Anda di halaman 1dari 10

Definisi, Manfaat dan Cara Pembuatan

Biogas
BY SANDI SADDEMA, ON AGU 30, 2019 IN TEKNOLOGI

Tahukah kamu tentang Biogas ? Definisi dan Bagaimana Cara kerjanya ? Simak artikel
dari sinau ternak yang ditulis oleh Sandy Saddema (Mahasiswa Peternakan UGM 2014)
berikut ini.

Biogas saat ini menjadi salah satu opsi alternatif dalam pengolahan limbah kotoran
peternakan. Limbah kotoran yang tidak diolah dan dibiarkan begitu saja menjadi
masalah tersendiri dalam dunia peternakan. Penimbunan kotoran ternak di sekitar
kandang menyebabkan pencemaran lingkungan. Bau menyengat sudah pasti terjadi, dan
akan diperparah ketika musim penghujan datang.

Jika kotoran ikut tergenang air hujan, maka dapat menurunkan mutu lingkungan dan
mutu kesehatan bagi masyarakat sekitar peternakan. Situasi semacam inilah yang
menyebabkan, secara sosial peternakan dipadang jelek oleh masyarakat pada beberapa
daerah.

Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan pengolahan limbah kotoran agar tidak
menjadi masalah dan dibuang sia-sia. Yuk kita bahas lebih dalam terkait BIOGAS
sebagai alternatif solusi pengolahan limbah kotoran peternakan.
Definisi Biogas
Biogas adalah gas yang dapat dibakar dan dihasilkan melalui aktivitas anaerobik (tanpa
oksigen) didalam digester dari bahan-bahan organik seperti kotoran ternak, limbah rumah
tangga dan limbah pertanian.

Hendroko (2008) menjelaskan bahwa biogas merupakan suatu campuran gas-gas yang
dihasilkan dari suatu proses fermentasi bahan organik oleh bakteri dalam keadaan tanpa
oksigen. Komposisi biogas yang dihasilkan adalah gas methan (CH4) sekitar 55-75%, gas
karbondioksida (CO2) sekitar 25-45% dan gas lain dengan proporsi kecil.

Komponen %
Metana (CH4) 55-75
Karbon dioksida (CO2) 25-45
Nitrogen (N2) 0-0.3
Hidrogen (H2) 1-5
Hidrogen sulfida (H2S) 0-3
Oksigen (O2) 0.1-0.5
Gas methan (CH4) sebagai komponen utama biogas merupakan bahan bakar yang baik
karena mempunyai nilai kalor yang tinggi, yaitu sekitar 4800 sampai 6700 kkal/m³,
sedangkan gas metana murni mengandung energi 8900 Kkal/m³. Karena nilai kalor yang
cukup tinggi itulah biogas dapat dipergunakan untuk keperluan penerangan, memasak,
menggerakkan mesin dan sebagainya.

Gas methan sudah lama digunakan oleh warga Mesir, China, dan Roma kuno untuk
dibakar dan digunakan sebagai penghasil panas. Sedangkan, proses fermentasi lebih
lanjut untuk menghasilkan gas methan ini pertama kali ditemukan oleh Alessandro Volta
(1776).

Hasil identifikasi gas yang dapat terbakar ini dilakukan oleh Willam Henry pada tahun
(1806) dan dilanjutkan oleh Becham (1868). Pada perkembangan selanjutnya, Louis
Pasteur dan Tappeiner berhasil menjelaskan asal sal mikrobiologis dari pembentukan
methan pada tahun 1882.

Adapun alat penghasil biogas secara anaerobik pertama dibangun pada tahun 1900. Pada
akhir abad ke-19, riset untuk menjadikan gas methan sebagai biogas dilakukan oleh
Jerman dan Perancis.

Selama Perang Dunia II, banyak petani di Inggris dan Benua Eropa yang membuat alat
penghasil biogas kecil yang digunakan untuk menggerakkan traktor. Akibat kemudahan
dalam memperoleh BBM dan harganya yang murah pada tahun 1950-an, proses
pemakaian biogas ini mulai ditinggalkan.
biogas history

Manfaat Biogas
Biogas Memberikan Banyak Manfaat Nilai Tambah untuk Masyarakat dari limbah
organik.

Pertanian

Pengolahan anaerob pada kotoran ternak dan sisa makanan organik memberikan
manfaatbagi sektor pertanian. Beberapa manfaat termasuk:

 Diversifikasi keuangan dan mitigasi risiko melalui penjualan energi.


 mendukung pengolahan lokal produksi pertanian.
 mengurangi kebutuhan dan biaya pupuk komersial.

Ekonomis

Manfaat ekonomi hijau dari biogas sangat besar dan meliputi:

 penciptaan lapangan kerja lokal di bidang teknis, manufaktur dan konstruksi /


perdagangan
 pembangunan ekonomi menghasilkan miliaran dolar investasi di masyarakat pedesaan
 penciptaan produk sampingan yang berguna dari limbah, bertindak sebagai pengganda
ekonomi yang signifikan

Energi

Sebagai sumber energi terbarukan, biogas memiliki karakteristik unik. Biogas bisa

 Menghasilkan daya yang fleksibel dan dapat diandalkan 24/7


 mengelola catu daya terbarukan yang terputus-putus melalui sarana penyimpanan dan
daya fleksibel
 meningkatkan / mendukung infrastruktur lokal dan kualitas daya
 meningkatkan ke gas alam terbarukan (RNG) untuk injeksi ke dalam jaringan gas alam,
menghasilkan energi terbarukan ‘hijau’ melalui infrastruktur yang ada
 dikompres untuk digunakan sebagai bahan bakar transportasi, atau penggantian langsung
gas alam yang berasal dari fosil dalam pemanasan rumah tangga, atau proses industri,
komersial, dan kelembagaan

Lingkungan

Manfaat biogas bagi lingkungan sangat banyak.

 mengontrol perkecambahan gulma, mengurangi penggunaan herbisida


 menghilangkan senyawa penyebab bau
 menangkap dan menggunakan metana, gas rumah kaca 21 kali lebih buruk dari CO2
 Mengubah aliran limbah energi tinggi menjadi bahan bakar, mengalihkannya dari TPA

Sebagai ilustrasi dapat dilihat manfaat biogas dari bagan dibawah ini:
manfaat biogas

Cara Membuat biogas dari kotoran ternak


Bahan

Alat. Alat yang digunakan dalam proses pembuatan biogas dari kotoran ternak antara
lain: alat pengaduk, bak penampung, digester dan pipa.

Bahan. Bahan yang digunakan dalam proses pembuatan biogas dari kotoran ternak antara
lain: Feses sapi, air dan starter.

Langkah-langkah

1. Kotoran sapi dicampur dengan air hingga terbentuk lumpur dengan perbandingan 1:1
pada bak penampung sementara.
2. Lumpur dari bak penampungan sementara kemudian di alirkan ke digester. Pada
pengisian pertama digester harus di isi sampai penuh.
3. Melakukan penambahan starter (banyak dijual dipasaran). Setelah digester penuh, kran
gas ditutup supaya terjadi proses fermentasi.
4. Gas metan sudah mulai di hasilkan pada hari 10 sedangkan pada hari ke -1 sampai ke – 8
gas yang terbentuk adalah CO2. Pada komposisi CH4 54% dan CO2 27% maka biogas
akan menyala.
5. Pada hari ke -14 gas yang terbentuk dapat digunakan untuk menyalakan api pada kompor
gas atau kebutuhan lainnya.
6. Pengisian bahan biogas selanjutnya dapat dilakukan setiap hari, yaitu sebanyak kurang
lebih 20 liter setiap pagi dan sore hari. Sisa pengolahan bahan biogas berupa lumpur /
sludge secara otomatis akan keluar dari lubang pengeluaran (outlet) setiap kali dilakukan
pengisian bahan biogas. Sisa hasil pengolahan bahan biogas tersebut dapat digunakan
sebagai pupuk kandang/pupuk organik, baik dalam keadaan basah (cair) maupun kering.
(Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, 2009).

Sebagai ilustrasi digester dapat dilihat pada bagan di bawah ini:


digester biogas

Proses kimiawi biogas


Pembentukan biogas dilakukan oleh mikroba pada situasi anaerob, yang meliputi tiga
tahap, yaitu tahap hidrolisis, tahap pengasaman, dan tahap metanogenik. Secara garis
besar, penjelasan tahap – tahap tersebut sebagai berikut :

1. Hidrolisis.

Pada tahap hidrolisis, bahan organik di enzimatik secara eksternal oleh enzim ekstra
selular (selulose, amilase, protease dan lipase) mikroorganisme. Bakteri memutuskan
rantai panjang karbohidrat komplek, protein dan lipida menjadi senyawa rantai pendek.
Sebagai contoh polisakarida diubah menjadi monosakarida sedangkan protein diubah
menjadi peptida dan asam amino.

Berdasarkan uraian tersebut, pada proses hidrolisis terjadi pelarutan bahan-bahan organik
mudah larut dan pencernaan bahan organik yang komplek menjadi sederhana dan
perubahan struktur bentuk primer menjadi bentuk monomer.

2. Pengasaman.

Pada tahap ini bakteri menghasilkan asam, mengubah senyawa rantai pendek hasil proses
pada tahap hidrolisis menjadi asam asetat (CH3COOH), hidrogen (H2) dan karbondioksida
(CO2). Bakteri tersebut merupakan bakteri anaerobik yang dapat tumbuh dan berkembang
pada keadaan asam. Untuk menghasilkan asam asetat, bakteri tersebut memerlukan
oksigen dan karbon yang diperoleh dari oksigen yang terlarut dalam larutan.

Pembentukan asam pada kondisi anaerobik tersebut penting untuk pembentuk gas metana
oleh mikroorganisme pada proses selanjutnya. Selain itu, bakteri tersebut juga mengubah
senyawa yang bermolekul rendah menjadi alkohol, asam organik, asam amino,
karbondioksida, H2S, dan sedikit gas metana.

3. Metanogenik.

Pada tahap ini bakteri metanogenik mendekomposisikan senyawa dengan berat molekul
rendah menjadi senyawa dengan berat molekul tinggi. Sebagai contoh bakteri ini
menggunakan hidrogen, CO2 dan asam asetat untuk membentuk metana dan CO2. Bakteri
penghasil asam dan gas metana bekerjasama secara simbiosis. Bakteri penghasil asam
membentuk keadaan atmosfir yang ideal untuk bakteri penghasil metana. Sedangkan
bakteri pembentuk gas metana menggunakan asam yang dihasilkan bakteri penghasil
asam. Tanpa adanya proses simbiotik tersebut, akan menciptakan kondisi toksik bagi
mikroorganisme penghasil asam.

Sebagai ilustrasi dapat dilihat proses pembentukan biogas dari bagan dibawah ini:
Faktor yang berpengaruh pada produksi Biogas
Banyak faktor yang mepengaruhi keberhasilan produksi biogas. Faktor pendukung untuk
mempercepat proses fermentasi adalah kondisi lingkungan yang optimal bagi
pertumbuhan bakteri perombak. Ada beberpa faktor yang berpengaruh terhadap produksi
biogas yakni sebagai berikut:

1. Kondisi anaerob atau kedap udara.

Biogas dihasilkan dari proses fermentasi bahan organik oleh mikroorganisme anaerob.
Instalasi pengolahan biogas harus kedap udara.

2. Bahan baku isian.

Bahan baku isian berupa bahan organik seperti kotoran ternak, limbah pertanian, sisa
dapaur, dan sampah organik yang terhindar dari bahan anorganik. Bahan isian harus
mengandung 7 – 9 % bahan kering dengan pengenceran 1 : 1 (bahan baku : air).

3. Rasio atau Imbangan C/N.

Imbangan C/N yang terkandung dalam bahan organik sangat menentukan kehidupan dan
aktivitas mikroorganisme dengan imbangan C/N optimum 25 – 30 untuk mikroorganisme
perombak.

4. Derajat keasaman (pH).

Derajat keasaman sangat berpengaruh terhadap kehidupan mikroorganisme. Derajat


keasaman yang optimum bagi kehidupan mikroorganisme adalah 6,5 – 7,5.

5. Temperatur.

Produksi biogas akan menurun secara cepat akibat perubahan temperatur yang mendadak
di dalam instalasi pengolahan biogas. Untuk menstabilkan temperatur kita dapat
membuat instalasi biogas di dalam tanah. Temperatur optimal dalam proses biogas
berkisar 35-38 (Mesofilik) dan 55-57 (Termofilik).

6. Starter.

tarter diperlukan untuk mempercepat proses perombakan bahan organik hingga menjadi
biogas. Starter merupakan mikroorganisme perombak yang telah dijual komersil dapat
juga digunakan lumpur aktif organik atau cairan rumen. (Simamora, 2006).

7. Pengadukan.
Pengadukan dalam proses pembuatan biogas berfungsi untuk mengontrol PH, menjaga
lingkungan agar tetap homogen, pendistribusian larutan starter agar menyebar pada
seluruh digester serta mencegah penumpukan produk metabolisme berkonsentrasi tinggi
yang dapat menghambat bakteri metanogen.

8. Nutrisi.

Nutrisi yang dibutuhkan dalam proses biogas adalah nitrogen, fosfor dan unsur-unsur lain
dalam jumlah mikronutrisi. Nutrisi tersebut berfungsi untuk membangun sel-sel dalam
membentuk mikroorganisme dan menghasilkan biogas. Unsur kimia yang membentuk
mikroorganisme antara lain karbon (50%), Oksigen (20%), Nitrogen (12%), Hidrogen
(8%), Fosfor (2%), Sulfur (1%) dan Kalium (1%). Proses Pembentukan biogas
membutuhkan rasio C:N = 25:1

Parameter Satuan Rentang Keterangan


Suhu 0
C 35-3855-57 Proses MesofilikProses Termofilik
Waktu Retensi Hidrolik Hari 20-50 Tergantung limbah cair
Konsentrasi COD ppm COD <80.000 Tergantung peternakan
Konsentrasi Methana % 50-75 Tergantung substrat
pH 6,5-7,5 Selama fermentasi

Anda mungkin juga menyukai