Anda di halaman 1dari 36

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Matematika adalah salah satu ilmu yang memiliki peranan penting dalam
kehidupan. Matematika berperan sebagai salah satu cara untuk menyelesaikan
berbagai permasalahan yang terjadi di kehidupan. Selain itu, matematika juga
termasuk salah satu mata pelajaran yang dicantumkan dalam semua kurikulum yang
pernah berlaku di Indonesia. Abdulah Idi (2007:23) menyatakan bahwa materi
pelajaran matematika, misalnya ilmu ukur sudah dipelajari di Indonesia sejak masa
penjajahan Belanda. Saat ini, pendidikan di Indonesia masih mengajarkan matematika
di semua jenjang pendidikan baik pendidikan dasar maupun pendidikan menengah.

Matematika yang diajarkan ditingkat pendidikan dasar salah satunya adalah


mempelajari tentang Pengukuran. Keterlibatan aktif anak dengan alat pengukuran
dalam kehidupan sehari-hari adalah hal yang penting dalam membantu anak
memahami konsep pengukuran dan alat pengukuran. Kegiatan membutuhkan intraksi
antara anak dengan lingkungannya. penyelidikan tentang pengukuran menunjukan
bahwa pengukuran memiliki manfaat dalam kehidupan sehari-hari yang merupakan
penerapan praktis matematika.

Pada tingkat Sekolah Dasar, guru hendaknya melibatkan siswa secara aktif
dalam kegiatan pengukuran benda di lingkungan sekitar anak. Kegiatan ini dapat
dimulai sejak anak duduk di Taman Kanak-kanak dan kelas –kelas rendah di SD,
misalnya anak membandingkan panjang, kapasitas dan berat dari benda yang telah
mereka kenal.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Pengertian Pengukuran
2. Jenis-jenis pengukuran

1.3 Tujuan

1. Untuk Mengetahui Pengertian Pengukuran


2. Untuk Mengetahui Jenis-jenis pengukuran

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengukuran


Secara teknis, pengukuran adalah bilangan yang mengindikasikan
perbandingan antara sifat obyek (atau situasi atau kejadian) yang sedang diukur dan
sifat yang sama dari satuan ukuran tertentu. Pengukuran adalah penentuan besaran,
dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu standar atau satuan pengukuran.
Pengukuran tidak hanya terdapat pada kuantitas fisik, tetapi juga dapat diperluas
untuk mengukur hampir semua benda yang bisa dibayangkan, seperti tingkat
ketidakpastian, atau kepercayaan konsumen. Pengukuran ada beberapa macam alat
yaitu ; micro meter, jangka sorong, dial indicator, dan lain-lain.

Pengukuran adalah peristiwa sehari-hari yang dihadapi anak-anak dalam


banyak cara: menimbang dan mengukur suhu di kantor dokter; mengukur kain, pita,
atau kawat; membeli makan siang atau membayar untuk film; menuangkan air ke
dalam gelas untuk mencampur minuman buah; mengatur waktu memanggang kue;
atau memeriksa jadwal televisi. Dengan membangun pengalaman pengukuran, anak-
anak dan guru mengembangkan konsep dan keterampilan matematika yang
diperlukan untuk menjadi konsumen yang bijaksana dan pengguna pengukuran.
Membantu anak-anak memahami sistem pengukuran membutuhkan keterlibatan aktif
mereka dalam kegiatan pengukuran yang realistis melalui mana mereka menyelidiki
konsep dan mengembangkan keterampilan menggunakan berbagai alat ukur dan alat.

Misalkan Anda meminta siswa mengukur ember kosong. Hal pertama yang
mereka perlu ketahui adalah apa yang perlu diukur dari ember tersebut. siswa mungin
mengukur ketinggian atau kedalaman, diameter, atau keliling lingkaran. Semuanya
ini merupakan ukuran panjang. Luas permukaan dari sisi juga dapat ditentukan.

3
Ember juga memunyai volume dan berat.Tiap aspek tersebut adalah sifat dari
ember.Setelah siswa menentukan sifat yang akan diukur, mereka perlu memilih
satuan ukuran. Satuan tersebut harus punya sifat yang sedang diukur.Panjang diukur
dengan satuan yang punya panjang, volume diukur dengan satuan yang punya
volume, dan seterusnya.

2.2 Jenis-jenis pengukuran


1. Pengukuran panjang

A. pengertian Panjang
Panjang adalah dimensi suatu benda yang menyatakan jarak antar ujung. Panjang
dapat dibagi menjadi tinggi, yaitu jarak vertical, serta lebar yaitu jarak dari satu sisi
ke sisi yang lain diukur pada sudut tegak lurus terhadap panjang benda.
Konversi satuan panajang dapat dibagi menjadi beberapa maksud yang juga dapat
mewakili jarak, tinggi atau verrtikal, serta lebar atau jarak dari satu sisi juga diukur
pada sudut tegak lurus terhadap suatu benda . dalam beberapa situasi nilai panjang
dapat dikonversi atau dirubah kedalam satuan unit umum yang lain. Unit satuan
panjang yang biasanya sering digunakan adalah km, m, cm, mm, mil, inci, yard, kaki
(ft atau feet)

Adapun satuan dalam pengukuran panjang disebut satuan panjang. Satuan


panjang merupakan salah satu satuan terpenting dalam Matematika. Penggunaan
satuan untuk mendeskripsikan panjang suatu benda atau objek di tiap-tiap negara bisa
berbeda-beda. Ada yang menggunakan sistem Satuan Internasional beserta
turunannya yang termasuk sistem CGS, serta ada yang menggunakan satuan lainnya
yang tidak masuk dalam turunan SI.

Setiap satuan panjang, baik turunan ataupun tidak, bisa dikonversikan terhadap satuan
panjang lainnya. Penjelasan mengenai satuan panjang akan diinformasikan lebih

4
lanjut dibawah ini yang akan dimulai dengan penjelasan mengenai satuan SI, tangga
konversi, satuan lain serta konversi untuk satuan lain dan keduanya.

Satuan panjang dalam sistem internasional adalah meter. Satuan internasional berarti
bahwa satuan tersebut menjadi satuan umum yang digunakan dan telah melalui
persetujuan internasional. Meter sendiri merupakan definisi dari hasil jarak yang
ditempuh cahaya dari ruang hampa selama sepersekian detik. Meter mempunyai
simbol m. Turunan dari satuan ini adalah yang termasuk dalam sistem cgs, yaitu
centimeter. Hampir semua negara di dunia menggunakan satuan meter untuk
mendefinisikan panjang

Tangga konversi digunakan untuk memudahkan dalam mengonversikan antar satuan


panjang. Sebelum memulai tangga konversi, terlebih dahulu untuk mengetahui urutan
satuan panjang.

Urutan satuan panjang: km hm dam m dm cm mm

1 km 10 hm
1 km 1000 m
1 km 100000 cm
1 km 1000000 mm

5
1m 100 cm
1m 0,1 dam
1m 0,001 km
1m 10 dm
1m 1000 mm

Terdapat 7 satuan dari ukuran besar hingga ukuran terkecil. Untuk mengonversikan
satuan, setiap turun satu tangga dikalikan dengan nilai 10. Sedangkan untuk konversi
dalam satuan yang nilainya lebih besar yaitu dengan menaiki tangga, maka setiap
naik satu tangga harus dibagi dengan nilai 10.

Konversi tersebut merupakan contoh pengonversian dalam satuan panjang berbasis


satuan internasional beserta turunannya. Untuk bilangan yang berbeda dan dalam
penghitungan selanjutnya,caranya pun sama.

C. Penerapan Pengukuran Panjang Dalam Keliling

Jika kita perhatikan sebuah titik yang bergerak mengelilingi kurva dari awal sampai
bertemu lagi di akhir maka jarak perpindahan titik tersebut adalah pengertian dari
sebuah keliling.

Keliling adalah jarak perpindahan titik dari lintasan awal sampai bertemu dilintasan
akhir. Contoh dalam kehidupan sehari-hari kita pernah melihat panjang sebuah
lintasan sirkuit balap motor. Misalnya panjang sirkuit balapan motor di Indonesia 240
km maka kita dapat menghitung bahwa keliling tersebut adalah 240 km.

Adapun penerapan konsep keliling pada bangun datar yaitu:

a. Keliling Segitiga

6
Sebuah segitiga dapat kita tentukan kelilingnya dengan cara menjumlahkan semua
panjang sisinya. Karena segitiga terdiri dari 3 sisi maka keliling sebuah segitiga
adalah sisi 1 + sisi 2 + sisi 3 atau jika kita mengunakan a = sisi 1 , b = sisi 2 dan c =
sisi 3 maka untuk semua bentuk segitiga keliling Segitiga = Sisi 1 + Sisi 2 + Sisi 3.
Namun, untuk segitiga siku-siku harus menentukan terlebih dahulu panjang segitiga
yang lain, dengan menggunakan Dalil Pythagoras yang menerangkan bahwa “Jumlah
kuadrat dua sisi yang saling tegak lurus dari sebuah segitiga siku-siku adalah sama
dengan kuadrat sisi miringnya”. Setelah dapat menentukan panjang sisi miring
sebuah segitiga siku-siku. Maka keliling segitiga siku-siku tersebut dapat kita ketahui.

sisi BC kuadrat = sisi AC kuadrat + sisi AB kuadrat


BC² = AC² + AB

K = sisi 1 + sisi 2 + sisi 3

Contoh.

Ada Sebuah segitiga siku siku yang memiliki 3 sisi, sisi 1= 16 cm, sisi 2= 16 cm, sisi
3= 16 cm. cari dan hitunglah keliling segitiga siku siku tersebut !

Diketahui :

sisi 1= 16 cm

Sisi 2= 16 cm

7
Sisi 3= 16 cm

Ditanya : keliling = ….?

Jawab :

K= sisi 1 + sisi 2 + sisi 3

K= 16 + 16 + 16

K = 48 cm

b. Persegi Panjang

Sifat dari persegi panjang memiliki 4 sisi yang saling tegak lurus.panjang , memiliki
sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar. Sehingga Sisi 1 = sisi 4 dan sisi 2 =
sisi 3. Konsep keliling dapat kita terapkan yaitu sisi 1 + sisi 2 + sisi 3 + sisi 4. Jika
Sisi 1 = sisi 4 adalah p (panjang) dan sisi 2 = sisi3 =l (lebar) maka keliling
persegipanjang dapat kita tentukan.

K= (p + p) + (l + l)

K= (2 x p) + (2 x l)

K= 2 x (p+l)

Contoh:

8
Diketahui panjang dari Persegi panjang disamping adalah
(p) 5 cm dan lebar nya (l) adalah 4 cm, maka hitunglah kelilingnya!

Keliling Persegi panjang

K=2x(p+l)
=2x(5+4)
=2x(9)
= 18 cm

jadi keliling Persegi panjang tsb adalah 18 cm

c. Persegi

Sifat dari persegi adalah memiliki empat sisi yang sama panjang.Sehingga
keliling dari persegi adalah jumlah dari keempat sisinya atau sisi 1 + sisi2 + sisi 3+
sisi 4. Jika sisi 1=sisi 2=sisi3=sisi4=s maka Keliling persegi dapat dirumuskan
sebagai berikut K= s + s + s + s / K= 4s

Ada sebuah ruang tamu berbentuk persegi yang memiliki sisi 38 m . cari dan
hitinglah keliling ruang tamu tersebut !

Penyelesaian :

Diketahui : S = 38 m

9
ditanya : K = …?

Jawab :

 K=4xS
 K = 4 x 38 m
 K = 152 m

Jadi , keliling ruang tamu tersebut adalah = 152 m

d. Jajar genjang

Sifat Jajar genjang memiliki 4 sisi yang terdiri dari sisi 1 yang sejajar dengan sisi
4 dan sisi 2 yang sejajar dengan sisi 3.Keliling Jajaergenjang dapat dengan mudah
kita tentukan dengan menjumlahkan = sisi 1+ sisi 2 + sisi 3 + sisi 4 . Jika kita
tentukan bahwa sisi 1 = sisi 4 = a dan sisi 2 = sisi 3 = b maka:

K = (a + a)+ ( b +b)

K = (2 x a) + (2xb)

K = 2x (a +b)

Ada Sebuah jajar genjang ABCD dengan sudut AB yaitu=12 cm,dan AB : BC=4 :
3.cari dan hitunglah keliling jajar genjang tersebut!

Penyelesaian :

Diketahui :

10
AB = 12 cm

AB : BC = 4 : 3

Ditanya : keliling= ….?

Jawab :

BC= ¾ x AB

BC= ¾ x 12 = 9

K= 2(AB + BC)

K= 2(12 + 9)

K= 42 cm

Jadi, keliling jajar genjang tersebut adalah=42 cm

e. Belah Ketupat

Sifat dari belah ketupat memiliki 4 sisi yang sama panjang maka kita dapat
menentukan keliling belahketupat dengan menjumlahkan keempat sisi-
sisinya. Keliling belah ketupat = sisi 1 + sisi 2 + sisi 3 + sisi 4. Karena belah ketupat
memiliki 4 sisi yang sama panjang, jika sisi 1 = sisi 2 = sisi 3 = sisi 4 = a, maka dapat
kita simpulkan keliling belah ketupat adalah

K=a+a+a+a

K=(4xa)

11
Ada sebuah balok berbentuk belah ketupat yang memiliki sisi 22 cm . cari dan
hitinglah keliling belah ketupat tersebut !

Penyelesaian :

Diketahui : S = 22 cm

ditanya : K = …?

Jawab :

K=4xS

K = 4 x 22 cm

K = 88 cm

Jadi, keliling belah ketupat tersebut adalah = 88 cm

f. Layang-Layang

Sifat dari layang-layang adalah mempunyai sepasang-sepasang sisi yang sama


panjang. Sehingga dapat kita tentukan bahwa sisi 1 = sisi 3 dan sisi 2 = sisi 4.
Keliling layang-layang dapat kita tentukan dengan menjumlahkan sisi 1 + sisi 2 + sisi
3 + sisi 4. Jika sisi 1 = sisi 3 = a dan sisi 2 = sisi 4 = b . Rumus dari keliling layang-
layang dapat kita tentukan sebagai berikut:

12
K = (a + a) + (b + b)

K= (2 x a) + (2 x b)

K= 2 x (a+b)

Contoh:

Jika diketahui sebuah layang seperti gambar di bawah ini yang memiliki sisi AB = 11 cm dan
sisi CD = 13. Maka berapakah Keliling Layang-Layang ABCD tersebut ?

Pembahasan

Jika kita lihat AB = AD = 11 cm sedangkan CD = CB = 13 cm, maka :


Keliling = AB + BC + CD + DA
Keliling = 11 + 13 + 13 + 11
Keliling = 48 cm

g. Trapesium

Sifat dari trapesium memiliki sepasang sisi yang berhadapan sejajar. Jika Anda
perhatikan bahwa sisi 1¹ sisi 4 dan sisi 2 = sisi 3. Namun keliling dari trapesium sama

13
kaki dapat kita tentukan dengan menjumlahkan sisi 1 + sisi 2 + sisi 3 + sisi 4.Jika sisi
1 = a, sisi 2 = sisi 3= b dan sisi 4 = c maka dapat kita rumuskan

K= a+b+b+c

K=ax2xb+c

K=2xb+(a+c)

Contoh:

1. Jika sebuah trapezium yang mempunyai panjang sisi AB = 2 cm, BC = 7 cm, CD =


9 cm, DA = 8 cm.cari dan hitunglah keliling trapezium tersebut !

Penyelesaian :

Diketahui :

Sisi AB = 2 cm, Sisi BC = 7 cm, Sisi CD = 9 cm, Sisi DA = 8 cm

Ditanya : K = …?

Jawab :

K = AB + BC + CD + DA

L = 2 cm + 7 cm + 9 cm + 8 cm

L = 26 cm

Jadi, keliling trapezium tersebut adalah = 26 cm

h. Lingkaran

14
Untuk menentukan konsep keliling lingkaran Anda dapat melakukan suatu percobaan
dengan mengukur keliling atau panjang sisi lingkaran. Ketetapan p (phi) untuk suatu
lingkaran adalah

3,14 atau 7/22, kemudian garis tengah atau garis terpanjang mempunyai hubungan dua
kali jari-jari suatu lingkaran

Terdapat satu buah bangun datar lingkaran yang memiliki nilai diameter sebesar 6 m,
Carilah keliling dari lingkaran tersebut ?

Diketahui :

d=6m

π = 22/7

Ditanyakan :
Nilai Keliling Lingkaran ?

Jawaban :
K=πxd
K = 22/7 x 6
K = 132/7
K = 18,85 m
Maka, Keliling lingkaran tersebut adalah 18,85 m

2. Pengukuran Luas

15
A. Pengertian Luas
Pengertian luas adalah sesuatu yang menyatakan besarnya daerah lengkungan
(kurva) tertutup sederhana, daerahnya adalah kurva tertutup sederhana digabung
dengan bagian di dalamnya. Sebagai satuan luas yang baku kita dapat membuat
guntingan dari kertas yang berukuran 1 x 1 cm (1 cm2 ). Dengan satuan luas ini kita
dapat membandingkan dengan bidang datar lain misalnya persegi dengan sisi 2 cm, 3
cm dan 4 cm. Dengan satuan ukuran luas tersebut maka dapat kita tentukan luasnya
yaitu 4 cm2, 9 cm2 dan 16 cm2.

Satuan Pengukuran luas dengan satuan ukuran baku

km2 = kilometer persegi

hm2 = hektometer persegi

dam2 = dekameter persegi

m2 = meter persegi

dm2 = desimeter persegi

cm2 = centimeter persegi

mm2 = milimeter persegi

Perbandingan satuan ukur panjang jika Anda perhatikan km2 ke hm2nilainya tinggal
Anda kalikan 100,dan seterusnya. Dan jika dibalik dari hm2 ke km2 nilainya tinggal
Anda bagi dengan 100.

1 are = 100 m2

1 hektar = 10.000 m2

1 hektar = 1 hm2

16
1 m2 = 1 ca

1 dam2 = 1 are

B. Adapun penerapan luas pada bangun datar, yaitu:

Adapun penerapan luas pada bangun datar, yaitu:

1.Persegi Panjang

Untuk menjelaskan pemahaman luas persegi panjang kita kembali pada konsep
perkalian. Kita ambil contoh 3 x 2 = 6. Jika kita peragakan maka dapat kita
gambarkan Sehingga dapat kita buat rumus luas Persegipanjang = sisi 3 satuan x sisi
2 satuan Jika sisi 3 satuan sebagai panjang dan sisi 2 satuan sebagai lebar. Maka luas
persegi panjang dapat kita buat = panjang x lebar

L = panjang x lebar

L=pxl

Contoh:

Diketahui panjang dari Persegi panjang disamping adalah


(p) 5 cm dan lebar nya (l) adalah 4 cm, maka hitunglah luasnya!

Penyelesaian:
Luas Persegi panjang
L=pxl
=5x4

17
= 20 cm2
jadi Luas Persegi panjang tsb adalah 20 cm2

2. Persegi

Untuk menjelaskan pemahaman luas persegi kita kembali pada konsep perkalian. Kita
ambil contoh 2 x 2 = 4. Jika kita peragakan maka dapat kita gambarkan Dari peragaan
diatas dapat kita buat konsep luas persegi = sisi 2 satuan x sisi 2 satuan Jika kita
nyatakan dengan sisi x sisi untuk semua persegi maka kita dapat menentukan rumus
luas persegi sebagi berikut:

Luas = sisi x sisi

Luas = s x s

Jika diketahui keliling sebuah foto yang berbentuk Persegi adalah 20 cm, maka luas
foto yang berbentuk Persegi tersebut adalah ....?

Contoh
Untuk mencari luas sebuah Persegi, maka harus diketahui panjang sisinya. Oleh
karena itu kita cari sisinya terlebih dahulu dari Keliling Persegi yang diketahui :
K = 4s
20 = 4s
s = 20/4 = 5

Nah kalo udah dapat sisi, sudah bisa kita cari Luasnya :

18
L = s2
L = 52 = 25 cm2

3. Segitiga

Kita ambil satu persegi panjang dengan panjang p dan lebar l

kemudian kita bagi dua dengan membagi daerah persegi panjang tersebut di
diagonalnya. Kita lihat Daerah segitiga yang diarsir luasnya = ½ dari luas persegi
panjang. Jika kita buat dalam matematika formalnya yaitu Luas segitiga =1/2 x p x
l,karena p= alas dan l= tinggi sehingga :

luas segitiga = 1/2x a x t

Contoh:

Ada Sebuah segitiga siku siku yang memiliki panjang alasnya = 12 cm dan juga
memiliki tinggi = 10 cm. cari dan hitunglah luas segitiga siku siku tersebut.

Penyelesaian :

Diketahui :

a = 12 cm t = 10 cm

Ditanya : luas =…?

Jawab :

19
L=½xaxt

L = ½ x 12 x 10

L= 60 cm2

Jadi, luas segitiga siku siku tersebut adalah = 60 cm2

4. Jajargenjamg

Jika kita bagi daerah jajargenjang tersebut dengan memotong garis putus-putus
tersebut, kemudian kita tempatkan seperti pada gambar. Maka akan nampak sebuah
bangun persegi panjang yang memiliki rumus luas p x l. Sehingga dengan asumsi a =
p dan t= l maka luas jajargenjang dapat kita rumuskan menjadi a x t

Ada Sebuah jajar genjang ABCD dengan sudut AB yaitu alasnya=12 cm,dan
tingginya= 6 cm.cari dan hitunglah luas jajar genjang tersebut!

Diketahui :

a= 12 cm

t= 6 cm

Ditanya : luas =…?

Jawab :

L= a x t

20
L= 12 cm x 6 cm

L= 72 cm2

Jadi, luas jajar genjang tersebut adalah = 72 cm2

5. Belah Ketupat

Belah ketupat yang telah kita bagi kemudian disusun menjadi bangun persegi
panjang. Persegi panjang yang terbentuk mempunyai ukuran panjang d1 dan lebar
=1/2 d2.

Contoh:

Diketahui panjang diagonal-diagonal sebuah belah ketupat berturut-turut 15 dan 12


cm. Tentukan luas belah ketupat itu.

Penyelesaian:
Luas = ½ x d1 x d2
Luas = ½ x 15 cm x 12 cm
Luas = 90 cm2
Jadi, luas belah ketupat itu adalah 90 cm2

6. Layang-Layang

21
Layang-layang adalah segiempat yang mempunyai 2 pasang sisi sama panjang dan
diagonalnya berpotongan saling tegak lurus. AC disebut diagonal 1 = d1 dan BD
disebut diagonal 2 = d2 Dengan cara memotong diagonal AC maka bangun datar
layang-layang dapat dibentuk menjadi Layang-layang yang telah kita bagi kemudian
disusun menjadi bangun persegi panjang.Persegi panjang yang terbentuk mempunyai
ukuranpanjang = d1 dan lebar = ½ d2. Sehingga Luas belah ketupat = Luas
persegipanjang.

Sebuah bangun berbentuk layang-layang dengan panjang diagonal 1(d1) berukuran


18 cm dan diagonal 2 (d2) berukuran 16 cm. Tentukan luas bangun tersebut !

Penyelesaiannya:
Diketahui: diagonal 1 (d1) = 18 cm
Diagonal 2 (d2) = 16 cm
Ditanya : luas (L)
Jawab :

Jadi luas bangun tersebut adalah cm2


1. Trapesium

22
Terbentuk suatu persegi panjang dengan ukuran Panjang = AB + CD dan lebar = ½ t
Sehingga: Luas Trapesium ABCD = Luas persegi panjang = panjang x lebar =
(AB+CD)x 1/2t

Contoh:

Jika sebuah trapezium yang mempunyai panjang sisi yang sejajar berturut – turut
yaitu 4 cm dan 10 cm serta tinggi 5 cm.cari dan hitunglah luas trapezium tersebut !

Penyelesaian :

Diketahui :

sisi sejajar = a1 = 4 cm, b1 = 10 cm, t = 5 cm

ditanya : L = …?

Jawab :

L = ½ x (a1 + a2) x t

L = ½ x (4 cm + 10 cm) x 5 cm

L = ½ x 14 x 5

L = 35 cm2

Jadi, luas trapezium tersebut adalah = 35 cm2

2. Lingkaran

23
Setelah Anda memotong lingkaran menjadi bangun disamping ini, tampak hasilnya
menyerupai bangun persegi panjang. Sehingga kita dapat menentukan konsep luas
lingkaran dari konsep luas persegi panjang.

Contoh:

jika diketahui sebuah lingkaran mempunyai diameter 14 cm. Berapakah luas


lingkaran tersebut?

Penyelesaian:

Diketahui:

d = 14 cm karena d = 2 × r maka:

r = d/2 = 14/2 = 7 cm

Ditanyakan: Luas lingkaran?

Jawab:

Luas = π × r²

Luas = 22/7 × 7²

Luas = 154 cm²

Jadi, luas lingkaran tersebut adalah 154 cm².

3. Pengukuran Volume

24
A. Pengertian Volume
Pengukuran volume adalah membandingkan volume dengan ukuran lainnya yang
lebih kecil atau volume dapat dikatakan sebagai ukuran bangun ruang. Pada
umumnya yang dipakai sebagai satuan untuk mengukur volume bangun ruang adalah
kubus yang rusuknya sentimeter kubik (cm3). Berikut disajikan Satuan Baku Volume
:

km3 = kilometer kubik

hm3= hektometer kubik

dam3 = dekameter kubik

m3 = meter kubik

dm3 = desimeter kubik

cm3 = centimeter kubik

mm3 = milimeter kubik

Perbandingan satuan ukur panjang jika Anda perhatikan km ke hm nilainya tinggal


Anda kalikan 1000, dan seterusnya. Dan jika dibalik dari hm3 ke3 km nilainya tinggal
Anda bagi dengan 1000.

B. Adapun Penerapan Luas Pada Bangun Datar

Adapun penerapan luas pada bangun datar, yaitu:

1. Kubus

Kubus merupakan bangun bangun ruang yang memiliki ukuran rusuk atau
panjang ruas garis yang sama di semua permukaan bidangnya. Kubus dapat
dikembangkan menjadi volume bangun ruang yang lainnya. Sehingga kubus begitu
istimewa. Alas kubus merupakan bidang datar persegi.

25
Volume Kubus = Luas Alas x tinggi kubus

= Luas Persegi x tinggi

= (r x r) x r

=rxrxr

= r3

2. Balok

Balok adalah bangun ruang yang dibatasi enam bidang sisi berbentuk persegi panjang
atau gabungan persegi dan persegi panjang. Balok dapat ditentukan volumenya
dengan cara sama dengan kubus di atas.

Volume Balok = Luas Alas X tinggi balok

= Luas Alas persegipanjang x tinggi balok

=pxlxt

3. Prisma Segitiga

Prisma adalah bangun runag yang bidang alas dan atas/penutup sejajar berbentuk
segibanyak beraturan atau tak beraturan. Dan bidang sisi berbentuk segiempat.
Prisma segitiga adalah prisma yang sisi alas dan atas berbentuk segitiga. Segitiga ini
dapat berupa segitiga sama sisi, sama kaki atau segitiga sebarang.

Volume Prisma segitiga dapat Anda tentukan dengan mengalikan luas alasnya dengan
tingginya, yaitu:

Volume Prisma segitiga = Luas alas x tinggi prisma

= Luas alas segitiga x tinggi prisma

26
=1/2 x alas x tinggi segitiga x tinggi prisma

=1/2 x a x b x t

4. Limas

Bangun ruang yang memiliki bidangalas berbentuk suatu segibanyak dan sebuah titik
puncak, dimana dari puncak itu dapat dibentuk sisi berbentuk segitiga-segitiga ke
bidang alas.Volume sebuah limas dapat ditentukan dengan membuat suatu titik
puncak dalam pusat kubus yang dapat membentuk 6 limas beralas persegi. Dengan
memisalkan tinggi limas adalah t dan rusuk kubus adalah a Maka Anda memperoleh
hubungan bahwa rusuk kubus = 2 x tinggi limas atau a =2 x t Berdasarkan
Perbandingan Volume kubus = 6 x Volume Limas. Volume limas yaitu 1/3 x luas
alas x tinggi limas

5. Kerucut

Kerucut merupakan sebuah bangun ruang yang jika Anda perhatikan dapat dikatakan
sebagai limas yang alasnya berbentuk lingkaran.Sehingga Volume dari kerucut dapat
kita peroleh dari Volume limas.

6. Tabung

Tabung dapat dikatakan sebagai prisma tegak dengan alas lingkaran. Seperti volume
prisma diatas, maka Volume tabung = luas alas x tinggi Alas tabung merupakan
lingkaran dengan ketinggian t maka Volume tabung adalah:

7. Bola

Bola merupakan kumpulan titik dengan ruang yang mempunyai jarak yang sama dari
suatu titik pusat dengan suatu titik tertentu yang disebut pusat bola.Volume Bola
dapat Anda peroleh dengan pendekatan volume tabungdan kerucut. Anda dapat
menggabungkan ketiga bangun pada gambar dibawah ini:

27
Vt :Vb = 3 :2

Volume bola =3/2 Volume tabung

Dengan tinggi tabung = 2x jari-jari bola , t tabung = 2 r bola

Dari ketetapan perbandingan diatas maka Anda dapat memperoleh Volume dari
pendekatan Volume kerucut adalah

Vb : Vk = 2 :

Dengan tinggi kerucut = 2x jari-jari bola , t kerucut = 2x r bola

Vbola = 2 x Vkerucut

5. pengukuran Satuan Berat

A. Pengertian Satuan Berat

Satuan berat merupakan salah satu satuan pokok dalam bidang ilmu eksak yang juga
disebut dengan massa. Berdasarkan Satuan Internasional (SI), satuan berat standar
adalah kilogram (kg). Satu kilogram didefinisikan sebagai massa dari suatu silinder
yang dibuat dari campuran platina-iridium. Satu kilogram standar disimpan di Sevres,
Paris.

Satuan berat adalah satuan yang digunakan untuk mengukur massa suatu benda,
secara umum dasar penentuan satuan berat menggunakan air murni dalam suhu 4°C.
Satu kilogram dapat diukur dengan 1 liter air murni dalam suhu 4°C

28
B. Cara Menggunakan Tangga Satuan Berat

Satuan berat yang umum digunakan di Indonesia adalah kg, hg, dag, g, dg, cg, mg,
ons, pon, kwintal, dan ton. Untuk menghitung satuan berat dapat menggunakan
tangga konversi satuan berikut,

Cara menggunakan tangga satuan berat

 kg (kilogram), hg (hektogram), dag (dekagram), g (gram), dg (desigram),


cg (centigram), dan mg (milligram).
 Mengubah satuan ke bawah setiap turun satu tangga dikali 10.
 Mengubah satuan ke atas setiap naik satu tangga dibagi 10.

Dari tangga satuan berat di atas dapat diperoleh

1 kg = 1000 g
1 hg = 100 g
1 dag = 10 g
1g =1g
1 dg = 0.1 g

29
1 cg = 0.01 g
1 mg = 0.001 g

Contoh Soal:

1 kg berapa gram ?

Penyelesaian:

Dilihat dari tangga satuan, dari satuan kg ke gram (g) turun 3 tangga. Sehingga
diperoleh,

1 kg = 1 × 10 × 10 ×10 g

1 kg = 1 × 10000 g

1 kg = 1000 g

Jadi, 1 kg adalah 1000 g.

7 hg berapa kg ?

Penyelesaian:

Dilihat dari tangga satuan, dari satuan hg ke kg naik 1 tangga. Sehingga dapat
diperoleh,

7 hg = 7 ÷ 10 kh

7 hg = 0.7 kg

30
5. Satuan pengukuran waktu

A. Pengertian pengukuran waktu

Waktu atau masa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997) adalah seluruh
rangkaian saat ketika proses, perbuatan, atau keadaan berada atau berlangsung.
Dalam hal ini, skala waktu merupakan interval antara dua buah keadaan/kejadian,
atau bisa merupakan lama berlangsungnya suatu kejadian.

Pengukuran waktu adalah suatu proses memberikan bilangan kepada seluruh


rangkaian saat ketika proses, perbuatan, atau keadaan berada atau berlangsung.
Dalam hal ini, skala waktu merupakan interval antara dua buah keadaan/kejadian,
atau bisa merupakan lama berlangsungnya suatu kejadian.

B. Pengertian Detik, Menit & Jam

1. Satuan Waktu Detik

Detik adalah satuan waktu terkecil yang digunakan dalam penanggalan waktu. Detik
juga digunakan sebagai satuan besaran waktu yang menyatakan durasi. Satu detik
ditentukan berdasarkan kesepakatan yang ditentukan secara internasional.

2. Satuan Waktu Menit

Menit adalah satuan waktu yang terdiri dari 60 detik. Satu menit sama dengan 60
detik. Contohnya 0,5 menit sama dengan 30 detik, 2 menit terdiri dari 120 detik, 3
menit sama dengan 180 detik, dan seterusnya. Satuan detik juga disebut sekon yang
berasal dari bahasa Inggris “second”.

3. Satuan Waktu Jam

Satu jam berapa menit? Jam adalah satuan waktu yang terdiri dari 60 menit. Satu jam
sama dengan 60 menit. Contohnya 0,5 jam sama dengan 30 menit, 3 jam terdiri dari
180 menit, 6 jam sama dengan 360 menit, dan seterusnya.

Satu jam berapa detik? Karena 1 jam = 60 menit dan 1 menit = 60 detik, maka 1 jam
= 60 x 60 detik = 3600 detik.

31
C. Operasi Hitung Satuan Waktu

1. Hubungan satuan waktu milenium, abad, dasawarsa, windu, dan lustrum


Perubahan antarsatuan waktu dengan aturan berikut. Perkalian: perubahansatuan
besar ke lebih kecil. Pembagian: perubahan satuan kecil ke lebih besar.

 1 milenium = 10 abad = 100 dasawarsa = 1.000 tahun


 1 abad = 10 dasawarsa = 100 tahun
 1 dasawarsa = 10 tahun
 1 windu = 8 tahun

Contoh:

1) 5 milenium = ... tahun


Jawab: 5 milenium = 5× 1.000 tahun = 5.000 tahun. Jadi, 5 milenium = 5.000
tahun.
2) 15 windu = ... tahun.
Jawab: 15 windu = 15 × 8 tahun = 120 tahun. Jadi, 15 windu = 120 tahun.
3) 80 tahun = ... dasawarsa.
Jawab: 80 tahun = 80 : 10 dasawarsa= 8 dasawarsa
4) 200 tahun = ... abad.
Jawab: 200 tahun = 200 : 100 abad = 2 abad. Jadi, 200 tahun = 2 abad.

2. Hubungan satuan waktu tahun, bulan, pekan, dan hari.

Di rumah kamu pasti ada kalender bukan? Pada kalender terdapa tsatuan waktu tahun,
bulan, minggu, dan hari. Mari kita lihat satuan waktutersebut.

1 tahun = 12 bulan = 52 pekan = 365 hari

1 bulan = 4 pekan = 30 hari

1 pekan = 7 hari

Bagaimana menyatakan hubungan antarsatuan waktu tahun, bulan,minggu, dan hari


tersebut? Perhatikan contoh berikut.

1) 6 tahun = ... bulan.

32
Jawab: 6 tahun = 6 × 12 bulan= 72 bulan.Jadi, 6 tahun = 72 bulan.

2) 12 bulan = ... hari.


Jawab: 12 bulan = 12 × 30 hari = 360 hari. Jadi, 12 bulan = 360 hari.

3) 28 minggu = ... bulan.Jawab: 28 minggu = 28 : 4 bulan = 7 bulanJadi, 28 minggu =


7 bulan.
4) 144 bulan = ... tahun.Jawab: 144 bulan = 144 : 12 tahun = 12 tahunJadi, 144 bulan
= 12 tahun.

3. Hubungan satuan waktu jam, menit, dan detik

Telah dipelajari satuan waktu jam, menit, dan detik. Perhatikan hubungan satuan
waktu jam, menit ,dan detik berikut.

Contoh:1)

1. 1 jam = 60 menit = 3.600 detik


2. 15 menit = 15× 60 detik = 900 detik.
3. 1 jam = 60 menit = 3.600 detik1 menit = 60 detik
4. 1 tahun = 12 bulan = 52 minggu = 365 hari
5. 1 bulan = 4 minggu = 30 hari1 minggu = 7 hari

33
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun yang menjadi kesimpulan dari makalah ini, adalah sebagai berikut:
1. pengukuran adalah bilangan yang mengindikasikan perbandingan antara sifat
obyek (atau situasi atau kejadian) yang sedang diukur dan sifat yang sama dari
satuan ukuran tertentu. Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau
kapasitas, biasanya terhadap suatu standar atau satuan pengukuran.
Pengukuran tidak hanya terdapat pada kuantitas fisik, tetapi juga dapat
diperluas untuk mengukur hampir semua benda yang bisa dibayangkan,
seperti tingkat ketidakpastian, atau kepercayaan konsumen. Pengukuran ada
beberapa macam alat yaitu ; micro meter, jangka sorong, dial indicator, dan
lain-lain.
2. Panjang adalah dimensi suatu benda yang menyatakan jarak antar ujung.
Panjang dapat dibagi menjadi tinggi, yaitu jarak vertical, serta lebar yaitu
jarak dari satu sisi ke sisi yang lain diukur pada sudut tegak lurus terhadap
panjang benda.
3. Satuan internasional berarti bahwa satuan tersebut menjadi satuan umum yang
digunakan dan telah melalui persetujuan internasional.
4. Keliling adalah jarak perpindahan titik dari lintasan awal sampai bertemu
dilintasan akhir.
5. Pengukuran volume adalah membandingkan volume dengan ukuran lainnya
yang lebih kecil atau volume dapat dikatakan sebagai ukuran bangun ruang.
Pada umumnya yang dipakai sebagai satuan untuk mengukur volume bangun
ruang adalah kubus yang rusuknya sentimeter kubik (cm3).
6. Satuan berat merupakan salah satu satuan pokok dalam bidang ilmu eksak
yang juga disebut dengan massa.

34
7. Waktu atau masa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997) adalah
seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan, atau keadaan berada atau
berlangsung.

3.2 Saran
Adapun yang menjadi saran dari makalah ini, adalah sebagai berikut:
1. Salah satu cara untuk meningkatkan profesionalitas guru adalah dengan
membuat alat peraga sederhana yang memberikan keberhasilan luas pada suatu
pembelajaran
2. Untuk implementasinya, maka eksistensi Guru Sekolah dan manajemennya
menjadi pilihan yang strategis bagi pengadaan dan pengembangan alat
peraga/media pendidikan

Kritik dan Saran dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan.

35
DAFTAR PUSTAKA

John A. Van de Walle.(2006).Matematika sekolah dasar dan menengah jilid 2.(Ed.


Keenam). Erlangga.Jakarta

Anah mumuy chairunnisa. (2012).https://anahmumuy.blogspot.com/2012/03


/pembelajaran-pengukuran-matematika-sd.html. [4 September 2019]

Raputradika.(2013).Sejarah
Pengukuran.http://dikadiarys.blogspot.com/2013/11/sejarah-
pengukuran.html.[15 September 2019]

36

Anda mungkin juga menyukai