Penutup
Persoalan-persoalan yang telah diulas tersebut tidak diragukan lagi menurunkan keberlanjutan
ekologis, sosial dan ekonomis dan ekosistem perdesaan. Ekosistem desa tineliti telah banyak
berusaha selama dua dasawarsa terakhir. Karakteristik ekologis dan fungsi sosial pekarangan
telah berubah sedemikian rupa mengikuti proses komersialisasi dan norma serta nilai yang
berorientasi pasar. Sistem pekarangan yang sejak lama memungkikan pola budi daya yang
berkelanjutan dan otonom kini tidak lagi mungkin tanpa asupan dari luar, baik terkait dengan
pupuk dan pestisida maupun uang. Meskipun pendapatan dari pekarangan komersial meningkat
dalam jangka pendek, namun kelabilan ekologis dan financial berdampak buruk pada
keberlanjutan system pekarangan jangka panjang. Supaya proses perubahan ini tidak
berujunghasil yang menghancurkan, baik secara ekologis maupun dalam ekonomi masyarakat,
harus ada upaya perbaikan.
Pertama, terkait dengan persepsi atau pemahaman penduduk setempat mengenai keberlanjutan
model komersial yang terbatas dan prospek budi daya pekarangan yang menguntungkan. Hal ini
dapat dilakukan melalui intensifikasi tanaman pekarangan nokomersial, seperti kayu-kayuan dan
buah-buahan atau jenis-jenis tanaman yang tidak hanya melayani kebutuhan ekonomi jangka
pendek, tetapi juga kebutuhan ekologis jangka panjang.
Kedua, upaya perbaikan juga bisa dikaitkan dengan mempertimbangkan pengintegrasian
kegiatan pertanian berbasis tanaman bernilai ekonomi dan peternakan skala kecil dipekarangan.
Teknologi produksi pascapanen juga perlu dipertimbangkan untuk meningkatkan nilai ekonomi
produk pekarangan tanpa mengabaikan keberlanjutan budi daya. Akhirnya, pada tingkat
kebijakan pemerintah diperlukan perencanaan matang penggunaan lahan yang bisa mendorong
pemilik lahan menjaga struktur dan keragaman fungsi pekarangan tradisional.