Tugas Transformer BAB 10-11 Theodore Wildi
Tugas Transformer BAB 10-11 Theodore Wildi
NIM = C2B017141
Jurusan = Teknik Elektro KK
Semester = V
Makul = Transformator
Dosen = Jumrianto S.T M.T
BAB 10
10.1. Sebuah transformer beroperasi dalam keadaan tanpa beban menghasilkan arus
eksitasi Io sebesar 5 A ketika sisi primer dihubungkan pada sumber 120 V, 60
Hz (Gambar 2a). Dari pengujian watt-meter diketahui bahwa rugi-rugi besi
adalah sebesar 180 W.
Hitung :
a. Daya reaktif yang diserap oleh inti transformer
b. Nilai Rm dan Xm
c. Nilai If, Im dan Io
Solusi :
a. Daya semu pada inti transformer sebesar
10.2. Sebuah transformer memiliki lilitan sekunder sebanyak 180 lilitan. Ketika
transformer berbeban kurang arus sekunder memiliki nilai efektif sebesar 18A,
60 Hz. Selanjutnya, mutual flux ɸm mempunyai nilai puncak sebesar 20mWb.
Fluks kebocoran sekunder ɸf2 mempunyai nilai puncak sebesar 3mWb.
Hitung :
a. Tegangan yang diinduksi pada lilitan sekunder oleh kebocoran arusnya
b. Nilai dari resistansi kebocoran sekunder
c. Nilai dari E2 diinduksi oleh mutual flux ɸm
Solusi :
a. Tegangan yang diinduksi pada lilitan sekunder oleh kebocoran arusnya
sebesar
10.4. Sebuah nameplate transformer distribusi menunjukan 250 kVA, 60 Hz, primer
4160 V, sekunder 480 V
a. Hitung arus nominal primer dan sekunder
b. Jika kita menerapkan pada sisi primer 2000 V menjadi 4000 V, apakah kita
akan tetap mendaptkan 250 kVA dari transformer?
Solusi :
a. Arus nominal pada belitan 4160 V adalah
b. Jika kita menerapkan pada sisi primer 2000 V, maka fluks dan rugi-rugi besi
akan lebih rendah daripada normalnya dan inti trafo akan lebih dingin. Namun
beban tidak boleh melebihi nilai nominalnya, atau belitannya akan menjadi
terlalu panas. Karena itu maksimum daya output menggunakan tegangan yang
jauh lebih rendah ini sebesar
10.5. Sebuah transformer 1 fasa bernilai 3000 kVA, 69 kV/4,16 kV, 60 Hz memiliki
total impedansi internal Zp sebesar 127 Ω pada sisi primer
Hitung :
a. Nilai arus primer dan sekunder
b. Regulasi tegangan dari keadaan tanpa beban sampai beban penuh untuk 2000
kW beban resistif. Dengan mengetahui bahwa suplai tegangan utama adalah
sebesar 69 kV.
c. Arus primer dan sekunder apabila sisi sekunder mengalami arus pendek
Solusi :
a. Arus primer
Arus sekunder
Merujuk pada gambar 26a, perkiraan impedansi dari beban 2000 kW pada
sisi sekunder adalah
Gambar 26a
Regulasi tegangan sebesar
10.6. Selama pengujian hubung singkat sebuah transformer 500 kVA, 69 kV/4,16 kV,
60 Hz ditentukan nilai tegangan, arus dan pengukuran daya. Terminal X1 dan X2
dihubung-singkatkan. (Lihat gambar 28)
Hitung nilai reaktansi dan resistansi pada transformer, merujuk pada sisi
tegangan tinggi
Solusi :
Merujuk pada persamaan transformer dalam keadaan hubung-singkat (Gambar
29), kita cari nilai-nilai berikut
10.7. Sebuah pengujian sirkuit terbuka dilakukan pada transformer yang ditunjukan
pada contoh 6. Hasil berikut ini diperoleh pada saat belitan tegangan rendah
bereksitasi. (pada beberapa kasus, seperti bengkel, tegangan 69 kV mungkin
tidak tersedia dan pengujian sirkuit terbuka harus dilakukan dengan
mengeksitasi belitan tegangan tinggi pada nilai tegangan transformer).
Nilai dari Rm dan Xm pada sisi primer menjadi (69.000/4160)² = 275 kali
lebih besar. Sehingga nilai dari sisi primer :
Nilai tersebut akan ditemukan apabila sisi primer dieksitasi pada tegangan 69
kV
b. Beban industri dan tegangan berfluktuasi sepanjang waktu. Sehingga apabila
kita menentukan beban sebesar 250 kVA dengan cos ϕ = 0,8. Hal ini dipahami
bahwa beban sekitar 250 kVA dan faktor daya sekitar 0,8. Dan tegangan
primer sekitar 69 kV.
Sehingga dalam menghitung efisiensi tidak perlu mengambil jawaban
matematika secara presisi. Bahkan jika kita mampu memberikan hal ini.
Mengetahui hal ini, kita dapat membuat membuat asumsi pasti yang jauh lebih
mudah untuk sampai pada penyelesaian.
Rangkaian ekuivalen dari transformer dan bebannya ditunjukan pada gambar
30. Dengan nilai Rp dan Xp yang sudah diketahui. Sehingga kita tinggal
menambahkan cabang magnetisasi. Untuk menyederhanakan perhitungan, kita
geser Rm dan Xm dari point 3 dan 4 ke terminal input 1 dan 2. Perhitungan ini
dibenarkan karena impedansinya lebih besar daripada Rp dan Xp. Mari
asumsikan bahwa tegangan yang melintasi beban adalah 4160 V. Sekarang kita
hitung efisiensi transformer
Arus beban sebesar
Nilai rugi besi sama seperti diukur pada nilai teganga pada sisi tegangan
tinggi trasformer
10.9.
Menggunakan informasi yang diberikan pada tabel C dan gambar 31 hitung
perkiraan nilai impedansi nyata dari trafo distribusi 250 kVA, 4160 V/480 V, 60
Hz
Solusi :
Pertama kita tentukan nilai impedansi dasar pada sisi primer dan sekunder. Dari
hasil contoh 8, kita memiliki
Sekarang kita hitung impedansi nyata dengan mengalikan Znp dan Zns dengan
nilai per-unit yang diberikan pada tabel C. Hasilnya :
Solusi :
Pada pengujian gambar 30, ini jelas bahwa keberadaan cabang magnetisasi tidak
mempengaruhi drop tegangan yang melintasi Rp dan Xp, karena itu cabang
magnetisasi tidak mempengaruhi pada regulasi tegangan.
Untuk menentukan regulasi tegangan, kita akan lihat seluruh tegangan,
impedansi, dan arus pada sisi tegangan tinggi (69 kV). Kita asumsikan tegangan
diantara terminal 1 dan 2 adalah 69 kV, dan itu tetap diperbaiki.
Daya pokok PB adalah 500 kVA
Tegangan pokok EB adalah 69 kV
Sehingga arus pokok sebesar
Sebuah autotransformator seperti gambar dibawah ini, memiliki 80% tap dan
tegangan suplai (E1) sebesar 300 V. jika dibebani 3,6 kW di sisi sekunder, maka
hitunglah:
JAWAB:
EXAMPLE-2
Standard sebuah trafo satu fasa seperti pada gambar dibawah ini dimana memiliki
rating 15kVA, 600 V/120 V, 60 Hz. Kami menginginkan untuk disambungkan
sebagai autotransformator dalam tiga jalur berbeda untuk memperoleh 3 rasio
tegangan yang berbeda:
Sebagai catatan bahwa arus pada belitan tegangan 120 V sama besarnya di
beban. Karena belitan ini memiliki arus nominal 125 A, beban maksimum yang
dihasilkan .
Sa = 125 A x 480 V = 60 kVA
Arus yang mengalir seperti pada gambar diatas, catatan yang harus
diperhatikan :
1. Jika diasumsikan arus 125 A mengalir dari X1 ke X2 dalam belitan , arus 25
A harus mengalir dari H2 ke H1. Seluruh arus yang lain dapat menggunakan
hukum kirchof untuk mencarinya.
2. Daya yang keluar / semu pada sumber untuk diserap oleh beban
S = 100 A x 600 V = 60 kVA
B. Untuk memperoleh rasio dari 600 V/ 720 V, tegangan sekunder harus
menambahkan tegangan primer 600 + 120 = 720 V. oleh karena itu terminal
polaritas lawannya (H1 & X2) harus disambungkan secara bersamaan seperti
gambar dibawah ini.
Arus pada belitan sekunder sama seperti beban yang ada, oleh karena itu beban
maksimum 125 A. untuk daya semu saat ini.
Sb = 125 A x 720 V = 90kVA
Contoh sebelumnya bahwa trafo konvensional/tabung terhubung sebagai
autotransformator, dimana dapat mensuplai beban lebih baik daripada rating
kapastitas trafo. Seperti yang disebutkan sebelumnya, ini merupakan salah satu
keuntungan menggunakan autotransformator sebagai gantinya trafo
konvensional. Meskipun, ini bukan selalu dalam kasus ini, selanjutnya akan
dibahas pada contoh lainnya.
C. Untuk mendapatkan rasio yang diinginkan dari 120 V ke 480 V, menghubungkan
H1 dan X1 ( seperti jawaban A) tetapi sumbernya sekarang terhubung ke
terminal X1, X2 seperti pada gambar dibawah ini.
Kali ini arus pada belitan 600 V sama dengan beban oleh karena itu arus beban
maksimum tidak dapat melebihi 25 A. persamaan beban maksimum yaitu :
Sc = 25 A x 480 V = 12 kVA
Beban yang dihasilkan kurang dari rating nominal (15 kVA) dari standard trafo.
Kami menginginkan untuk membuat catatan terakhir fokus pada 3 sambungan
autotransformator. Suhu trafo meningkat dalam suatu kasus yang sama,
meskipun bebannya yang dihasilkan berbeda beda 60 kVA, 90 kVA, 12 kVA.
Alasannya yaitu arus pada belitan dan fluks didalam inti besi adalah identik
dalam setiap kasus dan juga rugi-rugi sama besarnya.
EXAMPLE 3
Sebuah trafo arus seperti gambar dibawah ini memiliki rasio 50 VA, 400 / 5 A,
36 kV, 60 Hz. Terhubung dengan jaringan AC, yang memiliki tegangan fasa-
netral sebesar 14,4 kV . amperemeter, relay, dan terhubung di sisi sekunder
dengan total impedansi (burden) sebesar 1,2 Ω. Jika jaringan transmisi arusnya
280 A, Hitunglah :
A. Arus sisi sekunder
B. Tegangan pada sekunder
C. Drop tegangan pada sisi primer
JAWABAN :
A. Rasio arus
I1/I2 = 400/5 = 80
Rasio Belitan
N1/N2 = 1/80
Arus sekunder:
I2 = 280 / 80 = 3,5 A
B. Tegangan yang lewat pada Burden
E2 = IR = 3,5 x 1,2 = 4,2 V
Tegangan sekunder yaitu sebesar 4,2 V
C. Tegangan primer :
E1 = 4,2 / 80 = 0,0525 = 52,5 mV
Drop tegangan tsb sangat kecil bila dibandingkan 14,4 kV tegangan fasa-
netral
EXAMPLE 4
Sebuah Trafo tegangan memiliki rasio 14.400 V / 115 V dan trafo arus rasio
75A/25A digunakan untuk pengukuran tegangan dan arus pada jaringan transmisi.
Jika voltmeter menunjukkan 111 V dan amperemeter membaca 3 A, hitung tegangan
dan arus pada jaringan.
JAWABAN :
I = 3 x (75/25) = 45 A