Anda di halaman 1dari 3

MAKALAH FILSAFAT ILM

HERMENEUTIKA

DISUSUN OLEH:

1. Moh. Faray Bachdar

2. Nurmala Usman

3. Sukiman Adam

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

TAHUN AJARAN 2019/2020


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu ciri khas filsafat dewasa ini adalah perhatiannya kepada bahasa. Tentu
saja, bahasa bukan merupakan tema baru dalam filsafat. Minat untuk masalah-
masalah yang menyangkut bahasa telihat sepanjang sejarah filsafat, sudah sejak
permulaannya di Yunani. Namun demikian, perhatian filosofis untuk bahasa itu
belum pernah begitu umum, begitu luas dan begitu mendalam seperti dalam abad
ke-20. Dikatakan pula bahwa pada zaman ini bahasa memainkan peranan yang dapat
dibandingkan dengan being (ada) dalam filsafat klasik dulu. Karena terdapat
kemiripan tertentu, yaitu keduanya bersifat universal. Hanya saja beingadalah
universal dari sudut objektif: “ada” meliputi segala sesuatu; apa saja
merupakan being. Sedangkan bahasa adalah universal dari sudut subjektif: bahasa
meliputi segala sesuatu yang dikatakan dan diungkapkan.; makna atau arti hanya
timbul dalam hubungan dengan bahasa. Bahasa adalah tema yang dominan dalam
filsafat Eropa kontinental maupun filsafat Inggris dan Amerika. Di mana-mana dapat
kita saksikan the linguistic turn; di mana-mana refleksi filosofis berbalik kepada
bahasa. Dan tidak sedikit aliran mengambil bahasa sebagai pokok pembicaraan yang
hampir eksklusif, seperti misalnya hermeneutika, strukturalisme, semiotika, dan
filsafat analitis.

Teori tentang asal-usul bahasa telah lama menjadi obyek kajian para ahli, sejak dari
kalangan psikolog, antropolog, filsuf maupun teolog, sehingga lahirlah sub-sub ilmu
dan filsafat bahasa, di antaranya yaitu hermeneutika. Sifat ilmu pengetahuan adalah
selalu berkembang dan berkaitan antara satu disiplin ilmu dengan disiplin ilmu yang
lain. Hermeneutika sering dikelompokkan dalam wilayah filsafat bahasa, meskipun
ia bisa juga mengklaim sebagai disiplin ilmu tersendiri. Khususnya hermeneutika
yang semula sangat dekat kerjanya dengan Biblical Studies, dengan munculnya
buku Truth and Method (1960) oleh Hans-Geor Gadamer, maka hermeneutika
mengembangkan mitra kerjanya pada semua cabang ilmu. Gadamer mendasarkan
klaimnya pada argumen bahwa semua disiplin ilmu, termasuk ilmu alam, mesti
terlibat dengan persoalan understanding yang muncul antara hubungan subyek dan
obyek.
BAB II

PEMBAHASAN

Anda mungkin juga menyukai