Anda di halaman 1dari 6

2.

1 Obat Vitamin
A. Pengertian
Vitamin berasal dari kata vita (penting) dan amino (senyawa organik yang
mengandung nitrogen (N). Perkembangan lebh lanjut menunjukkan bahwa ternyata tidak
semua vitamin mengandung unsur nitrogen, misalnya pada vitamin C. Definisi vitamin
yang sekarang adalah suatu senyawa organik yang terdapat di dalam makanan yang
dalam jumlah kecil dibutuhkan oleh makhluk hidup untuk dapat mempetahankan
kehidupannya secara normal. Vitamin berasal dari luar tubuh dan ada beberapa vitamin
yang dapat disintesis di dalam badan oleh flora usus dengan bahan-bahan yang
didapatkan dari makanan, misalnya vitamin K. sumber dari vitamin adalah tumbuh-
tumbuhan dan hewan. Tumbuh-tumbuhan data mensintesis semua vitamin, kecuali
vitamin A dan D. Kedua vitamin tersebut dalam tumbuh-tumbuhan belum dalam keadaan
sempurna, tetapi sebagai provitamin. Provitamin belum mempunyai khasiat sebagai
vitamin dan akan berkhasiat sebagai vitamin bila masuk ke dalam tubuh. Vitamin-
vitamin berfungsi sebagai koenzim-koenzim (pembantu enzim) pada proses metabolisme
B. Penggolongan Vitamin
Berdasarkan atas kelarutannya, vitamin dibagi menjadi 2ggolongan besar, yaitu :
a). Vitamin-vitamin yang larut di dalam air
Vitamin-vitamin yang larut dalam air adalah vitamin B kompleks dan vitamin
C. Vitamin-vitamin yang larut di dalam air, kecuali vitamin B12 mudah diserap oleh
dinding usus dan mudah dikeluarkan oleh air seni. Dengan demikian kelebihan dari
vitain ini akan dikeluarkan lgi oleh tubuh dan jarang terjadi gejala keracunan.
Vitamin ini sedikit sekali disimpan di dalam organ-organ tubuh.
b). Vitamin-vitamin yang larut di dalam lemak
Vitamin-vitamin yang larut di dalam lemak adalah vitamin A, vitamin D,
vitamin E, dan vitamin K. Vitamin-vitamin yang larut dalam lemak ini diserap di
dalam saluran pencernaan bersama-sama dengan lemak. Pada gangguan pencernaan
lemak vitamin ini kurang baik diserap oleh tubuh, juga pada kelebihan vitamin ini
kurang baik dikeluarkannya, sehingga kemungkinan akan terjadi gejala keracunan di
dalam tubuh.
C. Jenis-jenis Obat (Penggunaan Terapi)
a). Vitamin yang larut dalam air
1. Vitamin B1 (Thiamin hidroklorida/Anemium hidroklorida)
Vitamin ini banyak terdapat di dalam beras yang tidak digiling, sayur-
sayuran yang berwarna hijau, kacang tanah, perikarpium, biji graminae, ragi, dan
kentang. Demikian juga semua organ hewan mengandung vitamin B1. Kadar yang
paling tinggi terdapat dalam hati, ginjal, jantung dan otak.
Kebutuhan harian vitamin B1 bergantung pada susunan makanan yaitu
karbohidrat dapat menaikkan sedangkan lemak akan menurunkannya. Pada input
makanan yang seimbang, dosis 1-2 mg perhari sudah mencukupi. vitamin B1
hanya dieperuntukan pada keadaan yang menyebabkan peningkatan kebutuhan
akan vitamin B1, misalnya selama kehamilan. Umumnya pada keadaan ini
pemberian vitamin B1 secara oral sebanyak 25 mg tiap hari sudah mencukupi.
Adapun jenis obat atau preparat dagang dari vitamin B1 yaitu Benerva®,
Betabon®, dan Betaxin®.
2. Vitamin B2 (Riboflavin/ Laktoflavina)
Dari namanya dapat diketahui bahwa vitamin ini merupaka hablur yang
berwarna kuning, rasanya agak pahit. Ribo (sisa dari ribose yang berwarna kuning)
dan lakto (terdapat didalam air susu).
Vitamin ini banyak terdapat didalam air susu, kuning telur, ragi, hati,
sayur-sayuran dan kacang tanah. Riboflavin terdapat dalam semua sel hewan dan
tanaman. Kadar riboflavin tertinggi terdapat dalam ragi, padi-padian, polong-
polongan serta hati, ginjal, susu dan keju. Sebagian kebutuhan manusia akan
vitamin B2 akan disintesis oleh bakteri usus.
Pengaturan dosis kebutuhan harian berkisar sekitar 1,5-2 mg. jika diamati
adanya defisiensi, tiap hari diberikan 10-20mg.
Adapun jenis obat atau preparat dagang dari vitamin B2 yaitu Beflavin®.
3. Vitamin B6 (Piridoksina/Hidroklorida)
Vitamin B6 terdapat dalam seluruh sel hidup terutama dalam ragi, padi-
padian, sayuran hijau, hati, ginjal, otak, kuning telur dan susu.
Pengaturan dosis kebutuhan harian antara 1-2 mg. kebutuhan ini akan
mengikat pada konsumsi makanan yang kaya protein, pada saat hamil dan pada
hipertireosis. Pada dosis tinggi (100-300mg/hari) vitamin B6 digunakan untuk
hiperemesis gravidarum, kinotosis (‘mabuk perjalanan’), kerusakan akibat
penyinaran serta nutrisi setelah terapi isomiazida atau sikloresin. Kegunaannya
pada nausea dan muntah masih tanda Tanya.
Adapun jenis obat atau preparat dagang dari vitamin B6 yaitu B6-Vikotrat,
Benadon, dan Hexobion.
1. Biotin
Vitamin biotin merupakan suatu turunan urea bisiklik dengan suatu cincin
tiofan, merupakan zat yang stabil pada keadaan panas, basa, dan asam. Akan tetapi
senyawa ini akan rusak oleh oksidator dan sinar UV. Vitamin biotin terdapat pada
semua sel, terbanyak terdapat terutama dalam ragi, hati, ginjal dan kuning telur.
Kebutuhan harian biotin pada manusia sampai saat ini tak dapat dipastikan,
karena biotin juga diproduksi oleh bakteri usus. Pemberian biasanya 0,1-0,3 mg.
5. Asam Nikotinat
Asam nikotinat ini di alam banyak terdapat didalam ragi, hati, daging,
telur, kacang-kacang, jantung, ginjal, otak, kuning telur dan susu.
Kebutuhan harian nikotinamida hanya dapat dikira-kira, karena produksi
tubuh sendiri dari triptofan tidak jelas jumlahnya lagi pula kebutuhan harian
bergantung pada pemasukan triptofan. Biasanya jumlah nikotinamida 15mg/hari
sudah mencukupi. Untuk pengobatan pelaggra diberikan 300-500mg perhari.
Adapun jenis obat atau preparat dagang dari vitamin asam nikotinat yaitu
Nicobion.
6. Vitamin B9 (Asam Folat)
Asam ini juga disintesis oleh mikroorganisme di dalam usus dan
mempunyai peranan penting dalam pembentukan asam nukleat dan pertumbuhan
sel-sel darah merah. Di alam, asam folat ini banyak terdapat didalam sayur-
sayuran, hati, ginjal dan lain-lain.
7. Asam Pantotenat
Asam pantotenat yang merupakan amida dari D-α, ƴ-Dihidroksi-β,β-
dimetilbutirat dan β-alanin, merupakan bagian dari koenzim A. Dalam bentuk ini
senyawa tersebut luas penyebarannya dan terdapat banyak terutama dalam ragi,
melase, hati, daging, susu dan kuning telur.
Kebutuhan harian diperkirakan 10mg. Adapun jenis obat atau preparat
dagang dari vitamin asam pantotenat yaitu dekspentenol (Bepanthen), yang
merupakan alkohol dari asam pantotenat, digunakan sebagai obat luar untuk
merangsang epitelisasi akibat luka bakar atau luka lecet, ulsera dan lain-lain.
Secara parantenal (1000 mg) iv atau im digunakan sebagai profilaksis dan terapi
antoni usus pasca operasi dan untuk penanganan paralisis ileum, akan tetapi
aktifitasnya masih dipertentangkan.
8. Vitamin B12 (Cyanocobalamin)
Nama sianocobalamin ini disebabkan karena didalam rumus bangun
vitamin ini mengandung CN (sianida). Vitamin ini merupakan serbuk hablur yang
berwarna merah tua sehingga disebut juga vitamin merah. Satu-satunya indikasi
yang tepat untuk penggunaan vitamin B12 adalah pada anemia perniciosa yang di
Indonesia jarang sekali terdapat juga pada anemia makrocyter. Tetapi pada
penyakit lain penggunaan vitamin B12 tidak ada gunanya, sering disalahgunakan
sebagai obat penguat yang ajaib.
Kebutuhan dosis mula-mula adalah 100 (-10000) µg perhari im atau iv
elama 2 minggu, sampai normalisasi hematokrit 100 (-500) µg 2 Kali seminggu.
Untuk pengobatan terus menerus cukup 100 (-500) µg/ bulan sebagai dosis
pemeliharaan.
Adapun jenis obat atau preparat dagang dari vitamin B12 yaitu
sianokobalamin pada B12 angkermann, B12 –Steigerwald, B12 –Vicotrat, Berubi,
cobalparen, cytobion, docivit, millevit, pernicipur dan vicapan B12. Serta pada
hidroksokobalamin yaitu aquo-Cytobion, Axlon, B12-Depot-Vicotrat,
Cobaltparen-Depot, De-pogamma, Docivit Depot, dan Novidroxin.
9. Vitamin C (Asam Askorbinat/Redoxon/ Vitamin Antiskorbut)
Vitamin ini banyak terdapat di dalam jeruk yang manis, kol, mentega,
kentang dan sebagainya. Kekurangan vitamin ini menyebabkan pendarahan pada
gusi yang disebut skotbut gigi mudah lepas, daya tahan tubuh berkurang dan
kelemahan pada pembulu darah dan terasa pegal-pegal pada ujung tulang oleh
karena vitamin ini dapat memperbesar daya tahan tubuh maka sering diberikan
dalam dosis tinggi (1/2 x sehari 500 mg) pada penderita penyakit infeksi misalnya
influenza, tuberculosis, radang lambung dan sebagainya, juga pada penderita yang
baru sembuh dari sakit. Kebutuhan harian normal Vitamin C 60 mg
b). Vitamin yang larut air
1. Vitamin A (akseroftol, retinol)
Vitamin A tidak disintesis oleh tanaman. Jumlah yang cukup banyak
ditemukan dalam minyak ikan, dalam hati, mentega, susu dan telur.
Kebutuhan harian, pengaturan dsis harian orang dewasa akan vitamin A
sekitar 5000 IU = 1,5 mg (1 IU = 0,3 µg), anak-anak usia 10 tahun sehari
membutuhkan 1500-3500 IU. Pada defisiensi vitamin A untuk terapi subtitusi,
dosis harian adalah 25.000-50.000 IU. Dalam dosis yang cukup tinggi, vitain A
digunakan untuk ikhtiosis vulgaris dan berbagai hyperkeratosis dan diskeratosis.
Adapun jenis obat atau preparat dagang dari vitamin A yaitu A-Mulsin®,
Arovit®, A-viktorat®, dan Vogan®
2. Vitamin D (Koleksiverol)
Koleksiverol (vitamin D3), vitamin D fisiologik, terbentuk dalam kulit dari
pemecaha 7-dehidrokolesterol dengan cahaya matahari. Vitamin D3 terdapat di
alam yaitu minyak hati ikan dan jaringan lemak hewan. Kuning telur, susu dan
mentega hanya sedikit mengandung vitamin D3 saat ini senyawa ini dibuat secara
sintesis parsiel dari kolesterol.
Pengaturan dosis untuk profilaksis terhadap rakhitis, bayi dan anak-anak
selama 1-1,5 tahun tiap hari diberikan 500-1000 IU = 0,0125-0,025 mg vitamin
D3 (1 IU=0,025 µg).
Adapun jenis obat atau preparat dagang dari vitamin asam nikotinat yaitu
D-tracetten®, D3-vikotrat®, vigatol®, Vigantoletten®, dan Vigorsan®.
3. Vitamin E (Tokoverol)
Tokoverol adalah berbagai turunan kroman, yang pada posisi dua
mengandung rantai samping dengan 16 atom C. Tokoverol hanya disintesis pada
tanaman. Sumber vitamin E yang terbesar adalah kecambah, padi-padian dan
minyak tanaman. Sayur-sayuran juga mempunyai kandungan vitamin E yang
tinggi.
Kebutuhan harian vitamin E yang pasti tidak diketahui, saat ini hanya dapat
diperkirakan saja. Biasanya diberikan 15-30 mg. jumlah ini harus lebih tinggi pada
pemasukkan asam lemak tak jenuh yang lebih banyak serta pada beban fisik dan
psikik yang lebih tinggi.
4. Vitamin K
Vitamin K ditemukan dalam bagian tanaman hijau, paing banyak pada
tanaman yang mempunyai kandungan klorofil tertinggi. Juga bakteri
(Staphylococcus, basil TBC dan terutama bakteri E.coli) membentuk vitamin K.
karena bakteri E.coli selalu terdapat dalam flora usus normal manusia dianggap
bahwa flora ini berperan menjaga pasokan vitamin K.
Pengaturan dosis orang dewasa mendapat sebagai terapi subtitusi 10-30
mg per hari secara oral. Hanya pada perdarahan yang membahayakan jiwa akibat
dosis berlebih antikoagulansia, dapat ditambahkan pemberian secara iv disamping
pemberian factor pembekuan (bahaya adanya keadaan seperti syok). Pada bayi
yang baru lahir diberikan 1-2 mg vitamin K1 selama 2-3 hari.
Antagonis vitamin K yang digunakan secara terpeutik adalah
asenokuramol, fenprokumon dan warvarin. Setelah penggunaan secara oral,
absorpsi senyawa tersebut baik adalah ikatan protein plasmanya yang tinggi.
Asenokumarol (Sintrom®) dengan waktu paruh 24 jam dan warfarin
(Coumadin®) dengan waktu paruh 40 jam bekerja jangka sedang, fenprokumon
(Marcumar®) dengan waktu paruh 150 jam merupakan preparat dengan kerja
panjang.

Anda mungkin juga menyukai