Anda di halaman 1dari 9

Resume Proses Pengolahan Bijih Besi

Bismoyo Enggar Santoso (116170018)

Abiesa Patu Prasna (116170030)

Pendahuluan

Bijih besi merupakan bahan baku utama industri baja. Bijih besi adalah bahan galian yang
mengandung unsur besi (Fe) y ang dapat dimanfaatkan secara ekonomis pada tempat dan
waktu tertentu, pada kondisi biaya dan harga pasar saat itu. Bijih besi adalah campuran
mineral berharga yang mengandung besi dengan mineral-mineral lainnya yang kurang
berharga yang disebur gangue. Meskipun dapat digunakan langsung untuk bahan baku
pembuatan besi, bijih besi tersebut biasanya diolah terlebih dahulu untuk memperbaiki
karakteristik kimia dan fisikanya. Semua cara digunakan untuk mengolah dan memperbaiki
karakteristik kimia dan fisika yang disebut proses benefisiasi bijih (ore beneficiation).
Mineral yang mengandung besi dapat dikelompokkan menurut komposisi kimianya sebagai
oksida, karbonat, sulfida, dan silikat.

Simbol: Fe
Nomor atom: 26
Berat atom: 55,845
Klasifikasi: Logam Transisi
Fase pada Suhu Kamar: Padat
Berat jenis: 7,874 gram per cm3
Titik leleh: 1538 ° C, 2800 ° F
Titik didih: 2862 ° C, 5182 ° F

Genesa bijih Besi

Proses terjadinya cebakan bahan galian bijih besi berhubungan erat dengan adanya peristiwa
tektonik pra-mineralisasi. Akibat peristiwa tektonik, terbentuklah struktur sesar, struktur sesar ini
merupakan zona lemah yang memungkinkan terjadinya magmatisme, yaitu intrusi magma
menerobos batuan tua, dicirikan dengan penerobosan batuan granitan (Kgr) terhadap Formasi
Barisan (Pb,Pbl). Akibat adanya kontak magmatik ini, terjadilah proses rekristalisasi, alterasi,
mineralisasi, dan penggantian (replacement) pada bagian kontak magma dengan batuan yang
diterobosnya.
Perubahan ini disebabkan karena adanya panas dan bahan cair (fluida) yang berasal dari aktivitas
magma tersebut. Proses penerobosan magma pada zona lemah ini hingga membeku umumnya
disertai dengan kontak metamorfosa. Kontak metamorfosa juga melibatkan batuan samping
sehingga menimbulkan bahan cair (fluida) seperti cairan magmatik dan metamorfik yang banyak
mengandung bijih.
Proses terjadinya cebakan bijih besi didaerah penelitian berkaitan dengan proses-proses tersebut
diatas, dalam hal ini peristiwa tektonik, metamorfosa dan metasomatisme kontak berperan untuk
terjadinya cebakan bijih besi di daerah penelitian. Bila dikaitkan dengan batuan yang tersingkap
didaerah penelitian yaitu batuan metamorfosa seperti marmer yang dulunya merupakan
batugamping, maka dapat disimpulkan bahwa terbentuknya bijih karena terjadinya proses
metamorfosa pada batugamping. Kemudian akibat proses magmatisme pada batugamping terjadi
proses penggantian (replacement) sehingga larutan yang mengandung mineral bijih terendapkan
bersamaan dengan terbentuknya batuan metamorfosa (marmer).
Setelah proses mineralisasi (pasca-mineralisasi), terjadi kembali peristiwa tektonik setempat yang
membentuk sesar mendatar dan sesar normal, struktur tersebut akan membentuk kembali geometri
dari cebakan mineral atau akan terjadi dislokasi.

Komposisi Mineral Besi


cebakan Sebagian besar elemen Besi terdapat dalam mineral magnetite, sedangkan sisanya terdapat
pada hematite, limonite, dan goethite.Mineral Magnetite merupakan mineral utama pada bijih besi
magnetite diikuti oleh mineral besi lain dalam jumlah yang terbatas.Kehadiran mineral besi selain
magnetite dapat menimbulkan konsekuensi pada pengolahan yaitu akan ada kecenderungan
hilangnya sejumlah mineral besi ke tailing.

Komposisi Kimia Bijih Besi Magnetite.


Hasil uji laboratorium untuk komposisi kimia bijih besi magnetic dapat dilihat pada table. Pengujian
biasanya meliputi lima unsur yang terdiri dari unsur besi (Fe) sebagai unsur utama, Silikon (Si),
Alumunium (Al), Phophor (P), dan Sulphur (S) sebagai elemenelemen pengotor yang yang harus
diketahui untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan pengolahan. Tabel 1. menunjukkan komposisi
kimia bijih besi asal Kalimantan Selatan. Sampel Bijih besi yang diuji adalah bijih besi primer.
Karakteristik Bijih Besi Magnetit.
Bijih besi magnetit memiliki sifat kemagnetan yang tinggi dibandingkan dengan mineral gangue-nya.
Perbedaan sifat ini yang dimanfaatkan untuk memisahkan kedua jenis mineral tersebut. Karena sifat
magnet yang digunakan untuk pemisahannya, maka alat yang digunakan adalah magnetic separator.

Kadar Fe di Bijih relative rendah, dan sebagian besar Fe berada pada mineral besi magnetit yang
berukuran antar 200 – 500 mikron. Untuk mendapatkan mineral besi dengan derajat liberasi tinggi,
maka ukuran pemisahan harus lebih kecil dari 200 mikron.

Mineral besi terdistribusi secara tidak merata di fragmen batuan. Sebagian gangue maupun mineral
besi sudah terliberasi pada ukuran lebih besar dari 200 mikron. Pada ukuran ini bijih sudah dapat
dipisah untuk mengeluarkan gangue yang terliberasi. Pemasangan magnetic separator pada tahap
ini dimanfaatkan untuk membuang gangue mineral yang sudah terliberasi.

Pada ukuran < 75 mikron, mineral besi dan gangue memiliki derajat liberasi sangat tinggi, lebih besar
dari 95 %. Pada ukuran ini mineral besi dan gangue dapat dipisah dengan target recovery dan kadar
mineral besi di konsentrat tinggi. Pemasangan magnetic separator pada tahap ini dimaksudkan
untuk mengeluarkan gangue yang pada tahap sebelumnya masih middling ke jalur tailing dan
mengambil mineral besi masuk ke konsentrat.

Distribusi Ukuran Bijih Besi Magnetite.


Sieve Analysis Ukuran Umpan

Bijih besi yang akan diumpankan ke dalam pabrik pengolahan harus memiliki ukuran atau distribusi
ukuran yang sudah disesuaikan dengan ukuran, jenis atau spesifikasi alat/mesin pengolahan. Pada
gambar di bawah dapat dilihat distribusi ukuran bijih besi yang sudah siap diumpankan dalam pabrik
pengolahan.

Ukuran terbesar adalah 50 cm atau 500 milimeter. Jika dari tambang ada yang lebih besar dari 500
mm, maka bijih tersebut harus dikeluarkan, dan dikecilkan dahulu sebelum dapat diteruskan untuk
diolah.
Dari gambar diketahui bahwa lebih dari 80 % bijih berukuran kurang dari 420 mm. Ukuran ini akan
menjadi acuan dalam penentuan variable operasi pengecilan ukuran bijih tahap pertama, yang biasa
disebut crushing.

Proses penambangan besi


Penambangan pasir besi dilakukan dengan sistem tambang terbuka/permukaan (surface mining)
Penambangan terbuka diawali dengan mengupas lapisan penutup (overburden) dan memisahkan
tanah pucuk (top soil)

Berdasarkan cara penggaliannya, alluvial mining dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

1. Penambagan mekanik (mechanical mining), yang terdiri atas metode kering (dry methods)
dan metode basah (wet methods).

2. Dredging (kapal keruk).


3. Manual / Hand mining.

 Penambangan mekanik dibagi menjadi dua, yaitu


1. Penambangan Mekanik Metode Kering

Metode penambangan mekanik kering menggunakan proses mekanik yang dilakukan tanpa
menggunakan air

2. Penambangan Mekanik Metode Basah

Penambangan metode ini menggunakan air untuk menggali dan mengangkut pasir besi.

 Dredging (Kapal keruk) adalah metode penambangan dengan menggunakan air untuk menggali
dan mengangkut pasir besi. Pola arah pergerakan kapal keruk dalam penambangan mengikuti
arah memanjang sebaran lateral pasir besi atau dapat juga dengan pola arah pergerakan tegak
lurus garis pantai

Berdasarkan jenis alat gali yang digunakan, kapal keruk dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Multi bucket dredge

Multi bucket dredge yaitu kapal keruk menggunakan alat gali berupa rangkaian mangkok
(bucket).
2. Cutter suction dredge

Cutter suction dredge yaitu kapal keruk dengan alat gali berupa pisau pemotong yang
menyerupai bentuk mahkota.
3. Bucket wheel dredge

Sedangkan bucket wheel dredge yaitu kapal keruk yang dilengkapi dengan timba yang
berputar (bucket wheel) sebagai alat gali.

 Penambangan manual
Penambangan secara manual atau sederhana adalah penambangan yang menggunakan
tenaga manusia atau tidak menggunakan tenaga mesin atau alat mekanis. Penggunaan
metode ini biasanya dilakukan oleh rakyat setempat atau pengusaha skala kecil. Endapan
pasir besi yang ditambang umumnya mempunyai jumlah cadangan tidak terlalu besar.

Percobaan pengelolaan & Pemurnian (Studi Metalurgi)


Diagram/Alur Tahapan Pengolahan Bijih Besi Magnetit.
Pengolahan Bijih besi magnetic ditetapkan dengan melibatkan tiga kali pemisahan dengan
menggunakan magnetic separator. Tahap pertama dilakukan sebelum operasi grinding. Ukuran
pemisahan yang digunakan adalah ukuran bijih produk operasi crushing. Tujuan pemisahan ini
adalah untuk mengeluarkan material yang tidak harus masuk dalam Ball Mill, seperti: gangue
mineral yang sudah terliberasi, tanah, tanaman yang terbawa dari tambang, batuan selain bijih, dan
kotoran lainnya. Hal ini dapat mengurangi beban kerja dari Ball Mill.
Pemisahan tahap kedua dilakukan terhadap bijih yang merupakan produk dari operasi Ball Mill 1.
Ukuran pemisahannya adalah 400 mikron. Tujuan pemisahan secara magnetis ini adalah untuk
membuang mineral gangue yang sudah terliberasi pada ukuran tersebut. Jumlah bijih yang di gerus
pada tahap berikutnya akan lebih kecil. Sehingga secara keseluruhan daya listrik menjadi lebih
rendah.

Syarat yang harus diperhatikan pada pemisahan ini adalah mendapatkan sebanyak mungkin mineral
besi, namun membuang sebanyak mungkin mineral gangue. Operasi pemisahan harus menghasilkan
recovery mineral besi tinggi. Jadi medan magnet yang digunakan harus besar. Hal ini dimaksudkan
untuk menghindari adanya mineral midlling yang masuk jalur tailing.

Pemisahan secara magnetis tahap ketiga merupakan pemisahan tahap akhir. Ukuran pemisahannya
adalah ukuran produk dari operasi Ball Mill yaitu 75 mikro. Ukuran ini adalah ukuran dari konsentrat
akhir. Tujuan dari pemisahan ini adalah untuk meningkatkan kadar mineral besi sampai sesuai
dengan target pengolahan. Syarat yang harus diperhatikan adalah konsentrat harus memiliki kadar
mineral besi yang tinggi tanpa harus mengorbankan turunnya recovery mineral besi.

Neraca Bahan Pemisahan Secara Magnetit

Untuk dapat menyelesaikan neraca bahan seperti pada bagan alir pemisahan di Gambar 1, maka
diperlukan data-data recocery dan kadar Fe di konsentrat dari tiap-tiap operasi pemisahannya.
Untuk pemisahan tahap pertama dibutuhkan data Recovery dan kadar Fe di konsentrat yang
menggunakan ukuran pemisahan 20 mm.

Kadar dan recovery Fe Bijih Besi Hasil Proses Crushing.


Pada gambar di bawah dapat dilihat kandungan dan recovery Fe dalam bijih besi hasil operasi
crushing yang dipisah oleh pemisahan magnetik atau Magnetic Separator. Data ini digunakan jika
rancangan pengolahan memasang magnetik separator sebelum operasi grinding.

Tujuan pemisahan ini adalah untuk mengurangi jumlah umpan yang masuk dalam operasi grinding.
Pengotor seperti tanah, batuan selain bijih besi atau gangue dapat dibuang pada operasi pemisahan
ini. Dengan demikan beban ball mill dapat berkurang.
Untuk pemisahan tahap kedua dibutuhkan data Recovery dan kadar Fe di konsentrat yang
menggunakan ukuran pemisahan 400 mikron.

Kadar Dan Recovery Fe Pada Produk Grinding Tahap Satu.

Pada gambar di bawah dapat dilihat kandungan dan recovery Fe dalam bijih besi hasil operasi
grinding tahap satu yang kemudian dipisah oleh Magnetic Separator. Data ini digunakan untuk
menentukan operasi pemisahan secara magnetic. Dari gambar diketahui bahwa ukuran pemisahan
akan menentukan Kadar Fe di konsentrat dan jumlah Fe yang dapat diperoleh
Pada ukuran sekitar 200 mikron masih terdapat banyak partikelpar tikel middling mineral (MD).
Middling mineral merupakan partikel mineral yang terdiri dari mineral besi dan gangue. Keberadaan
Middling mineral dapat menjadi salah satu penentu keherhasilan operasi pemisahan. Ketika
pengolahan harus menghasilkan produk dengan recovery tinggi, maka partikel-partikel middling
akan masuk dalam kelompok konsentrat.

Kerena middling membawa gangue mineral, maka konsentrat menjadi banyak mengadung gangue.
Tentunya kadar mineral besi di konsentrat menjadi rendah. Ketika pabrik pengolahan harus
menghasilkan produk dengan kadar mineral besi tinggi, maka middling mineral harus masuk ke jalur
taillng.

Karena middling membawa mineral besi, maka recovery mineral besi menjadi rendah. Ukuran
partikel setelah grinding yang menjadi ukuran pemisahan adalah factor dominan untuk
mendapatkan nilai optimal dari operasi pemisahan.

Untuk pemisahan tahap ketiga dibutuhkan data Recovery dan kadar Fe di konsentrat yang
menggunakan ukuran pemisahan 75 mikron.

Kadar Dan Recovery Fe Pada Produk Grinding Tahap Dua.

Pada gambar di bawah dapat dilihat kandungan dan recovery Fe dalam bijih besi hasil operasi
grinding tahap dua, kemudian dilakukan pemisahan magnetik dengan Magnetic Separator. Data ini
digunakan untuk menentukan operasi pemisahan dengan ukuran pertikel lebih kecil.
Dari gambar diketahui bahwa ukuran pemisahan akan menentukan Kadar Fe di konsentrat dan
jumlah Fe yang dapat diperoleh. Pada ukuran bijih kurang daripada 100 mikron, fraksi middling
mineral sudah relative kecil. Mineral besi sudah hampir terliberasi benar. Pada ukuran ini, optimasi
operasi pengolahan akan dapat dicapai dengan lebih mudah.

Anda mungkin juga menyukai