Anda di halaman 1dari 143

REDESIGN STRUKTUR MENGIKUTI KETENTUAN

SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS (SRPMK)


ANGGOTA KELOMPOK

 MULYA DEWI (1404105104)


 LUH PUTU EKA ANGGRENI (1504105015)
 ALFA MARIANA W SINAGA (1504105108)
BAB I
EVALUASI STRUKTUR EKSISTING
1.1 Pembebanan Vertikal

 Pembebanan Pelat Lantai

Beban-beban yang bekerja pada pelat lantai berdasarkan SNI


1727:2013

 Tebal pelat lantai : 120 mm (0,12 m)

 Tebal spesi/adukan : 30 mm (0,03 m)

 Tebal penutup lantai : 20 mm (0,02 m)

 Berat jenis beton bertulang : 24 kN/m3


1. Beban Mati (D)
• Berat sendiri pelat : 0,12 x 24 = 2,88 kN/m2
• Beban mati tambahan
Terdiri dari berat spesi adukan, penutup lantai,
plafond, penggantung plafond, dan instalasi MEP
Jadi ,
Total beban mati tambahan :1,45 kN/m2
2. Beban Hidup (L)
Beban hidup yang bekerja pada pelat lantai
berdasarkan SNI 1727:2013 tabel 4-1, dengan fungsi gedung
sebagai sekolah adalah sebagai berikut.
 Ruang Kelas : 1,92 kN/m2
 Koridor : 3,83 kN/m2
 Tangga : 4,79 kN/m2
 Pembebanan Pelat Atap
Beban-beban yang bekerja pada pelat atap berdasarkan SNI 1727:2013
tentang Beban Minimum Untuk Perancangan Bangunan Gedung dan
Struktur Lain. Ketentuan dari beban yang bekerja pada pelat atap
adalah:
 Tebal pelat atap : 100 mm (0,1 m)
 Tebal spesi/ adukan : 30 mm (0,03 m)
 Berat jenis beton bertulang : 24 kN/m2
1. Beban Mati (D)
 Berat sendiri pelat atap
Berat sendiri pelat : 0,1 x 24 = 2,4 kN/m2
 Beban mati tambahan Terdiri dari berat waterproofing, berat plafond,
berat penggantung dan instalasi MEP
Jadi
Total beban mati tambahan : 0,8 kN/m2
 Berdasarkan SNI 1727:2013, beban hidup untuk atap yaitu
Beban hidup atap : 0,96 kN/m2
Beban air hujan : 0,10 kN/m2
Jadi, Total beban hidup : 1,06 kN/m2
 Beban Dinding
Dinding yang digunakan adalah dinding pasangan batu
bata dengan berat ½ bata merah adalah 2,5 kN/m3 (SNI
1727:2013).
1. Lantai 1-5
Tinggi antar lantai :4m
Tinggi balok induk anak : 350 mm (0,35 m)
 Lebar Balok Anak : 200 mm (0,2 m)
 Berat pasangan dinding ½ bata : 2,5 kN/m3
 Tinggi Dinding : 3,65 m
 Berat dinding : 9,125 kN/m2
2. Balkon
 Tinggi Balkon :1m
 Berat Dinding : 2,5 kN/m2
1.2 Pembebanan Lateral/Gempa ( Berdasarkan SNI 1726:2012)
1.2.1 Lokasi Bangunan
Asumsi lokasi bangunan adalah di wilayah Denpasar. Berdasarkan
situs www.puskim.pu.go.id nilai spectral percepatan di permukaan
dari gempa pada lokasi tersebut adalah:
Ss = 0,977 g (Periode 0,2 detik)
S1 = 0,36 g (Periode 1 detik)
1.2.2 Jenis Pemanfaatan Bangunan
Bangunan yang direncanakan akan dimanfaatkan sebagai sekolah.
Berdasarkan SNI 1726:2012, maka:
Kategori resiko bangunan : IV (Tabel 1, halaman 15)
Faktor keamanan (Ic) : 1,5 (Tabel 2, halaman 15)
1.2.3 Kelas Situs
Bangunan diasumsikan berdiri diatas tanah sedang (SD), maka berdasarkan situs
www.puskim.pu.go.id koefisien situsnya adalah:

1.2.4 Parameter Percepatan Respon Spektral Desain


Pada periode Pendek (0,2 detik)
1.2.5 Parameter Percepatan Respon Spektral Desain

1.2.6 Sistem Penahan Gaya Seismik


KDS struktur adalah kategori D, maka berdasarkan Tabel 9 SNI
1726:2012, sistem penahan gaya seismik yang digunakan adalah sistem rangka
beton bertulang pemikul momen biasa dengan nilai R= 8.
1.2.7 Waktu Getar
Jumlah tingkat (N) = 5 < 12, maka:
T = 0,1 x N = 0,5 detik
1.2.8 Koefisien Respon Seismik
1.2.9 Berat Seismik Efektif Struktur
Berat seismik struktur adalah keseluruhan beban mati struktur ditambah dengan
50 % beban hidup lantai. Berat struktur dihitung untuk seluruh bangunan.

W5=3581 kN

W4=5517 kN

W3=5517 kN

W2=5517 kN
1
2 h2

1
2 h2
W1=5517 kN
1
2 h1

1,75m 6m 6m 1,75m

Gambar Denah struktur dan distribusi berat per lantai


Berat Lantai 1-4 (W1-W4)
Beban Mati Tambahan (SD)
 Total berat sendiri = 4893 kN
Beban Hidup (L)
 Total beban hidup (WL) = 624 kN
Total Berat Lantai 1-4 (W1-W4)
W1-4 = WD + WL
= 5517 kN
Berat Atap (Wa)
Beban Mati (D) Berat sendiri
Total berat sendiri = 3358 kN
Beban Hidup (L)
Beban hidup atap = 0,96 kN/m2
Reduksi beban hidup = 50% x 0,96
Total beban hidup = 30 x 15,5x 0,5 x 0,96 = 223 kg
1.2.10 Gaya Geser Dasar (V)
V = Cs x Wtotal = 3474 kN
1.2.10 Gaya Geser Dasar Tiap Tingkat (Fi)

W5=3581 kN

W4=5517 kN

W3=5517 kN

h5=20m

W2=5517 kN h4=16m

h3=12m

W1=5517 kN h2=8m

h1=4m

𝑊𝑥 ×ℎ𝑥 𝑘
𝐹𝑥 = 𝐶𝑣𝑥 × 𝑉 = ×𝑉
Σ𝑊𝑖 ×ℎ𝑖 𝑘

F5 = 851 kN

F4 = 1049 kN

F3 = 787 kN
 𝐹1 = 5517 × 4 /(292.302x 3474) = 262 𝑘𝑁
 𝐹2 = 5517 × 8 /(292.302x 3474) = 525 𝑘𝑁
 𝐹3 = 5517 × 12 /(292.302x 3474) = 787 𝑘𝑁 F2 = 525 kN
 𝐹4 = 5517 × 16 /(292.302x 3474) = 1049 𝑘𝑁
 𝐹5 = 3581 × 20 /(292.302x 3474) = 851 𝑘𝑁
F1 = 262 kN
 Perhitungan Daktilitas Kurvatur Balok Induk Lantai
 Data Balok :
Mutu beton (f’c) : 30 MPa
Modulus elastisitas beton (Ec) : 25742,96 MPa
Regangan (ε0) : 2 x f’c/Ec = 0,002
Regangan ultimate beton (εcu) : 0,003
Mutu tulangan longitudinal (fy) : 400 MPa
Modulus elastisitas baja (Es) : 200.000 MPa
Selimut beton (ds) : 40 mm
 Tumpuan Kondisi Elastis
5D22 d'  f
120 As(n-1) Ts
40
Tc


600 600 n.a
Ø10-70 d=539 mm

c
Cc
As'(n-1) Cs
3D22
 f
400 400
Penampang Diagram Diagram
Transformasi Regangan Tegangan

 Kondisi Tulangan Mulai Leleh Kondisi Batas


d' 
d' 
Ts
Ts As
As



n.a 600 n.a
600 d=539 mm d=539 mm

c c
As' Cc As'
?C Cc
Cs ?C Cs
 af'c 
400 af'c
400
Penampang Diagram Diagram
Transformasi Regangan Tegangan Penampang Diagram Diagram
Transformasi Regangan Tegangan
 Perhitungan Daktilitas Kurvatur Balok Induk Tumpuan
Kondisi M (Nmm) Kurvatur (1/mm)
Elastis 9.31E+07 4.32E-07
Leleh 3.66E+08 5.36E-06
Ultimate 3.84E+08 4.00E-05

4.50E+08

4.00E+08 Ultimate
Leleh
3.50E+08

3.00E+08
M (Nmm)

2.50E+08

2.00E+08

1.50E+08

1.00E+08
Elastis
5.00E+07

0.00E+00
0.0E+00 1.0E-05 2.0E-05 3.0E-05 4.0E-05 5.0E-05
Kurvatur (1/mm)
 Perhitungan Daktilitas Kurvatur Balok Lantai
 Lapangan Kondisi Elastis
2D22  f
As'(n-1) Cs
120 Cc
40
c

n.a
600
600 d=539 mm
Ø10-250 
Tc
As(n-1) d' Ts

3D22 400
 f
400 Penampang Diagram
Regangan
Diagram
Tegangan
Transformasi

 Kondisi Mulai Leleh Kondisi Batas


af'c
 
?C Cs d'
As' Cc  Ts2
c As

600 600 d=539 mm


d=539 mm n.a
 
As'
As d' Ts d'  n.a Ts1
c yC Cc


af'c
400 400
Penampang Diagram Diagram
Penampang Diagram Diagram Transformasi Regangan Tegangan
Transformasi Regangan Tegangan
 Perhitungan Daktilitas Kurvatur Balok Induk Lapangan
Kondisi M (Nmm) Kurvatur (1/mm)
Elastis 8.76E+07 4.29E-07
Leleh 2.24E+08 4.95E-06
Ultimate 2.37E+08 5.34E-05
2.50E+08

Ultimate
Leleh
2.00E+08

1.50E+08
M (Nmm)

1.00E+08
Elastis

5.00E+07

0.00E+00
0.0E+00 1.0E-05 2.0E-05 3.0E-05 4.0E-05 5.0E-05 6.0E-05
Kurvatur (1/mm)
 Perhitungan Daktilitas Kurvatur Balok Atap
 Data Balok
Mutu beton (f’c) : 30 MPa
Modulus elastisitas beton (Ec) : 25742,96 MPa
Regangan (ε0) : 2 x f’c/Ec = 0,002
Regangan ultimate beton (εcu) : 0,003
Mutu tulangan longitudinal (fy) : 400 MPa
Modulus elastisitas baja (Es) : 200.000 MPa
Selimut beton (ds) : 40 mm
 Tumpuan Kondisi Elastis
d' 
2D19 As(n-1) Ts
Tc
100 
40

400 n.a
400 d
Ø10-150
c
Cc
2D19 As'(n-1) Cs
300  f
300
Penampang Diagram Diagram
Transformasi Regangan Tegangan

 Kondisi Tulangan Mulai Leleh Kondisi Batas



d' 
d'
Ts  Ts2
As As


400 n.a 400 d=340,5 mm
d

c As'
As' Cc
?C Cs d'  n.a Ts1
c yC Cc
 af'c  af'c
300 300
Penampang Diagram Diagram Penampang Diagram Diagram
Transformasi Regangan Tegangan Transformasi Regangan Tegangan
 Perhitungan Daktilitas Kurvatur Balok Induk Atap Tumpuan
Kondisi M (Nmm) Kurvatur (1/mm)
Elastis 2.88E+07 6.38E-07
Leleh 7.01E+07 7.93E-06
Ultimate 7.65E+07 6.33E-05
9.00E+07
8.00E+07 Ultimate
Leleh
7.00E+07
6.00E+07
M (Nmm)

5.00E+07
4.00E+07
3.00E+07 Elastis
2.00E+07
1.00E+07
0.00E+00
0.0E+00 1.0E-05 2.0E-05 3.0E-05 4.0E-05 5.0E-05 6.0E-05 7.0E-05
Kurvatur (1/mm)
 Perhitungan Daktilitas Kurvatur Balok Atap
 Lapangan Kondisi Elastis
d' 
2D19
As(n-1) Ts
Tc
100

40

n.a
400 Ø10-170 400 d

c
Cc
2D19 As'(n-1) Cs
300  f
300
Penampang Diagram Diagram
Transformasi Regangan Tegangan

 Kondisi Mulai Leleh Kondisi Batas


 
d'
d'
As
Ts  Ts2
As

400 n.a
d 400 d=340,5 mm
c 
As' Cc As'
?C Cs
 d'  n.a Ts1
af'c c yC Cc
300
 af'c
Penampang Diagram Diagram 300
Transformasi Regangan Tegangan
Penampang Diagram Diagram
Transformasi Regangan Tegangan
 Perhitungan Daktilitas Kurvatur Balok Induk Atap Lapangan
Kondisi M (Nmm) Kurvatur (1/mm)
Elastis 2.88E+07 6.38E-07
Leleh 7.01E+07 7.93E-06
Ultimate 7.65E+07 6.33E-05
9.00E+07
8.00E+07 Ultimate
Leleh
7.00E+07
6.00E+07
M (Nmm)

5.00E+07
4.00E+07
3.00E+07 Elastis
2.00E+07
1.00E+07
0.00E+00
0.0E+00 1.0E-05 2.0E-05 3.0E-05 4.0E-05 5.0E-05 6.0E-05 7.0E-05
Kurvatur (1/mm)
 Perhitungan Daktilitas Kurvatur Kolom
 Kolom (Lt. 1-5)
Mutu beton (f’c) : 30 MPa
Modulus elastisitas beton (Ec) : 25743 MPa
Regangan (ε0) : 2 x f’c/Ec = 0,0023
Regangan ultimate beton (εcu) : 0,003
Mutu tulangan longitudinal (fy) : 400 MPa
Modulus elastisitas baja (Es) : 200000 MPa
Selimut beton (ds) : 40 mm
Gaya aksial kolom (Pu) : 2.758.947 N
Tulangan Lentur : 20D25
Tulangan Geser : D13-250
Dimensi Kolom : 500x500
 Gambar Penampang Kolom GambarTegangan Regangan Kolom Kondisi Elastis

As4(n-1)

As2(n-1)
As6(n-1)
As5(n-1)

As3(n-1)

As1(n-1)
500

500

500
500

C=250



f

f
CS3 CS2 CS1
Cc
TS6 TS5 TS4
 Tabel tulangan kolom
Lapis Jml Tulangan n-1 As (mm2) As x (n-1) (mm2) yi (mm) y (mm)
1 6 6.8 2945.2431 19937 65.5
2 2 6.8 981.7477 6646 139.3 109.78
3 2 6.8 981.7477 6646 213.1
4 2 6.8 981.7477 6646 286.9
5 2 6.8 981.7477 6646 360.7 390.22
6 6 6.8 2945.2431 19937 434.5
Total 66456
 Gambar Tegangan Regangan pada kondisi leleh Gambar Tegangan Regangan pada kondisi Batas

500
500

500
500
C=189
C=219

   
 
      
 y2
y1


y1 y3
y2
y3 y4
y4 y5
y6
y5
y6

?C
? C
af'c

af'c

Ts Ts
6 5 Ts Ts Cs Cs
4 3 2 1

Ts T s
6 5 Ts Cs Cs Cs
4 3 2 1
Cc
Cc
Perhitungan Daktilitas Kurvaktur Kolom

Kondisi M (KNm) Kurvatur

Elastis 373.2 2.23E-06

Leleh 562.9 5.48E-06

Ultimate 777.3 1.58E-05

900

800

700

600
Momen (KNm)

500

400

300

200

100

0
0 0.000002 0.000004 0.000006 0.000008 0.00001 0.000012 0.000014 0.000016 0.000018
Kurvatur
Perhitungan Daktilitas Perpindahan
Kolom

 Data Kolom
Tinggi efektif (d) : 434,5 mm
Tinggi kolom (l) : 4000 mm
Point of contraflexure (Z) : 1700 mm
Kurvatur leleh (φy) : 5,48. 10−6 rad
Kurvatur ultimate (φu) : 1,58. 10−5 rad

500

500
65,5 d=434,5
Evaluasi Daktilitas Struktur dengan
Analisa Pushover

TABLE: Base Shear vs Monitored Displacement


Step Monitored DisplBase Force A-B B-C C-D D-E >E A-IO IO-LS LS-CP >CP Total
mm kN
0 0.319 0 68 2 0 0 0 70 0 0 0 70
1 35.415 277.8781 67 3 0 0 0 70 0 0 0 70
2 53.933 411.4884 59 11 0 0 0 70 0 0 0 70
3 72.286 483.6586 55 15 0 0 0 70 0 0 0 70
4 87.209 507.6219 44 26 0 0 0 70 0 0 0 70
5 237.323 589.9782 40 27 3 0 0 55 14 1 0 70
6 180.09 133.6678 36 31 3 0 0 55 14 1 0 70

Batas
700

600

500
Leleh
400
V (kN)

300

200

100

0
0 50 100  (mm) 150 200 250

Grafik Hubungan Gaya Geser dengan Perpindahan


Portal pada kondisi leleh (step 2) X Portal pada kondisi leleh (step 5) X
 Kondisi leleh pada portal terjadi pada step 2. Struktur berdeformasi elastis
antara titik A dan B. Pada rentang ini, terdapat 59 titik yang berdeformasi
elastis. Leleh pertama (sendi plastis) mulai terjadi pada titik B dan akan
terus terjadi sampai titik D. Struktur mulai berdeformasi inelastis antara
titik B dan C. Pada rentang B sampai C terjadi 11 titik yang berdeformasi
inelastis atau terbentuk sendi plastis.
 Kondisi batas terjadi pada step 5. Pada step ini, terdapat 40 titik yang
berdeformasi elastis dan 27 titik yang mengalami sendi plastis. Kemudian
pada rentang C sampai D terjadi 3 titik yang sudah mengalami kondisi
ultimate.
 Perpindahan pada kondisi leleh (δy) 53,933 mm dengan gaya
geser dasar 411488,4 N dan perpindahan pada kondisi batas
(δu) 237,323 mm dengan gaya geser dasar 589978,2 N.
 Kinerja Batas Ultimate Struktur
Simpangan antar lantai tingkat desain (Δ) tidak boleh melebihi
simpangan antar lantai ijin (Δa), berdasarkan SNI 1726-2012
pasal 7.12.1 nilai Δa = 0,02 hsx, dimana hsx adalah tinggi di
bawah tingkat x.
BAB II
DESAIN ULANG STRUKTUR MENGIKUTI KETENTUAN SRPMK
Perencanaan Komponen Struktur Lentur
(Balok)
 Perencanaan Tulangan Balok Induk Lantai X (B1) B2 B2
Data Perencanaan
Dimensi balok : 400/600 B1 B1
Tebal selimut beton (ds) : 40 mm
Tulangan longitudinal (Dt) : 22 mm B1 B1
Tulangan Transversal (Ds) : 10 mm
Mutu tulangan longitudinal (fyt) : 400 MPa B1 B1

Mutu tulangan geser (fys) : 320 MPa


Mutu beton (f’c) : 30 MPa B1 B1

Tinggi efektif penampang (d):


d’ = ds + Ds + 1/2Dt
= 40 + 10 + ½.22
Portal 1 arah X
= 61 mm
d = h – d’
= 600 – 61
= 539 mm
1. Rasio Tulangan 2. Cek Persyaratan Geometri

f 'c 30 a. Gaya aksial terfaktor (Pu) ≤ 0,1.f’c.Ag


 min    0,0034
4  fy 4  320 P = 720.000 N
1,4 1,4 Pu = 0 N (hasil analisis SAP 2000)
 min    0,0035 Pu < P (OK)
fy 320
b. Clear span elemen (ln) ≥ 4d
ρmax = 0,023 ln = L – bkolom = 5500 mm
4d = 4(539) = 2156 mm
5500 mm > 2156 mm (OK)
Syarat nilai ρ adalah
c. Rasio b/d ≥ 0,3
 min     max b/d = 400/539 = 0,74
0,74 ≥ 0,3 (OK)
0,0035    0,023 d. Lebar balok (b) ≥ 250 mm
400 mm ≥ 250 mm (OK)
Jika ρ lebih besar dari ρmax maka e. Lebar balok (b) < bkolom + 2 (3/4 hbalok)
400 < 500 + 2 (3/4.600)
yang digunakan adalah ρmax 400 mm < 1400 mm (OK)
3. Perencanaan Tulangan Tumpuan
 Momen negatif (Mut-) = 338.419.560 Nmm
 Momen positif (Mut+) = 169.209.780 Nmm
a. Perencanaan Tulangan (Momen negatif)
Mn = 376.021.733 Nmm
ρ = 0,0087
 min  0,0035    0,0087   max  0,023
jadi digunakan, ρ = 0,0087
As = 1871,48 mm2
n = 4,92 = 5 buah
Maka dipasang tulangan longitudinal
5D22 dengan Ast:
Ast = 1900,664 mm2
b. Perencanaan Tulangan (Momen positif)
Mn = 376.021.733 Nmm
ρ = 0,0087
  0,0042   min  0,0035
jadi digunakan, ρ = 0,0087
As = 1871,48 mm2
n = 4,92 = 5 buah
Maka dipasang tulangan longitudinal
5D22 dengan Ast:
Ast = 1900,664 mm2
4. Perencanaan Tulangan Lapangan
 Momen negatif (Mul-) = 74.072.849 Nmm
 Momen positif (Mul+) = 133.932.525 Nmm
a. Perencanaan Tulangan (Momen positif)
Mn = 148.813.917 Nmm
ρ = 0,0033
 min  0,0035    0,0033
jadi digunakan, ρ = 0,0035
As = 754,60 mm2
n = 1,985 = 2 buah
Maka dipasang tulangan
longitudinal
3D22 dengan Ast:
Ast = 1140,398 mm2
b. Perencanaan Tulangan (Momen negatif)
Mn = 82.303.166 Nmm
ρ = 0,0018
  0,0018   min  0,0035
jadi digunakan, ρ = 0,0035
As = 754,60 mm2
n = 1,99 = 2 buah
Maka dipasang tulangan longitudinal
2D22 dengan Ast:
Ast = 760,265 mm2
5. Cek Persyaratan Tulangan Longitudinal
 Perencanaan Tulangan Geser Balok Induk Lantai X

Diagram gaya geser pada balok


1. Momen Probable Pada Balok Induk Lantai X
2. Penulangan Geser Balok
A B

A B
D10-90 D10-250 D10-90

1200 3000 1200

6000

Sketsa penulangan balok induk lantai X


TIPE BALOK INDUK LANTAI ARAH X B1

POT A-A POT B-B

5D22 2D22
120 120
50 50

POTONGAN
600 600
Ø10-90 Ø10-250

3D22 3D22
400 400

DIMENSI 400X600 400X600

TULANGAN 5 D22 2 D22


3 D22 3 D22

SENGKANG STR : Ø10-90 STR : Ø10-250

Detail penulangan balok induk lantai


 Perencanaan Tulangan Balok Induk Atap X (B2) B2 B2
Data Perencanaan
Dimensi balok : 300/400 B1 B1
Tebal selimut beton (ds) : 40 mm
Tulangan longitudinal (Dt) : 19 mm B1 B1
Tulangan Transversal (Ds) : 10 mm
Mutu tulangan longitudinal (fyt) : 400 MPa B1 B1

Mutu tulangan geser (fys) : 320 MPa


Mutu beton (f’c) : 30 MPa B1 B1

Tinggi efektif penampang (d):


d’ = ds + Ds + 1/2Dt
= 40 + 10 + ½.19
Portal 1 arah X
= 59,5 mm
d = h – d’
= 400 – 59,5
= 340,5 mm
1. Rasio Tulangan 2. Cek Persyaratan Geometri

f 'c 30 a. Gaya aksial terfaktor (Pu) ≤ 0,1.f’c.Ag


 min    0,0034
4  fy 4  320 P = 360.000 N
1,4 1,4 Pu = 0 N (hasil analisis SAP 2000)
 min    0,0035 Pu < P (OK)
fy 320
b. Clear span elemen (ln) ≥ 4d
ρmax = 0,023 ln = L – bkolom = 5500 mm
4d = 4(340,5) = 1362 mm
5500 mm > 1362 mm (OK)
Syarat nilai ρ adalah
c. Rasio b/d ≥ 0,3
 min     max b/d = 300/340,5 = 0,88
0,88 ≥ 0,3 (OK)
0,0035    0,023 d. Lebar balok (b) ≥ 250 mm
300 mm ≥ 250 mm (OK)
Jika ρ lebih besar dari ρmax maka e. Lebar balok (b) < bkolom + 2 (3/4 hbalok)
300 < 500 + 2 (3/4.400)
yang digunakan adalah ρmax 300 mm < 1100 mm (OK)
3. Perencanaan Tulangan Tumpuan
 Momen negatif (Mut-) = 57.984.615 Nmm
 Momen positif (Mut+) = 28.992.307 Nmm
Perencanaan Tulangan (Momen negatif)
Mn = 64.427.350 Nmm
ρ = 0,0048
 min  0,0035    0,0048   max  0,023
jadi digunakan, ρ = 0,0048
As = 491,59 mm2
n = 1,734 = 2 buah
Maka dipasang tulangan longitudinal
2D19 dengan Ast:
Ast = 567,057 mm2
b. Perencanaan Tulangan (Momen positif)
Mn = 32.213.674 Nmm
ρ = 0,0024
 min  0,0035    0,0024
jadi digunakan, ρ = 0,0035
As = 357,53 mm2
n = 1,261 = 2 buah
Maka dipasang tulangan longitudinal
2D19 dengan Ast:
Ast = 567,057 mm2
4. Perencanaan Tulangan Lapangan
 Momen positif (Mul+) = 22.395.971 Nmm
 Momen negatif (Mul-) = 13.555.330 Nmm
Perencanaan Tulangan (Momen positif)
Mn = 24.884.412 Nmm
ρ = 0,0018
 min  0,0035    0,0018
jadi digunakan, ρ = 0,0035
As = 357,53 mm2
n = 1,261 = 2 buah
Maka dipasang tulangan
longitudinal
2D19 dengan Ast:
Ast = 567,057 mm2
b. Perencanaan Tulangan (Momen negatif)
Mn = 15.061.478 Nmm
ρ = 0,0011
  0,0011   min  0,0035
jadi digunakan, ρ = 0,0035
As = 357,53 mm2
n = 1,26 = 2 buah
Maka dipasang tulangan longitudinal
2D19 dengan Ast:
Ast = 567,057 mm2
5. Cek Persyaratan Tulangan Longitudinal
 Perencanaan Tulangan Geser Balok Induk Atap X

Diagram gaya geser pada balok


1. Momen Probable Pada Balok Induk Atap X
2. Penulangan Geser Balok
A B

A B
D10-85 D10-170 D10-85
800 3800 800

6000

Sketsa penulangan balok induk atap X


TIPE BALOK INDUK LANTAI ARAH X B1A

POT A-A POT B-B

2D19 2D19
100 100
40 40

POTONGAN 400 400


Ø10-85 Ø10-170

2D19 2D19
300 300

DIMENSI 300X400 300X400

TULANGAN 2 D19 2 D19


2 D19 2 D19

SENGKANG STR : Ø10-85 STR : Ø10-170

Detail penulangan balok induk atap X


Perencanaan Komponen Pemikul Lentur dan
Aksial (Kolom)
I. Cek Persyaratan Komponen Pemikul Lentur
dan Aksial (Kolom)
1. Persyaratan Gaya K13 K14 K15
Kolom memikul gaya gempa
Kolom menerima Pu > 0,1.f’c.Ag
K10 K11 K12
Kolom Pu (N) Kombinasi 0.1 f'c Ag (N) Keterangan
K1 1491450 1.2D+L-0.3EX+EY 750000 OKE
K2 2758947 1.2D+L+EX+0.3EY 750000 OKE
K7 K8 K9
K3 2321041 1.2D+L-0.3EX-EY 750000 OKE
K4 1201057 1.2D+L-0.3EX-EY 750000 OKE
K5 2003650 1.2D+L-EX-0.3EY 750000 OKE
K4 K5 K6
K6 1768107 1.2D+L-0.3EX-EY 750000 OKE
K7 925974 1.2D+L-0.3EX-EY 750000 OKE
K8 1345228 1.2D+L-0.3EX-EY 750000 OKE K1 K2 K3
K9 1240125 1.2D+L-0.3EX-EY 750000 OKE
K10 567247 1.2D+L-0.3EX-EY 750000 Tidak OKE
K11 724671 1.2D+L-0.3EX-EY 750000 Tidak OKE Portal 3 arah X
K12 719056 1.2D+L-0.3EX-EY 750000 Tidak OKE
K13 174442 1.2D+L-0.3EX-EY 750000 Tidak OKE
K14 228191 1.2D+L-0.3EX-EY 750000 Tidak OKE
II. Perhitungan Kuat Lentur Kolom

Momen-momen pada hubungan balok kolom


Momen pada balok dan kolom
akibat gempa arah X
Perhitungan momen pada joint dan kolom

∑Mnc ME a ME b Mnc Ka Mnc Ki


No Joint Mnb Ka (Nmm) Mnb Ki (Nmm)
(Nmm) (Nmm) (Nmm) (Nmm) (Nmm)
1 10352 0 0 0 12664132 0 0 0
2 10353 0 0 0 421229852 0 0 0
3 10354 0 0 0 111487949 0 0 0
4 8343 235669776 0 282803731 56500487 126634132 87250289 195553441
5 8348 235669776 381449557 740543199 333143429 421229852 327035841 413507358
6 8354 0 381449557 457739468 67481885 111487949 172594015 285145453
7 6401 235669776 0 282803731 32971915 56500487 104217394 178586336
8 6406 235669776 381449557 740543199 76065964 333143429 137656010 602887189
9 6412 0 381449557 457739468 60877523 67481885 217093904 240645564
10 4459 235669776 0 282803731 18298840 32971915 100934348 181869382
11 4464 235669776 381449557 740543199 50920732 76065964 296952381 443590818
12 4470 0 381449557 457739468 43006049 60877523 189496430 268243039
13 535 235669776 0 282803731 10736899 18298840 104575779 178227951
14 540 235669776 381449557 740543199 33936274 50920732 296160307 444382893
15 546 0 381449557 457739468 3071765 43006049 30515073 427224395
16 439 73870570 0 88644684 0 10736899 0 88644684
17 444 73870570 73870570 177289368 0 33936274 0 177289368
18 450 0 73870570 88644684 0 3071765 0 88644684
Perhitungan diagram interaksi kolom
RasioTulangan 1% 2% 3% 4% 5% 6%
Ast (mm2) 2500 5000 7500 10000 12500 15000
As'=As (mm2) 1250 2500 3750 5000 6250 7500

Kondisi Beban Sentris


Pn (N) 5449000 5798000 6147000 6496000 6845000 7194000

Kondisi Balance (e = eb)


Cs (N) 500000 1000000 1500000 2000000 2500000 3000000
Cc (N) 2825336.25 2825336.25 2825336.25 2825336.25 2825336.25 2825336.25
Ts( N) 500000 2825336.25 1500000 2000000 2500000 3000000
Pnb (N) 2825336.25 2825336.25 2825336.25 2825336.25 2825336.25 2825336.25
Mnb (N.mm) 9563340625 762293869 946793869 1131293869 1315793869 1500293869
eb (mm) 204.5 269.806424 335.108386 400.410347 465.712309 531.014271

Kondisi Gagal Tarik (e>eb)


Cs (N) 500000 1000000 1500000 2000000 2500000 3000000
Cc (N) 2167500 2167500 2167500 2167500 2167500 2167500
Ts( N) 500000 1000000 1500000 2000000 2500000 3000000
Pn (N) 2167500 2167500 2167500 2167500 2167500 2167500
Mn (N.mm) 542137500 726637500 911137500 1095637500 1280137500 1464637500
e (mm) 250.12 335.242215 420.363322 505.484429 590.605536 675.726644

Kondisi Gagal Tekan (e<eb)


Cs (N) 500000 1000000 1500000 2000000 2500000 3000000
Cc (N) 3793125 3793125 3793125 3793125 3793125 3793125
Ts( N) 175000 350000 525000 700000 875000 1050000
Pn (N) 4118125 4443125 4768125 5093125 5418125 5743125
Mn (N.mm) 508591406 633128906 757666406 882203906 1006741406 1131278906
e (mm) 123.50 142.496307 158.902379 173.214658 185.809926 196.979677

Kondisi Lentur Murni


Ts (N) 500000 1000000 1500000 2000000 2500000 3000000
Mn (N.mm) 204995098 385480392 541455882 672921569 779877451 862323529
Momen dan gaya aksial yang bekerja pada
kolom
No KOLOM Mn (Kn.m) Pn(Kn)
1 K1 11397719 1118588
2 K2 379106867 2069210
3 K3 100339154 1740781
4 K4 113970719 900793
5 K5 379106867 1502738
6 K6 100339154 1326080
7 K7 50850438 694480
8 K8 299829086 1008921
9 K9 60733697 930094
10 K10 29674724 425435
11 K11 68459368 543503
12 K12 54789771 539292
13 K13 16468956 130832
14 K14 45828659 171143
15 K15 38705444 153470
Diagram interaksi P-M kolom 500/500
8000000

1%
2%
7000000
3%
4%
6000000 5%
6%
K1
5000000
K2
K3
Pn (N)

4000000 K4
K5
K6
3000000
K7
K8
2000000 K9
K10
K11
1000000
K12
K13

0 K14
0 200000000 400000000 600000000 800000000 1E+09 1.2E+09 1.4E+09 1.6E+09 1.8E+09 K15
Mn (Nmm)
Tulangan kolom
Perhitungan Tulangan Geser Kolom

Momen Probable dan Gaya Geser Rencana Pada Kolom


𝑀𝑝𝑟3 = 235.743 .606,7 Nmm
𝑀𝑝𝑟4 = 235.743 .606,7 Nmm

Perhitungan gaya geser rencana (Ve)


𝑀𝑝𝑟3 + 𝑀𝑝𝑟4
𝑉𝑒 = ≥ 𝑉𝑢
𝐻
235.743 .606,7 +235.743 .606,7
= ≥ 𝑉𝑢
4000
= 117.871 N > 114.97,253 N ……………………... OK
Perhitungan Tulangan Geser Kolom

A. Daerah Sendi Plastis


 Tinggi elemen struktur di joint : 600 mm
 1/6 tinggi bersih kolom : 566,67 mm
 500 mm
 Diambil lo : 566,67 mm

Vn = 157.162,4 N
Vn = Vs = 157.162,4 N

Vs ≤ 0,66 𝑓 ′ 𝑐 . 𝑏𝑤. 𝑑
157.162,4 N < 788.063,216 N ……………………………..OK
Perhitungan Tulangan Geser Kolom

Tulangan geser direncanakan tulangan geser 3 potongan dengan


tulangan D13, maka :
Av = 3 x 1/4π x 132
= 398,197 mm
𝐴𝑣.𝑓𝑦𝑠.𝑑
𝑠 =
𝑉𝑠
132,73.400.436
=
157.162,4
= 147,3 mm
Perhitungan Tulangan Geser Kolom

Pada daerah sendi plastis jarak sengkang maksimum adalah nilai


terkecil dari kondisi berikut :
Smaks = h/4 = 500/4 = 125 mm
Smaks = 6Dt = 6x22 = 132 mm
Smaks = 100 mm ≤ sx ≤ 150 mm, dengan nilai sx sebagai
berikut :
350 − ℎ𝑥
𝑠𝑥 = 100 +
3
350 − 500
= 100 + = 50 𝑚𝑚 < 100 𝑚𝑚
3
Digunakan sx = 100 mm
Jadi jarak sengkang maksimum adalah 100 mm, sehingga pada daerah
sendi plastis dipasang sengkang D13-100 mm.
Perhitungan Tulangan Geser Kolom
B. Daerah di Luar Sendi Plastis
Kekuatan geser beton (Vc)
Vc = 0,17 𝑓 ′ 𝑐 . 𝑏𝑤. 𝑑
= 0,17 30 . 500.436
= 202.986 N
Perhitungan tulangan geser
Vn (157.162,4 N) < Vc (202.986 N) => Tidak perlu
tulangan geser
Di daerah yang tidak memerlukan tulangan geser, tetap dipasang
tulangan geser dengan jarak (s) < 6.db atau 150 mm
S = 6.22 < 150 mm
= 132 mm < 150 mm
Jadi pada daerah di luar sendi plastis, dipasang tulangan D13-125 mm.
Perencanaan Hubungan Balok Kolom
(Joint)
Persyaratan Umum
 Gaya-gaya pada tulangan balok longitudinal di muka joint harus ditentukan dengan
mengasumsikan bahwa tegangan pada tulangan tarik lentur adalah 1,25fy.
 Bila tulangan longitudinal balok menerus melalui joint balok-kolom, dimensi kolom
yang sejajar terhadap tulangan balok tidak boleh kurang dari 20 kali diameter
batang tulangan balok longitudinal terbesar untuk beton normal.
Gaya Pada Joint (Joint Demand)

𝑉ℎ = (𝑀𝑝𝑟 − + 𝑀𝑝𝑟 + )/0,5(ℎ𝑡𝑜𝑝 + ℎ𝑏𝑜𝑡𝑡𝑜𝑚 )


Dimana :
Mpr-, Mpr+ = momen probable balok kiri dan balok kanan (Nmm)
htop = tinggi kolom di atas joint (mm)
hbottom = tinggi kolom di bawah joint (mm)
Gaya geser bersih (Vu)
Vu = Vjh = T1 + T2 – Vh
Dimana :
T1 = As.(1,25fy)
T2 = As’.(1,25fy)

Kekuatan Geser
Untuk berat beton normal, Vn joint tidak boleh diambil sebagai nilai yang lebih besar dari nilai yang
ditetapkan dibawah ini :

Vn = 1,7 𝑓′𝑐 𝐴𝑗 ( untuk muka joint terkekang ke empat muka)

Vn = 1,2 𝑓′𝑐 𝐴𝑗 ( untuk muka joint terkekang ke tiga muka atau pada dua muka yang
berlawanan)

Vn = 1,0 𝑓′𝑐 𝐴𝑗 ( untuk kasus lainnya)


Aj adalah luas penampang
efektif yang dihitung dari tinggi
joint (h) dikali lebar efektif joint
(beff).

Panjang Penyaluran
Untuk ukuran batang tulangan ϕ10 – D36, panjang
penyaluran ldh untuk batang tulangan dengan kait 90º
standar pada beton normal tidak boleh kurang dari
yang terbesar dari 8db, 150 mm dan yang panjang
yang diisyaratkan oleh persamaan berikut :

𝑙𝑑ℎ = 𝑓𝑦. 𝑑𝑏/5,4 𝑓′𝑐


Desain Pertemuan Balok Kolom Lantai 1-4
 Data Perencanaan
Ukuran kolom : 500/500
Tulangan : 8D22
Ukuran balok : 600/400
Tulangan atas : 5D22
Tulangan bawah : 3D22
Tinggi efektif balok (d) : 539 mm
Mutu tulangan lentur : 400 MPa
Mutu beton (f’c) : 30 MPa
 Cek ukuran kolom
Cek Kapastas joint 8347
Portal bergoyang ke kanan Portal bergoyang ke kiri

Kuat geser nominal Kuat geser nominal


 Panjang penyaluran
𝑑𝑏
𝑙𝑑ℎ = 𝑓𝑦. ≥ 8𝑑𝑏 ≥ 150 𝑚𝑚
5,4. 𝑓 ′ 𝑐
22
𝑙𝑑ℎ = 400. ≥ 8.22 ≥ 150 𝑚𝑚
5,4. 30

𝑙𝑑ℎ = 297,53 𝑚𝑚 > 176 𝑚𝑚 > 150 𝑚𝑚


Jadi panjang penyaluran yang digunakan adalah 300 mm
Menghitung Tulangan Confinement Kolom
pada Joint Balok Kolom Lantai

 fy = 400 MPa b balok = 400 mm


 f’c = 30 Mpa h balok = 600 mm
 b kolom = 500 mm db = 22 mm
 h kolom = 500 mm dsengkang = 10 mm
 ds = 40 mm
 db = 25 mm
 dsengkang = 13 mm
 d’ = 40 + 13 + (25/2) = 65,5 mm
 hc = 500 – (65,5*2) = 369 mm
 Desain Pertemuan Balok Kolom Atap
Data Perencanaan
Ukuran kolom : 500/500
Tulangan : 8D22
Ukuran balok : 300/400
Tulangan atas : 2D19
Tulangan bawah : 2D19
Tinggi efektif balok (d) : 340,5 mm
Mutu tulangan lentur : 400 MPa
Mutu beton (f’c) : 30 Mpa
 Cek kapasitas joint
Perhitungan kapasitas joint atap
Joint 443 Joint 438 Joint 449
No
sway kanan sway kiri sway kanan sway kiri sway kanan sway kiri
1 As 567.057474 As 567.057474 As 567.057474 As 567.057474 As 567.057474 As 567.057474
2 As' 567.057474 As' 567.057474 As' 567.057474 As' 567.057474 As' 567.057474 As' 567.057474
3 a- 37.06258 a- 37.06258 a- 0 a- 37.06258 a- 37.06258 a- 0
4 Mpr - 91287381.7 Mpr - 91287381.7 Mpr - 0 Mpr - 91287381.7 Mpr - 91287381.7 Mpr - 0
5 T1 283528.737 T1 283528.737 T1 0 T1 283528.737 T1 283528.737 T1 0
6 a+ 37.06258 a+ 37.06258 a+ 37.06258 a+ 0 a+ 0 a+ 37.06258
7 Mpr + 91287381.7 Mpr + 91287381.7 Mpr + 91287381.7 Mpr + 0 Mpr + 0 Mpr + 91287381.7
8 T2 283528.737 T2 283528.737 T2 283528.737 T2 0 T2 0 T2 283528.737
9 Vh 91287.3817 Vh 91287.3817 Vh 45643.6908 Vh 45643.6908 Vh 45643.6908 Vh 45643.69085
10 Vu (Vjh) 475770.0923 Vu (Vjh) 475770.0923 Vu (Vjh) 237885.046 Vu (Vjh) 237885.046 Vu (Vjh) 237885.046 Vu (Vjh) 237885.0461
11 beff 500 beff 500 beff 500 beff 500 beff 500 beff 500
12 heff 500 heff 500 heff 500 heff 500 heff 500 heff 500
13 Aj 250000 Aj 250000 Aj 250000 Aj 250000 Aj 250000 Aj 250000
14 Vn 2327820.869 Vn 2327820.869 Vn 1711632.99 Vn 1711632.99 Vn 1711632.99 Vn 1711632.992
15 ϕVn 1745865.652 ϕVn 1745865.652 ϕVn 1283724.74 ϕVn 1283724.74 ϕVn 1283724.74 ϕVn 1283724.744
16 Vu ≤ ϕVn OK Vu ≤ ϕVn OK Vu ≤ ϕVn OK Vu ≤ ϕVn OK Vu ≤ ϕVn OK Vu ≤ ϕVn OK
 Panjang penyaluran
𝑑𝑏
𝑙𝑑ℎ = 𝑓𝑦. ≥ 8𝑑𝑏 ≥ 150 𝑚𝑚
5,4. 𝑓 ′𝑐
19
𝑙𝑑ℎ = 400. ≥ 8.19 ≥ 150 𝑚𝑚
5,4. 30
𝑙𝑑ℎ = 256,96 𝑚𝑚 > 152 𝑚𝑚 > 150 𝑚𝑚

Jadi panjang penyaluran yang digunakan adalah 260 mm


Menghitung Tulangan Confinement Kolom
pada Joint Balok Kolom Atap

 fy = 400 MPa b balok = 300 mm


 f’c = 30 MPa h balok = 400 mm
 b kolom = 500 mm db = 19 mm
 h kolom = 500 mm dsengkang = 10 mm
 ds = 40 mm
 db = 25 mm
 dsengkang = 13 mm
 d’ = 40 + 13 + (25/2) = 65,5 mm
 hc = 500 – (65,5*2) = 369 mm
Luas total tulangan transversal tertutup persegi tidak boleh kurang dari:
𝑓′𝑐
𝐴𝑠ℎ = 0,09 × 𝑠 × ℎ𝑐 ×
𝑓𝑦
𝐴𝑔 𝑓′𝑐
𝐴𝑠ℎ = 0,3 × 𝑠 × ℎ𝑐 × −1
𝐴𝑐ℎ 𝑓𝑦

Dengan mensubstitusikan variabel-variabel yang telah diketahui, diperoleh:


𝐴𝑠ℎ 0,09 × 369 × 30
= = 2,49 𝑚𝑚2 /𝑚𝑚
𝑠 400
𝐴𝑠ℎ 500×500 30
= 0,3 × 369 × −1 × = 6,94 𝑚𝑚2 /𝑚𝑚
𝑠 369×369 400
Sesuai SNI 2847-2013 pasal 21.6.4.3, disyaratkan bahwa tulangan transversal
tidak boleh melebihi yang terkecil dari (a), (b), dan (c):
 Seperempat dimensi komponen struktur minimum
0,25 × 500 = 125 mm
 Enam kali diameter batang tulangan longitudinal yang terkecil
6 × 19 = 114 mm
 So seperti didefinisikan oleh persamaan berikut:
350− ℎ 𝑥
𝑆𝑜 = 100 + dengan hx dapat diambil sebesar 1/3 kali dimensi inti
3
kolom
hx = 1/3 × 369 = 123 mm
350 − 123
sehingga 𝑆𝑜 = 100 + = 175,667 𝑚𝑚
3
 Nilai So tidak boleh melebihi 150 mm dan tidak perlu diambil kurang dari
100 mm.
Dari ketiga syarat tersebut, diambil spasi tulangan transversal adalah 100 mm.
Nilai Ash/s terbesar adalah 6,94 𝑚𝑚2 /𝑚𝑚, dan dengan nilai s = 100 mm,
diperoleh nilai luas tulangan transversal yang diperlukan sebesar:
Gambar 2.23 Joint tepi

Sketsa Penulangan Hubungan Balok Kolom

Gambar Joint tepi Gambar Joint Tengah


 Daktilitas Kurvatur Penampang Balok

Kondisi Elastis Kondisi Leleh Kondisi Ultimate


Daktilitas
No Balok
Kurvatur mj
j (1/mm) M (Nmm) j (1/mm) M (Nmm) j (1/mm) M (Nmm)

1 BI Lantai-Tump 4.32E-07 9.31E+07 5.36E-06 3.66E+08 4.00E-05 3.84E+08 7.466

2 BI Lantai-Lap 4.29E-07 8.76E+07 4.95E-06 2.24E+08 5.34E-05 2.37E+08 10.783

3 BI Atap-Tump 6.38E-07 2.88E+07 7.93E-06 7.01E+07 6.33E-05 7.65E+07 7.978

4 BI Atap-Lap 6.38E-07 2.88E+07 7.93E-06 7.01E+07 6.33E-05 7.65E+07 7.978


4.50E+08
Ultimate
Hubungan Momen-Kurvatur balok
4.00E+08 Leleh
3.50E+08
induk lantai X (Tumpuan)
3.00E+08
M (Nmm)

2.50E+08

2.00E+08

1.50E+08

1.00E+08 Elastis
5.00E+07

0.00E+00
0.0E+00 5.0E-06 1.0E-05 1.5E-05 2.0E-05 2.5E-05 3.0E-05 3.5E-05 4.0E-05 4.5E-05
Kurvatur (1/mm)

2.50E+08
Hubungan Momen-Kurvatur balok
Ultimate
2.00E+08 Leleh induk lantai X (Lapangan)
M (Nmm)

1.50E+08
Dimensi dan jumlah tulangan yang
1.00E+08
Elastis digunakan pada balok atap adalah
5.00E+07 sama, baik di daerah tumpuan
0.00E+00
maupun lapangan sehingga besar
0.0E+00 1.0E-05 2.0E-05 3.0E-05 4.0E-05 5.0E-05 6.0E-05 momen dan kurvatur pada masing-
Kurvatur (1/mm)
masing kondisi bernilai sama
 Daktilitas Kolom
Daktilitas Kurvatur
Daktilitas kurvatur kolom hasil redesain
Kondisi M (KNm) Kurvatur Daktilitas Kurvatur
Elastis 365.0 2.23E-06

Leleh 476.3 5.37E-06 3.08

Ultimate 656.9 1.65E-05

700

600

500 Hubungan M – φ penampang


Momen (KNm)

400 kolom redesain


300

200

100

0
0 0.0000020.0000040.0000060.000008 0.00001 0.0000120.0000140.0000160.000018
Kurvatur (1/mm)
 Daktilitas Perpindahan
Daktilitas perpindahan kolom redesain
Kondisi f (1/mm) d (mm) Z (mm) lp (mm) dy (mm) du (mm) md
Elastis 2.23E-06
Leleh 5.36625E-06 434.5 1700 302.3 14.30999 26.79609 1.872544
Ultimate 1.6538E-05
ANALISIS PUSHOVER REDESAIN

Step Monitored DisplBase Force A-B B-C C-D D-E >E A-IO IO-LS LS-CP >CP Total
mm kN
0 0.319 0 68 2 0 0 0 70 0 0 0 70
1 35.415 277.8781 67 3 0 0 0 70 0 0 0 70
2 53.933 411.4884 59 11 0 0 0 70 0 0 0 70
3 72.286 483.6586 55 15 0 0 0 70 0 0 0 70
4 87.209 507.6219 44 26 0 0 0 70 0 0 0 70
5 237.323 589.9782 39 28 3 0 0 55 14 1 0 70
6 237.351 590.0135 39 28 3 0 0 55 14 1 0 70
7 220.781 458.0106 37 30 3 0 0 55 14 1 0 70
HASIL ANALISIS PUSHOVER

 Kondisi leleh terjadi pada step 2.


 Struktur berdeformasi elastis antara titik A
dan B (terdapat 59 titik)
 Leleh pertama (sendi plastis) mulai terjadi
pada titik B dan akan terus terjadi sampai
titik D.
 Struktur mulai berdeformasi inelastis antara
titik B dan C.
 Pada rentang B sampai C terjadi 11 titik
yang berdeformasi inelastis atau terbentuk

Leleh (Step 2) sendi plastis.


HASIL ANALISIS PUSHOVER

 Kondisi batas terjadi pada step 6.

 Pada step 6, terdapat 39 titik yang

berdeformasi elastis dan 28 titik yang

mengalami sendi plastis.

 Pada rentang C sampai D terjadi 3 titik yang

sudah mengalami kondisi ultimate.

Batas (Step 6)
DAKTILITAS STRUKTUR

 Δy= 53,933 mm

 Vy = 411488,4 N

 δu = 237,351 mm

 Vu = 590013,5 N.

Daktilitas struktur:

μδ = δu/ δy

= 237,351 / 53,933

= 4,4
EVALUASI KINERJA STRUKTUR

Simpangan
Dijin
Tingkat tingkat dxe (mm) Cd Ie D (mm) Ket
(mm)
(mm)

1 14.026 14.026 5.5 1.5 80 51.43 OK

2 33.394 19.368 5.5 1.5 80 71.02 OK

3 50.350 16.956 5.5 1.5 80 62.17 OK

4 62.826 12.476 5.5 1.5 80 45.75 OK

5 71.623 8.797 5.5 1.5 80 32.26 OK


Perhitungan Tulangan Geser Kolom

Momen Probable dan Gaya Geser Rencana Pada Kolom


𝑀𝑝𝑟3 = 235.743 .606,7 Nmm
𝑀𝑝𝑟4 = 235.743 .606,7 Nmm

Perhitungan gaya geser rencana (Ve)


𝑀𝑝𝑟3 + 𝑀𝑝𝑟4
𝑉𝑒 = ≥ 𝑉𝑢
𝐻
235.743 .606,7 +235.743 .606,7
= ≥ 𝑉𝑢
4000
= 117.871 N > 114.97,253 N ……………………... OK
BAB III
PERBANDINGAN HASIL DESAIN DAN
METODE PERKUATAN STRUKTUR
 Perbandingan Beban Gempa
Pembebanan gempa untuk struktur eksisting dan struktur redesain menggunakan metode
static ekivalen dimana faktor reduksi beban gempa (R) yang digunakan adalah 8. Dimensi
kolom pada struktur eksisting dan redesain adalah sama sehingga berat struktur dan beban
gempa pada struktur tetap.
 Perbandingan Hasil Desain Elemen Struktur

Gambar Balok atap struktur eksisting dan redesain


Gambar Kolom lantai I-V (struktur eksisting)

Gambar 3.4 Kolom lantai I-V (struktur redesain)


– Perbandingan Daktilitas Kurvatur Balok
Momen (Nmm) Kurvaktur (1/mm)
No Balok Kondisi Selisih
Struktur Eksisting Struktur Redesign Struktur Eksisting Struktur Redesign
Balok Lantai Elastis 9.31E+07 9.31E+07 0.00% 4.32E-07 4.32E-07
(Tumpuan) Leleh 3.66E+08 3.66E+08 0.00% 5.36E-06 5.36E-06
1
Ultimate 3.84E+08 3.84E+08 0.00% 4.00E-05 4.00E-05
Daktilitas - - - 7,466 7,466
Balok Lantai Elastis 8.76E+07 8.76E+07 0.00% 4.29E-07 4.29E-07
(Lapangan) Leleh 2.24E+08 2.24E+08 0.00% 4.95E-06 4.95E-06
2
Ultimate 2.37E+08 2.37E+08 0.00% 5.34E-05 5.34E-05
Daktilitas - - - 10,783 10,783
Balok Atap Elastis 2.88E+07 2.88E+07 0.00% 6.38E-07 6.38E-07
(Tumpuan) Leleh 7.01E+07 7.01E+07 0.00% 7.93E-06 7.93E-06
3
Ultimate 7.65E+07 7.65E+07 0.00% 6.33E-05 6.33E-05
Daktilitas - 7,978 7,978
Balok Atap Elastis 2.88E+07 2.88E+07 0.00% 6.38E-07 6.38E-07
Lapangan Leleh 7.01E+07 7.01E+07 0.00% 7.93E-06 7.93E-06
4
Ultimate 7.65E+07 7.65E+07 0.00% 6.33E-05 6.33E-05
Daktilitas - - - 7.978 7.978
4.50E+08
Ultimate
4.00E+08 Leleh Grafik hubungan M – φ penampang
3.50E+08
3.00E+08
Balok Induk Lantai (Tumpuan)
M (Nmm)

2.50E+08
2.00E+08
1.50E+08
1.00E+08
Elastis
5.00E+07
0.00E+00
0.0E+005.0E-061.0E-051.5E-052.0E-052.5E-053.0E-053.5E-054.0E-054.5E-05
Kurvatur (1/mm)

2.50E+08

Leleh
Ultimate Grafik hubungan M – φ penampang
2.00E+08
Balok Induk Lantai (Lapangan)
M (Nmm)

1.50E+08

1.00E+08
Elastis Dimensi dan jumlah tulangan yang digunakan
5.00E+07
pada balok lantai adalah sama antara struktur
0.00E+00 eksisting dengan struktur hasil redesain, sehingga
0.0E+00 1.0E-05 2.0E-05 3.0E-05 4.0E-05 5.0E-05 6.0E-05
Kurvatur (1/mm) besar momen dan kurvatur pada masing-masing
kondisi bernilai sama.
9.00E+07
8.00E+07
Leleh
Ultimate Grafik hubungan M – φ penampang Balok Induk
7.00E+07
6.00E+07 Atap (Tumpuan
M (Nmm)

5.00E+07
4.00E+07
3.00E+07
2.00E+07
Elastis
1.00E+07
0.00E+00
0.0E+00 1.0E-05 2.0E-05 3.0E-05 4.0E-05 5.0E-05 6.0E-05 7.0E-05
Kurvatur (1/mm)

9.00E+07 Ultimate
8.00E+07
Leleh Grafik hubungan M – φ penampang Balok Induk
7.00E+07
Atap (Lapangan)
6.00E+07
M (Nmm)

5.00E+07
4.00E+07 Elastis
3.00E+07 Dimensi dan jumlah tulangan yang digunakan
2.00E+07 pada balok atap adalah sama antara struktur
1.00E+07
0.00E+00 eksisting dengan struktur hasil redesain,
0.0E+00 1.0E-05 2.0E-05 3.0E-05 4.0E-05 5.0E-05 6.0E-05 7.0E-05
Kurvatur (1/mm) sehingga besar momen dan kurvatur pada
masing-masing kondisi bernilai sama.
 Perbandingan Daktilitas Kurvatur dan Perpindahan Kolom

900
800
700
Momen (KNm)

600
500
400
300
200
100
0
0 0.000002 0.000004 0.000006 0.000008 0.00001 0.000012 0.000014 0.000016 0.000018
Kurvatur

Grafik hubungan M – φ ( struktur eksisting ) penampang Kolom Lantai I-V


Grafik hubungan M – φ ( struktur redesign )
penampang Kolom Lantai I-V

Berdasarkan tabel dan grafik diatas dapat diketahui bahwa terjadi penurunan nilai momen dan
perubahan nilai kurvatur antara kolom pada struktur eksisting dengan struktur redesain. Pada
struktur redesign dengan konsep kapasitas menghasilkan persentase tulangan sebesar 3%
sedangkan pada perhitungan struktur eksisting menghasilkan persentase tulangan 3,52% . Dari
hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa terjadi peningkatan daktilitas kurvaktur kolom sebesar
6.17 %
 Perbandingan daktilitas perpindahan kolom

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan daktilitas perpindahan kolom hasil
redesain hingga mencapai 4.481% dimana hal ini terjadi seiring dengan peningkatan daktilitas kolom hasil
redesain.

 Perbandingan Simpangan Struktur


Simpangan (mm)
Tingka Berdasarkan tabel di atas dapat
No Struktur Struktur
t diketahui bahwa simpangan lantai arah X
Eksisting Redesign
1 1 14.026 14.026
dari struktur redesain dan struktur eksisting

2 2 33.394 33.394 diperoleh hasil yang sama. Hal ini


3 3 50.350 50.350 disebabkan karena beban gempa yang
4 4 62.826 62.826 digunakan adalah sama (R=8).
 Perbandingan Daktilitas Struktur
Distribusi sendi plastis pada kondisi leleh
Distribusi Sendi Plastis Pada Kondisi Leleh
No Struktur A-B B-C C-D D-E >E A-IO IO-LS LS-CP >CP Total
1 Struktur Eksisting 59 11 0 0 0 70 0 0 0 70
2 Struktur Redesign 59 11 0 0 0 70 0 0 0 70
Distribusi sendi plastis pada kondisi ultimate
Distribusi Sendi Plastis Pada Kondisi Ultimate
No Struktur A-B B-C C-D D-E >E A-IO IO-LS LS-CP >CP Total
1 Struktur Eksisting 40 27 3 0 0 55 14 1 0 70
2 Struktur Redesign 39 28 3 0 0 55 14 1 0 70

700
600
500
V (kN)

400
300 REDESIGN 16D25
200 EKSISTING 20D25

100
Grafik hubungan gaya geser
0 dasar dengan perpindahan
0 50 100 150 200 250
 (mm)
(grafik pushover)
Perpindahan perpindahan dan gaya geser dasar antara
struktur eksisting dengan struktur redesign

No Perpindahan Satuan Struktur Eksisting Struktur Redesign Selisih


1 Perpindahan (leleh) mm 53.933 53.933 0.000%
2 Perpindahan (ultimate) mm 237.323 237.351 0.012%
3 Gaya geser dasar (leleh) N 411488.4 411488.4 0.000%
4 Gaya geser dasar (ultimate) N 589978.2 590013.5 0.006%
5 Daktilitas struktur - 4.4 4.4 0.000%

Perbedaan antara struktur eksisting dengan struktur redesain hanya terletak pada tulangan kolom,
dimana kolom eksisting menggunakan tulangan 20D25 dan redesain kolom menggunakan tulangan 16D25.
Beban gempa yang digunakan adalah sama.
Metode Perkuatan Struktur Eksisting

 Metode perkuatan struktur adalah metode yang dilakukan untuk meningkatkan


kekuatan, kekakuan dan tingkat daktilitas dari struktur eksisting. . Metode
perkuatan untuk struktur beton bertulang yang dapat digunakan adalah jacketing,
penambahan column wing wall, penambahan bresing.
 Jacketing
Jacketing adalah salah satu metode perkuatan struktur yang sering
digunakan untuk perkuatan kolom beton. Metode jacketing yang paling popular
digunakan adalah menggunakan steel jacketing, reinforced concrete jacket, fiber
reinforced composite jacket, dan jacketing dengan menggunakan material dengan
kekuatan tarik tinggi seperti carbon fiber serta glass fiber.
 Reinforced Concrete Jacketing
Reinforced Concrete Jacketing dapat digunakan sebagai perbaikan atau
perkuatan pada kolom. Kerusakan pada bagian struktur yang ada sebelumnya
dapat diperbaiki dengan pembesaran dimensi.
Terdapat 2 tujuan pemasangan jaket kolom yaitu:
 Meningkatkan kapasitas geser kolom, untuk meningkatkan kekuatan desain balok-
kolom yang lemah.
 Untuk memperbaiki keretakan kolom dengan jaket baja memanjang yang dibuat
menerus pada sistem pelat yang bertumpu pada pondasi (Waghmare, 2011).
 Steel Jacketing
Steel jacketing merupakan salah satu metode perkuatan pada kolom yang sudah banyak
dilakukan. Bentuk jaket yang digunakan dapat berbentuk persegi dan pre-pabrikasi dua panel
berbentuk L. Ujung bebas dari jaket baja ini kurang lebih 38 mm dari puncak pijakan untuk
menghindari kemungkinan bantalan dari jaket baja terhadap pondasi dan untuk menghindari
kerusakan lokal pada jaket. Jarak antara jaket baja dengan beton kolom kurang lebih 25 mm
(Waghmare, 2011).
• Fiber Reinforced Polymer
Beberapa peneliti telah menyelidiki kelayakan perkuatan dengan jaket serat
polimer untuk penguatan seismik kolom dengan menggunakan serat karbon
berkekuatan tinggi disekitar permukaan kolom seperti pada gambar di bawah ini.

1. Penambahan Bresing

Bresing baja merupakan salah satu sistem struktur yang umum digunakan untuk menahan beban
gempa pada gedung tingkat tinggi. Bresing baja lebih ekonomis, mudah dikerjakan dan fleksibel dalam
desain kekuatan dan kekakuan. Ada banyak tipe bresing yang bisa digunakan sebagai perkuatan. Oleh
karena itu, perlu dilakukan penelitian tentang tipe bresing yang paling efektif untuk digunakan.
Penambahan Bresing
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai