Askep Anemia Hemolitik
Askep Anemia Hemolitik
PENDAHULUAN
1
Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan pada An.M dengan Anemia
Hemolitik di RSUP HJ. Adam Malik Medan.
2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Pengertian
Anemia hemolitik adalah anemia yang disebabkan oleh proses hemolisis,
yaitu pemecahahan eritrosit dalam pembuluh darah sebelum waktunya(Wiwik
Handayani,2008 ).Pada anemia hemolitik, umur eritrosit menjadi lebih pendek
(normal umur eritrosit 100-120 hari)
Anemia hemolitik adalah anemia karena hemolisis, kerusakan abnormal
sel-sel darah merah (sel darah merah), baik di dalam pembuluh darah (hemolisis
intravaskular) atau di tempat lain dalam tubuh (extravascular)(htt:google,askep
henolitik.2015 )
2.2 Etiologi
a. Faktor Intrinsik :
Yaitu kelainan yang terjadi pada metabolisme dalam eritrosit itu sendiri sel
eritrosit. Kelainan karena faktor ini dibagi menjadi tiga macam yaitu:
Keadaan ini dapat dibagi menjadi 3 bagian antara lain:
1) Gangguan struktur dinding eritrosit
Sferositosis
Penyebab hemolisis pada penyakit ini diduga disebabkan oleh kelainan
membran eritrosit. Kadang-kadang penyakit ini berlangsung ringan
sehingga sukar dikenal. Pada anak gejala anemianya lebih menyolok
daripada dengan ikterusnya, sedangkan pada orang dewasa sebaliknya.
Suatu infeksi yang ringan saja sudah dapat menimbulkan krisis aplastik
Kelainan radiologis tulang dapat ditemukan pada anak yang telah lama
menderita kelainan ini. Pada 40-80% penderita sferositosis ditemukan
kolelitiasis.
Ovalositosis (eliptositosis)
3
Pada penyakit ini 50-90% dari eritrositnya berbentuk oval (lonjong).
Dalam keadaan normal bentuk eritrosit ini ditemukan kira-kira 15-20%
saja. Penyakit ini diturunkan secara dominan menurut hukum mendel.
Hemolisis biasanya tidak seberat sferositosis. Kadang-kadang ditemukan
kelainan radiologis tulang. Splenektomi biasanya dapat mengurangi proses
hemolisis dari penyakit ini.
A-beta lipropoteinemia
Pada penyakit ini terdapat kelainan bentuk eritrosit yang menyebabkan
umur eritrosit tersebut menjadi pendek. Diduga kelainan bentuk eritrosit
tersebut disebabkan oleh kelainan komposisi lemak pada dinding sel.
3) Hemoglobinopatia
Pada bayi baru lahir HbF merupakan bagian terbesar dari
hemoglobinnya (95%), kemudian pada perkembangan selanjutnya
konsentrasi HbF akan menurun, sehingga pada umur satu tahun telah
mencapai keadaan yang normal Sebenarnya terdapat 2 golongan besar
gangguan pembentukan hemoglobin ini, yaitu:
a) Gangguan struktural pembentukan hemoglobin (hemoglobin abnormal).
Misal HbS, HbE dan lain-lain
b) Gangguan jumlah (salah satu atau beberapa) rantai globin. Misal
talasemia
4
b. Faktor Ekstrinsik :
Yaitu kelainan yang terjadi karena hal-hal diluar eritrosit.
Akibat reaksi non imumitas : karena bahan kimia / obat
Akibat reaksi imunitas : karena eritrosit yang dibunuh oleh antibodi yang
dibentuk oleh tubuh sendiri.
Infeksi, plasmodium, boriella
2.3 Patofisiologi
Hemolisis adalah acara terakhir dipicu oleh sejumlah besar diperoleh
turun-temurun dan gangguan. etiologi dari penghancuran eritrosit prematur adalah
beragam dan dapat disebabkan oleh kondisi seperti membran intrinsik cacat,
abnormal hemoglobin, eritrosit enzimatik cacat, kekebalan penghancuran eritrosit,
mekanis cedera, dan hypersplenism. Hemolisis dikaitkan dengan pelepasan
hemoglobin dan asam laktat dehidrogenase (LDH). Peningkatan bilirubin tidak
langsung dan urobilinogen berasal dari hemoglobin dilepaskan.
5
b. Mengigil
c. Nyeri punggung dan lambung
d. Perasaan melayang
e. Penurunan tekana darah yang berarti
6
eritrosit. semakin cepat penurunan aktifikas Cr maka semakin pendek
umur eritrosit
7
4. Methicillin
5. Kina
6. Quinidine
Kortikosteroid dapat dilihat pada anemia hemolitik autoimun.
c. Splenektomi dapat menjadi pilihan pertama pengobatan dalam beberapa jenis
anemia hemolitik, seperti spherocytosis turun-temurun.
Dalam kasus lain, seperti di AIHA, splenektomi dianjurkan bila langkah-
langkah lain telah gagal.
Splenektomi biasanya tidak dianjurkan dalam gangguan hemolitik seperti
anemia hemolitik agglutinin dingin.
Diimunisasi terhadap infeksi dengan organisme dikemas, seperti
Haemophilus influenzae dan Streptococcus pneumoniae, sejauh sebelum
prosedur mungkin.
8
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Data demografi
a. Riwayat kesehatan
Pasien dengan anemia hemolitik datang dengan keluhan sakit kepala, lemah,
letih, pucat pada kulit dan membran mukosa
1) Riwayat kesehatan dahulu.
Kemungkinan klien pernah terpajan zat-zat kimia atau mendapatkan
pengobatan seperti anti kanker, analgetik dll
Kemungkinan klien pernah kontak atau terpajan radiasi dengan kadar
ionisasi yang besar.
Kemungkinan klien kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung
as. Folat,Fe dan Vit12.
Kemungkinan klien pernah menderita penyakit-penyakit infeksi
Kemungkinan klien pernah mengalami perdarahan hebat
2) Riwayat kesehatan keluarga
Penyakit anemia dapat disebabkan olen kelainan atau kegagalan genetik
yang berasal dari orang tua.
Perlu diketahui apakah dikeluarga pasien terdapat penderita yang
mengalami seperti yang dialami pasien saat ini.
3) Riwayat kesehatan sekarang.
Klien terlihat keletihan dan lemah
Muka klien pucat dan klien mengalami palpitasi.
Mengeluh nyeri mulut dan lidah
Perlu ditanyakan pada pasien tentang awal terjadinya keluhan seperti
pucat, lemah, kelemahan. Mengenai lamanya keluhan tersebut dirasakan
kualitas dan kuantitas keluhan,keadaan atau dan siuasi yang memperberat
dan memperingan keluahan dan ditanyakan apakah sudah pernah
dilakukan pengobatan.
b. Kebutuhan dasar
Pola aktivitas sehari-hari
9
Keletihan
Malaise
Kelemahan
Ditandai : Kehilangan produktibitas : penurunan semangat untuk bekerja
1) Sirkulasi
Palpitasi,
takikardia,
mur mur sistolik,
kulit dan membran mukosa (konjungtiva, mulut, farink dan bibir) pucat
ditndai : Sklera : biru atau putih seperti mutiara
Pengisian kapiler melambat atau penurunan aliran darah keperifer dan
vasokonstriksi (kompensasi).
ditandai : Kuku : mudah patah, berbentuk seperti sendok
Rambut kering,mudah putus,menipis dan tumbuh uban secara prematur
2) Eliminasi
Haluaran urine
3) Integritas ego
Depresi, ansietas, takut dan mudah tersinggung
4) Makanan dan cair
Penurunan nafsu makan
Mual dan muntah
Penurunan BB
Distensi abdomen dan penurunan bising usus
Nyeri mulut atau lidah dan kesulitan menelan
5) Higiene
Kurang bertenaga dan penampilan tidak rapi.
6) Neurosensori
Sakit kepala, pusing, vertigo dan ketidak mampuan berkonsentrasi.
Penurunan penglihatan, gelisah dan kelemahan
7) Nyeri atau kenyamanan
Nyeri abdomen dan sakit kepala.
10
8) Keamanan
Gangguan penglihatan, jatuh, demam dan infeksi
9) Seksualitas
Perubahan aliaran menstruasi ( menoragia atau amenore),
hilang libido, dan impoten ( DOENGES E MARYLIN, 1999 )
2. Diagnosa Keperawatan
a) Ketidak efektifan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan
komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen atau nutrient
ke sel ditandai dengan kavilari revil > 3detik, sianosis, kulit pucat,
membran mukosa kering, kuku dan rambut rapuh.
b) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kegagalan untuk mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan atau
absorpsi nutrient yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah
ditandai denganklien mengeluh mual & muntah, terjadi penurunan BB,
penurunan lipatan kulit triseps, perubahan gusi, membran mukosa mulut.
c) nyeri berhubungan dengan sakit kepala dan nyeri abdomen
d) Konstipasi berhubungan dengan penurunan masukan diet; perubahan
proses pencernaan; efek samping terapi obat ditandai dengan klien
mengeluh BAB keras dalam waktu lama, mual atau muntah, penurunan
nafsu makan, laporan nyeri abdomen tiba-tiba atau kram, gangguan bunyi
usus.
e) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
oksigen (pengiriman) dan kebutuhan ditandai dengan klien mengeluh
tubuh lemah, lebih banyak memerlukan istirahat.
f) Kurang pengetahuan berehubungan dengan kurang mengingat ; salah
interpretasi informasi ; tidak mengenal sumber informasi ditandai dengan
klien mengungkapkan ketidaktahuannya tentang penyakit yang sedang
dialami.
g) Risiko infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan sekunder
(penurunan hemoglobin leucopenia, atau penurunan granulosit (respons
inflamasi tertekan).
11
h) Resiko terhadap kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan
muntah, diare, dan atau hemoragi.
i) Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi
dan neurologist
( NANDA, 2012-2014 )
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
a. Diagnosa 1: Ketidak efektifan perfusi jaringan berhubungan dengan
penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk
pengiriman oksigen atau nutrient ke sel ditandai dengan
kavilari revil > 3detik, sianosis, kulit pucat, membran mukosa
kering, kuku dan rambut rapuh.
Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3×24
jam
diharapkan terjadi peningkatan perfusi jaringan
Kriteria Hasil : menunjukkan perfusi adekuat, misalnya tanda vital stabil,
Tidak terjadi sianosis, Kapilarirefil < 3dtk, Kulit tidak pucat,
Membran mukosa lembab, Kuku dan rambut kuat
Intervensi : - Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi Awasi tanda vital
kaji pengisian kapiler, warna kulit/membrane mukosa,
dasar kuku.
12
- Iskemia seluler mempengaruhi jaringan miokardial/ potensial
risiko infark.
- Terjadi kenaikan BB
13
- Kolaborasi pada ahli gizi untuk rencana diet.
Rasional : - Mengidentifikasi defisiensi, memudahkan intervensi.
14
- Kolaborasi Berikan sesuai indikasi : analgetik
15
- Berikan pelembek feses, stimulant ringan, laksatif
pembentuk bulk atau enema sesuai indikasi. Pantau
keefektifan. (kolaborasi)
Rasional : - Membantu mengidentifikasi penyebab /factor pemberat dan
intervensi yang tepat
16
- menunjukkan penurunan tanda intolerasi fisiologis,
misalnya nadi, pernapasan, dan tekanan darah masih
dalam rentang normal.
Intervensi : - Observasi kemampuan ADL pasien.
17
Klien menunjukan perilaku, perubahan pola hidup untuk meningkatkan
dan/atau mempertahankan berat badan yang sesuai.
c. Tingkat nyeri yang intermitten
Nyeri pusing dan
Nyeri abdomen
d. Pola defekasi yang tidak lancar
Proses BAB kurang dari normalnya
e. Intoleransi dan aktivitas yang berat
Lemah, lesu dan mudah letih
18
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Anemia hemolitik adalah anemia yan di sebabkan oleh proses
hemolisis,yaitu pemecahahan eritrosit dalam pembuluh darah sebelum
waktunya.Pada anemia hemolitik, umur eritrosit menjadi lebih pendek
(normal umur eritrosit 100-120 hari), Anemia hemolitik dapat disebabkan
oleh 2 faktor yang berbeda yaitu faktor intrinsik & faktor ekstrinsik.
a. Faktor Intrinsik
kelainan yang terjadi pada metabolisme dalam eritrosit itu sendiri sel
eritrosit. Kelainan karena faktor ini dibagi menjadi tiga macam yaitu:
1) Gangguan struktur dinding eritrosit
2) Gangguan pembentukan nukleotida
3) Hemoglobinopatia
b. Faktor Ekstrinsik
kelainan yang terjadi karena hal-hal diluar eritrosit.
1) Akibat reaksi non imumitas : karena bahan kimia / obat
2) Akibat reaksi imunitas : karena eritrosit yang dibunuh oleh antibodi
yang dibentuk oleh tubuh sendiri.
3) Infeksi, plasmodium, boriella
2. Saran
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi
makalah ini, agar penulis dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian hari.
19
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan
pembaca pada umumnya.
Daftar Pustaka
Keperawatan.Jakarta:EGC
20