Anda di halaman 1dari 9

DINAS KESEHATAN KABUPATEN SERANG

PUSKESMAS DTP CIRUAS


KECAMATAN CIRUAS
JL. CIPTAYASA NO. 30 TELP. (0254) 280150 CIRUAS 42182

KERANGKA ACUAN KUNJUNGAN RUMAH BINAAN TANTRI SEBAGAI UPAYA


PENGEMBANGAN PELAYANAN IBU HAMIL RESIKO TINGGI DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS CIRUAS

A. PENDAHULUAN

Upaya kesehatan ibu dan anak diharapkan mampu menurunkan angka


kematian.Indikator angka kematian yang berhubungan dengan ibu dan anak adalah
Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Neonatal (AKN), Angka Kematian Bayi
(AKB), dan Angka Kematian Balita (AKABA). Berdasarkan hasil Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, AKI sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup.
Sedangkan SDKI tahun 2012 menyebutkan bahwa AKI mencapai 359 per 100.000
kelahiran hidup, AKB sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup AKN sebesar 19 per 1.000
kelahiran hidup, dan AKABA sebesar 40 per 1.000 kelahiran hidup.Komitmen global
dalam MDGs menetapkan target terkait kematian ibu dan kematian anak yaitu
menurunkan Angka Kematian Ibu hingga tiga per empat dalam kurun waktu 1990-2015
dan menurunkan angka kematian anak hingga dua per tiga dalam kurun waktu 1990-
2015. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan indikator kesejahteraan masyarakat suatu
negara. Sasaran RPJMN 2015-2019 di Indonesia AKI ditargetkan menjadi 306 pada
tahun 2019.

B. LATAR BELAKANG

. AKI di Kabupaten Serang tahun 2017 adalah 195/100.000 KH, atau 58 kasus
dengan jumlah kelahiran hidup sebanyak 29.787 jiwa. Angka Ibu hamil resiko tinggi di
Kabupaten Ciruas sebanyak 321 dari 1605 ibu hamil hingga oktober 2019 dan terjadi 3
kematian. Meskipun di tingkat Kecamatan Ciruas hingga oktober 2019 ini sekitar 20%
ibu hamil yang mengalami resiko tinggi, tetapi upaya untuk menurunkan angka kematian
ibu tetap dilakukan. Masalah yang dihadapi saat ini di Kecamatan Ciruas adalah masih
adanya keluarga yang tidak mengetahui tentang bahaya yang di timbulkan akibat
komplikasi dari ibu hamil resiko tinggi.

Salah satu masalah kematian di daerah kecamatan Ciruas adalah preeklamsia


berat dan salah satu kasus terbanyak masalah kehamilan adalah anemia pada ibu hamil.
Preeklamsia ialah suatu sindrom spesifik pada kehamilan yang terjadi setelah usia
kehamilan 20 minggu, pada wanita yang sebelumnya normotensi. Keadaan ini ditandai
oleh peningkatan tekanan darah (140/90 mmHg) yang disertai oleh proteinuria. Disebut
dengan preeklampsia berat pada penderita preeklampsia bila didapatkan salah satu gejala
berikut: Tekanan darah sistolik > 160 mmHg dan tekanan darah diastolik > 110 mmHg.

Anemia dalam kehamilan memberi pengaruh kurang baik bagi ibu, baik dalam
kehamilan, persalinan, maupun nifas dan masa selanjutnya. Penyulit penyulit yang dapat
timbul akibat anemia adalah : keguguran (abortus), kelahiran prematurs, persalinan yang
lama akibat kelelahan otot rahim di dalam berkontraksi (inersia uteri), perdarahan pasca
melahirkan karena tidak adanya kontraksi otot rahim (atonia uteri), syok, infeksi baik
saat bersalin maupun pasca bersalin serta anemia yang berat (< 10,5 gr % pada trimester
2, nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan kondisi wanita tidak hamil, terjadi karena
hemodilusi, terutama pada trimester 2. Anemia yang paling sering dijumpai dalam
kehamilan adalah anemia akibat kekurangan zat besi karena kurangnya asupan unsur besi
dalam makanan. Gangguan penyerapan, peningkatan kebutuhan zat besi atau karena
terlampau banyaknya zat besi yang keluar dari tubuh, misalnya pada perdarahan. Wanita
8 hamil butuh zat besi sekitar 40 mg perhari atau 2 kali lipat kebutuhan kondisi tidak
hamil. Jarak kehamilan sangat berpengaruh terhadap kejadian anemia saat kehamilan.
Kehamilan yang berulang dalam waktu singkat akan menguras cadangan zat besi ibu.
Pengaturan jarak kehamilan yang baik minimal dua tahun menjadi penting untuk
diperhatikan sehingga badan ibu siap untuk menerima janin kembali tanpa harus
menghabiskan cadangan zat besinya.

Pemberian asuhan kehamilan tidak hanya dilakukan di Puskesmas saja, tetapi


dapat dimulai dari sub system masyarakat (keluarga). Semua ibu hamil berpotensi
mempunyai resiko terjadinya bahaya / komplikasi persalinan dalam kehamilan dan
persalinannya. Dampak komplikasi persalinan antara lain : kematian, kesakitan,
kecacatan dan ketidaknyamanan. Pada tahun 2018 Puskesmas Kecmatan Ciruas telah
melakukan upaya penurunan AKI dan peningkatan cakupan pelayanan ibu hamil. Salah
satu upaya tersebut adalah dengan Program TANTRI. Kegiatan TANTRI bertujuan
meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan bayi baru lahir
melalui peningkatan peran aktif keluarga dan masyarakat dalam merencanakan
persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi dan tanda bahaya
kebidanan bagi ibu sehingga melahirkan bayi yang sehat. Akan tetapi belum optimal
pelaksanaan TANTRI pada ibu hamil resti dikarenakan hanya tertuju pada ibu hamilnya
saja, karena suami atau keluarga ibu hamil resti pun harus di bina agar menurunkan angka
komplikasi yang akan terjadi.
Memperhatikan hal - hal tersebut di atas, sangat diperlukan dilakukan pemantauan
kepada ibu hamil resiko tinggi dalam kehamilan oleh petugas kesehatan dalam hal ini
bidan, dokter maupun perawat yang bertugas di wilayah Puskesmas Ciruas untuk
mencegah terjadinya resiko yang lebih buruk pada ibu hamil yang berdampak pada AKI
dan AKB di Kecamatan ciruas.

C. TUJUAN
a) Tujuan Umum
Melakukan asuhan pada ibu hamil resiko tinggi agar mendeteksi factor resiko yang
mungkin dialami ibu dan untuk mencegah komplikasi.
b) Tujuan Khusus
- Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan serta pertumbuhan dan
perkembangan bayi.
- Mendeteksi adanya komplikasi yang dapat mengancam ibu dan anak.
- Merencanakan asuhan khusus sesuai dengan kebutuhan.
- Mempersiapkan persalinan serta kesiagaan dalam menghadapi
komplikasi.
- Mempersiapkan ibu menghadapai masa nifas dan ASI ekslusif.

D. TATA NILAI
Dalam melaksanakan kegiatan Pemantauan Ibu hamil resti, pelaksanaan mengacu
kepada tata nilai puskesmas Ciruas yaitu SETIA
1) Senyum
2) Terampil
3) Indah
4) Aman
5) Nyaman

E. KETERLIBATAN LINTAS PROGRAM DAN LINTAS SEKTORAL


 Lintas Program :
1. Gadis Impian
2. Gizi
3. Laboratorium
4. Promkes
 Lintas Sektoral :
1. Tim Pinglin ( Kader Kibla)
2. PKK
3. Aparat Desa.

F. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


 Kriteria Inklusi dan Eksklusi
- Inklusi
1. Ibu hamil usia kandungan lebih dari 20 minggu dengan tensi ≥ 160/100 dengan
atau tanpa protein urin
2. Ibu hamil usia kandungan lebih dari 20 minggu dengan tensi ≥ 140/90 dengan
atau tanpa protein urin yang tidak mengalami perbaikan.
3. Ibu hamil dengan HB < 10 mg/dl
- Eksklusi
1. Ibu hamil dengan 4T
2. Ibu hamil dengan KEK
3. Ibu hamil dengan kelainan letak janin
 Cara Melaksanakan Kegiatan
1) Ciptakan adanya rasa percaya dan membuat perasaan nyaman.
2) Kaji riwayat kehamilan dan terapkan prinsip mendengar efektif.
3) Anamnesa secara lengkap.
4) Melakukan pemeriksaan.
5) Membantu persiapan persalinan dan kemungkinan terjadinya kondisi darurat.
6) Konseling sesuai kebutuhan.
7) Memberikan nasehat pada ibu hamil dan suami atau keluarga tentang tanda bahaya
kehamilan dan resiko kehamilan yang akan terjadi.
8) Persiapan Rujukan
 Sasaran
1) Ibu Hamil Resti
2) Suami/ Keluarga
 Rincian Kegiatan
Kegiatan Rincian Cara Melaksanakan
Sasaran Evaluasi
Pokok Kegiatan Kegiatan
- Melakukan
pemerisaan tekanan
Di dapat
darah dan
Melakukan data ibu
Melakukan laboratorium pada
Ibu hamil deteksi dini hamil resti
survey ibu saat kegiatan
resti ibu hamil yang masuk
hamil resti TANTRI
resti kriteria
- Melihat rekam
inklusi
medik di poli resti
puskesmas
Melakukan
pembentukan
Pembentuka Perwakilan Terbentukn
tim Memberikan
n tim dari Dokter, ya tim
kunjungan penjelasan tentang
kunjungan Bidan, kunjungan
rumah binaan program kunjungan
rumah Perawat, Gizi rumah
dan rumah binaan
binaan dan Promkes binaan
sosialisasi di
Puskesmas
-Melakukan Ibu hamil
Melakukan
pemeriksaan rutin. resti, suami
Melakukan Ibu hamil pendekatan
-Melakukan edukasi dan
kunjungan resti dengan suami
atau penyuluhan keluarga
rumah Suami/Keluar atau keluarga
tentang resti dan sudah siap
binaan ga ibu hamil
bahaya yang akan siaga
resti
terjadi serta peran dengan
suami dan keluarga komplikasi
terhadap ibu hamil yang
resti. mungkin
saja bisa
terjadi dan
mendukung
untuk
bekerjasam
a menjaga
serta
melakukan
pengobatan
ibu hamil
resti agar
komplikasi
dapat
dicegah.
1) Monitoring
pelaksanaan
kegiatan
Monitoring
2) Monitoring
dan evaluasi
kegiatan
Pencatatan Pencatatan dan
dan pelaporan setiap
pelaporan akhir tindakan
Pencatatan atau foto
Dokumentasi
kegiatan
 Rundown Sosialisai program kunjungan rumah binaan TANTRI sebagai upaya
pengembangan pelayanan Ibu hamil resiko tinggi di wilayah kerja Puskesmas
Ciruas

Tempat : Aula Puskesmas Ciruas


Hari/Tanggal : 11 Januari 2020
Pukul : 09.00 s/d Selesai

NO. WAKTU KEGIATAN NARASUMBER PENANGGUNG KET


JAWAB
1. 09.00- REGISTER -
09.30 WIB PESERTA
4. 09. 30 – SAMBUTAN Dr. Ari Widodo
09.45 WIB KEPALA
PUSKESMAS
7. 09.45- PENYAMPAIAN Dr. Dwi Amaria
10.30 WIB MATERI Rika Agustina
(KUNJUNGAN Ilhami Suci
RUMAH BINAAN
TANTRI)
9. 10.30- PENUTUPAN Puskesmas Ciruas
10.45 WIB

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Minggu Ket
No Jenis Kegiatan
1 2 3 4
Menyusun rencana
1. X
kegiatan
Melakukan survey ibu
2. hamil resti yang masuk X
kriteria inklusi
Melakukan
pembentukan dan
3. sosialisasi tim X
kunjungan rumah
binaan
Melalukan kunjungan
3. X
rumah binaan
4. Monitoring X X
H. PELAKSANA KEGIATAN
 -Penanggung jawab Kegiatan : Dokter Kibla
 -Penyelenggara : Tim Rumah Binaan
 Tugas
- Dokter : Melakukan pemeriksaaan dan tindak lanjut jika ditemukan adanya
kelainan serta mengedukasi ibu hamil resti, suami dan keluarga dalam kunjungan
rumah binaan TANTRI.
- Bidan : Melakukan pemeriksaan ANC pada Ibu hamil resiko tinggi.
- Perawat: Melakukan pemeriksaan vital sign dan memberikan arahan cara
mengkonsumsi obat.
- Gizi : Memberikan edukasi tentang gizi Ibu hamil.
- Laboratorium : Melakukan pemeriksaan laboratorium.
- Promkes: Melakukan promosi kesehatan tentang Ibu hamil resiko tinggi yaitu
tentang preeklamsia dan anemia pada kehamilan serta menentukan apakah
termasuk keluarga sehat dari data PIS-PK.

I. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi dilakukan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan dan dilakukan secara
bertahap.

J. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Dilakukan pencatatan dan hasil pelaksanaan kegiatan, pelaporan dilakukan pada akhir
kegiatan dan disampaikan kepada kepala puskesmas.

K. PEMBIAYAAN
Semua rangkaian kegiatan dibebankan pada dana dan Bantuan Oprasional Kesehatan
(BOK) Puskesmas Ciruas.

L. PENUTUP
Demikian kerangka acuan ini dibuat untuk dapat dipedomani sebagai pelaksanaan
kegiatan.
Kepala UPT Puskesmas
Kecamatan Ciruas

dr. Ari Widodo


NIP. 19780911 201001 1 006

Anda mungkin juga menyukai