Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

tentang
Sistem Ekskresi Pada Manusia

OLEH KELOMPOK VI
1. SAHIRI
2. RIDWANI
3. RINA MARAENI
4. RUKYAL AINI
5. ROHMAWATI
6. SAEFUL RIJAL

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) HAMZANWADI SELONG
2009
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah yang telah memberikan
hikmah, hidayah, kesehatan serta umur yang panjang sehingga makalah ini yang
berjudul “Sistem Ekskresi” ini dapat terselesaikan.
Sholawat serta salam senantiasa kita limpahkan kepada junjungan alam nabi
besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari alam yang berliku-liku
menuju alam yang lurus. Amin
Kami menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bisa
membangun menuju kesempurnaan dari pada pembaca untuk kesempurnaan makalah
selanjutnya.

Pancor, 07 Desember 2009

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
A. Latar belakang....................................................................................... 1
B. Rumusan masalah.................................................................................. 1
C. Tujuan.................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 2
A. Ginjal..................................................................................................... 2
1. Proses pembentukan urine ................................................................ 3
2. Hal-hal yang mempengaruhi produksi urin ...................................... 4
3. Gangguan pada ginjal........................................................................ 5
B. Paru-paru............................................................................................... 7
C. Hati........................................................................................................ 9
D. Kulit....................................................................................................... 10
1. Epidermis (kulit air).......................................................................... 10
2. Dermis (kulit jengat) atau korium..................................................... 10
BAB III PENUTUP......................................................................................... 13
A. Kesimpulan ............................................................................................ 13
B. Saran...................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia dalam melakukan aktifitas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
tentu menghasilkan sampah atau limbah. Sampah atau limbah ini merupakan sisa
yang harus dibuang agar tidak mengganggu. Demikian pula yang terjadi pada
mahluk hidup, semua mahluk hidup bisa mengeluarkan limbah mulai dari hewan
yang bersel satu sampai hewan tingkat tinggi, bahkan manusia. Dalam proses
pengeluaran limbah pada mahluk hidup memerlukan sebuah system yang disebut
system ekskresi. System ekskresi yang dimiliki setiap mahluk hidup berbeda-beda
sesuai dengan tingkatan dan konveksitas mahluk hidup.
System ekskresi adalah proses pengeluaran zat-zat hasi metabolisme sel
yang sudah tidak digunakan oleh tubuh dan dikeluarkan bersama urine, keringat,
atau udara pernapasan. Pada system ekskresi manusia,sisa-sisa metabolisme dapat
diserap oleh darah kemudian diproses dan akhirnya dikeluarkan lewat alat-alat
ekskresi.
B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah pada system ekskresi pada menusia ;
- Sebutkan alat-alat ekskresi pada manusia ?
- Bagaimanakah proses pembentukan urine didalam ginjal ?
- Gangguan-gangguan apa saja yang terjadi akibat kerusakan salah satu bagian
ginjal ?
C. Tujuan
- Untuk mengetahui dan bisa menjabarkan proses pembentukan urine didalam
ginjal
- Sebagai bahan tambahan pengetahuan untuk pembuatan makalah lebih lanjut
- Untuk mengetahui macam-macam alat-alat ekskresi pada menusia

1
BAB II
PEMBAHASAN

Sistem Ekskresi Pada Manusia

Pada system ekskresi manusia, sisa-sisa metabolisme diserap dari darah,


kemudian diproses dan akhirnya dikeluarkan lewat alat-alat ekskresi1. Berikut akan di
jelaskan alat-alat ekskresi manusia, antara lain;
A. Ginjal
Ginjal atau ren disebut juga buah pinggang karena buahnya seperti biji
buah kacang merah. Ginjal terletak dikanan dan kiri tulang pinggang, yaitu dalam
rongga perut pada dinding tubuh dorsal. Ginjal berjumlah 2buah, berwarna merah
keunguan, dan yang kiri terletak agak tinggi dari kanan.

1 Eksresi adalah proses pembuangan sisa metabolisme dan benda yang sudah tidak berguna bagi tubuh

2
Lapisan ginjal bagian luar disebut kulit ginjal atau korteks, sedangkan
lapisan dalam disebut sumsum ginjal atau medulla. Lapisan paling dalam berupa
rongga ginjal disebut pelvis renalis.
Saluran structural dan fungsional ginjal yang terkecil disebut nefron. Tiap
nefron terdiri atas badan malpighi yang tersusun dari kapsul bowman, glomerulus
yang terdapat dibagian korteks, serta tubulus-tubulus yaitu tubulus kontertus
proksimal, tubulus kontertus distal, tubulus pengumpul dan lengkung henle yang
terdapat dibagian medulla. Lengkung henle ialah bagian saluran ginjal yang
melengkung pada daerah medulla dan berhubungan dengan tubulus proksimal
maupun tubulus didaerah korteks. Pada orang dewasa panjang seluruh tubulus
kurang lebih 7,5 sampai 15 km.
Ginjal dilindungi oleh lemak, dan selain itu terdapat arteri ginjal yang
menyerupai darah. Ginjal mengendalikan potensial air pada darah yang
melewatinya. Substansi2 yang menyebabkan ketidak seimbangan potensial air
pada darah akan dipisahkan dari darah dan diekskresikan dalam bentuk urine.
Contoh : sisa nitrogen hasil pemecahan asam amino dan asam nukleat.
1. Proses pembentukan urin
proses pembentukan urin dalam ginjal dapat dibagi menjadi 3 tahap yaitu:
a.Tahap filtrasi (penyaringan)
Filtrasi terjadi di kapsul bowman diglomerulus. Ketika darah masuk
glomerulus maka tekanan darah menjadi tinggi sehingga mendorong air dan
komponen-komponen yang tidak dapat larut melalui pori-pori endothelium
kapiler, glomerulus, kemudian menuju membran dasar dan melewati lempeng
filtrasi masuk kedalam ruang kapsul bowman. Hasil filtrasi glomerulus dan
kapsul bowman disebut filtrate glomerulus atau urin primer.
b. Tahap reabsorbsi (penyerapan kembali)
Reabsorbsi terjadi di tubulus kontertus proksimal, lengkung henle dan
sebagian tubulus kontertus distal. Reabsorbsi dilakukan oleh sel-sel
epithelium diseluruh tubulus ginjal. Za-zat yang direabsorbsi antara lain ; air,

2 Substansi adalah unsur atau zat

3
gllukosa, asam amino, ion-ion Na  , K  , Ca 2 ,Ci-, HCO3-,dan HbO4 2 ,
sedangkan urea hanya diserap sebagian.
Urutan terjadinya reabsorbsi yaitu, urin primer masuk dari glomerulus
ketubulus proksimal. Kemudian terjadi rebsorbsi glukosa dan 67% ion Na 
,selain itu juga terjadi reabsorbsi air dan ion Ci  secara pasif. Bersamaan
dengan itu petrat menuju lengkung henle yang tengah berkurang volumenya
dan bersifat isotonis. Pada lengkung henle terjadi sekresi3 aktif ion Ci 
kejaringan disekitarnya. Reabsorbsi dilanjutkan ditubulus distal. Pada tubulus
ini terjadi reabsorbsi Na  dan air dibawah control ADH. Disamping

reabsorbsi, ditubulus ini juga terjadi sekresi H  ,NH4  ,urea, kreatinin dan
beberpa obat-obatan pada urin.
Hasil reabsorbsi ini berupa urin sekunder yang komposisinya
mengandung air, garam, urea, dan pigmen empedu yang berfungsi memberi
warna dan bau pada urin.
c.Augmentasi (pengumpulan)
Urin sekunder dari tubulus distal akan turun menuju tubulus
pengumul. Pada tubulus pengumpul ini masih terjadi penyerapan ion Na  , Ci
 dan urea sehingga terbentuklah urin sesungguhnya. Dari tubulus
pengumpul, urin dibawa ke pelfis renalis.dari velvis renalis urin mengalir
melalui uretter menuju vesica urinaria (kandung kemih) yang merupakan
tempat penyimpanan sementara urin.

2. Hal-hal yang mempengaruhi produksi urin


Banyak sedikitnya urin seseorang yang dikeluarkan tiap harinya
dipengaruhi oleh hal-hal berikut ;
a.zat-zat diuretic

3 Sekresi merupakan proses pengeluaran zat oleh kelenjar yang masih digunakan oleh tubuh.

4
Jika banyak mengkonsumsi zat-zat diuretic (kopi, teh,alcohol) maka
zat terrsebut akan menghambat reabsorbsi ion H  ,sehingga ion ADH
4

berkurang sehingga reabsorbsi air terhambat dan volume urin meningkat.


b. Suhu
Jika suhu internal dan exsternal naik diatas normal maka kecepatan
respirasi menigkat dan pembuluh kutaenius melebar. Saat volume air turun,
hormone ADH disekresikan sehingga reabsorbsi air menigkat. Disamping it,
penigkatan suhu merangsang pembuluh abdominal mengerut sehingga aliran
darah di glomerulus dan filtrasi menurun. Kedua hal ini mengurangi volume
ini
c.Konsentrasi darah
Konsentrasi darah dan larutan dalam darah berpengaruh terhadap
produksi urin jika kita minum air seharian maka konsentrasi air didarah
menjadi rendah hal ini merangsang kelenjar hipofisis 4mengeluarkan ADH.
Hormone ini meningkatkan reabsorbsi air di ginjal sehingga volume urin
turun.
d. Emosi
Emosi tertentu seperti merangsang peningkatan dan penurunan
volume urin.

3. Gangguan pada ginjal


Ginjal manusia dapat mengalami gangguan dan kelainan karena berbagai
hal antara lain : bakteri, tumor, abnormalitas bentuk ginjal/karena pembentukan
batu ginjal.
Jenis-jenis kelainan akibat kerusakan salah satu bagian ginjal adalah
a. Nefritis

4 Kelenjar hipofisis adalah kelenjar endokrin (penghasil hormon)

5
Nefritis merupakan kerusakan bagian glomerulus ginjal akibat alergi racun
kuman biasanya karena bakteri streptococcus. Akibat nefritis ini seseorang akan
mengalami uremia dan dedema.
b. Batu ginjal
Terbentuk karena pengendapan garam kalsium didalam rongga ginjal,
saluran ginjal dan kandung kemih. Penyebab pengendapan garam ini akibat terlalu
banyak mengkonsumsi garam mineral dan sedikit mengkonsumsi air.
c. Albuminuria
Adalah ditemukan, albumin pada urin. Adanya albumin pada urin
merupakan indikasi adanya kerusakan pada membrane kapsul endothelium atau
karena iritasi sel-sel ginjal akibat masuknya substansi seperti racun, bakteri, eter,
atau logam berat.
d. Glikosuria
Adalah ditemukan glukosa pada urin. Adanya glukosa pada urin
menunjukkan bahwa terjadi kerusakan pada tabung ginjal
e. Hematuria
Adalah ditemukan sel darah merah dalam urin. Disebabkan peradangan
pada organ urinaria atau karena iritasi akibat gesekan batu ginjal.
f. Ketosis
Adalah ditemukan keton 5didalam darah. Hal ini dapat terjadi pada orang
yang melakukan diet karbohidrat.
g. Diabetes insipitus
Adalah suatu penyakit penderitanya mengeluarkan urin terlalu banyak.
Penyebab diabetes insipidus adalah kekurangan hormone ADH, hormone
ADH(anti diuretika) ini dihasilkan oleh kelenjar hipofisis bagian balakang.

5 Ketonadalah asam yang dibuat oleh tubuh ketika tubuh mulai menggunakan lemak, bukan
karbohidrat untuk energi.

6
Komposisi urin berpariasi tergantung jenis makanan serta air yang diminumnya. Urin normal berwarna jernih
transparan sedangkan warna kuning muda urin berasal dari zat warna empedu. Urin normal pada manusia mengandug
air, urea, asam urat, amoniak, keratin, asam laktat, asam fospat, asam sulfat, klorida, garam-garam terutama garam
dapur, dan zat-zat yang berlebihan didalam darah misalnya vitamin C dan obat-obatan.
Dilihat dri banyaknya macam zat yang terkandung dalam urin tersebut, maka ginjal merupakan alat pengeluaran
utama. Funfsi ginjal antara lain ;
Fungsi ginjal
1. Membuang sisa metabolisme dari tubuh

2. Mengatur keseimbangan air dan garam didalam darah

3. Membuang zat-zat yang berbahaya bagi tubuh, seperti obat-obatan, bakteri dan zat warna.

4. Mengatur tekanan darah dalam arteri dengan mengeluarkan kelebihan asam atau basa serta
membuang kelebihan bahan makanan tertentu seperti gula dan vitamin.

B. Paru-paru
Ekskret dari paru-paru adalah CO2 dan H2O yang dihasilkan dalam proses pernapasan. Pada prinsipnya CO 2

diangkut dengan 2 cara yaitu melalui plasma darah (  15%) dan dingkut dalam bentuk ion HCO3- (  30 %) melalui
proses berantaiyang disebut pertukaran klorida.

7
Mekanisme pertukaran klorida sebagai berikut, darah pada alveolus paru-
paru mengikat O 2 dan mengangkutnya kedalam sel-sel jaringan. Dalam jaringan
darah mengikat CO 2 untuk dikeluarkan bersama H2O yang dikeluarkan dalam
bentuk uap air.
Reaksi kimianya dapat ditulis sbb :

CO 2 + H 2 O H 2 CO 3 HCO 3 + H 

Ion H  yang bersifatracun diikat oleh hemoglobin, sedang HCO  3 keluar


dari sel darah merah masuk kedalam plasma darah. Sementara itu pula, kedudukan

HCO 3 digantikan oleh ion Cl _ (clorida) dari plasma darah.

8
C. Hati
Sebagai alat ekskresi hati (hepar) mengeluarkan empedu  1/2 liter setiap
hari. Empedu berupa cairan kehijauan, rasanya pahit, pH sekitar 7-7,6.
mengandung kolesterol, garam-garam mineral, garam empedu, serta pigmen (zat
warna empedu) yang disebut bilirubin dan biliverdin.
Empedu yang dihasilkan oleh hati disimpan dalam kantong empedu (vasica
velen) dan dikeluarkan keusus halus untuk membantu system pencernaan, misalnya
:
a. Mencernakan lemak
b. Mengaktifkan lipase
c. Mengubah zat yang tak larut air menjadi zat yang dapat larut dalam air
d. Membantu daya absorbsi 6lemak pada dinding usus.
Kurang lebih satu juta sel darah merah yang telah tua dan rusak dirombak
dalam hati oleh sel-sel khusus yang disebut histiosit. Hemoglobin sel darah merah
dipecah menjadi zat besi, globin dan hemin zat besi diambil dan disimpan dalam
hati untuk dikembalikan ke sum-sum tulang. Globumin digunakan lagi untuk
metabolisme protein/ untuk membentuk Hb baru, sedangkan hemin diubah menjadi
zat warna empedu yang berwarna hijau biru.
Jika pembuluh empedu tersumbat, misalnya oleh kolesterol yang
mengendap dan membentuk batu empedu, maka warna veses akan menjadi coklat
atau abu-abu sedangkan darah akan berwarna kekunig-kuningan karena empedu
masuk keperedaran darah (disebut penyakit kuning).
Organ hati juga merupakan satu-satunya kelenjar yang menghasilkan enzim
orginase yang berfungsi untuk menguraikan asam amino arginin menjadi asam
amino ornitin + urea. Ornitin yang terbentuk berfungsi mengikat NH 3 dan CO 2

yang bersifat racun.

6 Absorbs adalah proses penyerapan ketika zat cair masuk ke zat padat

9
Dalam sel-sel tubuh, ornitin diubah menjadi asam amino sitralin. Sitralin
juga berperan mengikat NH 3 menjadi arginin yang hanya dapat dipecah didalam
hati, sedangkan urea dari hati diangkut keginjal untuk dikeluarkan bersama urin.

D. Kulit
Sebagai alat ekskresi, kulit atau integument mengeluarkan peluh(keringat).
Luas kulit pada manusia dewasa  20.000 cm 2 , tebal  0.01 cm hingga 0.5 cm.
Banyaknya keringat yang dihasilkan / dikeluarkan seseorang dipengaruhi
antara lain oleh aktifitas tubuh, suhu lingkugan, makanan ,keadaan kesehatan dan
keadaan emosi.
Keringat manusia terdiri dari air, garam-garam terutama garam dapur
(NaCl) atau sisa metabolisme sel, urea serta asam.
Kulit (integument) terdiri dari
a. Epidermis (kulit air)
Bagian luar epidermis disebut stratum korneum (lapisan tanduk) dan bagian
dalam disebut lapisan malpighi.
Stratum korneum merupakan jaringan yang mati dan tersusun dari berlapis-
lapis jaringan sel pipih, fungsinya melindungi sel-sel dan mencegah masuknya
bibit penyakit.
Lapisan malpighi terdiri dari sel-sel yang aktif membelah dan menghasilkan
pigmen melanin selain itu juga terdapat stratum lusidum serta stratum gronulosum
yang berfungsi mengganti sel-sel dilapisan stratum korneum.
Perbedaan jumlah pigmen 7menyebabkan perbedaan warna kulit orang
albino. Orang albino tidak mempunyai melanin.
b. Demis (kulit jengat) atau korium
Dalam demis terdapat pembuluh darah, akar rambut, ujung saraf, kelenjar
keringat (glandula sudorifera) serta kelenjar minyak (glandula sebasea) yang
terletak dekat akar rambut dan berfungsi meminyaki rambut.

7 Pigmen yaitu zat warna pada kulit

10
Kelenjar keringat berupa pipa terpilin yang memanjang dari epidermis
masuk ke bagian dermis. Dari kapiler darah kelenjar keringat menyerap cairan
jaringan yang terdiri dari air dan  1 % larutan garam beserta urea. Cairan jaringan
tersebut dikeluarkan sebagai keringat melalui saluran keringat kepermukaan kulit.
Pengaturan kerja kelenjar keringat dibawah pengaruh pusat pengaturan
suhu badan dari system saraf pusat (hipotalamus) dan enzim brandikinin. Fungsi
hiotalamus adalah memonitor dan mengendalikan suhu darah.
Keluarnya keringat yang berlebihan akibat rangsanan saraf dapat terlihat
dengan menjadi merahnya warna kulit akibat pengembangan pembuluh darah di
lapisan dermis.

11
Selain sebagai alat ekskresi, kulit juga berfungsi sebagai pengatur suhu tubuh, tempat penyimpanan cadangan
makanan, pelindug untuk mengurangi hilangnya air dalam tubuh, melindungi tubuh dari gesekan, penyinaran, panas, zat-
zat kimia, dan kuman-kuman juga sebagai alat indera peraba.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
System ekskresi pada manusia berupa ginjal, kulit, paru-paru, dan hati. Masing-
masing organ tersebut, bisa mengeluarkan sisa metabolisme dari dalam tubuh.
 Ginjal
Ginjal merupakan alat ekskresi utama berjumlah sepasang dan terletak di
kanan an kiri dekat tulang pinggang. Dalam ginjal terjadi proses-proses
pembentukan urine, yang meliputi ;
- Tahap filtrasi ( penyaringan)
- Tahap reabsorbsi ( penyerapan kembali)
- Tahap augmentasi (proses pengumpulan)
 Kulit
Kulit merupakan lapisan terluar dari tubuh kita dan termasuk salah satu
alat ekskresi. Kulit memiliki struktur yang terdiri atas lapisan epidermis dan
lapisan dermis. Pada lapisan dermis terdapat akar rambut, kelenjar keringat,
kelenjar minyak, pembuluh darah dan serabut saraf. Dimana kulit mengeluarkan
sisa metabolisme berupa air, urea dan garam.
 Paru-paru
Paru-paru merupakan organ pernapasan dan juga organ ekskresi. Paru-
paru mengeluarkan sisa metabolisme berupa gas, CO 2 dan H 2 O.
 Hati
Hati atau hepar merupakan organ terbesar dalam tubuh dan merupakan
salah satu alat ekskresi penting. Hati juga menghasilkan enzim orginase untuk
menguraikan asam amino orgenin menjadi asam amino ornitin dan urea. Hati
mengeluarkan sisa metabolisme dalam tubuh berupa zat warna empedu.

13
B. Saran
- penulis berharap kritikan dari pembaca yang bersifat membangun
- penulis juga berharap untuk makalah selanjutnya bisa lebih baik dari
sebelumnya

14
DAFTAR PUSTAKA

Kadaryanto, et,al. (2006). Biologi 2. Jakarta: Yudhistira.

Karmana, O., dan Anwar, A.(1987). Pegangan Pelajaran : Biologi untuk SMA IIA2.
Bandung: Ganeca Exact.

Lestari, S., et. al. (2007). IPA : Biologi Eksplorasi Kelas VIII. Klaten: Intan Pariwara.

Purwanto, B. dan Nugroho, A. (2007). Belajar Ilmu Alam dan Sekitarnya 2. Solo:
Tiga Serangkai.

Saktiyono. (2004). Sains : Biologi SMP 3. Jakarta: Esis-Penerbit Erlangga, hlm. 16-
17.

Tim IPA SMP/MTs. (2007). Ilmu Pengetahuan Alam 2. Jakarta: Galaxy Puspa Mega.
Hlm 10

Tim BIOLOGI SMU.(1997).Pegangan Belajar: Biologi 2. Jakarta: Galaxy Puspa


Mega. Hlm. 357.

15

Anda mungkin juga menyukai