Anda di halaman 1dari 6

Trik Membaca Laporan Keuangan Paling Efisien Sebelum Beli Saham

January 7, 2018 By diskartes 10 Comments

Sumber: pxhere.com

Assalamualaykum pembaca setia!

Sudah sering saya bilang kepada Anda sebelum beli saham untuk selalu belajar terlebih dahulu dan
jangan pengen instan. Beberapa kali saya temui orang yang langsung nanya kayak gini,

“Kakanda Kartes, beli saham apa? Saya mau ngikut dong.”

Okay, saya jawab dong portofolio saya. Kemudian masih nanya lagi,

“Kanda, sahamnya turun nih. Dijual ga ya?”

Please guys, ketika saya mengambil sebuah keputusan jual beli, selalu ada alasan dibaliknya. Makanya,
follow instagram diskartes biar memiliki gambaran dasar ketika berinvestasi. LoL

No, bukan itu topik kali ini. Karena melalui artikel ini, saya akan ajarkan dengan cuma-cuma fundamental
paling dasar dalam menilai saham, yaitu membaca laporan keuangan.

Oh ya, tidak perlu khawatir bahwa akan rumit nan memusingkan. Saya pernah mendapat nilai NOL
ketika pelajaran akuntansi di SMA (yang baru saya akuin kali ini kepada Anda). So, tidak perlu putus asa.
I will make it very simple for you, guys!

Namun sebelumnya, kita akan menggunakan sebuah laporan keuangan dari PT Telekomunikasi
Indonesia, Tbk sebagai bahan belajar. Kalian download ya!

1. Neraca Keuangan Perusahaan

Bayangin sebuah timbangan, tapi bukan yang berat badan. Saya tau Anda semua bermasalah dengan
berat badan, jadi bayanginnya timbangan seperti rasi bintang libra atau milik kejaksaan. Bagian kanan
kirinya harus sama biar seimbang.

Seperti itulah neraca keuangan perusahaan dibuat. Konsep paling gampang,

Aset Perusahaan = Utang + Modal

Aset perusahaan banyak macamnya, misalnya duit cash, gedung, mobil, atau bahkan piutang
perusahaan ke pihak lain. Kemudian Utang menunjukkan utang perusahaan secara total, baik dalam
bentuk obligasi maupun utang ke Bank. Sementara Modal termasuk bagian saham yang dijual belikan,
adapula kepemilikan si owner perusahaan.

Baca Juga Si Bodoh Bisa Kaya Dari Saham, Yang Pintar Malah Rugi!
Jangan bingung dengan kata “liabilitas”, itu artinya utang. Setahun yang lalu, seorang dosen kesohor dari
STAN Jakarta pernah menulis tentang akuntansi di blog ini. Coba deh dibaca lagi.

Sekarang perhatikan jumlah di paling bawah masing-masing kotak. Pasti sama kan? Itulah kenapa
disebut sebagai neraca. Dari dua box di atas kita bisa membuat beberapa analisis sederhana lhoh,
seperti pas kita belajar analisis fundamental saham.

Current Ratio,

digunakan untuk melihat likuiditas perusahaan. Semakin tinggi akan semakin baik bos!

Aset Lancar/ Kewajiban Lancar

Kalau dari contoh di atas berarti, 54.253/40.687= 1, …. (hitung sendiri ya). Jangan lupa dilihat yang 2017
aja.

Debt To Equity Ratio,

mengetahui tingkat utang perusahaan. Kalau hasilnya di atas 1 berarti utangnya lebih gede daripada
modal, pun sebaliknya. Rumusnya

Total Utang/ Modal

Lagi-lagi dari box diatas, ngitungnya berarti 75.133/112.457=0, ….

Selain itu masih ada Quick Ratio, Cash Ratio, dan macam-macam rasio likuiditas lain. Bahkan, kalau mau
Anda bikin rasio karya sendiri, siapa tau cocok dan malah bisa dapat nobel. Good kan? Kita lanjut
pembahasan lainnya.

2. Laporan Laba Rugi (Income Statement)

Masuk ke bagian income statement, seperti namanya, ni laporan menunjukkan bagaimana perusahaan
tetap survive menghasilkan keuntungan. Income statement merupakan favorit saya ketika mennilai
laporan keuangan, terlebih jika ada pertumbuhan positif dari tahun sebelumnya.

Perusahaan yang tidak mencetak keuntungan, bisa dipastikan gagal. Sementara perusahaan yang
keuntungannya tidak bertumbuh, harus dilihat latar belakang permasalahan bisnisnya.

Again, akan saya tampilkan screenshot laporannya, tapi untuk lebih jelasnya tolong download link
Telkom yang sudah saya kasih di atas ya. Gambarnya lebih terang.

Apa yang ada dipikiran kalian ketika melihat laporan laba rugi di atas?

Baca Juga Teknik Klasik Trading Saham, Darvas Box

Laporan tadi menceritakan banyak hal lhoh, misalnya kenapa laba perusahaan bisa naik, apakah
memang produksinya bertambah atau justru gara-gara penjualan aset. Penjualan aset tadi, dicatat
dalam akun “Penghasilan Lain-Lain”. Di box, sebelah “penghasilan lain-lain”, kan ada tuh catatan tulisan
2l, 2r, 9c. Anda bisa bongkar isinya sesuai catatan halaman-halam berikutnya, bernomor 2l dan
seterusnya.

Kita juga bisa membuat rasio profitabilitas dengan memanfaatkan income statement. Misalnya Gross
Profit Margin, Net Profit Margin, Return on Investment, Return on Equity, Earning Per Share dan masih
banyak lagi. Jangan tanya rumusnya, kan sudah pernah ditulis disini.

3. Laporan Arus Kas

Kuliahnya dilanjut yuk, di box pertama bagian aset lancar, ada akun (item) namanya “Kas dan setara
kas”. Rincian item tadi kemudian akan dirinci dalam laporan arus kas, jadi pembaca akan mengetahui
pergerakan duit perusahaan. Perhatikan box hijau di bawah ini.

Sekarang bandingkan nilai akun “Kas dan setara kas”, pasti sama dong dengan total laporan arus kas
yaitu 33.699 untuk tahun 2017.

Ajaib kan?

Gunanya apa sih laporan arus kas?

Jadi kalau kalian mau tahu duit perusahaan digunakan untuk bayar apa saja, bisa melihat dari laporan
arus kas. Bisa juga untuk mengetahui sumber penambahan uang kas perusahaan. Karena bagaimanapun
juga, bisa gawat kalau sampai perusahaan ga punya duit kan? Masa isinya cuma investasi atau bisnis,
gimana bayar karyawan?

Ingat, cash is the king!

Dari laporan arus kas tadi, kita bisa membaca bahwa penjualan aset PT Telkom meningkat dan ngasih
duit karyawan lebih sedikit. Ada apa nih sebenarnya? Darimana bisa mengambil kesimpulan seperti itu?

Anda harus buka halaman-halaman selanjutnya, disitu akan nampak detailnya. Karena kalau dituliskan
disini ga akan cukup. Hei, kalau mau ikut seminar diskusi saya juga boleh. Insya Alloh akan segera
dilaunching, seat terbatas, minat?

Baca Juga Apa Yang Harus Dilakukan Ketika Saham Turun Drastis?

Menilai Performa Perusahaan

Thanks to BEI, mereka sudah menyiapkan kertas kerja yang isinya ada performa perusahaan. Cari aja
langsung di google dengan mengetikkan kode perusahaan+idx. Contoh: “TLKM IDX”

Untuk membantu Anda yang super sibuk, saya sudah siapkan juga nih performa perusahaan Telkom
untuk kita belajar bareng. Download!
Sedikit saya cuplik dari kertas kerja performa perusahaan tadi, terutama di bagian rasio-rasio, jadinya
seperti ini

Nah dari report tadi, jangan serta merta ditelan mentah. Namun juga harus dicari penyebab terjadinya
kenaikan maupun penurunan. Misalnya kenapa dividen 2012 ke 2013 mengalami penurunan, apakah
ada permasalahan atau tidak. Dari situ kita bisa mengambil kesimpulan proyeksi ke depannya. Saya tidak
akan memberi penjelasan rinci, itu jadi PR Anda yak! Ada yang harus saya “bereskan” soalnya hari ini.

Wassalamualaykum pembaca setia!

Hasil akhir dari proses akuntansi yang paling penting, adalah laporan keuangan. Dengan membaca
laporan keuangan, manajemen, pemilik perusahaan, atau siapapun yang berkepentingan bisa
mengetahui kondisi keuangan perusahaan. Kondisi apa saja yang bisa dilihat dengan membaca
laporan keuangan? Untuk sungguh-sungguh memahami logikanya, Anda harus memposisikan diri
sebagai sesorang yang sangat berkepentingan untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan.
Misalnya anggap diri Anda sebagai pemilik usaha atau orang yang akan berinvestasi diperusahaan
tersebut.

Contoh sederhananya Anda bisa memposisikan diri Anda sebagai pemilik usaha, pada umumnya
jika memposisikan sebagai pemilik usaha, minimal Anda ingin mengetahui 2 hal berikut ini:

Kekayaan Perusahaan
Pertanyaan paling mendasar mengenai kekayaan perusahaan bisaanya “Apakah perusahaan dalam
kondisi baik-baik saja?” dalam hal ini yang dimaksud adalah “Dapatkah perusahaan beroperasi
secara lancar”. Perusahaan hanya akan bisa beroperasi secara lancar bila, Memiliki kas yang cukup
untuk memenuhi kebutuhan operasional sehari-hari; memenuhi kewajiban-kewajibannya sepeti
membayar hutang kepada vendor/supplier, bank, dan membayar dividen kepada pemegang saham;
Memiliki persediaan baik bahan baku untuk diproduksi atau barang jadi untuk di jual kembali;
dan yang tidak kalah pentingnya adalah memiliki sarana dan fasilitas yang cukup untuk menunjang
kelancaran operasional perusahaan.

Hal tersebut diatas tercermin pada Neraca atau yang sering juga disebut sebagai “Laporan Posisi
Keuangan.” Dari neraca tersebutakan terlihat berapa jumlah kekayaan perusahaan mulai dari
jumah kas, bank, piutang dan lain sebagainya.

Bagaimana Cara Membaca Laporan Keuangan Yang Benar?

Untung atau Rugi


Belumlah cukup jika hanya dengan mengetahui berapa besarnya kekayaan perusahaan, atau
mengetahui apakah perusahaan mampu melunasi hutang-hutangnya. Sebagai orang yang
membutuhkan informasi mengenai keuangan sebuah perusahaan atau sebagai pemilik usaha
sebaiknya juga perlu untuk mengetahui beberapa hal ini:

 Apakah bulan/tahun ini Anda untung atau rugi? Jika rugi, mengapa?
 Apakah operasional perusahaan berjalan dengan efisien atau sebaliknya, boros?
 Apakah sumber daya perusahaan lebih banyak digunakan untuk aktivitas yang menghasilkan
barang/jasa atau untuk hal-hal di luar itu?

Selain itu juga harus peka untuk beberapa kondisi seperti :

 Angka pendapatan tinggi, tetapi mengapa Laporan Laba Rugi menunjukan angka laba yang sangat
kecil?
 Angka penjualan rendah, tetapi mengapa Laporan Laba Ruginya menunjukan angka minus alias
rugi? Bisaanya jika penjualan rendah aktivitas produksipun ikut juga rendah sehingga tidak
menimbulkan kerugian?
 Penjualan begitu tinggi, Laporan Laba Rugi menunjukan angka laba yang signifikan, tetapi
mengapa begitu banyak vendor (supplier) yang mengeluhkan keterlambatan pembayaran?
 Ekuitas Pemilik menunjukan peningkatan yang cukup besar, tetapi mengapa tidak ada dividen
yang bisa dibagikan kepada pemegang saham?

Untuk bisa mengetahui jawaban atas masalah seperti di atas yang pertama kali Anda butuhkan
adalah laporan laba rugi. Pada laporan laba rugi ini Angka pada kolom “Pendapatan ” Anda
bandingkan dengan “Harga Pokok Penjualan”, untuk melihat gross profit-nya apakah angkanya
terlihat logis/wajar atau tidak? bagai mana bisa mengetahui jika angka tersebut logis/wajar atau
tidak? Anda bisa menggunakan kelaziman dan benchmark. Dari sana bisa diketahui bahwa untuk
jenis usaha manufaktur gross profit margin ada di kisaran 25 hingga 50%. Untuk jenis perusahaan
jasa ada di kisaran 50 hingga 70%. Dan untuk jenis usaha trading (termasuk retail) ada di kisaran
70 hingga 200%.

Jika angka gros pforit-nya tidak bermasalah maka pengamatan dilanjutkan kembali pada elemen
beban dan biaya perusahaan, perhatikan untuk setiap beban dan biayanya. Dalam keadaan seperti
ini telitilah dalam melihat suatu biaya yang terjadi dalam sebuah perusahaan jika diperlukan
bandingkan dengan periode atau tahun sebelumnya. Seperti apakah wajar jika biaya X senilai Y
kemudian lakukan pengecekan mengapa bisa terjadi hal demikian dan segera lakukan penanganan
terhadap biaya tersebut.

Selanjutnya perusahaan bisa memenuhi kewajibannya, tetapi mengapa banyak vendor (supplier)
yang mengeluhkan atas keterlambatan dalam pembayarannya?

Untuk mengetahui mengapa demikian maka perhatian harus diarahkan ke elemen-elemen neraca
yang lebih kecil. Perhatikan masing-masing dari saldo per-akun-nya pada posisi aktiva, sebagai
contoh pada nilai piutang usaha lebih besar dibandingkan dengan persediaan atau kas atau asset
yang lainnya hal ini salah satu kemungkinan yang menyebabkan terjadinya keterlambatan dalam
pembayaran ke vendor walaupun penjualan atau laba usaha besar/meningkat jika dibandingkan
dengan periode atau tahun yang sebelumnya.
Keadan demikian bisa diatasi dengan cara mencegahnya di waktu yang akan datang?. Untuk
mengatasinya pihak manajemen perusahaan perlu memfokuskan perhatian pada proses penagihan
piutang atau manajemen perlu mengubah kebijakan dalam hal untuk mempercepat pembayaran
piutang misalnya dengan menawarkan potongan untuk pembayaran lebih awal, jika dibutuhkan
unttuk panggil debt collector jika mengalami kesulitan penagihan. Dalam perkreditan misalnya di
buat lebih ketat lagi atau pembatasan maksimal kredit, lebih selektif terhadap pemberian
kredit, termin pembayaran di perpendek, dan lain sebagainya.

Ekuitas pemiliki meningkat tetapi dividen tidak/belum bisa dibagikan kepada pemegang saham”?
Dengan kata lain perusahaan tidak bisa memenuhi kewajibannya kepada pemegang saham. Hal ini
terjadi karena ada kemungkinan perusahaan tidak memiliki cukup persediaan Kas. Dan untuk
mengatasinya bisa dengan mengelola pengalokasian kas sesuai dengan yang sudah direncanakan,
pergunakan kas secara efektif dan efeisien, dan lain sebagainya dengan melihat rincian “Laporan
Arus Kas”.

Dari penjelasan diatas bisa diketahui bagai mana cara untuk memahami dan mencari pemecahan
masalahnya, hal ini menjadi dasar mengapa sangat perlu untuk bisa membaca laporan keuangan.
Dengan mengetahui segala kemungkinan yang terjadi maka keputusan yang tepatpun akan dapat
diambil secara cepat untuk keberlangsungan sebuah perusahaan. Dan semua itu akan menjadi
mudah jika pencatatan akuntansinya dikelola dengan baik dan benar.

Anda mungkin juga menyukai