Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN

ROM

Judul : ROM pada pasien post operasi


Hari/tanggal :
Tempat : Irna Melati RSUB
Lama : 25 menit
Penyaji : PPN SAP 2020
Audiens : Pasien post op Irna Melati RSUB

A. Latar Belakang
Pasien yang mengalami perawatan tirah baring dengan waktu yang
lama tanpa melakukan aktivitas apapun sangat mudah mengalami
kontraktur pada otot-otot persendian. Gangguan pemenuhan aktivitas yang
dialami oleh pasien akan menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan-
kebutuhan pasien yang lain di mana semua itu akan menghambat proses
penyembuhan. Mobilisasi mengacu pada kemampuan seseorang untuk
bergerak bebas dan imobilisasi mengacu pada ketidakmampuan seseorang
untuk bergerak dengan bebas. Keperawatan klinik menghendaki perawat
untuk menggabungkan ilmu pengetahuan dan keterampilan ke dalam
praktik. Salah satu komponen keterampilan adalah mekanika tubuh. Salah
satu istilah untuk menggambarkan usaha untuk mengkoordinasikan sistem
muskuloskeletal.
Mekanika tubuh meliputi pengetahuan tentang mengapa dan
bagaimana otot tertentu digunakan untuk menghasilkan dan
mempertahankan pergerakan secara aman. Dalam mempergunakan
mekanika tubuh yang tepat, perawat perlu mengerti mengenai konsep
pergerakan, termasuk bagaimana mengkoordinasikan gerakan tubuh yang
meliputi fungsi integrasi dari sistem muskuloskeletal (otak, otot, skelet dan
syaraf yang berperan).
. Klien dapat kehilangan kemampuan dalam menggerakkan
ekstrimitasnya dan anggota gerak lainnya. Ekstrimitas yang tidak
digerakan dalam kurun waktu tertentu dapat mengakibatkan atrofi otot
atau pengecilan massa otot karena otot tidak pernah dipergunakan untuk
beraktivitas. Klien dengan gangguan mobilisasi harus menjadi perhatian
perawat untuk mencegah atrofi otot atau merawat jika telah terjadi atrofi
pada klien dengan gangguan mobilisasi. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan perawat dalam mengintervensi gangguan mobilisasi dan
mencegah atrofi adalah dengan memberikan tindakan Range of Motion
(ROM).

B. Tujuan Instruksional Umum

Setelah diberikan penyuluhan selama 20 menit pasien diharapkan dapat


mengerti dan dapat mampraktikkan ROM.
C. Tujuan Instruksional Khusus
1. Menjelaskan definisi ROM
2. Menjelaskan tentang tujuan ROM
3. Menjelaskan klasifikasi ROM
4. Menjelaskan Prinsip ROM
5. Menjelaskan Kontradiksi ROM
6. Menjelaskan tentang prosedur tindakan ROM aktif dan ROM pasif
7. Mendemonstrasikan ROM aktif dan Pasif

D. Sasaran

Adapun sasaran dari penyuluhan ini ditujukan khususnya kepada Pasien


post operasi.
E. Materi (terlampir)

F. Media :

Leaflet yang berisi tentang definisi,tujuan,klasifikasi,prinsip,kontra


indikasi dan prosedur tindakan ROM

G. Metode

1. Ceramah dan tanya jawab.


2. Demonstrasi ROM
H. Kegiatan Penyuluhan

NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA


1. 2 menit Pembukaan :
1. Mengucapkan salam. Menjawab salam
2. Menjelaskan tujuan ROM Mendengarkan
3. Menyebutkan materi yang Mendengarkan
diberikan.
4. Menanyakan kesiapan peserta

2. 15 menit Pelaksanaan :
Penyampaian materi Mendengarkan
1. Menjelaskan definisi ROM
2. Menjelaskan tentang tujuan
ROM
3. Menjelaskan klasifikasi ROM
4. Menjelaskan Prinsip ROM
5. Menjelaskan Kontradiksi ROM
6. Menjelaskan tentang prosedur
tindakan ROM aktif dan ROM
pasif
7. Demonstrasi ROM Aktif danBertanya
Pasif
8. Tanya jawab
9. Memberikan kesempatan kepada
peserta untuk bertanya

3. 3 menit Evaluasi:
1. Menanyakan kembali hal-hal yang Menjelaskan
sudah dijelaskan mengenai ROM

4. 5 menit Penutup :
1. Menutup pertemuan dengan Mendengarkan
menyimpulkan materi yang telah
dibahas Menjawab salam
2. Memberikan salam penutup

I. Evaluasi :
1. Peserta mampu mengulangi penjelasan yang telah disampaikan oleh
perawat
2. Peserta mampu menjawab pertanyaan yang diajukan perawat

Lampiran Materi

1. Definisi ROM
ROM (Range of Motion) adalah jumlah maksimum gerakan yang mungkin
dilakukan sendi pada salah satu dari tiga potongan tubuh, yaitu sagital,
transversal, dan frontal. Potongan sagital adalah garis yang melewati tubuh dari
depan ke belakang membagi tubuh menjadi bagian kiri dan kanan, contoh
gerakan fleksi dan ekstensi pada jari tangan dan siku serta gerakan
hiperekstensi pada pinggul. Potongan frontal melewati tubuh dari sisi ke sisi
dan membagi tubuh menjadi bagian depan dan belakang, contoh gerakannya
abduksi dan adduksi pada lengan dan tungkai serta eversi dan inversi pada
kaki. Sedangkan potongan transversal adalah garis horizontal yang membagi
tubuh menjadi bagian atas dan bawah, contoh gerakannya supinasi dan pronasi
pada tangan, rotasi internal dan eksternal pada lutut, dan dorsofleksi dan
plantar fleksi pada kaki (potter & perry, 2006).
Pengertian ROM lainnya adalah latihan gerakan sendi yang
memungkinkan terjadinya kontraksi dan pergerakan otot, dimana klien
menggerakan masing-masing persendiannya sesuai gerakan normal baik secara
aktif ataupun pasif. Range Of Motion (ROM), adalah gerakan yang dalam
keadaan normal dapat dilakukan oleh sendi yang bersangkutan. Range Of
Motion dibagi menjadi dua jenis yaitu ROM aktif dan ROM pasif. (Suratun,
Heryati,Manurung, & Raenah, 2008).
Latihan ROM ialah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau
memeperbaiki kemampuan menggerakkan persendian secara normal dan
lengkap untuk meningkatan masa dan tonus otot sehingga dapat mencegah
kelainan bentuk, kekakuan, dan kontraktur (Nurhidayat, et al, 2014)
2. Tujuan ROM
Menurut Tseng, et al. (2007), Rhoad & Meeker (2009), Smith, N. (2009)
dan Smeltzer & Bare (2008), tujuan latihan ROM adalah sebagai berikut :
a. Mempertahankan fleksibilitas dan mobilitas sendi
b. Mengembalikan kontrol motoric
c. Meningkatkan/mempertahankan integritas ROM sendi dan jaringan lunak
d. Membantu sirkulasi dan nutrisi synovial
e. Menurunkan pembentukan kontraktur terutama pada ekstremitas yang
mengalami paralisis.
f. Memaksimalkan fungsi ADL
g. Mengurangi atau menghambat nyeri
h. Mencegah bertambah buruknya system neuromuscular
i. Mengurangi gejala depresi dan kecemasan
j. Meningkatkan harga diri
k. Meningkatkan citra tubuh dan memberikan kesenangan

3. Klasifikasi ROM
Menurut (Suratun,Heryati,Manurung, & Raenah, 2008) klasifikasi ROM
sebagai berikut:
a. ROM aktif adalah latihan yang di berikan kepada klien yang mengalami
kelemahan otot lengan maupun otot kaki berupa latihan pada tulang
maupun sendi dimana klien tidak dapat melakukannya sendiri, sehingga
klien memerlukan bantuan perawat atau keluarga.
b. ROM pasif adalah latihan ROM yang dilakukan sendiri oleh pasien tanpa
bantuan perawat dari setiap gerakan yang dilakukan. Indikasi ROM aktif
adalah semua pasien yang dirawat dan mampu melakukan ROM sendii
dan kooperatif.
1. Prinsip Latihan ROM
Prinsip Dasar Latihan ROM antara lain :
a. ROM harus diullangi sekitar 8 kali dan dikerjakan 2 kali sehari
b. ROM dilakukan perlahan dan berhati-hati sehingga tidak melelahkan
pasien
c. Bagian tubuh yang dapat dilakukan latihan ROM adalah leher, jari,
lengan, siku, bahu tumit, kaki, dan pergelangan kaki
d. ROM dapat dilakukan pada semua persendian atau hanya pada bagian-
bagian yang dicurigai mengalami proses penyakit
e. Melakukan ROM harus sesuai waktunya, missal setelah manda atau
perawatan rutin telah dilakukan (Suratun et al, 2008)

4. Kontraindikasi Gerakan ROM


a. Latihan ROM tidak boleh diberikan apabila gerakan dapat mengganggu
proses penyembuhan cedera
b. ROM tidak boleh dilakukan bila respon pasien atau kondisinya
membahayakan (life threatening)
c. PROM dilakukan secara hati-hati pada sendi-sendi besar, sedangkan
AROM pada persendian dan kaki untuk meminimalisasi venous stasis dan
pembentukan thrombus.
d. Pada keadaan setelah infark miokard, operasi arteri koronaria, dan lain-
lain, AROM pada ekstremitas atas masih dapat diberikan dalam
pengawasan yang ketat.

5. ROM Pasif
Latihan pergerakan perawat atau petugas lain yang menggerakkan
persendian klien sesuai dengan rentang geraknya. ROM pasif adalah suatu
kebutuhan manusia untuk melakukan pergerakan dimana pergerakan tersebut
dilakukan secara bebas.Untuk mempertahankan ROM normal, setiap ruas harus
digerakkan pada ruang gerak yang dimilikinya secara periodik. Faktor-faktor
yang dapat menurunkan ROM, yaitu penyakit-penyakit sistematik, sendi,
nerologis ataupun otot: akibat pengaruh cedera atau pembedahan: inaktivitas
atau imobilitas. Dari sudut terapi, aktivitas ROM diberikan untuk
mempertahankan mobilitas persendian dan jaringan lunak untuk meminimalkan
kehilangan kelentukan jaringan dan pembentukan kontraktur. Teknik ROM
tidak termasuk perenganggan yang ditunjukkan memperluas ruang gerak sendi.

1. Indikasi ROM Pasif


a. Pasien yang keterbatasan fisik.
b. Pasien yang termobilisasi ditempat tidur maupun di kursi roda.
c. Kondisi yang tidak memungkinkan melakukan ROM sendiri.

2. Langkah Prosedur (Umum)


a. Cuci tangan untuk mencegah transfer organisme
b. Jaga privasi klien dengan menutup pintu atau memasang sketsel
c. Beri penjelasan kepada klien mengenai apa yang akan anda
kerjakan dan minta klien untuk dapat bekerja sama
d. Atur ketinggian tempat tidur yang sesuai agar memudahkan
perawat dalam bekerja, terhindar dari masalah pada penjajaran
tubuh dan pergunakan selalu prinsip-prinsip mekanika tubuh
e. Posisikan klien dengan posisi supinasi dekat dengan perawat dan
buka bagian tubuh yang akan digerakkan
f. Rapatkan kedua kaki dan letakkan kedua lengan pada masing-
masing sisi tubuh
g. Kembalikan pada posisi awal setelah masing-masing gerakan.
Ulangi masing-masing gerakan 3 kali.
h. Selama latihan pergerakan, kaji
i. Kemampuan untuk menoleransi gerakan
j. Rentang gerak (ROM) dari masing-masing persendian yang
bersangkutan
k. Setelah latihan pergerakan, kaji denyut nadi dan ketahanan tubuh
terhadap latihan
l. Catat dan laporkan setiap masalah yang tidak diharapkan atau
perubahan pada pergerakan klien, misalnya adanya kekakuan dan
kontraktur
3. Langkah-langkah ROM Pasif
1) Fleksi dan Ekstensi Pergelangan Tangan.
a. Jelaskan prosedur yang kan dilakukan
b. Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dan siku menekuk
dengan lengan.
c. Pegang tangan pasien dengan satu tang dan tangan yang lain memegang
pergelangan tangan pasien.
d. Tekuk tangan pasien ke depan sejauh mungkin.
e. Catat perubahan yang terjadi.
2) Fleksi dan Ekstensi Siku.
a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
b. Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dengan telapak
mengarah ke tubuhnya.
c. Letakkan tangan di atas siku pasien dan pegang tangannya mendekat
bahu.
d. Lakukan dan kembalikan ke posisi sebelumnya.
e. Catat perubahan yang terjadi.
3) Pronasi dan Supinasi Lengan Bawah.
a. Jelaskan Prosedur yang akan dilakukan.
b. Atur posisi lengan bawah menjauhi tubuh pasien dengan siku
menekuk.
c. Letakkan satu tangan perawat pada pergelangan pasien dan pegang
tangan pasien dengan tangan lainnya.
d. Putar lengan bawah pasien sehingga telapaknya menjauhinya.
e. Kembalikan ke posisi semula.
f. Putar lengan bawah pasien sehingga telapak tangannya menghadap
kearahnya.
g. Kembalikan ke posisi semula.
h. Catat perubahan yang terjadi.
4) Pronasi Fleksi Bahu.
a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
b. Atur posisi tangan pasien disisi tubuhnya.
c. Letakkan satu tangan perawat di atas siku pasien dan pegang tangan
pasien dengan tangan lainnya
d. Angkat lengan pasien pada posisi semula.
e. Catat perubahan yang terjadi.
5) Abduksi dan Adduksi Bahu.
a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
b. Atur posisi lengan pasien di samping badannya.
c. Letakkan satu tangan perawat di atas siku pasien dan pegang tangan
pasien dengan tangan lainnya.
d. Gerakkan lengan pasien menjauh dari tubuhnya kearah perawat
(Abduksi).
e. Gerakkan lengan pasien mendekati tubuhnya (Adduksi)
f. Kembalikan ke posisi semula.
g. Catat perubahan yang terjadi.
6) Rotasi Bahu.
a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
b. Atur posisi lengan pasien menjauhi tubuh dengan siku menekuk.
c. Letakkan satu tangan perawat di lengan atas pasien dekat siku dan
pegang tangan pasien dengan tangan yang lain.
d. Gerakkan lengan bawah ke bawah sampai menyentuh tempat tidur,
telapak tangan menghadap ke bawah.
e. Kembalikan posisi lengan ke posisi semula. Gerakkan lengan bawah
ke belakang sampai menyentuh tempat tidur, telapak tangan
menghadap ke atas.
f. Kembalikan lengan ke posisi semula.
g. Catat perubahan yang terjadi.
7) Fleksi dan Ekstensi Jari-jari.
a. Jelaskan prosedur yang akan di lakukan.
b. Pegang jari-jari kaki pasien dengan satu tangan, sementara tang lain
memegang kaki.
c. Bengkokkan (tekuk) jari-jari kaki ke bawah
d. Luruskan jari-jari kemudian dorong ke belakang.
e. Kembalikan ke posisi semula.
f. Catat perubahan yang terjadi.
8) Infersi dan efersi kaki.
a. Jelaskan prosedur yang akan di lakukan.
b. Pegang separuh bagian atas kaki pasien dengan satu jari dan pegang
pergelangan kaki dengan tangan satunya.
c. Putar kaki ke dalam sehingga telapak kaki menghadap ke kaki lainnya.
d. Kembalikan ke posisi semula
e. Putar kaki keluar sehingga bagian telapak kaki menjauhi kaki yang
lain.
f. Kembalikan ke posisi semula.
g. Catat perubahan yang terjadi.
9) Fleksi dan ekstensi pergelangan Kaki.
a. Jelaskan prosedur yang akan di lakukan.
b. Letakkan satu tangan perawat pada telapak kaki pasien dan satu tangan
yang lain di atas pergelangan kaki. Jaga kaki lurus dan rilek.
c. Tekuk pergelangan kaki, arahkan jari-jari kaki ke arah dada pasien.
d. Kembalikan ke posisi semula.
e. Tekuk pergelangan kaki menjauhi dada pasien.
f. Catat perubahan yang terjadi.
10) Fleksi dan Ekstensi lutut.
a. Jelaskan prosedur yang akan di lakukan.
b. Letakkan satu tangan di bawah lutut pasien dan pegang tumit pasien
dengan tangan yang lain.
c. Angkat kaki, tekuk pada lutut dan pangkal paha.
d. Lanjutkan menekuk lutut ke arah dada sejauh mungkin.
e. Ke bawahkan kaki dan luruskan lutut dengan mengangkat kaki ke atas.
f. Kembali ke posisi semula.
g. Catat perubahan yang terjadi.
11) Rotasi pangkal paha.
a. Jelaskan prosedur yang akan di lakukan.
b. Letakkan satu tangan perawat pada pergelangan kaki dan satu tangan
yang lain di atas lutut.
c. Putar kaki menjauhi perawat.
d. Putar kaki ke arah perawat.
e. Kembalikan ke posisi semula.
f. Catat perubahan yang terjadi.
12) Abduksi dan Adduksi pangkal paha.
1. Jelaskan prosedur yang akan di lakukan.
2. Letakkan satu tangan perawat di bawah lutut pasien dan satu tangan
pada tumit.
3. Jaga posisi kaki pasien lurus, angkat kaki kurang lebih 8 cm dari
tempat tidur, gerakkan kaki menjauhi badan pasien.
4. Gerakkan kaki mendekati badan pasien.
5. Kembalikan ke posisi semula.
6. Catat perubahan yang terjadi.

Dalam pelaksanaan ROM ini ada hal-hal yang diperhatikan dalam


melakukannya, yaitu :
1. ROM dikerjakan minimal dua kali sehari.
2. ROM dilakukan perlahan dan hati-hati.
3. Memperhatikan umur, diagnosa, TTV, dan tirah baring.
4. Bagian yang dapat dilakukan ROM : leher, jari, lengan, siku, bahu, tumit,
kaki, dan pergelangan kaki.
5. ROM dapat dilakukan pada semua persendian
6. Melakukan ROM harus sesuai waktunya

DAFTAR PUSTAKA

Potter, A.P., & Perry, A. (2006). Fundamental of nursing. 4th edition. St.Louis
Missouri: Mosby-Year Book, Inc
Potter, Patricia A. & Perry, Anne Griffin (2006). Buku Ajar Fundamental
Keperawatan, Edisi 4. Jakarta: EGC
Suratun, Heryati, Manurung, S.,Raenah. 2008. Klien Gangguan Sistem
Muskuloskeletal.Jakarta: EGC.
Tseng, C.-N., Chen, C. C.-H., Wu, S.-C., & Lin, L.-C. (2007). Effects of a range-
of-motion exercise programme. Journal of Advanced Nursing, 57(2), 181-
191.

Anda mungkin juga menyukai