Anda di halaman 1dari 49

DIKLAT PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH

KERTAS KERJA PEMERIKSAAN &


LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

Pusdiklat Pajak
2018
OVERVIEW
KERTAS KERJA PEMERIKSAAN (KKP)
PAJAK PUSAT
(SE DJP No. SE-08/PJ/2012)
Catatan secara rinci dan jelas yang dibuat oleh
Pemeriksa Pajak mengenai prosedur pemeriksaan
yang ditempuh, data, keterangan, dan/atau bukti yang
dikumpulkan, pengujian yang dilakukan dan simpulan
yang diambil sehubungan dengan pelaksanaan
pemeriksaan
KKP
(Berdasarkan Format)

KKP Umum KKP Khusus


KKP selain KKP KKP yang tata cara
Khusus yaAng penyusunannya diatur
formatnya diatur dalam tersendiri dalam
SE Dirjen Pajak ini peraturan lainnya
KKP KKP yang merupakan
Induk rangkuman dari KKP Induk
Per Jenis Pajak

KKP yang memuat objek pajak, pajak


KKP Induk Per terutang, kredit pajak, pajak yang
kurang (lebih) dibayar, sanksi
Jenis Pajak administrasi, pajak yang masih harus
(lebih) dibayar dan surat tagihan pajak

KKP yang memuat uraian lebih


KKP detail atau rincian dari suatu
Pendukung KKP
Berkas KKP adalah KKP, dokumen pendukung KKP, dan dokumen pemeriksaan

Dokumen pendukung KKP adalah dokumen yang diperlukan untuk


mendukung atau sebagai sumber dalam pembuatan KKP

Dokumen pemeriksaan adalah surat, dokumen, dan/atau daftar yang


diperlukan dalam dan/atau berkaitan dengan pelaksanaan pemeriksaan.
Bukti bahwa pemeriksaan telah dilaksanakan
sesuai standar pelaksanaan pemeriksaan

Bahan dalam melakukan pembahasan akhir

Dasar pembuatan Laporan Hasil Pemeriksaan

Sumber data atau informasi bagi penyelesaian


keberatan atau banding yang diajukan oleh WP

Referensi untuk pemeriksaan berikutnya


Kertas Kerja Pemeriksaan

Gambaran yang
harus disajikan

Prosedur Data/ Pengujian Simpulan dan hal


keterangan/bukti yang lain yang
Pemeriksaan yang diperoleh Dilakukan dianggap perlu
KKP merupakan bagian dari rahasia jabatan
sebagaimana diatur dalam pasal 34 ayat (1) Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 16 tahun 2009.
• KPP Umum dibuat oleh Ketua Tim dan Anggota Tim
1

• KKP Induk, KKP Induk Per Jenis Pajak, dan KKP Pendukung harus
dibuat sesuai ruang lingkup pemeriksaan, Rencana Pemeriksaan dan
2 /atau Perubahan Rencana Pemeriksaan

• Dalam hal terdapat pos/pos turunan yang tidak diperiksa berdasarkan


Rencana Pemeriksaan dan/atau Perubahan Rencana Pemeriksaan, KKP
4 harus mengungkapkan bahwa pos/pos turunan tersebut tidak diperiksa

• Penelaahan KKP Umum dilakukan oleh Supervisor. Hasil penelaahan


dituangkan dalam Review Sheet Kertas Kerja Pemeriksaan
5

• KKP Khusus dibuat, disusun, dan/atau ditelaah sesuai dengan


6 ketentuan yang mengatur hal tersebut.
Bagian • Dibakukan
Atas

Bagian • Bag 1 :Tidak


Dibakukan
Tengah • Bag 2: Dibakukan

Bagian • Dibakukan
Bawah
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
………………………………………
KERTAS KERJA PEMERIKSAAN Bagian
Atas

Nama WP : ……………………….
………………………………………….. NPWP : ……………………….
Masa/Tahun Pajak : ……………………….

Bagian
Tengah
(bag. pertama)

Penjelasan
No Uraian Dasar Hukum Bagian
Tengah
(bag. kedua)

Disusun Oleh: Ditelaah oleh:


Nama Paraf Tanggal Nama Paraf Tanggal
Bagian
Bawah

Indeks …………..
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
………………………………………(1)

KERTAS KERJA PEMERIKSAAN

Nama WP : ……………………….(3)
…………………………………………..(2) NPWP : ……………………….(4)
Masa/Tahun Pajak : ……………………….(5)

1. Unit Pelaksana Pemeriksaan

2. Judul KKP

3. Nama Wajib Pajak yang diperiksa

4. Nomor Pokok Wajib Pajak yang diperiksa

5. Masa/Tahun Pajak yang diperiksa


Format tidak
dibakukan Format dibakukan

Sumber data Penjelasan


Bagian dilakukannya
Bukti yang Tengah KKP koreksi
dikumpulkan
Penjelasan tidak
dilakukannya
Teknik dan koreksi
prosedur
Uraian lain yang
pemeriksaan dipandang perlu
Uraian/
simpulan hasil Dasar Hukum
pemeriksaan
Bagian
Tengah
(bag. pertama)

Bagian Tengah
Bagian Pertama:
Bagian ini tidak
dibakukan dan
dibuat sesuai Penjelasan
kebutuhan No Uraian Dasar Hukum Bagian
Pemeriksa 1 Tengah
(bag. kedua)
2
dst

Bagian ini dapat berbentuk tabel komparasi yang membandingkan nilai suatu
pos/pos turunan menurut SPT Wajib Pajak dengan nilai menurut Pemeriksa
Pajak, kecuali dalam hal:
a. pemeriksaan dilakukan dalam rangka pemeriksaan ulang, maka yang
dibandingkan adalah nilai pos/pos turunan menurut penetapan
sebelumnya dengan nilai menurut Pemeriksa Pajak; atau
b. pemeriksaan dilakukan dengan kriteria Wajib Pajak tidak menyampaikan
SPT, maka kolom nilai suatu pos/pos turunan menurut SPT Wajib Pajak
dikosongkan
Bagian tengah dapat terdiri dari beberapa
halaman sesuai dengan kebutuhan yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari KKP dengan ketentuan masing-masing
halaman harus:

diberi nomor halaman dan indeks


dengan format
“halaman … dari …; indeks ….”

diparaf oleh pembuat KKP

di pojok kanan bawah


Nama dan paraf pembuat
dan penelaah KKP

Tanggal pembuatan
dan penelaahan KKP
Bagian Bawah
KKP

Kode Indeks KKP


Disusun Oleh: Ditelaah oleh:
Nama Paraf Tanggal Nama Paraf Tanggal

Indeks : …………
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
………………………………………………………. (1)

REVIEW SHEET KERTAS KERJA PEMERIKSAAN

Kode Uraian Tindak Lanjut Ketua Tim


No Uraian Penelaahan Supervisor
Indeks KKP dan/atau Anggota Tim

(2) (3) (4) (5)


Kode Indeks
Berkas KKP
a. b. c. d.
Pemberian kode indeks Dalam hal:
Pemeriksa Pajak harus 1) ruang lingkup Dalam hal terjadi
untuk KKP Pendukung
menggunakan kode dilakukan dengan
pemeriksaan adalah satu perubahan KKP yang
indeks KKP atau beberapa jenis dikarenakan oleh:
menambah angka pada pajak; dan/atau - Perubahan Koreksi
sebagaimana diatur kode indeks 2) terdapat pos/pos turunan - Sebab lainnya
pada Lampiran II Surat sebagaimana dimaksud SPT yang tidak diperiksa KKP perubahan diberi kode
Edaran Direktur pada huruf a dengan berdasarkan Rencana indeks yang sama dengan
Jenderal Pajak ini contoh sebagai berikut. Pemeriksaan dan/atau KKP sebelumnya dan diberi
KKP Pendukung dari Perubahan Rencana tambahan kode "P1" untuk
KKP B.1 diberi kode Pemeriksaan; perubahan pertama, "P2"
indeks B.1.1, B.1.2, dan kode indeks KKP tetap untuk perubahan kedua,
seterusnya. mengikuti daftar kode dan seterusnya
indeks sebagaimana
dimaksud pada huruf a.
DAFTAR KODE INDEKS KERTAS KERJA PEMERIKSAAN

KODE
JUDUL KKP
INDEKS

I. PERSIAPAN PEMERIKSAAN
1. Rencana Pemeriksaan A.1
2. Rencana Program Pemeriksaan A.2
3. Realisasi Program Pemeriksaan A.3
4. Pemanfaatan Profil Wajib Pajak A.4
5. dll. dst.

II. INDUK INDUK

III. PPh BADAN/OP


WP BADAN B
1. Peredaran Usaha B.1
2. Harga Pokok Penjualan B.2
3. Biaya Usaha Lainnya B.3
4. Penghasilan dari Luar Usaha B.4
5. Biaya dari Luar Usaha B.5
6. Penghasilan Neto Komersial Luar Negeri B.6
7. Penyesuaian Fiskal Positif B.7
8. Penyesuaian Fiskal Negatif B.8
9. Fasilitas Penanaman Modal berupa Pengurangan Penghasilan Netto B.9
10. Kompensasi Kerugian Fiskal B.10
11. PPh Terutang B.11
12. Kredit Pajak B.12
13. dll. dst.
KODE
JUDUL KKP
INDEKS
IV. PPh PASAL 21
1. Tidak Final C
2. Final D

V. PPh PASAL 22
1. Tidak Final E
2. Final F

VI. PPh PASAL 23


1. Tidak Final G
2. Final H

VII. PPh PASAL 26


1. Tidak Final I
2. Final J

VIII.PPh Final
1. PPh Pasal 4 (2) K
2. PPh Pasal 15 L
3. PPh Pasal 19 M
Perubahan Rencana
KKP Perubahan
Pemeriksaan
▪ kode indeks yang sama dengan KKP
sebelumnya dan diberi tambahan
Perubahan koreksi berdasarkan kode "P1" untuk perubahan pertama,
"P2" untuk perubahan kedua, dan
tanggapan Wajib Pajak dan/atau
seterusnya; dan
pembahasan atas hasil
pemeriksaan ▪ tambahan redaksional "(Perubahan
Pertama)" untuk perubahan pertama,
"(Perubahan Kedua)" untuk
Perubahan koreksi berdasarkan perubahan kedua, dan seterusnya
risalah Tim Pembahas/Tim Quality pada masing-masing judul KKP.
Assurance Pemeriksaan
1.Dokumen pendukung KKP harus diberi kode indeks mengikuti kode
indeks KKP yang didukungnya, dengan contoh sebagai berikut.
Dokumen pendukung KKP Rekapitulasi Delivery Order yang Belum
Dilaporkan WP (KKP B.1.1.1) berupa fotokopi delivery order diberi
kode indeks B.1.1.1.1.

2. Pemberian kode indeks pada dokumen pendukung KKP dilakukan


dengan cara tertentu sehingga tidak mengubah isi/format dokumen
pendukung KKP yang telah diatur dalam peraturan terkait, misalnya
dengan menempelkan label pada sudut kanan bawah halaman
terakhir dokumen pendukung KKP.
a. b. c.

Pemberian kode indeks Rincian jenis


Dokumen pada dokumen
pemeriksaan dilakukan dokumen
Pemeriksaan
dengan cara tertentu pemeriksaan diatur
harus diawali sehingga tidak dalam Lampiran III
dengan kode mengubah isi/format
dokumen pemeriksaan yang merupakan
indeks “DOK.” yang telah diatur dalam bagian tidak
dan ditambahkan peraturan terkait, terpisahkan dari
misalnya dengan
dengan angka menempelkan label pada Surat Edaran
secara berurutan sudut kanan bawah Direktur Jenderal
halaman terakhir Pajak ini.
dokumen pemeriksaan.
1
2

Referensi adalah
Kode Indeks Pemeriksa harus
Berkas KKP yang mencantumkan
menjadi sumber referensi dalam hal
isi suatu KKP
rujukan KKP yang
merujuk pada berkas
dibuat.
KKP lainnya.
Penyusunan KKP
Umum dilakukan oleh
Ketua Tim dan/atau
Anggota Tim

Penyusunan KKP
berdasarkan urutan
indeks dalam suatu
berkas KKP
Format
Berkas KKP harus
Review Sheet dilengkapi Daftar
(Lampiran IV) Kode Indeks
(Lampiran V)
Review Sheet KKP
dan Daftar Kode
Indeks Berkas KKP
merupakan bagian
yang tidak
terpisahkan dari
berkas KKP. Format KKP dapat
Contoh diterapkan pada
kertas kerja
pembuatan KKP pemeriksaan tujuan
(Lampiran VI) lain, sepanjang
belum diatur pada
ketentuan tersendiri
OVERVIEW
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN (LHP)
PAJAK PUSAT
(SE DJP No. SE-24/PJ/2015 &
SE-09/PJ/2012)
UMUM

Pasal 6 ayat (2) Peraturan


Direktur Jenderal Pajak
Nomor PER-9/PJ/2010

bentuk, isi, dan format


Laporan Hasil Pemeriksaan
(LHP) disusun dengan
merujuk pada Pedoman laporan yang berisi tentang
Penyusunan LHP pelaksanaan dan hasil
pemeriksaan yang disusun
oleh Pemeriksa Pajak secara
ringkas dan jelas serta sesuai
SE-24/PJ/2015 dengan ruang lingkup dan
tujuan pemeriksaan
UMUM
LHP disusun secara ringkas dan jelas, memuat ruang lingkup atau pos-pos yang
diperiksa sesuai dengan tujuan Pemeriksaan, memuat simpulan Pemeriksa Pajak
yang didukung temuan yang kuat tentang ada atau tidak adanya penyimpangan
terhadap peraturan perundang-undangan perpajakan, dan memuat pula
pengungkapan informasi lain yang terkait dengan Pemeriksaan.

Materi yang diperiksa Penugasan Pemeriksaan

Uraian hasil Pemeriksaan Tujuan Pemeriksaan


Ikhtisar hasil
Identitas Wajib Pajak
Pemeriksaan
Buku, catatan, dan dokumen
Penghitungan pajak ISI LHP serta data, informasi, dan
terutang
keterangan lain yang
Simpulan dan usul dipinjam
Pemeriksa Pajak
BAGIAN LHP

BAGIAN BAGIAN
BAGIAN AWAL
ISI AKHIR
BAGIAN AWAL susunan LHP

Halaman Judul Daftar Isi


a. nama UP2 untuk memudahkan
b. judul LHP penelaahan oleh Supervisor
c. nomor LHP serta membantu pihak-pihak
d. tanggal LHP yang berkepentingan dalam
e. nama Wajib Pajak membaca LHP.
f. NPWP
g. alamat Wajib Pajak
h. jenis pemeriksaan SE-24/PJ/2015
i. kode pemeriksaan untuk memudahkan dalam
j. kriteria pemeriksaan penyusunan LHP
k. masa pajak
l. tahun pajak.
SE-24/PJ/2015
BAGIAN ISI susunan LHP

UMUM
IKHTISAR HASIL
PELAKSANAAN PEMERIKSAAN DAN
PEMERIKSAAN PENGHITUNGAN
PAJAK TERUTANG

SIMPULAN DAN
USULAN PEMERIKSA
susunan LHP
SE-24/PJ/2015
UMUM (BAGIAN ISI)

A. PERNYATAAN PEMERIKSA
B. Identit
"Berdasarkan Pasal 29 Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan,
Direktur Jenderal Pajak berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan
pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak dan untuk tujuan lain dalam rangka
melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Laporan Hasil
Pemeriksaan (LHP) ini dibuat dalam rangka penyelesaian penugasan pemeriksaan. LHP
ini hanya digunakan untuk kepentingan perpajakan.
Pemeriksaan terhadap Wajib Pajak telah dilaksanakan secara objektif dan profesional
berdasarkan standar pemeriksaan dengan menggunakan data, keterangan, dan/atau
bukti yang dihimpun / diperoleh pemeriksaan serta diolah sejak penyusunan rencana
pemeriksaan (audit plan).
Buku, catatan, dan dokumen Wajib Pajak yang digunakan dalam pemeriksaan terbatas
pada peminjaman sampai dengan tanggal......*)
Pengujian kewajiban perpajakan Wajib Pajak dan pos-pos SPT yang diperiksa terbatas
yang pada jenis pajak dan pos/pos turunan yang ada pada rencana pemeriksaan (audit
plan) dan perubahannya.
Apabila dikemudian hari terdapat kesalahan administrasi di dalam laporan ini, terdapat
data baru termasuk data yang semula belum terungkap pada pemeriksaan ini, dan/atau
tindak pidana di bidang perpajakan akan ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan perpajakan yang berlaku."

*) Paragraf ini dicantumkan dalam hal melakukan peminjaman buku, catatan, dan
dokumen Wajib Pajak berdasarkan tanda terima terakhir.
susunan LHP
SE-24/PJ/2015
UMUM (BAGIAN ISI)

B. Identitas Wajib Pajak


B. PENUGASAN PEMERIKSA C. Identitas Wajib Pajak
B. Identit
a. nama Wajib Pajak; a. nama Wajib Pajak;
b. a.NPWP;nomor dan tanggal Surat Perintah
Pemeriksaan (SP2) dan Surat b. NPWP;
c. tanggal pengukuhan PKP; c. tanggal pengukuhan PKP;
d. Tugas
bentuk Membantu Pelaksanaan
usaha;
Pemeriksaan; d. bentuk usaha;
e. alamat dan nomor telepon; e. alamat dan nomor telepon;
f. b. susunan Tim Pemeriksa
status permodalan;
berdasarkan SP2 dan/atau f. Tahun buku;
g. status badan usaha; g. Pembukuan wajib pajak;
h. TenagaLapangan
Klasifikasi Ahli; Usaha
c.(KLU);
masa pajak dan tahun pajak; h. Mata uang yang digunakan;
d. kode pemeriksaan; i. Metode pembukuan yang dipakai;
i. jenis pajak yang menjadi j. Audit laporan keuangan;
e. kriteria pemeriksaan;
kewajiban Wajib Pajak;
f.ijin tanggal mulai pemeriksaan; k. Klasifiikasi Lapangan Usaha (KLU)
j. tempat usaha; menurut SSPT;
k. ijin profesi; l. Gambaran Kegiatan Usaha:
l. penanggung pajak; - pendirian perusahaan
m. pendirian; - bagan kepemilikan
n. permodalan dan daftar pemegang - alur kegiatan usaha prosedur penjualan
saham; - prosedur pembelian
o. pengurus; dan - proses dan kapasitas produksi
p. daftar Wajib Pajak yang - produk yang dihasilkan
mempunyai hubungan istimewa. - penjelasan Hubis
- Informasi customer dan supplier utama
- cara khusus dalam melakukan usaha
- informasi lain yang dipandang perlu
susunan LHP
SE-24/PJ/2015 UMUM (BAGIAN ISI)

a. pelaksanaan kewajiban a. Data SPT;


perpajakan; b. KP. Data;
b. ketaatan pembayaran/penyetoran; c. Hasil analisis dan pengembangan
c. ketaatan penyampaian SPT IDLP;
d. LHP sebelumnya;
e. Laporan Hasil Pemeriksaan
Lokasi;
D. Pemenuhan Kewajiban Perpajakan f. Hasil Bantuan Tenaga Ahli;
g. Data/informasi lainnya.

E. Data/Informasi yang Tersedia


F. Daftar Buku Catatan dan Dokumen
yang dipinjam, yang memuat tentang a. Rencana Pemeriksaan dan perubahan;
jenis atau nama buku, catatan dan b. Surat Perintah Pemeriksaan;
dokumen yang dipinjam dari Wajib c. Surat Pemberitahuan Rik / Panggilan Rik;
d. SPHP dan Daftar Temuan Rik;
Pajak berdasarkan bukti peminjaman
e. Surat Kuasa dari WP / Wakil WP;
f. Dokumen PAHP;
g. Perhitungan Pajak ymhd sesuai ruang lingkup;
h. FAR Analysis utk transaksi afiliasi.
i. Laporan pemanfaatan keterangan / bukti yg
diperoleh zin tertulis buka kerahasiaan bank
j. Dokumen lain yang dianggap perlu

G. Daftar Lampiran
susunan LHP
SE-24/PJ/2015
PELAKSANAAN PEMERIKSAAN (BAGIAN ISI)

A Kronologis Pemeriksaan B Materi yang diperiksa

Berisi informasi mengenai Jenis


a. Pemberitahuan pemeriksaan Pajak dan Pos/pos turunan yang
disampaikan kepada wajib diperiksa didasarkan atas rencana
pajak pemeriskaan dan perubahannya.
b. Pertemuan ditempat WP/
dengan WP
c. Kelengkapan dokumen
d. Penyampaian SPHP
e. Undangan Pembahasan Akhir
f. Risalah Pembahasan Akhir
g. Risalah Pembahasan
h. Permohonan QA
i. Risalah tim QA
j. BAPHP
susunan LHP
PELAKSANAAN PEMERIKSAAN (BAGIAN ISI)

C. URAIAN HASIL PEMERIKSAAN

SE-24/PJ/2015 Simpulan disajikan dalam bentuk


tabel komparasi yang
membandingkan nilai suatu pos/pos
turunan menurut SPT Wajib Pajak
dengan nilai menurut Pemeriksa
Pajak/Tim Quality Assurance
Pemeriksaan, kecuali dalam hal:

1 pemeriksaan dilakukan dalam pemeriksaan dilakukan dengan 2


rangka pemeriksaan ulang, maka kriteria Wajib Pajak tidak
yang dibandingkan adalah nilai menyampaikan SPT, maka kolom
pos/pos turunan menurut nilai suatu pos/pos turunan
penetapan sebelumnya dengan menurut SPT Wajib Pajak
nilai menurut Pemeriksa Pajak/Tim dikosongkan.
Quality Assurance Pemeriksaan;
atau
susunan LHP
PELAKSANAAN PEMERIKSAAN (BAGIAN ISI)

C. URAIAN HASIL PEMERIKSAAN

SE-24/PJ/2015 Dalam hal UP2 Domisili juga


melakukan pemeriksaan kepada
WP Lokasi, maka uraian hasil
pemeriksaan juga harus menyajikan
hasil pemeriksaan terhadap WP
Lokasi.

Dalam hal Tim Pemeriksa


mengusulkan penghentian
pemeriksaan dengan membuat
LHP sumir, maka uraian hasil
pemeriksaan menguraikan alasan
atau dasar usulan penghentian
pemeriksaan tersebut sesuai
ketentuan yang berlaku.
IKHTISAR HASIL PEMERIKSAAN DAN
PENGHITUNGAN PAJAK TERUTANG susunan LHP
SE-24/PJ/2015

BERISI
a. penghitungan pajak
terutang,
ringkasan koreksi b. kredit pajak,
masing-masing pos c. pajak yang kurang
(lebih) dibayar,
yang diperiksa
d. sanksi administrasi,
setelah PAHP atau e. jumlah pajak yang
QA masih harus (lebih)
dibayar dan/atau
f. STP

Format Ikhtisar mengikuti format Nota Penghitungan


susunan
SIMPULAN DAN USULAN PEMERIKSA
LHP
SE-24/PJ/2015
SIMPULAN USULAN

Daftar Kesimpulan Hasil usulan surat ketetapan pajak,


Pemeriksaan yang memuat Surat Tagihan Pajak dan/atau
informasi mengenai daftar usulan lainnya berdasarkan
koreksi terbesar. hasil pemeriksaan sesuai
ketentuan yang berlaku; atau

data/informasi yang diproduksi usulan penghentian


oleh Pemeriksa setelah pemeriksaan dalam hal Tim
melakukan pemeriksaan Pemeriksa mengusulkan
DKHP, DHK WP, KLU Rik, penghentian pemeriksaan
Perubahan Profil, Data lainnya sesuai ketentuan yang berlaku.

Usulan lain yang dianngap


perlu
susunan
BAGIAN AKHIR LHP
SE-24/PJ/2015

Berisi dokumen-dokumen
1
sebagaimana tercantum dalam Daftar
Lampiran

Dokumen-dokumen yang dilampirkan


2 dalam bagian ini adalah fotokopi dari
dokumen aslinya.
Penyusunan LHP

Ketua Tim dan Anggota Tim menyusun LHP


berdasarkan pada KKP

Hal-Hal yang perlu diperhatikan:

Bahasa Indonesia

Kertas A4

Jenis huruf (font) Arial

halaman…dari… di pojok kanan


bawah

Supervisor, Ketua Tim dan Anggota Tim


menandatangani LHP
Penyusunan LHP

Kepala UP2 menandatangani LHP setelah


terlebih dahulu melakukan penelitian untuk
mengetahui apakah :

telah sesuai audit plan

Dasar hukum koreksi


tepat

Dilengkapi dengan Lembar


Pengawasan Pemeriksaan

Konsep LHP bila Rik di review Kanwil


atau Dit P2 sblm SPH disampaikan
▪ KKP/LHP adalah bagian dari Rahasia Jabatan
Thank You

Anda mungkin juga menyukai