3 3 2 12 IV
Untuk Menelan Obat OAT
4 Penemuan Kasus Baru 4 4 4 5 17 I
Terdiagnosa Hipertensi Di
Puskesmas Baranti Tidak
Memenuhi Target Standar
Pelayanan Minimal Yang
Ditentukan Oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten Sidenreng Rappang
5 Kurangnya Pasien DM Yang 2 4 3 4 13 III
Memiliki Kontrol Gula Darah Post
Prandial Yang Terkontrol
Dari Analisis Kriteria isu dengan alat analisis AKPL tersebut diatas lalu diambil tiga
nilai tinggi yaitu:

22
1. Penemuan Kasus Baru Terdiagnosa Hipertensi Di Puskesmas Baranti Tidak
Memenuhi Target Standar Pelayanan Minimal Yang Ditentukan Oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten Sidenreng Rappang ( Nilai 17 )
2. Meningkatnya Kasus TDBD Di Wilayah Kerja Puskesmas Baranti Ketika
Musim Hujan Tiba ( Nilai 16)
3. Kurangnya Pasien DM Yang Memiliki Kontrol Gula Darah Post Prandial Yang
Terkontrol di wilayah kerja puskesmas baranti ( Nilai 13)

Dari kriteria isu yang mendapat ranking tiga besar tersebut kemudian dilakukan analisis
lanjutan yaitu analisis kualitas isu dengan alat analisis USG.

Tabel 3
Tabel Anasisis Kualitas Isu Menggunakan USG

Penilaian Kriteria JM
No Rank
Masalah U S G L
1 Penemuan Kasus Baru Terdiagnosa
Hipertensi Di Puskesmas Baranti Tidak
Memenuhi Target Standar Pelayanan 4 4 5 13 1
Minimal Yang Ditentukan Oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten Sidenreng Rappang
2 Meningkatnya Kasus TDBD Di Wilayah
Kerja Puskesmas Baranti Ketika Musim 4 5 3 12 2
Hujan Tiba
3 Kurangnya Pasien DM Yang Memiliki
Kontrol Gula Darah Post Prandial Yang
3 5 4 11 3
Terkontrol di wilayah kerja puskesmas
baranti

Berdasarkan penentuan kualitas isu menggunakan dengan alat analisis isu USG maka
tergambar ranking tertinggi yang merupakan isu final yang perlu dicairkan pemecahan
masalahnya : Penemuan Kasus Baru Terdiagnosa Hipertensi Di Puskesmas Baranti Tidak
Memenuhi Target Standar Pelayanan Minimal Yang Ditentukan Oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten Sidenreng Rappang

23
D. RANCANGAN AKTUALISASI
Tabel 4
Tabel Rancangan Aktualisasi
Unit Kerja
UPT Puskesmas Baranti Kabupaten Sidenreng Rappang
“Terwujudnya Masyarakat Sehat Jasmani Dan Rohani Serta Mandiri Di Wilayah Kerja
Visi
Puskesmas Baranti”
4. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bermutu dan
terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.

Misi 5. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam perencanaan pembangunan kesehatan.


6. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat agar mau dan mampu menolong
dirinya dalam permasalahan kesehatan dan bencana.
1. Meningkatnya Kasus TDBD Di Wilayah Kerja Puskesmas Baranti Ketika Musim Hujan
Tiba
2. Kurangnya pemahaman pasien tentang ketidak berlakuan kartu bpjs
Identifikasi Isu 3. Kurangnya Kepatuhan Pasien TB Untuk Menelan Obat OAT
4. Penemuan Kasus Baru Terdiagnosa Hipertensi Di Puskesmas Baranti Tidak Memenuhi
Target Standar Pelayanan Minimal Yang Ditentukan Oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
Sidenreng Rappang
5. Kurangnya Pasien DM Yang Memiliki Kontrol Gula Darah Post Prandial Yang Terkontrol
Penemuan Kasus Baru Terdiagnosa Hipertensi Di Puskesmas Baranti Tidak Memenuhi Target
Core Isu Standar Pelayanan Minimal Yang Ditentukan Oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sidenreng
Rappang
Gagasan Pemecahan Isu OPTIMALISASI PENEMUAN KASUS BARU TERDIAGNOSA HIPERTENSI AGAR
MEMENUHI STANDAR PELAYANANP MINIMAL DI PUSKESMAS BARANTI
DENGAN CARA :
1. PERTEMUAN UNTUK KORDINASI DENGAN PENGELOLA PROGRAM
2. PENYULUHAN DENGAN TURUN KE LAPANGAN DI KEGIATAN POSBINDU,

24
POSYANDU USILA DAN PROLANIS
3. PERTEMUAN UNTUK KORDINASI DENGAN LINTAS SEKTOR
4. PEMASANGAN BANNER
5. PELAPORAN

1.Matriks Rancangan Kegiatan Aktualisasi

Unit Kerja : Puskesmas Baranti Kabupaten Sidenreng Rappang.


Isu Yang Diangkat : Penemuan Kasus Baru Terdiagnosa Hipertensi Di Puskesmas Baranti Tidak Memenuhi Target Standar Pelayanan
Minimal Yang Ditentukan Oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sidenreng Rappang
Gagasan Pemecahan Isu : Usaha untuk memenuhi target Standar Pelayanan Minimal oleh puskesmas baranti
Tujuan Pemecahan Isu : Memenuhi Target Standar Pelayanan Minimal Kasus Hipertensi Yang Ditentukan Oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten Sidenreng Rappang Tahun 2020.
Manfaat Pemecahan Isu : Sebagai Langkah Awal Dalam Mewujudkan Pemenuhan Standar Minimal Pelayanan Harus Terpenuhi 100%
Sesuai Permenkes No.4 Tahun 2019 Tentang Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.

25
Tabel 5
Matriks Rancangan Kegiatan Aktualisasi

Keterkaitan Kontribusi Penguatan


No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output Hasil Substansi Mata terhadap visi dan terhadap nilai
Pelatihan misi organisasi organisasi
1. Persiapan Manajemen ASN Kegiatan ini dapat Kerjasama
pelaksanaan (Bekerja sesuai mewujudkan misi
kegiatan dengan dasar hukum ke 1
aktualisasi yang berlaku) : “Memelihara dan
Mengikuti petunjuk meningkatkan
pada Permenkes no. 4 pelayanan
tahun 2019 Tentang kesehatan tingkat
Pemenuhan Standar pertama yang
Pelayanan Minimal bermutu dan
Bidang Kesehatan. terjangkau oleh
WOG (koordinasi) seluruh lapisan
kesepakatan atau
masyarakat”
respon atasan demi
mencapai tujuan
bersama
A. Melakukan Adanya • Etika
konsultasi kepada Dokumentasi Publik(sopan
Atasan atas rencana berupa foto pada santun):
kegiatan aktualisasi saat menghadap berkonsultasi dengan
yang akan atasan cara yang ramah dan
dilaksanakan. dan santun.
- Komitmen Mutu
(Jaminan Mutu):
Menjaga kualitas
pelaksanaan kegiatan
dengan
mendiskusikannya

26
dengan mentor
B. Mencatat Adanya Notulensi Akuntabilitas
masukan dan arahan berupa masukan (kejelasan: Mencatat
yang diberikan dan arahan atasan hasil konsultasi
Atasan untuk dengan jelas )
persiapan kegiatan • Etika Publik
aktualisasi (cermat: Mencatat
hasil konsultasi
dengan teliti dan rapi)
C. Meminta Adanya surat tugas • Anti korupsi
persetujuan Atasan untuk (disiplin)
untuk melaksanakan Melaksanakan
melaksanakan kegiatan aktualisasi instruksi atasan
kegiatan. dari atasan dalam melaksanakan
kegiatan selanjutnya.

2. Pembuatan materi Menajemen ASN Kegiatan ini dapat Kerjasama


penyuluhan (integritas) mewujudkan misi
Menunjukkan ke 1
pelaksanaan tupoksi “Memelihara dan
ASN termasuk meningkatkan
memberikan pelayanan
informasi yang benar. kesehatan tingkat
pertama yang
bermutu dan
terjangkau oleh
seluruh lapisan
masyarakat”
A. Menganalisa Pemahaman - Antikorupsi
permenkes no.4 terhadap (Mandiri) :
tahun 2019 permenkes no.4 Melakukan
tentang tahun 2019 Pengkajian terhadap
pemenuhan permenkes no.4
standar pelayanan tahun 2019 seorang

27
minimal bidang diri
kesehatan, yang - Akuntabilitas :
menyatakan Kejelasan
bahwa standar Pengkajian terhadap
minimal permenkes no.4
pelayanan harus tahun 2019
dilakukan untuk
terpenuhi 100%
mendapatkan nilai
SPM yang jelas
B. Membuat materi Materi berupa Akuntabilitas
pembahasan yang power point (Kejelasan )
akan di bawakan hipertensi, flip Pembuatan materi
saat penyuluhan. chart, lembar balik dengan model power
PTM point dan flipchart
yang lebih efektif dan
efisien
c. memperbanyak Print out materi dan Nasionalisme (cinta
printout materi foto flip chart yang tanah air)
penyuluhan di gunakan Menggunakan bahasa
indonesia yang baik
dan benar dalam
materi penyuluhan
Penyuluhan dan Pelayanan publik Kegiatan ini dapat Disiplin dan
pemeriksaan (partisipasi) bersama mewujudkan misi kerjasama
tekanan darah dengan pengelola ke 2
dengan turun ke program memberikan “Meningkatkan
lapangan di penyuluhan peran serta
kegiatan posbindu, WOG (koordinasi, masyarakat dalam
3 posyandu usila kesepakatan ) perencanaan
dan prolanis dengan pengelola
pembangunan
program untuk
bersama turun
kesehatan”.
melakukan
penyuluhan ke
masyarakat

28
A. Melaksanakan Adanya foto • Nasionalisme
rapat dengan pertemuan, notulen (Musyawarah) :
pengelola program dan absen Melakukan
Penyakit tidak musyawarah untuk
menular (PTM), mendiskusikan
usia lanjut (USILA) pelaksanaan kegiatan
dan program penyuluhan (Butir
prolanis Sila IV)
• Komitmen Mutu
(Jaminan Mutu)
Menjaga mutu
pekerjaan dengan
berkordinasi dengan
pengelola program
terkait tentang
penyediaan data.

B. Mempersiapkan Dokumentasi, -Antikorupsi


peralatan kerja yang daftar hadir, jadwal (disiplin) : Memulai
digunakan dalam dan materi dan menutup
kegiatan penyuluhan dengan
penyuluhan. tepat waktu sesuai
jadwal pelaksanaan
yang telah di
sepakati.
C. Melakukan Dokumentasi, Etika publik (sopan,
penyuluhan daftar hadir, jadwal santun)
dan materi Berbicara dengan
sopan santun saat
melakukan
penyuluhan,
menggunakan bahasa
daerah agar mudah
dipahami

29
D.Melakukan Dokumentasi, Nasionalisme
pemeriksaan daftar hasil (kesatuan)
tekanan darah pemeriksaan Peserta bersatu untuk
tekanan darah bekerjasama dengan
rekan kerja untuk
melakukan
pemeriksaan tekanan
darah pada pasien
E. Melaporkan hasil Dokumentasi dan Komitmen Mutu
penyuluhan dan lembar konsultasi (Jaminan Mutu) :
pemeriksaan Mendiskusikan hasil
kepada mentor pemeriksaan tekanan
darah kepada mentor
Nasionalisme
(Musyawarah)
mendiskusikan hasil
penyuluhan dan
pemeriksaan tekanan
darah untuk
kedepannya lebih
baik
Akuntabilitas
(Bertanggung
jawab) : Melaporkan
hasil penyuluhan
dengan penuh
tanggung jawab
4 Pembuatan grup WOG (koordinasi, Misi puskesmas Disiplin, kerjasama
Media Sosial kesepakatan ) yang ke 3.
(Group Whatsapp) Memudahkan Meningkatkan
kordinasi dengan pengetahuan dan
lintas sektor dan
kesadaran
tokoh masyarakat.
Pelayan publik
masyarakat agar
(kecepatan, mau dan mampu

30
kemudahan dan menolong dirinya
keterjangkauan) dalam
Membuat grup yang permasalahan
dapat memudahkan kesehatan dan
akses informasi
bencana
A.melakukan Dokumentasi, Akuntabilitas
pertemuan dengan daftar hadir, dan (bertanggung
pengelola progran notulen jawab) membuat
dan lintas sektor komitmen yang dapat
di dengan lintas
sektor
B.Mencatat nomor Daftar nomor hape, komitmen mutu
hape peserta dokumentasi (inovasi)
pertemuan grup WA lintas
sektor merupakan hal
baru di wilayah kerja
puskesmas baranti
C.melaporkan isi Hasil tangkapan Antikorupsi (jujur)
chat kepada mentor layar chat grup Wa Menunjukkan hasil
lintas sektor tangkapan layar apa
adanya.
5 Pembuatan Pelayanan publik Dengan kegiatan Kerjasama dan
banner (partisipasi) bersama ini mewujudkan bersih
dengan pengelola misi ke 3.
program memberikan “Meningkatkan
banner di titik pengetahuan dan
tertentu kesadaran
WOG (koordinasi, masyarakat agar
kesepakatan )
mau dan mampu
dengan pengelola
lintas sektor untuk
menolong dirinya
bersama turun dalam
melakukan permasalahan
penyuluhan ke kesehatan dan
masyarakat dan bencana”

31
memberikan banner
A.Melakukan Dokumentasi, Nasionalisme
Konsultasi dengan notulen (kerjasama)
mentor terkait isi bersama mentor
dan lokasi mencari tema banner
penempatan banner sesuai topik
B.Mencari Isi banner Antikorupsi (jujur)
Referensi yang Isi banner adalah
akurat terkait isi informasi yang benar
banner
C.Membuat Desain Isi banner Akuntabilitas
yang menarik minat (tanggungjawab)
masyarakat memberikan
informasi yang benar
dan dapat di
pertanggungjawabkan
D.Mencetak desain Banner jadi Nasionalisme (cinta
banner yang sudah tanah air)
di buat Menggunakan
percetakan lokal
milik pribumi asli
sidrap
E.Memasang Peletakan banner di Etika publik
banner pada titik tempat stategis (empiris)
yang dianggap Memasang banner di
staegis untuk tempat yang dianggap
masyarakat masyarakat sebagai
sumber informasi

F.Melakukan Dokumentasi, Jaminan mutu


sosialisasi kepada daftar hadir (efektif dan efisien)
yasnarakat terkait Dengan peletakan
isi banner banner masyarakat
dapat mendapat
informasi lebih dekat

32
dan tepat
Pelaporan hasil • Pelayanan public Kerjasama dan
kegiatan kepada (transparan) : disiplin
6 pimpinan adanya laporan
hasil kegiatan
aktualisasi.
A. Melakukan Adanya • Etika Publik
konsultasi kepada dokumentasi (sopan):
coach terkait pelaporan kegiatan berkonsultasi dengan
laporan aktualisasi kepada atasan cara yang ramah dan
yang telah dibuat dan santun) -
Nasionalisme
(Keselarasan) :
Menyamakan
pendapat terkait
kekurangan laporan
sebelum di finalisasi
B. Membuat dokumentasi, hasil • Akuntabilitas
laporan hasil tangkap layar chat (kepercayaan) :
kegiatan aktualisasi grup wa dan data Percaya bahwa hasil
hasil pemeriksaan perbaikan dari mentor
semata bertujuan
untuk kebaikan
laporan aktualisasi.
- Komitmen Mutu
(jaminan mutu) :
Memperbaiki hasil
koreksi terakhir dari
mentor merupakan
usaha untuk menjaga
mutu kegiatan
C. Melaporkan hasil Adanya - Anti Korupsi
kegiatan aktualisasi dokumentasi dalam (Disiplin)
kepada atasan. melaporkan hasil Menyelesaikan
kegiatan aktualisasi penyusunan laporan

33
kepada atasan tepat waktu
- Akuntabilitas
(Bertanggung
Jawab) Bertanggung
jawab atas
penyelesaian kegiatan
aktualisasi

5. Matriks Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar ASN


Tabel 6. Matriks Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar ASN
NO.
NILAI DASAR Kegiatan 1 Kegiatan 2 Kegiatan 3 Kegiatan 4 Kegiatan 5 Kegiatan 6 TOTAL TOTAL
INDIKATOR INDIKATOR
ASN NILAI
1 2 3 1 2 3 1 2 3 4 5 1 2 3 1 2 3 4 5 6 1 2 3
1 Kejelasan 2 6
Akuntabilitas 1
Kepercayaan
3
Bertanggung Jawab
2 2 5
Cinta Tanah Air
2
Nasionalisme Musyawarah
1
Kerjasama
1
Kesatuan
1
Keselarasan
3 Etika Publik 3 5
Sopan
D
D
1
Cermat
D 1
empiris
4 1 8
Efektif
1
Komitmen Mutu Efisien
1
Inovasi
6
Jaminan Mutu

34
5 1 5

Disiplin (Bekerja
sesuai prosedur)
Anti Korupsi 1
Mandiri
3
Jujur
TOTAL 29

6. Jadwal Kegiatan

Tabel 7. Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Aktualisasi

PELAKSANAAN KEGIATAN
NO KEGIATAN
MINGGU MINGGU MINGGU MINGGU
I II III 1V
1 Persiapan Pelaksanaan Kegiatan
2 Pembuatan materi penyuluhan
Penyuluhan dan pemeriksaan tekanan darah dengan turun ke lapangan di
3 kegiatan posbindu, posyandu usila dan prolanis
4 Pembuatan banner
5 Pelaporan hasil kegiatan kepada pimpinan

7. Matriks Aktualisasi Kedudukan PNS Dalam NKRI

35
Tbel 8. Matriks Aktualisasi Kedudukan PNS Dalam NKRI
Keterkaitan Dengan
TOT
Kedudukan Dan KEG I KEG 2 KEG 3 KEG 4 KEG 5 KEG 6
AL
Peran ASN
Manajemen ASN Menajemen ASN
(Bekerja sesuai (integritas)
dengan dasar hukum Menunjukkan
yang berlaku) : pelaksanaan tupoksi
Mengikuti petunjuk ASN termasuk
MANAJEMEN ASN 2
pada Permenkes no. 4 memberikan
tahun 2019 Tentang informasi yang
Pemenuhan Standar benar.
Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan.
Pelayan publik Pelayan publik Pelayanan Pelayanan
(kecepatan, (kecepatan, publik public
kemudahan dan kemudahan dan (partisipasi) (transparan) :
keterjangkauan) keterjangkauan) bersama dengan adanya laporan
PELAYANAN
Membuat grup yang Membuat grup yang pengelola hasil kegiatan 4
PUBLIK
dapat memudahkan dapat memudahkan program aktualisasi.
akses informasi akses informasi memberikan
banner di titik
tertentu
WOG (koordinasi) WOG (koordinasi, WOG (koordinasi, WOG
kesepakatan atau kesepakatan ) kesepakatan ) (koordinasi,
respon atasan demi Memudahkan Memudahkan kesepakatan )
mencapai tujuan kordinasi dengan kordinasi dengan dengan
bersama lintas sektor dan lintas sektor dan pengelola lintas
tokoh masyarakat. tokoh masyarakat. sektor untuk
WOG 4
bersama turun
melakukan
penyuluhan ke
masyarakat dan
memberikan
banner
8. Matriks Aktualisasi Visi Dan Misi Organisasi

36
Tabel 9 Matriks Aktualisasi Visi dan Misi Organisasi

Misi Organisasi KEG I KEG 2 KEG 3 KEG 4 KEG 5 KEG 6 TOTAL


Memelihara dan meningkatkan pelayanan
kesehatan tingkat pertama yang bermutu dan
2
terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat

Meningkatkan peran serta masyarakat dalam


perencanaan pembangunan kesehatan 1

Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran


masyarakat agar mau dan mampu menolong
dirinya dalam permasalahan kesehatan dan 2
bencana

TOTAL 5

9. Matriks Aktualisasi Nilai Budaya Kerja Puskesmas Baranti


Tabel 10. Matriks Aktulisasi Nilai Budaya Kerja Puskesmas Baranti

Nilai Budaya Kerja


KEG I KEG 2 KEG 3 KEG 4 KEG 5 KEG 6 TOTAL
Puskesmas Baranti
Disiplin 2
Bersih 2
kerjasama 6

37

Anda mungkin juga menyukai