Tembaga, 29 Cu
Sifat umum
-
↑
Cu
↓
Ag
Sifat fisika
Fase solid
Tekanan uap
Sifat atom
Energi ionisasi
(artikel)
Lain-lain
lihat
bicara
sunting
| referensi | di Wikidata
Tembaga
Tembaga adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Cu dan nomor
atom 29. Lambangnya berasal dari bahasa
Latin Cuprum.Tembaga merupakan konduktor panas dan listrik yang baik. Selain itu unsur ini
memiliki korosi yang cepat sekali. Tembaga murni sifatnya halus dan lunak, dengan permukaan
berwarna jingga kemerahan. Tembaga dicampurkan dengan timah untuk membuat perunggu.
Ion Tembaga(II) dapat berlarut ke dalam air, di mana fungsi mereka dalam konsentrasi tinggi adalah
sebagai agen anti bakteri,fungisi, dan bahan tambahan kayu. Dalam konsentrasi tinggi maka
tembaga akan bersifat racun, tetapi dalam jumlah sedikit tembaga merupakan nutrien yang penting
bagi kehidupan manusia dan tanaman tingkat rendah. Di dalam tubuh, tembaga biasanya ditemukan
di bagian hati, otak, usus, jantung, dan ginjal.
Daftar isi
1Sejarah
2Karakteristik
o 2.1Fisik
o 2.2Kimia
o 2.3Isotop
o 2.4Keberadaan
3Senyawa
o 3.1Senyawa biner
4Produksi
o 4.1Metode
o 4.2Cadangan
o 4.3Daur ulang
5Aplikasi
o 5.1Kabel dan kawat
6Lihat pula
7Referensi
Tembaga, perak, dan emas berada pada unsur golongan 11 pada tabel periodik dan mempunyai
sifat yang sama: mempunyai satu elektron orbital-s pada kulit atom d dengan sifat konduktivitas
listrik yang baik.
Sifat lunak tembaga dapat dijelaskan oleh konduktivitas listriknya yang tinggi (59,6×106 S/m) dan
oleh karena itu juga mempunyai konduktivitas termal yang tinggi (kedua tertinggi) di antara semua
logam murni pada suhu kamar.[3]
Bersama dengan sesium dan emas (keduanya berwarna kuning) dan osmium (kebiruan), tembaga
adalah satu dari empat logam dengan warna asli selain abu-abu atau perak.[4] Tembaga murni
berwarna merah-oranye dan menjadi kemerahan bila kontak dengan udara.[5]
Kimia[sunting | sunting sumber]
Menara Timur dari Royal Observatory, Edinburgh. Perbedaan antara tembaga yang baru dipasang kembali
tahun 2010 dengan warna tembaga asli tahun 1894 dapat terlihat jelas.
Tembaga tidak bereaksi dengan air, namun ia bereaksi perlahan dengan oksigen dari udara
membentuk lapisan coklat-hitam tembaga oksida. Berbeda dengan oksidasi besi oleh udara, lapisan
oksida ini kemudian menghentikan korosi berlanjut. Lapisanverdigris (tembaga karbonat) berwarna
hijau dapat dilihat pada konstruksi-konstruksi dari tembaga yang berusia tua, seperti pada Patung
Liberty.[6] Tembaga bereaksi dengan sulfida membentuk tembaga sulfida.[7]
Isotop[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Isotop tembaga
Tembaga memiliki 29 isotop. 63Cu dan 65Cu adalah isotop stabil, dengan persentase 63Cu adalah
yang terbanyak di alam, sekitar 69%. Kedua isotop ini memiliki bilangan spin 3/2.[8] Isotop lainnya
bersifat radioaktif, dengan yang paling stabil adalah67Cu dengan paruh waktu 61,83
jam.[8] Tujuh isotop metastabil telah diidentifikasi, 68mCu adalah isotop dengan paruh waktu
terpanjang, 3,8 menit. Isotop dengan nomor massa diatas 64 dapat meluruh dengan β-, sedangkan
untuk nomor massa dibawah 64 meluruh dengan β+. 64Cu (paruh waktu 12,7 jam), meluruh dengan
kedua cara.[9]
62
Cu dan 64Cu memiliki banyak kegunaan. 64Cu adalah agen radiokontras untuk gambar X-ray,
bersama dengan chelate dapat digunakan untuk terapi radiasi kanker. 62Cu digunakan pada 62Cu-
PTSM yang merupakan pelacak radioaktif untuk tomografi emisi positron.[10]
Keberadaan[sunting | sunting sumber]
Tembaga disintesis pada bintang masif[11] dan ada di kerak bumi dengan konsentrasi 50 bagian per
juta (ppm),[12] atau dapat juga dalam bentuk tembaga native atau mineral dalam bentuk tembaga
sulfida kalkopirit dan kalkosit, tembaga karbonat azuritdan malasit dan mineral tembaga(I)
oksida kuprit.[3] Massa tembaga murni yang pernah ditemukan bermassa 420 ton, ditemukan tahun
1857 di Semenanjung Keweenaw di Michigan, AS.[12] Tembaga native merupakan polikristal,
dengan kristal terbesar yang pernah diketahui berukuran 4.4×3.2×3.2 cm.[13]
Chuquicamata di Chile adalah salah satu penambangan tembaga terbuka terbesar di dunia.
Kebanyakan tembaga ditambang atau diekstraksi dalam bentuk tembaga sulfida dari tambang
terbuka atau deposit. Contoh tambang yang ada antara lain Chuquicamata di Chile, Bingham
Canyon Mine di Utah, dan El Chino Mine di New Mexico, Amerika Serikat. Menurut British
Geological Survey tahun 2005, Chile adalah produsen tembaga terbesar di dunia dan
menguasai sepertiga pasar dunia, diikuti Amerika Serikat, Indonesia, dan Peru.[3] Tembaga juga
dapat diperoleh dengan proses leaching in-situ. Beberapa kawasan tambang di Arizona
menggunakan metode ini.[15]
Metode[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Teknik ekstraksi tembaga
Konsentrasi tembaga pada bijih-bijih yang ada rata-rata hanya 0,6%, kebanyakan bijih komersial
yang ada adalah sulfida seperti kalkopirit (CuFeS2) atau kalkosit (Cu2S).[16] Mineral ini
ditingkatkan konsentrasi tembaganya sampai 10-15% dengan proses froth
flotation atau bioleaching.[17] Memanaskan material ini dengan silika pada flash smelting akan
melepaskan kandungan besi dan mengubah besi sulfida menjadi oksidanya. Senyawa
produk copper matte yang terdiri dari Cu2S kemudian dipanggang untuk mengubah sulfida
menjadi oksida:[16]
2 Cu2S + 3 O2 → 2 Cu2O + 2 SO2
Kuprat oksida kemudian dipanaskan:
2 Cu2O → 4 Cu + O2
Proses matte hanya mengkonversi setengah sulfida menjadi oksida dan kemudian
menghilangkan semua sulfur menjadi oksida. Proses ini akan mengubah oksida
tembaga menjadi logam tembaga. Gas alam kemudian dialirkan untuk menghilangkan
oksigen (proses electrorefining) untuk kemudian mengubah material menjadi tembaga
murni:[18]
Cu2+ + 2 e– → Cu
Cadangan[sunting | sunting sumber]
Tembaga telah digunakan sejak 10.000 tahun yang lalu, tetapi lebih dari 96% dari
jumlah yang ditambang baru diekstraksi setelah 1900. Cadangan tembaga di bumi
pun masih amat besar (sekitar 1014 ton), atau cukup untuk 5 juta tahun dengan
kecepatan ekstraksi saat ini. Meski begitu, hanya sebagian kecil saja dari jumlah ini
yang bernilai ekonomis, dengan teknologi dan harga jual saat ini. Beberapa
estimasi mengatakan bahwa cadangan yang ada hanya cukup untuk 25 sampai 60
tahun lagi, tergantung dari seberapa besar peningkatan penggunaannya.[19] Daur
ulang tembaga merupakan salah satu sumber utama.[20]
Harga tembaga juga tidak stabil,[21] misalnya dari harga US$0,60/lb (US$1,32/kg)
bulan Juni 1999 menjadi US$3,75/lb (US$8,27/kg) bulan Mei 2006. Pada bulan
Februari 2007, harganya turun lagi sampai US$2,40/lb (US$5,29/kg) dan kembali
naik menjadi US$3,50/lb (US$7,71/kg) pada bulan April tahun yang sama.[22] Pada
Februari 2009, permintaan dunia yang melemah dan kejatuhan berbagai harga
komoditas menjadikan harga tembaga berkisar US$1,51/lb.[23]
Daur ulang[sunting | sunting sumber]
Tembaga, seperti aluminium, dapat didaur ulang 100% tanpa mengurangi
kualitasnya. Dilihat dari volumenya, tembaga adalah logam paling banyak ketiga
yang didaur ulang, setelah besi dan aluminium. Diperkirakan bahwa 80% dari
seluruh tembaga yang pernah ditambang masih digunakan saat ini.[24] Menurut
laporan International Resource Panel, pemakaian tembaga per kapita global adalah
sekitar 35–55 kg. Pemakai terbesarnya adalah negara-negara maju (140–300 kg
per kapita) sedangkan di negara-negara berkembang sekitar 30–40 kg per kapita.
Proses daur ulang tembaga pada umumnya sama dengan proses ekstraksi, namun
prosesnya lebih sedikit. Tembaga bekas dengan kemurnian tinggi dilelehkan di
furnace dan kemudian direduksi dan dibentuk kembali menjadi billet dan ingot;
sedangkan tembaga bekas dengan kemurnian lebih rendah diproses ulang
dengan electroplating di dalam asam sulfat.[25]
Penggunaan tembaga terbesar adalah untuk kabel listrik (60%), atap dan perpipaan
(20%) dan mesin industri (15%). Tembaga biasanya digunakan dalam bentuk logam
murni, tetapi ketika dibutuhkan tingkat kekerasan lebih tinggi maka biasanya
dicampur dengan elemen lain untuk membentuk aloi.[12] Sebagian kecil tembaga
juga digunakan sebagai suplemen nutrisi dan fungisida dalam pertanian.[26][27]
Kabel dan kawat[sunting | sunting sumber]
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kawat dan kabel tembaga
Meski bersaing dengan material lainnya, tembaga tetap dipilih sebagai konduktor
listrik utama di hampir semua kategori kawat listrik kecuali di bagian transmisi
tenaga listrik di mana aluminium lebih dipilih.[28][29] Kawat tembaga digunakan
untuk pembangkit listrik,transmisi tenaga, distribusi tenaga, telekomunikasi,
sirkuit elektronik, dan berbagai macam peralatan listrik lainnya.[30] Kawat
listrik adalah pasar paling penting bagi industri tembaga.[31] Hal ini termasuk kabel
pada gedung, kabel telekomunikasi, kabel distribusi tenaga, kabel otomotif, kabel
magnet, dsb. Setengah dari jumlah tembaga yang ditambang digunakan untuk
membuat kabel listrik dan kabel konduktor.[32] Banyak alat listrik menggunakan
kawat tembaga karena memiliki konduktivitas listrik tinggi, tahan korosi, ekspansi
termal rendah, konduktivitas termal tinggi, dapat disolder, dan mudah dipasang.