ROM
A. Latar Belakang
Pasien yang mengalami perawatan tirah baring dengan waktu yang
lama tanpa melakukan aktivitas apapun sangat mudah mengalami
kontraktur pada otot-otot persendian. Gangguan pemenuhan aktivitas yang
dialami oleh pasien akan menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan-
kebutuhan pasien yang lain di mana semua itu akan menghambat proses
penyembuhan. Mobilisasi mengacu pada kemampuan seseorang untuk
bergerak bebas dan imobilisasi mengacu pada ketidakmampuan seseorang
untuk bergerak dengan bebas. Keperawatan klinik menghendaki perawat
untuk menggabungkan ilmu pengetahuan dan keterampilan ke dalam
praktik. Salah satu komponen keterampilan adalah mekanika tubuh. Salah
satu istilah untuk menggambarkan usaha untuk mengkoordinasikan sistem
muskuloskeletal.
Mekanika tubuh meliputi pengetahuan tentang mengapa dan
bagaimana otot tertentu digunakan untuk menghasilkan dan
mempertahankan pergerakan secara aman. Dalam mempergunakan
mekanika tubuh yang tepat, perawat perlu mengerti mengenai konsep
pergerakan, termasuk bagaimana mengkoordinasikan gerakan tubuh yang
meliputi fungsi integrasi dari sistem muskuloskeletal (otak, otot, skelet dan
syaraf yang berperan).
. Klien dapat kehilangan kemampuan dalam menggerakkan
ekstrimitasnya dan anggota gerak lainnya. Ekstrimitas yang tidak
digerakan dalam kurun waktu tertentu dapat mengakibatkan atrofi otot
atau pengecilan massa otot karena otot tidak pernah dipergunakan untuk
beraktivitas. Klien dengan gangguan mobilisasi harus menjadi perhatian
perawat untuk mencegah atrofi otot atau merawat jika telah terjadi atrofi
pada klien dengan gangguan mobilisasi. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan perawat dalam mengintervensi gangguan mobilisasi dan
mencegah atrofi adalah dengan memberikan tindakan Range of Motion
(ROM).
D. Sasaran
F. Media :
G. Metode
2. 15 menit Pelaksanaan :
Penyampaian materi Mendengarkan
1. Menjelaskan definisi ROM
2. Menjelaskan tentang tujuan
ROM
3. Menjelaskan klasifikasi ROM
4. Menjelaskan Prinsip ROM
5. Menjelaskan Kontradiksi ROM
6. Menjelaskan tentang prosedur
tindakan ROM aktif dan ROM
pasif
7. Demonstrasi ROM Aktif danBertanya
Pasif
8. Tanya jawab
9. Memberikan kesempatan kepada
peserta untuk bertanya
3. 3 menit Evaluasi:
1. Menanyakan kembali hal-hal yang Menjelaskan
sudah dijelaskan mengenai ROM
4. 5 menit Penutup :
1. Menutup pertemuan dengan Mendengarkan
menyimpulkan materi yang telah
dibahas Menjawab salam
2. Memberikan salam penutup
I. Evaluasi :
1. Peserta mampu mengulangi penjelasan yang telah disampaikan oleh
perawat
2. Peserta mampu menjawab pertanyaan yang diajukan perawat
Lampiran Materi
1. Definisi ROM
ROM (Range of Motion) adalah jumlah maksimum gerakan yang mungkin
dilakukan sendi pada salah satu dari tiga potongan tubuh, yaitu sagital,
transversal, dan frontal. Potongan sagital adalah garis yang melewati tubuh dari
depan ke belakang membagi tubuh menjadi bagian kiri dan kanan, contoh
gerakan fleksi dan ekstensi pada jari tangan dan siku serta gerakan
hiperekstensi pada pinggul. Potongan frontal melewati tubuh dari sisi ke sisi
dan membagi tubuh menjadi bagian depan dan belakang, contoh gerakannya
abduksi dan adduksi pada lengan dan tungkai serta eversi dan inversi pada
kaki. Sedangkan potongan transversal adalah garis horizontal yang membagi
tubuh menjadi bagian atas dan bawah, contoh gerakannya supinasi dan pronasi
pada tangan, rotasi internal dan eksternal pada lutut, dan dorsofleksi dan
plantar fleksi pada kaki (potter & perry, 2006).
Pengertian ROM lainnya adalah latihan gerakan sendi yang
memungkinkan terjadinya kontraksi dan pergerakan otot, dimana klien
menggerakan masing-masing persendiannya sesuai gerakan normal baik secara
aktif ataupun pasif. Range Of Motion (ROM), adalah gerakan yang dalam
keadaan normal dapat dilakukan oleh sendi yang bersangkutan. Range Of
Motion dibagi menjadi dua jenis yaitu ROM aktif dan ROM pasif. (Suratun,
Heryati,Manurung, & Raenah, 2008).
Latihan ROM ialah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau
memeperbaiki kemampuan menggerakkan persendian secara normal dan
lengkap untuk meningkatan masa dan tonus otot sehingga dapat mencegah
kelainan bentuk, kekakuan, dan kontraktur (Nurhidayat, et al, 2014)
2. Tujuan ROM
Menurut Tseng, et al. (2007), Rhoad & Meeker (2009), Smith, N. (2009)
dan Smeltzer & Bare (2008), tujuan latihan ROM adalah sebagai berikut :
a. Mempertahankan fleksibilitas dan mobilitas sendi
b. Mengembalikan kontrol motoric
c. Meningkatkan/mempertahankan integritas ROM sendi dan jaringan lunak
d. Membantu sirkulasi dan nutrisi synovial
e. Menurunkan pembentukan kontraktur terutama pada ekstremitas yang
mengalami paralisis.
f. Memaksimalkan fungsi ADL
g. Mengurangi atau menghambat nyeri
h. Mencegah bertambah buruknya system neuromuscular
i. Mengurangi gejala depresi dan kecemasan
j. Meningkatkan harga diri
k. Meningkatkan citra tubuh dan memberikan kesenangan
3. Klasifikasi ROM
Menurut (Suratun,Heryati,Manurung, & Raenah, 2008) klasifikasi ROM
sebagai berikut:
a. ROM aktif adalah latihan yang di berikan kepada klien yang mengalami
kelemahan otot lengan maupun otot kaki berupa latihan pada tulang
maupun sendi dimana klien tidak dapat melakukannya sendiri, sehingga
klien memerlukan bantuan perawat atau keluarga.
b. ROM pasif adalah latihan ROM yang dilakukan sendiri oleh pasien tanpa
bantuan perawat dari setiap gerakan yang dilakukan. Indikasi ROM aktif
adalah semua pasien yang dirawat dan mampu melakukan ROM sendii
dan kooperatif.
1. Prinsip Latihan ROM
Prinsip Dasar Latihan ROM antara lain :
a. ROM harus diullangi sekitar 8 kali dan dikerjakan 2 kali sehari
b. ROM dilakukan perlahan dan berhati-hati sehingga tidak melelahkan
pasien
c. Bagian tubuh yang dapat dilakukan latihan ROM adalah leher, jari,
lengan, siku, bahu tumit, kaki, dan pergelangan kaki
d. ROM dapat dilakukan pada semua persendian atau hanya pada bagian-
bagian yang dicurigai mengalami proses penyakit
e. Melakukan ROM harus sesuai waktunya, missal setelah manda atau
perawatan rutin telah dilakukan (Suratun et al, 2008)
5. ROM Pasif
Latihan pergerakan perawat atau petugas lain yang menggerakkan
persendian klien sesuai dengan rentang geraknya. ROM pasif adalah suatu
kebutuhan manusia untuk melakukan pergerakan dimana pergerakan tersebut
dilakukan secara bebas.Untuk mempertahankan ROM normal, setiap ruas harus
digerakkan pada ruang gerak yang dimilikinya secara periodik. Faktor-faktor
yang dapat menurunkan ROM, yaitu penyakit-penyakit sistematik, sendi,
nerologis ataupun otot: akibat pengaruh cedera atau pembedahan: inaktivitas
atau imobilitas. Dari sudut terapi, aktivitas ROM diberikan untuk
mempertahankan mobilitas persendian dan jaringan lunak untuk meminimalkan
kehilangan kelentukan jaringan dan pembentukan kontraktur. Teknik ROM
tidak termasuk perenganggan yang ditunjukkan memperluas ruang gerak sendi.
DAFTAR PUSTAKA
Potter, A.P., & Perry, A. (2006). Fundamental of nursing. 4th edition. St.Louis
Missouri: Mosby-Year Book, Inc
Potter, Patricia A. & Perry, Anne Griffin (2006). Buku Ajar Fundamental
Keperawatan, Edisi 4. Jakarta: EGC
Suratun, Heryati, Manurung, S.,Raenah. 2008. Klien Gangguan Sistem
Muskuloskeletal.Jakarta: EGC.
Tseng, C.-N., Chen, C. C.-H., Wu, S.-C., & Lin, L.-C. (2007). Effects of a range-
of-motion exercise programme. Journal of Advanced Nursing, 57(2), 181-
191.